GridOto.com-Sistem kemudi merupakan komponen penting di mobil. Show
Ada 3 komponen penting pada sistem kemudi mobil, yaitu ball joint, tie-rod, dan steering house. Masing-masing memiliki fungsi atau tugas khusus. Berikut penjelasan mengenai 3 komponen sistem kemudi mobil dan cara pemeriksaannya.
(BACA JUGA: Ini Sistem Infinite Baffle atau Free Air untuk Boks Subwoofer ) 1. Ball Joint Sesuai dengan mananya, bentuk bagian dalam dari peranti ini menyerupai bola. Fungsi utamanya sebagai sumbu untuk mengubah arah dari sudut roda. Sebagai pelindung bola besi dari debu maka karet penutup digunakan untuk mempertahankan pelumasannya. Bila anda kerap menghantam lubang jalan, maka peranti ini mudah sekali mengalami kerusakan. Untuk memeriksanya, Anda dapat mendongkrak roda lalu mengoyangkan dengan arah vertikal. Bila terdapat goyangan, menandakan ball joint perlu segera diganti.
(BACA JUGA: Mengenal Boks Sealed Buat Subwoofer di Sistem Audio Mobil) 2. Tie-Rod End Hampir serupa dengan ball joint, tie-rod end berfungsi sebagai batang penerus untuk mengarahkan sudut roda dari kemudi. Long tie-rod merupakan bagian yang digunakan teknisi untuk mengatur sudut roda (toe) saat spooring. Cara serupa dengan pemeriksaan ball joint dapat diterapkan untuk mengecek kondisi tie-rod end. Namun, gerakan yang dituju adalah horizontal. Bila terdapat gerak bebas, menandakan komponen ini perlu diganti.
(BACA JUGA: Remote Keyless Entry Nissan Terra Mati? Begini Cara Mengatasinya) 3. Steering House (Rumah Setir) Tugas utama dari peranti ini adalah mengubah gerakan putaran kemudi menjadi vertikal. Sehingga roda dapat dibelokkan ke kanan dan kiri. Pengaturan gerak bebas kemudi begitu menentukan akurasi dalam berkendara. Terlalu sedikit, putaran kemudi akan terasa berat, bila terlalu banyak menandakan telah terjadi gejala keausan. Langkah pertama tentu mengatur ulang gerak bebas kemudi. Namun, biasanya keausan pada as dan rack guide membuat gerak bebas kemudi menjadi bertambah.
1.1 Deskripsi Judul Modul Unit kompetensi ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem kemudi manual dan kemudi hidrolik yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan rutinitas pemeriksaan sistem kemudi manual dan kemudi hidrolik dengan kondisi pembelajaran sebagai berikut :
– Menyiapkan peralatan – Mengeset peralatan – Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat bantu – Melakukan pemeriksaan sistem kemudi
1.2 Prasyarat Prasyarat atau syarat awal yang harus miliki oleh siswa yang akan mempelajari modul ini adalah telah menguasai dan lulus pada pembelajaran modul menggunakan alat tangan. 1.3 Petunjuk Penggunaan Modul 1.3.1 Tahapan Belajar Pada bagian ini, siswa akan menemukan instruksi yang akan membimbing dalam pencapaian pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai kompetensi. Bagian ini sangat penting bagi siswa. Setiap siswa harus melengkapi setiap “Tahap Belajar” yang sesuai dengan urutan sehingga akan mencapai kompetensi. Ingat, tanggung jawab untuk proses belajar ada pada diri dan usaha dalam penyelesaian tahapan belajar akan dihargai melalui kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi. Aspek kritis yang diidentifikasi dalam Tahapan Belajar merupakan bagian penting yang harus difokuskan pada proses belajar. 1.3.2 Cek kemampuan Pada bagian ini, tahapan belajar diperluas agar dapat mengidentifikasi tahapan/langkah nyata yang diperlukan untuk menampilkan tugas mulai dari awal sampai selesai. Tahapan/langkah ini disusun dalam urutan kinerja. Sebelum dinilai, siswa menggunakan bagian ini sebagai pemeriksaan sendiri untuk memastikan bahwa siswa dapat menampilkan secara berurutan seluruh tahapan yang membangun tahapan belajar. 1.3.3 Aspek Penting – Keselamatan/Tingkah Laku Pada bagian ini, aspek penting mengenai keselamatan, pemeliharaan dan tingkah laku diidentifikasi dan dibuat daftarnya. Setiap siswa akan menggunakan daftar ini untuk mengecek apakah dapat mencapai standar kinerja yang sangat baik pada pekerjaan. Agar dapat mencapai tingkat tersebuti, siswa perlu bertanggung jawab untuk melakukan pembelajaran yang efisien dan efektif dan seseorang yang memiliki sikap yang benar dalam bekerja. Guru/pembimbing juga akan menggunakan daftar cek ini untuk menilai sikap setiap siswa, berdasarkan tingkah laku dan demonstrasi hal-hal yang telah diidentifikasi pada daftar cek. Guru akan mengamati tingkah laku siswa dan dalam beberapa kasus khusus akan mendiskusikan aspek kritis tertentu dengan siswa. Hal ini merupakan bagian yang penting dari keseluruhan penilaian. 1.3.4 Bagaimana Siswa Akan DinilaiDalam sistem berdasarkan kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan kinerja tugas-tugas dan sikap siswa terhadap pekerjaan. Siswa akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam “Kriteria Kinerja”. Pada “Pelatihan Berdasarkan Kompetens”i, pendekatan yang banyak digunakan untuk penilaian adalah ‘Penilaian Acuan Patokan/Criterion-Referenced Assessment’. Pendekatan ini mengukur kinerja terhadap sejumlah standar. Standar yang digunakan dijelaskan dalam “Kriteria Kinerja”. Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan dukungan belajar, tipe penilaian ini adalah formatif dan merupakan proses yang sedang berjalan. Penilaian dapat juga dilaksanakan untuk menentukan apakah siswa telah mencapai hasil program belajar, misalnya pencapaian kompetensi dalam unit. Tipe penilaian ini adalah kognitif, psikomotor, dan atitude skill adalah merupakan penilaian akhir. Penilaian mungkin dilaksanakan di industri (di tempat kerja) atau di lembaga pelatihan (di luar tempat kerja). Kapanpun memungkinkan, sebaiknya penilaian dilaksanakan di tempat kerja sehingga guru/pembimbing dapat mengamati siswa melakukan kegiatan normal di tempat kerja. 1.3.5 Tipe Penilaian a. Tes Tertulis Tes tertulis akan menilai pengetahuan siswa dan pemahaman konsep dan prinsip yang merupakan dasar kinerja tugas-tugas siswa. Tes tertulis biasanya berupa seri pertanyaan-pertanyaan pilihan ganda atau beberapa bentuk tes tertulis objektif lainnya, yaitu tes dimana setiap pertanyaan memiliki satu jawaban benar. b. Tes Unjuk KerjaTes kinerja akan menilai kompetensi siswa dalam menampilkan tugas-tugas elemen terhadap standar yang dijelaskan dalam “kriteria kinerja”. Maka, setiap siswa akan menerapkan pengetahuan dan pemahaman terhadap kinerja tugas-tugas. Guru/pembimbing biasanya menggunakan daftar cek analisis elemen sebagai pedoman untuk menentukan kompetensi siswa dan akan memberikan umpan balik mengenai kinerja siswa. Jika perlu, maka diperlukan pelatihan lanjutan bila belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama. 1.3.6 Strategi Belajar yang DisarankanBelajar dalam sistem berdasarkan kompetensi berbeda dengan yang ‘diajarkan’ di kelas oleh guru. Pada sistem ini, siswa akan bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar sendiri. Artinya, bahwa setiap siswa perlu merencanakan belajar sendiri dengan guru/pembimbing dan kemudian melaksanakannya dengan sungguh-sungguh sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Proses yang disarankan untuk belajar adalah :
Jika ada sesuatu yang tidak dimengerti pada “pedoman belajar”, tanyakan pada guru/pembimbing untuk membantu kelancaran pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Pusatkan pada pencapaian pengetahuan dan keterampilan baru. 1.3.7 Metode PenyampaianTerdapat tiga prinsip metode penyampaian yang dapat digunakan. Hal tersebut dijelaskan di bawah ini. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode mungkin sesuai. “Pedoman belajar” ini telah didesain sebagai sumber belajar utama dalam ketiga situasi. Belajar bebas membolehkan siswa untuk belajar secara individu, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, setiap siswa disarankan untuk menemui guru/pembimbing setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar berkelompok memungkinkan siswa untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, belajar berkelompok memberikan interaksi antara peserta, guru/pembimbing dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur meliputi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh guru/pembimbing atau ahli lainnya. Pada kegiatan belajar terstruktur umumnya mencakup topik-topik tertentu. 1.3.8 Orang yang Dapat Membantu Dalam Pencapaian Unit Standar Kompetensi IniSiswa akan dipertemukan oleh seseorang yang dapat membantu dalam proses belajar termasuk Guru/Pembimbing dan teman belajar. a. Guru/PembimbingGuru/Pembimbing adalah orang yang telah berpengalaman dalam kompetensi tertentu. Peran guru/pembimbing dalam pembelajaran adalah : a) membantu siswa untuk merencanakan proses kegiatan belajar. b) membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap kegiatan belajar. c) membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik baru dan menjawab pertanyaan mengenai proses belajar setiap siswa. d) membantu pesrta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang perlukan untuk kegiatan belajar. e) mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan . f) merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. g) Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya. h) Melaksanakan penilaian terhadap penguasaan kompetensi setiap siswa. i) Menjelaskan tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan dari satu kompetensi yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana kegiatan belajar siswa selanjutnya. j) Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa.
