Jelaskan manfaat diketahuinya struktur tanah di bidang kehutanan

(Photo: Pixabay)

Banyak orang yang menganggap bahwa struktur dan tekstur tanah adalah dua hal yang sama. Padahal, keduanya merupakan sifat tanah yang berbeda dari segi pengertian, jenis, bahkan fungsinya.

Tanah sendiri adalah salah satu elemen terpenting yang dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Tanah menyimpan banyak sekali unsur dan bahan organik baik yang penting bagi keberlangsungan hidup kita.

Unsur-unsur tersebut di antaranya, seperti mineral, air, bahkan udara. Ya, bayangkan saja jika tanah yang ada di bumi tandus dan kering, maka banyak tanaman yang nantinya akan mati.

Jika hal ini terjadi, maka kadar oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis tumbuhan juga akan berkurang, dan lambat laun kehidupan manusia pun akan berakhir.

Anda tentu enggak pengen dong hal tersebut benar-benar terjadi? Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk memelihara kelestarian dan memahami seluk-beluk tentang tanah, seperti struktur dan tekstur tanah.

Sebab, dengan mengetahui hal tersebut kita bisa menjadi lebih peka terutama soal menjaga kesehatan tanah. Untuk lebih lengkapnya, simak penjabaran di bawah ini, yuk!

Apa itu Struktur dan Tekstur Tanah?

Sebelum kita membahas soal tekstur tanah, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu, apa yang dimaksud dengan struktur tanah dan apa bedanya dengan tekstur tanah?

Struktur tanah sendiri dapat diartikan sebagai bagian dari pasir, tanah liat, dan juga debu yang terbentuk secara alamiah, serta dibatasi oleh tingkatan dan bidang yang berbeda pada setiap ukuran dan bentuknya.

Kendati begitu, setiap bagian pada struktur tanah saling terikat satu dengan yang lain oleh bahan organik dan berbagai zat alami lainnya, hal ini yang membuat bentuk, ukuran, dan sifat dari tiap bagian berbeda.

Sebagai contoh, jika suatu daerah memiliki curah yang tinggi, maka tanah di daerah tersebut berstruktur remah, sedang di daerah yang panas struktur tanah cenderung lebih prisma pada lapisan bawahnya.

Berbeda dengan struktur tanah, kondisi tekstur tanah dapat dilihat lebih eksplisit atau kasat mata. Tekstur tanah sendiri merupakan bagian dari klasifikasi kualitatif mengenai kondisi fisik suatu lahan.

Itu sebabnya, untuk mengetahui tekstur dari sebidang tanah kita bisa melihatnya secara langsung di lapangan ataupun melalui uji laboratorium.

Tekstur tanah juga bisa dipakai mengukur kehalusan/kesuburan tanah. Kondisi ini terjadi karena adanya perbedaan komposisi antara kandungan di dalam tanah, seperti pasir, debu, dan unsur tanah liat.

Lantas, apakah Anda sudah bisa membedakan apa itu struktur tanah dan apa itu tekstur tanah? Agar semakin paham, simak penjabaran tentang jenis-jenis struktur dan tekstur tanah di bawah ini.

Jenis-Jenis Struktur dan Tekstur Tanah

Jelaskan manfaat diketahuinya struktur tanah di bidang kehutanan

(Photo: Pixabay)

Berdasarkan bentuknya, jenis-jenis struktur tanah dapat dibedakan menjadi tujuh bagian, yaitu:

  1. Lempeng (Platy) yakni struktur tanah yang memiliki bentuk, di mana sumbu vertikal struktur tanah tersebut lebih pendek dari sumbu horizontalnya;

  2. Prismatik (Prismatic) adalah kondisi di mana struktur tanah memiliki sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal, dan sisi atas tanah tersebut berbentuk tidak membulat;

  3. Tiang (Columnar) yaitu struktur tanah memiliki sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal, namun sisi-sisi atasnya terlihat atau berbentuk membulat;

  4. Gumpal Bersudut (Angular Blocky) yakni kondisi sumbu vertikal dan sumbu horizontal sama panjangnya dan sisi tanah tersebut membentuk sudut yang tajam;

