Jelaskan perbedaan patung peninggalan agama Hindu dan agama Buddha

  • 7th-9th grade
  • Ilmu Pengetahuan Sosial

Siswa

Qanda teacher - miaMKC3RZ

1.Patung Hindu biasanya berwujud dewa-dewi, raja, dan mahluk mistik seperti makara. Patung raja biasanya tidak ditampilkan sebagaimana adanya melainkan menyerupai dewa atau dewi tertentu yang diidentikkan dengan raja bersangkutan. sedangkan Patung Buddha umumnya berwujud Sang Buddha dalam berbagai posisi, meski ada juga sejumlah patung Bodhisattva. Patung Sang Buddha tampil dalam berbagai posisi dengan sikap tangan (mudra) menghadap arah mata angin tertentu. 2.Bidang agama, yaitu berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia .Sebelum masuk pengaruh India, kepercayaan yang berkembang di Indonesia masih bersifat animisme dan dinamisme. Masyarakat pada saat itu melakukan pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan kekuatan-kekuatan benda-benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam. 3.Strata Sosial dalam Agama Hindu biasanya disebut Catur Warna 1.Brahmana : golongan para pendeta, orang suci, pemuka agama dan rohaniwan 2.Ksatria : golongan para raja, adipati, patih, menteri, dan pejabat negaraa 3.Waisya : golongan para pekerja di bidang ekonomi 4.Sudra : golongan para pembantu ketiga golongan diatas 4.Prasasti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno -Prasasti Sojomerto (Abad ke-7) Prasasti ini berbahasa Melayu Kuno dan ditemukan di desa Sojomerto, kabupaten Pekalongan. ... -Prasasti Canggal (732 M) ... -Prasasti Kalasan (778 M) ... -Prasasti Kelurak (782 M) ... -Prasasti Ratu Boko (856 M) ... - Prasasti Mantyasih (907 M) 5.-Raden Wijaya (1293-1309) -Jayanegara (1309-1328) -Raden Wijaya (1293-1309) -Jayanegara (1309-1328) -Tribuana Tungga Dewi (1328-1350) -Hayam Wuruk (1350-1389) -Kusumawardani-Wikramawardhana (1389-1399) -Suhita (1399-1429) -Bhre Tumapel (Kertawijaya)- (1447-1451) -Rajasawardhana (1451—1453)Tribuana -Tungga Dewi (1328-1350) -Hayam Wuruk (1350-1389) -Kusumawardani-Wikramawardhana (1389-1399) -Suhita (1399-1429) -Bhre Tumapel (Kertawijaya)- (1447-1451) -Rajasawardhana (1451—1453)

Jelaskan sumber daya alam Benua Australia yang terdapat di darat dan terdapat di laut​

tolong bantu jawab yang(Agresi Militer Belanda I) dan (Agresi Militer Belanda II)kalau bisa agak singkat/di rangkum yabantu jawab sekarang yaaabesok d … i kumpulkan, terimakasih banyaknanti aku kasih yang terbaik buat kamuuuu​

1.gigi hewan dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan jenis makanannya hewan pemakan daging umumnya memiliki gigi ........{1}......... yg tajam … untuk mengoyak daging 2.hewan herbivor memiliki gigi seri untuk memotong makanannya ,seperti daun dan rerumputan ,serta gigi.....{2}........ yg lebar 3.gigi tikus akan terus tumbuh sehingga perlu disash dengan cara ......{3}........ 4.gigi ular berbisa berupa .........{4}.......... yg terhubung dengan kelenjar bisa

tuliskan tiga perubahan kehidupan masyarakat sebelum dan sesudah adanyapenemuan!​

pinjaman nasional merupakan cara pemerintahan mengatasi permasalahan .... ​

1. Petani rumput laut menggunakan bahan baku yang digunakan adalah... 2. Berkebun kelapa sawit bahan baku yang digunakan dan hasil ekonomi adalah? Ped … agang sayur bahan baku yang digunakan adalah dan hasil kegiatan ekonomi adalah? 3. Petambang belerang bahan baku yang digunakan adalah hasil kegiatan ekonomi adalah?

Tuliskan pengaruh positif dan negatif di bidang budaya dan kondisi geografis Indonesia? jawaban kasih tau plisss bantu like y … a​

Kutub selatan dapat digolongkan sebagai benua namun kutub utara tidak hal ini dikarenakan

IPS kelas 8 semester 1 LKS halaman 23 tabel pengaruh perubahan ruang terhadap kehidupan ekonomi kurikulum 2013​

apakah pembunuhan termasuk kriminalitas ?, jelaskan!​

KOMPAS.com - Kedatangan agama Hindu-Buddha pada zaman kuno memiliki pengaruh yang besar bagi perjalanan sejarah Indonesia.

Pengaruh Hindu-Buddha dibuktikan dengan banyaknya kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berdiri di Indonesia, seperti Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram Kuno, dan Majapahit.