Berdiskusi dengan teman belaar sesama siswa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan belajar akan sangat membentu pemhaman materi belajar. Pendekatan ini dapat menjadi suatu yang berharga dalam membangun kerjasama dalam lingkungan kelas belajar dan dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa. 1.4 Tujuan Akhir Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah :
10. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai. 1.5 Kompetensi Unit Kompetensi : Melakukan Pemeriksaan Sistem Kemudi Kode : OPKR-40-008 B Alokasi Waktu : 40 Jam @ 45 menit
1.6 Cek Kemampuan Isi daftar cek kemampuan di bawah ini setelah selesai mempelajari satu pokok bahasan pada modul ini, setelah itu isi daftar cek pada analisis pokok bahasan apabila selesai melaksanakan tugas-tugas dengan kompeten Selesaikanlah seluruh tugas belajar pada tahap belajar ini dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
Tahap belajar I. Pemeriksaan Pada Kendaraan
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah
Tahap Belajar II. Memeriksa Kencangan Tali Penggerak
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus dicapai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah:
Tahap Belajar III. Memeriksa Tinggi Minyak
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah:
Tahap Belajar IV. Mengganti Minyak Power Steering
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah:
Tahap Belajar V. Mengeluarkan Udara dari Sistem Power Steering
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah:
Tahap Belajar VI. Memeriksa Tekanan Minyak dari Sistem Power Steering
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus dicapai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah:
Tahap Belajar VII. Mengeluarkan Udara dari Sistem Power Steering
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah:
Tahap Belajar VIII. Komponen Kemudi
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah:
Tahap Belajar IX. Inklinasipena/ kisar
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah:
Tahap Belajar XI. Sudut kamber
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah:
Tahap Belajar XII. Kastor
Analisis Kemampuan : Penilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing untuk melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari.
Catatan : Kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah:
PEMBELAJARAN2.1 Kegiatan Belajar Buatlah rencana kegiatan belajar dengan berkonsultasi terlebih dahulu kepada guru/pembimbing yang berkaitan dengan jenis kegaiatan yang harus dilakukan untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi tertentu, tanggal kegiatan dilaksanakan, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mecapai kompetensi atau sub kompetensi tertentu, tempat kegiatan belajar yang mungkin dapat digunakan serta perubahan-perubahan kegiatan belajar yang dilaksanakan, untuk membuat rencana kegiatan belajar gunakan format isian di bawah ini, lakukanlah konsultasi secara kontinyu kepada guru/pembimbing. Kompetensi : Pemeriksaan Sistem Kemudi Alokasi Waktu : 200 Jam Pembelajaran Tahun Pelajaran : ………./…………
2.2 Kegiatan Belajar 2.2.1 Kegiatan Belajar 1 2.2.1.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran
2.2.1.2 Uraian Materi Pembelajaran Sistem kemudi adalah suatu bagian dari sistem kendaraan, dimana kemudi berfungsi sebagai alat untuk menentukan arah daripada kendaraan. Sistem kemudi kendaraan dibagi menjadi dua bagian daripada sistemnya, yaitu sistem kemudi manual dan sistem kemudi hidrolik. Klasifikasi cara-cara pemeriksaan sistem kemudi Untuk mengendalikan kendaraan, diperlukan alat untuk memutar roda depan sehingga dapat mengarahkan kendaraan ke arah yang dituju. Roda kemudi yang ada di depan pengendara dihubungkan oleh gigi dan ruas ke roda depan. Gambar 1 Gambar roda kemudi yang sederhana dari sistem kemudi Roda depan ditunjang oleh engsel sehingga dapat diayunkan ke kiri atau kekanan. Roda-roda depan dihubungkan lengan kemudi ke batang tie, sedang batang tie ini dihubungkan ke lengan pitman. Saat roda kemudi diputar kekanan atau kekiri, roda gigi menggerakkan ujung lengan pitman berayun ke kanan atau ke kiri. Gerakan ini diteruskan oleh batang tie ke lengan kemudi hingga menyebabkan roda berayun ke kanan atau kekiri. Gambar 2Penampang Unit Kemudi Pada ujung bawah poros kemudi terdapat gigi cacing. Gigi cacing ini berhubungan dengan gigi khusus disebut sektor. Sektor disatukan pada sebuah poros, dan pada ujung poros ini dihubungkan ke lengan pitman. Bila roda kemudi diputar, gigi cacimg pada poros kemudi berputar dan gigi sektor bergerak kearah ujung poros kemudi atau sebaliknya. Gerakan sektor mengakibatkan poros sektor berputar, gerak putar ini diteruskan ke lengan pitman hingga berayun ke kanan atau ke kiri.kebanyakan sistem kemudi, ujung bawah poros kemudi berbentuk ulir cacing, sedangkan pada poros lengan pitman banyak macamnya. Ada diantaranya gigi kemudi menggunakan tekanan minyak untuk membantu menggerakkan kemudi. Jenis ini disebut sistem kemudi hidrolik atau power steering. Kemudi ManualSudut posisi depan disebut front end geometry, yaitu besar sudut yang berhubungan dengan sudut roda depan, bagaian yang mengikat roda depan dan kerangka kendaraan. Sudut posisi roda depan berhubungan erat dengan posisi kemiringan kingpin, arah sikap roda depan serta kemiringan roda depan. Semua ini sangat berpengaruh sekali terhadap keseimbangan kemudi, kualitas laju kendaran dan pengaruh langsung terhadap keausan ban. Berbagai faktor yang berhubungan dengan sudut posisi roda depan atau front end geometry diklasifikasikan dalam istilah sebagai berikut : camber, kingpin inclination, caster, toe-in dan Toe-out on turn.