  5. Gumpal Membulat (Subangular Blocky) memiliki kondisi sumbu yang sama dengan gumpal bersudut, hanya saja pada jenis struktur tanah ini, sisi-sisi tanah membentuk sudut membulat;

  6. Butiran (Granular) merupakan jenis struktur tanah yang bentuknya cenderung membulat atau terlihat memiliki banyak sisi. Masing-masing ped (gumpal tanah) juga tidak berpori (porous); serta

  7. Remah (Crumb) yakni kondisi struktur tanah membulat atau memiliki banyak sisi, serta terlihat sangat berpori.

Berbeda dengan tekstur tanah yang hanya dibedakan ke dalam tiga bagian, di antaranya:

  1. Tanah Tekstur Halus atau Kasar Beliat, yang artinya tanah tersebut memiliki minimal 37,5 persen kandungan liat di dalamnya, baik liat berdebu dan/atau liat berpasir. Sedikit penjelasan, bahwa tanah yang didominasi oleh unsur liat biasanya akan memiliki porous yang kecil. Sedang tanah yang didominasi unsur debu cenderung memiliki porous yang sedang;

  2. Tanah Tekstur Sedang atau Tanah Berlembung sendiri tersusun atas beberapa hal, yaitu:

  • Tanah bertekstur sedang, yakni jenis tanah dengan tekstur lempung berdebu, lempung berpasir halus, lempung, atau debu;

  • Tanah bertekstur namun agak kasar, yakni jenis tanah yang bertekstur lempung berpasir halus atau lempung berpasir;

  • Tanah bertekstur sedang dan agak halus, yakni lempung liat berdebu, lempung liat berpasir, dan lempung liat saja; serta

  1. Tanah Bertekstur Kasar atau Tanah Berpasir, yang artinya tanah tersebut memiliki minimal 70 persen unsur pasir, dan/atau bertekstur pasir, dan/atau memiliki tekstur pasir berlempung.

Fungsi Struktur dan Tekstur Tanah

Jelaskan manfaat diketahuinya struktur tanah di bidang kehutanan

(Photo: Freepik)

Secara umum, tekstur tanah berperan penting dalam menentukan tata air di dalam tanah dengan penetrasi, kecepatan infiltrasi, serta kemampuan mengikat zat cair.

Selain itu, karena ukuran partikel tanah bisa jadi faktor penentu luas permukaan tanah, tekstur tanah juga sangat menentukan reaksi fisik dan kimia di dalam tanah tersebut.

Tanah dengan tekstur yang halus memiliki luas permukaan yang minimal, sehingga sulit untuk menahan dan menyerap air, serta unsur-unsur lain yang ada di dalam tanah.

Berbeda dengan tekstur tanah liat yang memiliki luas permukaan maksimal, sehingga daya tahan dan simpan tanah terhadap unsur hara jadi lebih tinggi.

Kesimpulannya adalah, struktur tanah sangat mempengaruhi kemampuan aerasi, infiltrasi, serapan, laju pergerakan, serta ketersediaan air di dalam lapisan tanah.

Maka dari itu, tekstur tanah biasanya tidak dapat secara langsung mempengaruhi perkembangan pertumbuhan tanaman, perakaran, dan juga ukuran pupuk yang digunakan untuk menanam tumbuhan.

Lain halnya dengan struktur tanah yang berperan penting dalam perkembangan pertumbuhan tanaman. Biasanya, tekstur tanah remah akan menghasilkan laju pertumbuhan yang baik pada akar tanaman.

Sebaliknya, untuk tanah bertekstur padat atau liat, akar tanaman tidak dapat tumbuh secara leluasa karena pori-pori tanah cukup padat hingga menghambat alur pertumbuhan akar.

***

Nah, itu tadi penjelasan mengenai pengertian, jenis, hingga fungsi dari struktur dan tekstur tanah. Semoga dengan membaca ulasan di atas, Anda kini memahami perbedaan yang terdapat di antara keduanya.

Terlebih jika Anda ingin membeli sebidang tanah untuk membangun rumah atau sebagai lahan pertanian. Mengetahui informasi soal tanah sangatlah penting, agar Anda terhindar dari kesalahan saat membelinya.