Setiap kerajaan tersebut memiliki peninggalan yang menjadi sumber sejarah sekaligus bukti bahwa kerajaan mereka pernah eksis.

Peninggalannya dapat berupa prasasti, kitab kuno, dan bangunan seperti candi. Candi peninggalan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia pun tidak untuk ditemukan.

Tetapi, candi bercorak Hindu dan Buddha ternyata memiliki beberapa perbedaan, baik dari segi fungsinya, struktur bangunan, juga bentuk arsitekturnya.

Baca juga: Perbedaan Candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur

Fungsi

Perbedaan utama antara candi Hindu dan candi Buddha adalah terletak pada fungsinya.

Candi-candi yang bercorak Hindu biasanya berfungsi sebagai makam, khususnya makam para raja.

Beberapa contoh candi Hindu yang digunakan sebagai tempat penghormatan orang meninggal dan sebagai makam raja adalah Candi Penataran, Candi Arjuna, dan Candi Gedongsongo.

Selain itu, candi Hindu juga sering digunakan sebagai tempat penyembahan kepada dewa.

Sedangkan candi bercorak Buddha umumnya hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan atau beribadah kepada dewa.

Contohnya adalah Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Kalasa, dan Candi Pawon yang berada di dekat Magelang.

Baca juga: Candi Penataran: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Struktur bangunan

Salah satu hal mencolok yang membedakan candi Hindu dan Buddha adalah struktur bangunannya.

Candi Hindu biasanya memiliki struktur yang sederhana, baik dalam bangunan, seni arca, dan ornamennya. Bentuknya terkesan ramping dan menjulang tinggi.

Sedangkan candi Buddha terkesan megah, kolosal, mewah seni arcanya, dan ornamennya. Sementara bentuk bangunannya biasanya lebih melebar dan tidak terlalu tinggi.

Pada candi Hindu terdapat arca Dewa Trimurti, yakni Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma. Selain itu, biasanya juga dilengkapi arca Dewa Ganesha, Dewi Durga, dan lain sebagainya.

Pada candi Buddha biasanya terdapat tiga jenis arca, yakni Dyani-Buddha, Manusi-Buddha, serta Dhyani-Bodisattwa, yang melambangkan arca Buddha dalam bentuk kesederhanannya.

Selain itu, bentuk puncak candi juga berbeda. Candi Hindu puncaknya berbentuk meruncing atau disebut ratna/amalaka. Sedangkan pada candi Buddha, puncak candinya berupa stupa.

Baca juga: Candi Cangkuang: Sejarah, Fungsi, dan Bentuk Bangunan

Relief

Perbedaan lainnya juga dapat ditemukan pada relief candi, di mana candi Hindu biasanya menceritakan kisah Ramayana, Mahabharata, dan Garudeya.

Sedangkan candi Buddha, dalam reliefnya menceritakan kisah-kisah Buddha, seperti Jataka dan Lalitavistara.

Selain itu, candi Buddha juga menggambarkan kisah tertentu yang ingin disampaikan. Misalnya pada relief Candi Borobudur, yang menceritakan tentang perjuangan kehidupan manusia untuk meninggalkan sisi duniawinya.

Baca juga: Relief Candi Borobudur: Susunan dan Maknanya

Candi Hindu dan Buddha sama-sama terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap. Namun, terdapat perbedaan dalam penyebutan ketiga tingkatan tersebut.

Pada candi bercorak Hindu, tingkatannya disebut Bhurloka (kaki candi tempat makhluk hidup tinggal), Bhuvarloka (bagian tengah candi melambangkan manusia yang sedang disucikan dan menuju kesempurnaan batiniah), dan Svarloka (perlambang dunia dewa).

Sedangkan pada candi bercorak Buddha tingkatan itu disebut dengan istilah Kamadhatu (melambangkan manusia penuh dosa), Rupadhatu (melambangkan kehidupan manusia yang penuh dengan hawa nafsu), dan Arupadhatu (melambangkan manusia yang mencapai nirwana).

Baca juga: Candi Gedong Songo: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Tata letak

Candi Hindu dan Buddha juga terdapat perbedaan dalam tata letaknya.

Biasanya, pada candi Hindu, letak candi utamanya berada di belakang dan berada di dataran yang paling tinggi.

Sedangkan candi Buddha bangunan utamanya terletak di tengah kompleks candi dan dikelilingi candi-candi perwara yang lebih kecil.

Pintu masuk candi Hindu biasanya menghadap arah barat dan pada pintunya disertai kepala kala dengan rahang bagian bawah.

Sementara pintu candi Buddha menghadap timur dan bagian pintunya disertai kepala kala dengan posisi mulut menganga tanpa rahang bawah.

Referensi:

  • Moh. Oemar. (1994). Sejarah Daerah Jawa Tengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.