Kamber berasal dari kata camber yaitu kemiringan roda depan bagian atas. Gambar 3 Sudut kamber dan kingpin inklinasi Bila kemiringan roda depan bagian atas mengarah keluar disebut kamber positif. Bila bagian atas roda miring kedalam disebuit sudut kamber negatip. Besar kemiringan diukur dengan derajat dan disebut sudut kamber. Kemiringan roda depan saat kendaraan bergerak, akan mendekati posisi tegak bila diberi muatan atau beban. Besarnya sudut kamber positip ataupun negatip akan menyebabkan ban cepat aus karena beban mengarah pada bagian lingkaran luar permukaan ban.
Kingpin Inklinasi adalah kemiringan kingpin arah kedalam gambar 3. kingpin inklinasi mempunyai beberapa tujuan tertentu.
Kemiringan kingpin arah kedalam, menyebabkan roda akan tetap mengarah lurus kedepan dan akan memaksa roda kembali lurus kedepan sesaat setelah membelok. 3. Sudut gabungan sudut gabungan antara kamber dan kingpin inklinasi atau included angle adalah sangat penting karena keduanya bertemu pada satu titik pada dasar ban atau permukaan jalan. Kecenderungan gerak arah keluar disebut Toe-out dan sebaliknya kecenderungan gerak roda ke dalam disebut Toe-in. Gambar 4 Sudut Gabungan antara kamber dan kingpin inklinasi Kester ini merupakan sudut yang akan mengontrol pengemudian atau arah lurus kendaraan sewaktu berjalan. Tujuan kester pada kendaraan adalah untuk mengontrol kendaraan supaya roda depan selalu kedepan atau kembali keposisi lurus setelah belokan (gambar 5). Gambar 5 Kester Selain dari kemiringan kingpin inklinasi, kingpin inipun dibuat miring ke belakang disebut kester positip. Kester positip membantu kestabilan gerak lurus kendaraan karena garis tengah kingpin berada didepan garis tengah roda. Jadi gaya dorong terhadap kingpin berada didepan hambatan gesekan antara permukaan jalan dan ban. Roda ditarik kedepan seperti roda yang terdapat pada alat untuk membawa orang sakit ke rumah sakit, gambar 5. selain dari pada itu kedua roda depan akan cenderung bergilir ke luar bila mempunyai sudut kester positip. Tetapi bila roda depan mempunyai sudut kester negatip, roda cenderung bergilir kedalam. Toe-in adalh arah serong kedalam roda dan depan cenderung bergilir kedalam saat kendaraan bergerak lurus kedepan. Jarak antara bagian A kedua roda muka lebih kecil dari jarak B (gambar 6). besarnya perbedaan jarak ini hanya beberapa mm, untuk menyetabilkan kemudi, mencegah selip serta mengurangi keausan ban. Toe-in roda depan juga mengimbangi lenturan kecil pada sistem pendukung roda akibat gerakan kendaraan waktu jalan lurus. Lenturan ini disebabkan hambatan terhadap bergilirnya ban pada permukaan jalan. Walaupun terhadap Toe-in, roda depan tetap berputar sejajar saat kendaran bergerak lurus. Jika dilihat dari atas kendaraan jarak bagian depan A lebih kecil dari jarak bagian belakang B dengan nama lain Toe-in. ( gambar 6) Gambar 6 Toe-inGambar 7 Toe-in Toe-out ketika kendaraan membelok juga disebut sudut putar kemudi, yaitu perbedaan besarnya sudut roda depan kanan dan kiri terhadap kerangka kendaraan saat membelok. Karena roda depan sebelah dalam beradius lebih kecil dibanding roda depan sebelah luar saat kendaraan sedang membelok, sehingga poros roda depan sebelah dalam bersudut lebih kecil jarak dari kendaraan, maka Toe-out nya lebih besar (gambar 7). Bila kendaraan dikemudikan membelok sehingga roda sebelah dalam bersudut 23°, roda sebelah luar hanya bersudut 20°. Roda sebelah dalam menempuh jarak lebih pendek dibandingkan jarak yang ditempuh oleh roda sebelah luar. Kedua roda depan bergilir dengan satu titik pusat D. Toe-out diperoleh melalui hubungan antara lengan kemudi knuckle, batang tie dan lengan pitman (gambar 8). Bila batang kendaraan digerakkan kekiri kendaraan belok kanan, maka akan mendorong lengan kemudi knuckle hampir tegak lurus. Ujung kanan batang tie tidak hanya bergerak ke kanan saja, tetapi juga berayun kedepan, sehingga roda depan kanan diputar lebih besar dari pada roda sebelah kanan. Gambar 8C. Tuas atau Batang Penghubung KemudiBermacam-macam cara untuk menghubungkan lengan kemudi roda depan dan lengan pitman gigi kemudi. Lengan pitman berayun dari kiri ke kanan atau dari muka ke belakang saat roda kemudi diputar.
Gerakan ini diteruskan ke knuckle kemudi pada roda melalui tuas-tuas. (gambar 9)
Jenis tuas-tuas kemudi ini semuanya mempunyai setelan untuk memperpanjang dan memperpendek tuas sehingga dapat mengatur laras imbang roda depan/wheel alligment. Gambar diatas adalah rincian unit batang torak yang dipakai pada tuas kemudi paralelogram. Lengan pitman, lengan ideal, dan batang tie dihubungkan ke batang penghubung oleh soket bola. Jenis sambungan semacam ini, gesekan sangat kecil dan tanpa ada kelongaran sehinga mudah dikemudikan. Gambar 11Unit hubungan kemudi yang digunakan tuas kemudi paralelogram. Soket bola menghubungakan lengan pitman, tuas idel dan batang tie. Gambar diatas adalah rincian unit batang torak yang dipakai pada tuas kemudi paralelogram. Lengan pitman, lengan ideal, dan batang tie dihubungkan ke batang penghubung oleh soket bola. Jenis sambungan semacam ini, gesekan sangat kecil dan tanpa ada kelongaran sehinga mudah dikemudikan. D. Gigi Kemudi Gigi kemudi adalah alat pengubah gerak putar roda kemudi ke gerak putar roda kemudi ke gerak lurus tuas. Gigi kemudi terdiri dari dua bagian penting, gigi ulir cacing pada ujung poros roda kemudi dan poros pitman yang disatukan dengan gigi sektor, roller bergigi atau tunggul yang berhubungan dengan ulir cacing (gambar 12). Gambar 12 Gigi kemudi yang menggunakan roller dan roda gigi racing Bila gigi cacing berputar yaitu dengan memutar roda kemudi, gigi roller mengikuti gerakan ini sehingga poros lengan pitman berputar. Ujung lain poros lengan pitman membawa lengan pitman, putaran poros lengan pitman menyebabkan lengan berayun ke salah satu arah. Gerakan ini kemudian diteruskan melalui tuas ke knuckle kemudi atau poros sektor. 2.2.1.3 RangkumanUntuk mengendalikan kendaraan, diperlukan alat untuk memutar roda depan sehingga dapat mengarahkan kendaraan ke arah yang dituju. Roda kemudi yang ada di depan pengendara dihubungkan oleh gigi dan ruas ke roda depan. Roda depan ditunjang oleh engsel sehingga dapat diayunkan ke kiri atau kekanan. Roda-roda depan dihubungkan lengan kemudi ke batang tie, sedang batang tie ini dihubungkan ke lengan pitman. Saat roda kemudi diputar kekanan atau kekiri, roda gigi menggerakkan ujung lengan pitman berayun ke kanan atau ke kiri. Gerakan ini diteruskan oleh batang tie ke lengan kemudi hingga menyebabkan roda berayun ke kanan atau kekiri. Kemudi manualSudut posisi depan atau front end geometry, yaitu besar sudut yang berhubungan dengan sudut roda depan, bagaian yang mengikat roda depan dan kerangka kendaraan. Sudut posisi roda depan berhubungan erat dengan posisi kemiringan kingpin, arah sikap roda depan serta kemiringan roda depan. Semua ini sangat berpengaruh sekali terhadap keseimbangan kemudi, kualitas lajunya kendaran dan pengaruh langsung terhadap keausan ban. Berbagai faktor yang berhubungan dengan sudut posisi roda depan atau front end geometry diklasifikasikan dalam istilah sebagai berikut : camber, kingpin inclination, caster, toe-in dan Toe-out on turn. C. Laras Imbang Roda1. Kamber Kamber berasal dari kata camber yaitu kemiringan roda depan bagian atas, Bila kemiringan roda depan bagian atas mengarah keluar disebut kamber positif. Bila bagian atas roda miring kedalam disebuit sudut kamber negatip. Besar kemiringan diukur dengan derajat dan disebut sudut kamber. Kemiringan roda depan saat kendaraan bergerak, akan mendekati posisi tegak bila diberi muatan atau beban. 2. Kingpin Inklinasi ( Kingpin Inclination ) Kingpin Inklinasi adalah kemiringan kingpin arah kedalam gambar 3. kingpin inklinasi mempunyai beberapa tujuan tertentu.