Untuk mempermudah Anda dalam membeli sebidang tanah, cobalah untuk mencarinya lewat situs properti terbesar dan terpercaya 99.co Indonesia, atau dikenal juga sebagai 99.co/id.

Di dalamnya Anda bisa menemukan berbagai jenis tanah yang dijual dari seluruh daerah di Indonesia.

Semoga artikel ini bermanfaat, selamat mencoba!

Hutan adalah suatu lingkungan yang ditumbuhi oleh berbagai macam jenis tumbuhan yang lebat. Secara umum, lingkungkan fisik hutan dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan iklim hutan dan lingkungan tanah hutan. Keduanya merupakan faktor abiotik yang berpengaruh besar terhadap keragaman vegetasi serta hewan yang hidup dalam ekosistem hutan.

Dalam ilmu kehutanan, lingkungan tanah hutan adalah faktor yang lebih fokus dipelajari karena lingkungan tanah lebih mudah dikelola daripada lingkungan iklim.

Ilmu tanah berkaitan bidang kehutanan merupakan hal penting yang harus dipahami, terutama dalam sistem silvikultur. Tanah yang sesuai akan menjadi tempat tumbuh tananaman yang sesuai pula.

Dengan memahami tanah hutan maka pengoptimalan pertumbuhan tegakan juga dapat dilakukan untuk mendukung budidaya tanaman hutan. Selain itu, ilmu pengetahuan tentang tanah hutan juga berguna dalam upaya reklamasi lahan bekas tambang atau lahan yang mengalami kerusakan melalui teknik silvikultur.

Pengertian Tanah

Pada awalnya, pada akhir abad ke 19 para ahli geologi memandang tanah sebagai lapisan permukaan bumi yang berasal dari pelapukan bebatuan oleh gaya alam, sehingga membentuk regolit atau lapisan partikel halus.

Namun pandangan mengenai tanah dikembangkan oleh Dokuchaev di Rusia pada tahun 1870 dan menjadi lebih revolusioner. Pendapatnya didasarkan pada pengamatan terhadap:

  • Perbedaan dan kesamaan jenis tanah pada kondisi yang relatif sama
  • Masing-masing jenis tanah memiliki morfologi khas sebagai konsekuensi keterpaduan faktor lain, seperti iklim, jasad hidup (tumbuhan dan hewan) sebagai bahan induk, topografi dan unsur tanah
  • Tanah adalah hasil evolusi alam yang bersifat dinamis sepanjang masa

baca juga:  Penebangan Hutan Secara Liar - Pengertian, Hukum & Dampak

Marbut (1996) dalam Ismail (2001) menjabarkan pengertian tanah adalah lapisan luar kerak bumi dan biasanya terurai. Ketebalan tanah mulai setebal kulit bawang hingga lebih dari 3 meter, serta berbeda dengan bahan-bahan lain yang ada dibawahnya, meliputi warna, struktur, sifat fisik, susunan kimia, karakter biologis, serta proses kimia, reaksi dan morfologi.

Dalam pengertiannya, tanah dan bahan induk dibedakan dan lebih menekankan pada ciri-ciri tanah sebagai sumber benda alam. Berbagai hal yang membedakan tanah dari bagian lain di kerak bumi antara lain:

  • Kelompok jenis tanah hanya terbatas pada kawasan iklim tertentu
  • Tanah memiliki zona dan morfologi tanah dipengaruhi oleh perkembangannya
  • Terdapat hubungan antara tanah dengan tumbuhan dan hewan yang memberikan pengaruh hubungan timbal balik

Pengertian Tanah Hutan

Tanah hutan adalah media tempat tumbuh. Pengertian tanah hutan secara lengkap adalah benda atau materi alam yang terdiri dari bajan padatan (mineral dan organik), air, serta udara yang ada di dalam hutan.

Jelaskan manfaat diketahuinya struktur tanah di bidang kehutanan
Pixabay

Secara umum tanah hutan berfungsi sebagai penyedia aiar dan hara bagi tumbuhan, penyedia oksigen serta penahan mekanis.