3. Sudut gabungan Sudut gabungan antara kamber dan kingpin inklinasi atau included engle adalah sangat penting karena keduanya bertemu pada datu titik pada dasar ban atau permukaan jalan Kecenderungan gerak arah keluar disebut Toe-out dan sebaliknya kecenderungan gerak roda kedalam disebut Toe-in. 4. Kester Kester ini merupakan sudut yang akan mengontrol pengemudian atau arah lurus kendaraan sewaktu berjalan. Tujuan kester pada kendaraan adalah untuk mengontrol kendaraan supaya roda depan selalu kedepan atau kembali keposisi lurus setelah belokan. 5. Toe-in Toe-in adalah arah serong kedalam roda dan depan cenderung bergilir kedalam saat kendaraan bergerak lurus kedepan. Jarak antara bagian A kedua roda muka lebih kecil dari jarak B. besarnya perbedaan jarak ini hanya beberapa milimeter, untuk menyetabilkan kemudi, mencegah selip serta mengurangi keausan ban. 6. Toe-out saat BelokToe-out ketika kendaraan membelok juga disebut sudut putar kemudi, yaitu perbedaan besarnya sudut roda depan kanan dan kiri terhadap kerangka kendaraan saat membelok. Bila kendaraan dikemudikan membelok sehingga roda sebelah dalam bersudut 23°, roda sebelah luar hanya bersudut 20°. C. Tuas atau Batang KemudiLengan pitman berayun dari kiri ke kanan atau dari muka ke belakang saat roda kemudi diputar. Gerakan ini diteruskan ke knuckle kemudi pada roda melalui tuas-tuas.Roda sebelah dalam menempuh jarak lebih pendek dibandingkan jarak yang ditempuh oleh roda sebelah luar. Kedua roda depan bergilir dengan satu titik pusat D. Toe-out diperoleh melalui hubungan antara lengan kemudi knuckle, batang tie dan lengan pitman Jenis tuas-tuas kemudi ini semuanya mempunyai setelan untuk memperpanjang dan memperpendk tuas sehingga dapat mengatur laras imbang roda depan/wheel alligment. D. Gigi KemudiGigi kemudi adalah alat pengubah gerak putar roda kemudi ke gerak putar roda kemudi ke gerak lurus tuas. Gigi kemudi terdiri dari dua bagian penting, gigi ulir cacing pada ujung poros roda kemudi dan poros pitman yang disatukan dengan gigi sektor, roller bergigi atau tunggul. Roda gigi sektor, roller. Bila gigi cacing berputar yaitu dengan memutar roda kemudi, gigi roller mengikuti gerakan ini sehingga poros lengan pitman berputar. Ujung lain poros lengan pitman membawa lengan pitman, putaran poros lengan pitman menyebabkan lengan berayun ke salah satu arah. Gerakan ini kemudian diteruskan melalui tuas ke knuckle kemudi atau poros sektor. 2.2.1.4 TugasPenilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan. Untuk itu disarankan kepada siswa selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari. Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah :
( keselamatan dan kesehatan kerja ). Lakukanlah tugas-tugas belajar di bawah ini :
2.2.1.5 Test Formatif1. membantu kestabilan kemudi, mengembalikan posisi roda atau kendaraan lurus kearah depan setelah membelok. 2 . mengurangi tenaga mengemudikan kendaraan saat jalan lurus. 3. mencegah keausan ban.
2.2.1.7 Lembar Kerja A. Sub Kompetensi
B. Pendahuluan Ada tiga penyetelan pada laras imbang roda yaitu : kamber, kester dan Toe-in. Laras imbang roda adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan penyetelan-penyetelan yang dilakukan pada sistem suspensi dan kemudi. Ada dua tahap pemeriksaan laras imbang roda, yaitu : 1) Pengukuran, 2)Penyetelan. Pengukuran menentukan perlu dilakukan penyetelan dan berapa besarnya penyetelan. Pengukuran adalah bagian dari diagnosa untuk pelengkap dasar penyetelan. Pengukuran baru bermanfaat bila dilakukan secara teliti dan seksama. Sudut kamber (camber anggle) adalah sudut yang dibentuk oleh garis tegak lurus (true vertical) atau sudut nol derajat, dengan roda dilihat dari depan. Kester adalah sebuah roda yang berkisar , garis verikal melalui titik tangah roda dan garis vertikal melalui vena kisar antara satu dengan yang lainnya memiliki jarak. Toe-in adalah arah serong kedalam roda depan dan cenderung bergilir kedalam saat kenderaan bergerak lurus ke depan. Toe-out adalah perbedaan besarnya sudut roda depan kanan dan kiri terhadap kendaraan saat membelok. C. Fokus Materi
D. Praktek 1. Keselamatan keria
2. Alat dan Bahan Alat :
Bahan : 3. Langkah kerja a) Pemeriksaan sudut kamber a. Pakailah pakaian kerja. b. Persiapkan aiat dan bahan yang akan dipergunakan praktek. c. Perslapkar. tempat untuk praktek.
Pada pemeriksaan dan pengukuran pada roda menggunakan alat ukur laras imbang roda bermagnet
Gambar 14 Penyetelan Sudut Kamber
Gambar 15 Penyetelan Sudut Kamber Lengan Suspensi Atas
b) Pemeriksaan sudut kester a. Pakailah pakaian kerja. b. Persiapkan aiat dan bahan yang akan dipergunakan praktek. c. Perslapkar. tempat untuk praktek
Gambar 16 Roda diputar sudut 20o
c) Pemeriksaan Toe-in dan Toe-out a. Pakailah pakaian kerja. b. Persiapkan aiat dan bahan yang akan dipergunakan praktek. c. Persiapkan. tempat untuk praktek.