Mempelajari tanah sangat berkaitan erat dengan pedogenesis, yaitu proses pembentukan tanah meliputi penambahan material, pengurangan material dan perubahan material yang menyebabkan terbentuknya lapisan tanah (horizon tanah).

Berdasarkan padatan penyusun tanah, tanah dapat diklasifikasikan menjadi tanah mineral dan tanah organik. Tanah mineral merupakan tanah dengan horizon yang didominasi oleh bahan padatan mineral atau anorganik. Sedangkan tanah organik adalah tanah dengan horizon yang didominasi oleh bahan padatan organik.

Pemahaman tanah sebagai media pertumbuhan tanaman pertama kali dikemukakan oleh Dr. H. L. Jones dari Cornell University, Inggris. Ia melakukan kajian terkait hubungan tanah pada tanaman tingkat tinggi untuk memperoleh produksi pertanian yang lebih ekonomis. Kajian ini dinamakn dengan edaphologi.

Horizon Tanah

Horizon tanah atau lapisan tanah hutan terdiri dari beberapa lapisan yang ditentukan oleh jenis tanah dan bahan pembentuknya. Secara umum horizon tanah dari atas sampai bawah dibagi menjadi jenis, yaitu horizon O, A, E, B, C dan R.

Jelaskan manfaat diketahuinya struktur tanah di bidang kehutanan
Wikimedia Commons

Horizon O adalah lapisan tanah hutan yang terdiri dari bahan organik yang berasal dari hasil dekomposisi daun, batang, ranting dan bagian tumbuhan lainnya. Bahan organik tersebut biasanay ditemukan pada tanah hutan dataran tinggi. Sedangkan pada hutan dataran rendah, umumnya lebuh sedikir memiliki kandungan bahan organik karena proses penguraian lebih mudah dan cepat.

Horizon A adalah lapisan tanah yang terdiri dai bahan mineral dan atau dengan campuran bahan organik dalam jumlah yang sedikit. Warna lapisan tanah jenis ini cenderung gelap dan biasanya digunakan untuk lahan pertanian.

Horizon E merupakan laisan tanah yang tidak selalu ada pada jenis tanah di suatu kawasan. Horizon ini terletak di antara horizan A dan B.

Horizon B ialah lapisan tanah yang posisinya berada dibawah horizon A atau E dengan ciri warna lebih merah dibanding lapisan lainnya. Warna merah tersebut disebabkan karena pedgenesis tanah. Tingkat kemerahan horizon B dapan menjadi parameter yang menentukan tingkat oksidasi tanah akibat adanya kandungan besi oksida.

baca juga:  Hari Kesehatan Sedunia - 7 April, Ayo Ciptakan Dunia Sehat!

Horizon C adalah lapisan tanah muda yang baru mengalami perubahan dari batuan menjadi tanah. Horizon C tepatnya berada sebelum horizon R.

Horizon R adalah lapisan yang menjadi bahan induk dan bisa kita sebut batuan. Lapisan ini pada nantinya akan menentukan sifat tanah yang akan terbentuk.

Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kesuburan tanah hutan juga dapat dilihat dari kapasitas tukar kation (KPK). KPK adalah kemampuan tanah dalam mengikat zat hara. Nilai KTK yang tinggi menjadi indikator subur atau tidaknya tanah, serta menjadi petunjuk apakah tanah tersebut mampu menahan berbagai zat yang diperlukan oleh tumbuhan.

Cara menghitung kapasitas tukar kation dapat dilakukan dengan berbagai metode dalam ilmu tanah dengan alat-alat dan bahan yang sulit ditemukan. Akan tetapi, terdapat metode sederhana untuk menganalisa secara kualitatif kadar tinggi rendahnya KTK.

Metode tersebut adalah kocok endak. Prinsipnya adalah melakukan pengocokan suspensi tanah dengan air (1 banding 8) kemudian menunggu hingga air jernih pada kedalaman 3 cm dari permukaan air.

Air yang sulit jernih atau sulit menjadi bening maka memiliki nilai KTK tinggi, begitupun sebaliknya. Metode ini adalah cara sederhana yang dikembangkan oleh salah satu Profesor Ilmu Tanah di Fakultas Kehutanan IPB.