Gambar 17 Peeriksaan Toe-in dan Toe-out 2.2.2 KEGIATAN BELAJAR 2 2.2.2.1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran
2.2.2.1 Uraian materi pembelajaran Kemudi HidrolikPada prinsipnya sistem kemudi hidrolik sangat sederhana, sebuah buster bekerja saat poros kemudi diputar. Selanjutnya buster mengambil alih tugas kemudi. Tenaga kemudi menggunakan tekanan udara, listrik atau hidrolik. Pada sistem kemudi hidrolik, pompa bekerja terus menerus untuk memberikan tekanan pada sistem kemudi. Ketika roda kemudi diputar, katup mengatur tekanan minyak kedalam silinder. Tekanan minyak mendorong torak hingga roda dapat digerakan melalui tuas-tuas sistem kemudi. Dewasa ini sistem kemudi hidrolik terbagi menjadi empat tipe, yakni sistem kemudi hidrolik Seginaw, sistem kemudi hidrolik Gemmer, sistem kemudi hidrolik jenis Tuas dan sistem kemudi hidrolik jenis Integral. A. Sistem kemudi hidrolik Seginaw Pada prinsipnya sistem kemudi hidrolik Seginaw terdiri dari beberapa bagian, diantaranya : Pada sistem ini pompa dipasang pada bagian depan mesin kendaraan dan digerakan oleh puli poros engkol yang dihubungkan dengan sabuk penggerak (gambar 18). Gambar 18 Sistem kemudi hidrolik Sewaktu mesin hidup, pompa minyak memberikan tekanan pada sistem kemudi. Posisi katup berbentuk silinder atau spool mengarahkan tekanan minyak ke sistem hidrolik, gambar 19 katup bentuk silinder besarnya sesuai skali bergeser dalam rumah katup. Dalam rumah katup terdapat tiga alur. Dua saluran yang berada disisi luar berhubungan ke reservoir, sedangakan saluran tengah dihubungkan ke pompa. Pada rumah katup terdapat dua saluran yang dihubungkan ke sisi kanan kiri silinder.
Bila posisi katup (gambar 19), minyak mengalir dari pompa ke tengah rumah katup dan terbagi menjadi dua aliran yang sama terus menuju ke reservoir. Tekanan minyak pompa tidak naik dan tekanan pada kedua sisi torak terdapat tekanan yang rendah dan sama kuat, sehingga torak tetap diam tidak bergerak. Bila katup spool digeser, tekanan pada salah satu sisi torak naik mendorong torak kekanan. (gambar 20) Bila katup spool menutup satu lubang, tekanan dari sisi torak berhubungan langsung menuju ke serervoar, sehingga pada sisi lain torak terdorong penuh oleh tekanan pompa. Bila katup spoll digeser ke kanan , tekanan pada akan mendorong torak ke kiri. 2. Silinder Hidrolik Pada ujung batang torak terdapat gigi yang disebut rack penggerak (gambar 21). Rack pada poros pitman berhubungan dengan gigi sektor pada ujung poros pitman. Pada poros pitman ini terdapat sektor lain yang berhubungan dengan mur berisikan peluru atau ball nut. Bila minyak menekan torak, pitman akan bergerak ke kanan atau ke kiri. Gambar 21 Penampang unit gigi kemudi hidrolik 3. Cara Kerja Katup Bila katup spool digeser dari posisi tengah, menebabkan minyak bertekanan dari pompa mendorong torah arah ke kanan atau ke kiri. Gerakan torak ini akan menggerakan poros pitman berputar ke kiri atau ke kanan. Katup spool bergerak oleh gerakan putar roda kemudi saat pengendara memutar membelok ke kiri atau ke kanan. Bila roda kemudi diputar ke kiri, gigi cacing memutar mur yang berisikan peluru sehingga ia bergeser keluar. Sama halnya seperti bila baut diputar dan mur ditahan, maka mur akan bergeser. Sekrup yang berisikan peluru akan bergerak turun ke bawah. Hambatan gerakan mur terjadi oleh gesekan roda terhadap jalan, karena itu mur cenderung tertahan sehingga, poros kemudi dan gigi cacing bergerak ke atas. Gerakan poros kemudi yang bergerak ke atas ini juga akan menyebabkan katup spool ke atas, seperti pada posisi gambar 22. Gambar 22 Bagan unit kemudi hidrolik pada posisi Roda kemudi di tengah atau roda lurus ke depan Pada posisi ini tekanan minyak disalurkan kesalah satu sisi torak dalam silinder, dan sisi lain torak ini berhubungan dengan reservoir. Torak digerakan ke samping, dan memutar poros pitman sehingga kendaraan berputar ke kiri (gambar 23). Posisi katup spool tetap berada di tengah pada saat kendaraan jalan lurus oleh lima pasang plunyer dan pegas. Plunyer dan pegas dipasang dalam rumahnya dengan jarak yang sama. Gambar 23 Skema kemudi hidrolik serta arah tekanan minyak saat kendaraan membelok ke kiri. Sepasang plunyer beserta pegas berada di bagian bawah (gambar 22). Ketika katup spool bergerak, pegas dimampatkan (gambar 23). 4. Katup Pengatur Tekanan Katup pengatur tekanan pada gambar 22 dan 3.6 berfungsi untuk membatasi tekanan pompa yang terlalu besar. Karena gerakan katup spool menutup semua minyak yang mengalir ke reservoir, tekanan minyak akan naik sehinggakatup pengatur membuka, dan sebagian minyak akan kembali ke reservoir. 5. Pompa Minyak Gambar 24 memperlihatkan pompa minyak yang dipakai pada kemudi hidrolik seginaw. Rotor yang berada di tengah bila ia berputer akam memutar rotor bagian luar. Ketika pompa ini bekerja, kantong–kantong diantara kedua rotor ini semakin kecil, sehingga minyak dalam kantong–kantong ini akan terjepit dan tertekan keluar melalui lubang buang. Pada gambar 24 sebelah kanan, pompa minyak menggunakan sudut–sudut yang bergeser dalam dinding rumah pompa. Bentuk rumah pompa berbentuk oval. Ketika rotor berputar, sudut–sudut bergeser mengembang dan menciut. Saat sudut–sudut mengembang minyak masuk kedalam rumah pompa dan kemudian ditekan saat sudut–sudut menciut dalam ruang pompa yang semakin kecil. Gambar 24 Penampang pompa untuk kemudi hidrolik seginaw B. KEMUDI HIDROLIK GEMMER
Kemudi ini serupa dengan kemudi hidrolik yang telah dijelaskan sebelumnya. Gambar 25 memperlihatkan kemudi hidrolik dan pompa. Pompa minyak berada di belakang generator yang disatukan dengan porosnya dan diputar oleh sabuk penggerak yang diputar oleh puli poros engkol. Unit kemudi hidrolik Gemmer terdiri dari sebuah badan katup yang bergerak sewaktu roda kemudi diputar. Katup bekerja mengarahkan tekanan minyak kedua silinder. Tekanan minyak selanjutnya menggerakan unit torak, gerakan unit torak ini memberikan tenaga penuh untuk memutar kemudi kendaraan. Gambar 26 memperlihatkan skema lengkap sebuah sistem kemudi hidrolik Gemmer. Poros kemudi terdiri dua bagian, pada bagian atas poros terdapat roda kemudi dan sambungan karet pleksibel yang dipasang di ujung bawah poros. Ujung atas poros bawah disambung dengan sambungan karet pleksibel keporos kemudi atas, sedangkan pada ujung bawahnya terdapat sebuah roda gigi lurus. Gambar 26 Bagan kemudi hidrolik Gemmer. Kemudi kendaraan pada posisi lurus kedepan (Gambar 26), empat katup semuanya sedang membuka. Minyak dari pompa mengalir ke sistem kemudi tanpa ada rintangan sehingga unit torak berada di tengah–tengah. Di bagian tengah poros kemudi ditunjang oleh bantalan. Dengan pemasangan cara ini, roda gigi dapat bergerak ke atas dan kebawah beberapa mm. Bila roda kemudi di putar, poros kemudi berputar sehingga kedua roda gigi berputar. Demikian juga roda cacing pun dan lengan pitman bergerak sehingga lengan kemudi berayun. Akhirnya drag link menggerakan tuas kemudi. Waktu roda kemudi di putar, kedua roda gigi berputar. Tekanan arah kesamping pada roda gigi atau roda gigi penggerak menggerakan gigi kedua turun naik. Karena pada poros roda gigi kedua ini terdapat roda cacing, ia pun akan bergerak sedikit turun atau naik. Gerakan ini menyebabkan gerakan katup dalam badan katup penggerak ke atas atau ke bawah. Gerakan blok katup kemudian menggerakan katup. Selanjutnya katup mengarahkan tekanan minyak ke silinder sehingga unit torak bergerak. Tekanan di sebelah kiri silinder dan torak kiri menyebabkan unit torak bergerak seperti ditunjukan arah panah pada gambar 3.10 karena sebelah arah silinder tidak tekanan minyak sehingga tidak ada rintangan terhadap gerakan yang terjadi pada torak sebelah kanan. Unit torak disatukan ke poros pitman dan lengan kemudi sehingga poros pitman berputar dan lengan pitman berayun. Gambar 27 Cara kerja kemudi saat membelok ke kiri Gerakan kedua roda gigi menyebabkan roda poros gigi kemudi bergerak naik sehingga mengengkat blok penggerak katup (gambar 27). Gerakan blok menuput katup pembagi sebelah kanan dan katup reaksi kiri, sehingga menutup minyak yang mengalir ke silinder sebelah kanan. Pada saat yang sama, tertutupnya katup reaksi kiri menyebabkan minyak tertutup dari silinder kiri. Gerakan blok katup keatas juga menggerakan katup pembagi kiri dan katup reaksi kanan membuka lebar. Ini berarti bahwa minyak sekarang mengalir bebas kedalam silinder kiri dan juga mengalir bebas dari silinder kanan. Sekarang apa yang terjadi? Tertutupnya katup pembagi kanan, menutup aliran minyak ke silinder kanan. Terbukanya katup reaksi sebelah kanan menyebabkan minyak dalam silinder kanan bebas keluar dari silinder. Pada saat yang sama, pembukaan katup pembagi kiri meneruskan aliran minyak kedalam silinder sebelah kiri dan katup reaksi kiri menutup sehingga menutup aliran minyak dari silinder sebelah kiri. Oleh karena itu Gambar 28 menjelaskan kerja katup yang digerakan oleh blok gambar sebelah kiri, blok berada di tengah – tengah sehingga semua katup membuka sebagian, berarti kemudi pada posisi lurus. Gambar tengah, sedang belok kiri, roda depan mudah diputar tidak banyak tenaga yang diperlukan melalui tuas ke gigi cacing di ddalam gigi kemudi, poros roda gigi sedikit menggeser roda gigi naik karena blok penggerak katup sedikit bergeser. Tetapi sebelah roda kemudi putar ke kiri penuh, gambar sebelah kanan, pergeseran blok lebih besar sehingga katup terbuka penuh. Gambar 28 Posisi blok penggerak katup dan katup pada posisi jalan terus, belok kiri sedikit dan belok kiri penuh
Pada kemudi jenis tuas, silinder penggerak tidaK disatukan pada roda gigi kemudi. Namun demikian ia masih tetap dihubungkan dengan tuas kemudi. Sedangkan unit katup disatukan pada tuas kemudi, adakalanya menjadi satu unit dengan silinder penggerak (power silinder) atau unit terpisah. Gambar 29 Kemudi hidrolik jenis tuas yang unit silinder penggerak dan unit katupnya terpisah. Pompa minyak berada di atas. Sedangkan tuas, unit katup serta silinder penggeraknya berada di bawah. Bagian – bagian unit katup terdiri dari katup berbentuk silinder (spool). Katup spool berada dalam badan katup, Gambar 30. Ujung lengan pitman berbentuk bola dan sesuai berada dalam soket batang katup spool. Pada posisi roda lurus kedepan, katup spool berada di tengah unit katup oleh tekanan beberapa pegas. Pada posisi ini, minyak bersikulasi melalui badan katup sehiongga tekanan minyak pompa pada kedua sisi torak sama kuat dalam silinder pengerak. Dengan demikian torak dalam silinder roda tidak terjadi gerak kekanan atau ke kiri. Gambar 30 Bagan kemudi hidrolik jenis tuas. Arah panah menunjukan aliran minyak saat membelok ke kiri. Tanda panah besar menunjukan gerak putar roda kemudi, Lengan pitman dan arah gerak roda depan.
Waktu kendaraan membelok kekiri, lengan pitman bergeser ke satu arah, sehingga katup mulai bekerja. Gambar 30 memperlihatkan kendaraan sedang membelok ke kiri. Ketika roda kemudi berputar ke kiri, lengan pitman berayun ke kanan. Bola pada ujung lengan pitman menggerakan katup spool ke kanan.Tekanan minyak dari pompa masuk melalui badan katup hanya dari satu sisi torak dalam silinder penggerak. Aliran minyak pada bagian kanan torak dalam silinder ditunjukan oleh arah panah. Karena torak disatukan dengan kerangka kendaraan, torak tidak bergerak, maka tekanan minyak dalam silinder mendorong silinder. Silinder dihubungkan dengan batang torak sehingga gerakan kemudi di dorong sepenuhnya oleh silindr penggerak. Ketika silinder bergerak ke kanan, minyak pada sisi kiri kembali melalui katuo. Gerakan katup spool ke kanan menyebabkan sisi kiri silinder berhubungan ke reservoir.
Potongan booster dapat di lihat pada Gambar 32. Silinder terdiri dari dua sel silinder yang sepusat. Minyak melalui atara dua sel dan masuk dari ujung silinder. Ujung batang siinder dipasang pada kerangka kendaraan dengan sambungan pleksibel sehingga gerakan batang torak memungkinkan lurus dengan silinder saat ia bergerak maju mundur. Gambar 32 Penampang silinder penggerak yang memperlihatkan torak batang torak silinder dan pemasangan batang torak. D. Kemudi Hidrolik Jenis Integral Gambar 33 memperlihatkan cara memasang unit kemudi hidrolik jenis tuas yang unit katup dan silinder penggeraknya dijadikan satu unit. Batang torak silinder penggerak dipasang pada keranggka kendaraan. Silinder dihubungkan ke tuas kemudi hingga merupakan satu bagian. Gambar 33 Dua cara memasang kemudi silinder penggerak yang mempunyai katup dan silinder penggeraknya menjadi satu. Gambar 34 adalah penampang unit kemudi hidrolik dan gambar 34 adalah skema dari sistem kemudi hidrolik lengkap yang sedang membelok ke kiri. Gambar 34 Penampang unit kemudi hidrolik jenis tuas. Gambar 35 Skema unit kemudi hidrolik yang memperlihatkan arah minyak serta gerak bagian – bagian kemudi waktu belok kiri. Waktu roda kemudi diputar, bola pada ujung lengan pitman menggeser katup spool ke kanan. Minyak akan masuk dari pompa ke lubang dalam unit, katup terus ke silinder ke kanan sehingga merupakan penggerak utama sistem kemudi. 2.2.2.3 Rangkuman Kemudi HidrolikPada prinsipnya sistem kemudi hidrolik sangat sederhana, sebuah buster bekerja saat poros kemudi diputar. Selanjutnya buster mengambil alih tugas kemudi. Tenaga kemudi menggunakan tekanan udara, listrik atau hidrolik. Pada sistem kemudi hidrolik, pompa bekerja terus menerus untuk memberikan tekanan pada sistem kemudi. Ketika roda kemudi diputar, katup mengatur tekanan minyak kedalam silinder. Tekanan minyak mendorong torak hingga roda dapat digerakan melalui tuas-tuas sistem kemudi. Dewasa ini sistem kemudi hidrolik terbagi menjadi empat tipe, yakni sistem kemudi hidrolik Seginaw, sistem kemudi hidrolik Gemmer, sistem kemudi hidrolik jenis Tuas dan sistem kemudi hidrolik jenis Integral. A. Sistem Kemudi Hidrolik Seginaw Pada prinsipnya sistem kemudi hidrolik Seginaw terdiri dari beberapa bagian, diantaranya : Pada sistem ini pompa dipasang pada bagian depan mesin kendaraan dan digerakan oleh puli poros engkol yang dihubungkan dengan sabuk penggerak Pada penampang unit gigi kemudi hidrolik. Pada ujung batang torak terdapat gigi yang disebut rack penggerak. Rack pada poros pitman berhubungan dengan gigi sektor pada ujung poros pitman. Pada poros pitman ini terdapat sektor lain yang berhubungan dengan mur berisikan peluru atau ball nut. Bila minyak menekan torak, pitman akan bergerak ke kanan atau ke kiri. Cara Kerja Katup : Bila katup spool digeser dari posisi tengah, menebabkan minyak bertekanan dari pompa mendorong torah arah ke kanan atau ke kiri. Gerakan torak ini akan menggerakan poros pitman berputar ke kiri atau ke kanan. Katup spool bergerak oleh gerakan putar roda kemudi saat pengendara memutar membelok ke kiri atau ke kanan. Bila roda kemudi diputar ke kiri, gigi cacing memutar mur yang berisikan peluru sehingga ia bergeser keluar. Sama halnya seperti bila baut diputar dan mur ditahan, maka mur akan bergeser. Sekrup yang berisikan peluru akan bergerak turun ke bawah. Hambatan gerakan mur terjadi oleh gesekan roda terhadap jalan, karena itu mur cenderung tertahan sehingga, poros kemudi dan gigi cacing bergerak ke atas. Gerakan poros kemudi yang bergerak ke atas ini juga akan menyebabkan katup spool ke atas, Pada posisi ini tekanan minyak disalurkan kesalah satu sisi torak dalam silinder, dan sisi lain torak ini berhubungan dengan reservoir. Torak digerakan ke samping, dan memutar poros pitman sehingga kendaraan berputar ke kiri. Posisi katup spool tetap berada di tengah pada saat kendaraan jalan lurus oleh lima pasang plunyer dan pegas. Plunyer dan pegas dipasang dalam rumahnya dengan jarak yang sama
Katup pengatur tekanan berfungsi untuk membatasi tekanan pompa yang terlalu besar. Karena gerakan katup spool menutup semua minyak yang mengalir ke reservoir, tekanan minyak akan naik sehingga katup pengatur membuka, dan sebagian minyak akan kembali ke reservoir. Pompa minyak yang dipakai pada kemudi hidrolik seginaw. Rotor yang berada di tengah bila ia berputer akam memutar rotor bagian luar. Ketika pompa ini bekerja, kantong–kantong diantara kedua rotor ini semakin kecil, sehingga minyak dalam kantong–kantong ini akan terjepit dan tertekan keluar melalui lubang buang. B. Kemudi Hidrolik GemmerKemudi ini serupa dengan kemudi hidrolik yang telah dijelaskan sebelumnya. Gambar 25 memperlihatkan kemudi hidrolik dan pompa. Pompa minyak berada di belakang generator yang disatukan dengan porosnya dan diputar oleh sabuk penggerak yang diputar oleh puli poros engkol. Cara kerja kemudi hidrolik remmer.Unit kemudi hidrolik Gemmer terdiri dari sebuah badan katup yang bergerak sewaktu roda kemudi diputar. Katup bekerja mengarahkan tekanan minyak kedua silinder. Tekanan minyak selanjutnya menggerakan unit torak, gerakan unit torak ini memberikan tenaga penuh untk memutar kemudi kendaraan. Skema lengkap sebuah sistem kemudi hidrolik Gemmer. Poros kemudi terdiri dua bagian, pada bagian atas poros terdapat roda kemudi dan sambungan karet pleksibel yang dipasang di ujung bawah poros. Ujung atas poros bawah disambung dengan sambungan karet pleksibel keporos kemudi atas, sedangkan pada ujung bawahnya terdapat sebuah roda gigi lurus. Di bagian tengah poros kemudi ditunjang oleh bantalan. Dengan pemasangan cara ini, roda gigi dapat bergerak ke atas dan kebawah beberapa mm. Bila roda kemudi di putar, poros kemudi berputar sehingga kedua roda gigi berputar. Demikian juga roda cacing pun dan lengan pitman bergerak sehingga lengan kemudi berayun. Akhirnya drag link menggerakan tuas kemudi. Waktu roda kemudi di putar, kedua roda gigi berputar. Tekanan arah kesamping pada roda gigi atau roda gigi penggerak menggerakan gigi kedua turun naik. Karena pada poros roda gigi kedua ini terdapat roda cacing, ia pun akan bergerak sedikit turun atau naik. Gerakan ini menyebabkan gerakan katup dalam badan katup penggerak ke atas atau ke bawah. Gerakan blok katup kemudian menggerakan katup. Selanjutnya katup mengarahkan tekanan minyak ke silinder sehingga unit torak bergerak. Tekanan di sebelah kiri silinder dan torak kiri menyebabkan unit torak bergerak seperti ditunjukan arah panah pada gambar 27 karena sebelah arah silinder tidak tekanan minyak sehingga tidak ada rintangan terhadap gerakan yang terjadi pada torak sebelah kanan. Unit torak disatukan ke poros pitman dan lengan kemudi sehingga poros pitman berputar dan lengan pitman berayun. Gerakan kedua roda gigi menyebabkan roda poros gigi kemudi bergerak naik sehingga mengengkat blok penggerak katup. Gerakan blok menuput katup pembagi sebelah kanan dan katup reaksi kiri, sehingga menutup minyak yang mengalirke silinder sebelah kanan. Pada saat yang sama, tertutupnya katup reaksi kiri menyebabkan minyak tertutup dari silinder kiri. Gerakan blok katup keatas juga menggerakan katup pembagi kiri dan katup reaksi kanan membuka lebar. Ini berarti bahwa minyak sekarang mengalir brbas kedalam silinder kiri dan juga mengalir bebas dari silinder kanan. C. KEMUDI HIDROLIK JENIS TUAS Pada kemudi jenis Tuas, silinder penggerak tidak disatukan pada roda gigi kemudi. Namun demikian ia masih tetap dihubungkan dengan tuas kemudi. Sedangkan unit katup disatukan pada tuas kemudi, adakalanya menjadi satu unit dengan silinder penggerak (power silinder) atau unit terpisah. Bagian – bagian unit katup terdiri dari katup berbentuk silinder (spool). Katup spool berada dalam badan katup. Ujung lengan pitman berbentuk bola dan sesuai berada dalam soket batang katup spool. Pada posisi roda lurus kedepan, katup spool berada di tengah unit katup oleh tekanan beberapa pegas.
Silinder terdiri dari dua sel silinder yang sepusat. Minyak melalui atara dua sel dan masuk dari ujung silinder. Ujung batang siinder dipasang pada kerangka kendaraan dengan sambungan pleksibel sehingga gerakan batang torak memungkinkan lurus dengan silinder saat ia bergerak maju mundur D. Kemudi Hidrolik Jenis Integral Batang torak silinder penggerak dipasang pada keranggka kendaraan. Silinder dihubungkan ke tuas kemudi hingga merupakan satu bagian. Waktu roda kemudi diputar, bola pada ujung lengan pitman menggeser katup spool ke kanan. Minyak akan masuk dari pompa ke lubang dalam unit, katup terus ke silinder ke kanan sehingga merupakan penggerak utama sistem kemudi. 2.2.2.4 TugasPenilaian kinerja siswa berdasarkan pada kemampuan untuk melaksanakan urutan tugas yang disusun dalam analisis pokok bahasan., untuk itu disarankan kepada siswa selalu berkonsultasi dengan guru/pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari. Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus di capai oleh siswa yang dianggap kompeten adalah : Persyaratan pemeriksaan sistem kemudi ditentukan berdasarkan spesifikasi pabrik. Penyetelan dan pemeriksaan sistem kemudi sesuai dengan Prosedur Operasi Standar dimana dalam pengerjaannya sesuai dengan undang-undang K 3 ( keselamatan dan kesehatan kerja ). 2.2.2.5 Tes Formatif
10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kemudi Rack dan Pinion 11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pompa Power Steering Tipe Vane (Vane Pump) 12. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Power Steering Box (Siklus Operasi Umum) 13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Collapsable Steering Column (Tabung Kemudi jenis Jala) 14. Jelaskan perbedaan antara kemudi biasa dengan kemudi 4 roda ( 4 WS ) 2.2.2.6 Kunci Jawaban Jawaban : Menghubungkan long tie-rod dengan knuckle arm (lengan kemudi) Jawaban : – Merubah gerak putar kemudi menjadi gerak ayun – Menghubungkan sambungan kemudi dengan kotak gigi kemudi Jawaban : Menyokong sambungan kemudi pada sisi tempat penumpang Jawaban : Menghubungkan roda kiri dan roda kanan sehingga kedua roda dapat dikendalikan
Jawaban : Menjamin hubungan tie-rod end dan memberikan sudut belok yang berbeda saat belok
Jawaban : Memperingan pengemudian dan meredam getaran akibat sifat jalan
Jawaban : Untuk mencegah pengemudi dari kecelakaan serius jika terjadi kecelakaan dengan cara memutuskan pen plastik yang terdapat pada tabung kemudi bawah.
Jawaban : membantu meringankan kerja sistem kemudi.
Jawaban : Gerak putar roda kemudi memutar baut kemudi yang terdapat di dalam rumah kemudi. Di antara baut kemudi dan mur kemudi terdapat bola yang menggelinding di sepanjang sirkuit. Gerak putar baut kemudi diubah menjadi gerak lurus mur kemudi. Melalui poros sektor, gerak memanjang mur kemudi diubah menjadi gerak ayun pada lengan pit-man. Gerak ayunan pit-man diubah menjadi gerak lurus, belok kanan atau belok kiri pada tie rod. 10. Kemudi Rack dan Pinion Jawaban : Sistem kemudi jenis Rack dan Pinion memiliki roda kemudi, sambungan universal, poros utama, dan poros antara. Jika roda kemudi diputar, maka pinion juga terputar. Putaran pinion menyebabkan rack bergerak ke kiri dan ke kanan. Pada ujung rack terpasang tie-rod yang menghubungkan rack dengan knuckle arm (lengan kemudi), gerakan knuckle arm menyebabkan roda membelok pada sudut tertentu. Di ujung rack dan tie-rod juga terdapat sambungan bola (ball joints). Sambungan ini memungkinkan gerak belok dan gerakan akibat pemegasan. 11. Pompa Power Steering Tipe Vane (Vane Pump) Jawaban : Pompa jenis ini terhubung dengan putaran mesin dengan menggunakan sabuk, dan menghasilkan tekanan hidrolis untuk memperingan pengemudian. Pompa mengisap minyak power steering dari reservoir dan mengalirkannya menuju katup kontrol aliran melalui pipa tekanan tinggi. Pada pompa ini juga terdapat saluran pengembali sehingga fluida akan bersirkulasi jika tidak diperlukan tekanan untuk pengemudian. Pengemudian pada keadaan normal, fluida akan bersirkulasi dan tekanan hanya naik sedikit, sehingga hanya sedikit daya mobil yang terserap. Jika kendaraan berbelok pada kecepatan rendah (saat parkir), maka tekanan fluida akan naik dan akan menyerap tenaga mesin lebih besar lagi. 12. Power Steering Box (Siklus Operasi Umum) Jawaban: Gear box power steering memiliki komponen yang fungsinya sama dengan gear box pada kemudi manual, hanya terdapat komponen tambahan untuk power steering. Kemudi manual antara lain tipe bola bersirkulasi atau tipe cacing dan roll. Gear box power steering terdiri dari katup kontrol untuk mengalirkan fluida, power silinder dan piston untuk merubah tekanan oli menjadi gerak. Komponen pendukung terdiri pompa oli berikut reservoirnya, katup kontrol rotari, dan power silinder pada kotak gigi kemudi. Piston pada power silinder terpasang pada gigi rack, yang terhubung dengan gigi poros sektor. Pada saat belok katup kontrol aliran bergerak mengatur arah minyak, kemudian minyak mendorong piston di dalam salah satu silinder, sementara itu tekanan minyak dari silinder lain akan mengalir kembali ke reservoir. Pada saat berjalan lurus, dimana tidak diperlukan bantuan tenaga untuk pengemudian maka katup kontrol aliran akan berada di tengah sehingga tekanan minyak langsung kembali ke reservoir. Dan piston tidak bergerak (diam) karena tekanan di dalam silinder sebelah kanan dan kiri besarnya sama. 13. Collapsable Steering Column (Tabung Kemudi jenis Jala) Jawaban: Jika terjadi kecelakaan, maka pen antara pipa teleskop dan pipa mantel akan terputus, akibatnya pipa teleskop meluncur dalam pipa mantel. Karena pipa teleskop menyangkut pada rumah jala, maka gaya akibat tabrakan diredam oleh jala-jala pengaman. Dengan demikian pengemudi terhindar dari kecelakaan yang lebih serius jika terjadi tabrakan. 14. Perbedaan antara kemudi biasa dengan kemudi 4 roda ( 4 WS ) Jawaban: Kemudi biasa yang dapat berbelok hanya roda depan. Kemudi 4 roda memungkinkan roda depan dan roda belakang dapat membelok. Pada kecepatan tinggi arah belok roda depan sama dengan arah belok roda belakang. Sedangkan pada kecepatan rendah (misal : parkir), maka arah belok roda depan akan berlawanan dengan arah belok roda belakang. Respon Peserta Pertanyaan 1 Gunakan kata-kata yang sudah disediakan untuk melengkapi pernyataan berikut ini. Fungsi kemudi adalah untuk ; Kata kunci : Membelok, Tanpa, Mengontrol Memungkinkan pengemudi untuk …… …………kendaraan di jalan lurus,…………….saat di tikungan ……………….menyebabkan lelah. Kata kunci : Kemudi, Pergerakan, Pengemudi, Dibelokkan Kebanyakan kendaraan …………. …..dengan memutar roda depan. …………….. roda depan dikontrol oleh …………….. melalui roda ……………..……. Pertanyaan 2 Berilah nama komponen seperti ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban
Pertanyaan 3 Berilah nama komponen seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban: 1. ……………………………………………………………………………………………………………………. 2. ……………………………………………………………………………………………………………………. 3. ……………………………………………………………………………………………………………………. 4. ……………………………………………………………………………………………………………………. 5. ……………………………………………………………………………………………………………………. 6. ……………………………………………………………………………………………………………………. Pertanyaan 4 Berilah nama komponen seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban: 1. …………………………………………………………………………………………………………………… 2. ……………………………………………………………………………………………………………………. 3. ……………………………………………………………………………………………………………………. 4. ……………………………………………………………………………………………………………………. 5. ……………………………………………………………………………………………………………………. 6……………………………………………………………………………………………………………………… 7. ……………………………………………………………………………………………………………………. 8……………………………………………………………………………………………………………………… Pertanyaan 5. Berilah nama komponen seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban: 1. ……………………………………………………………………………………………. 2. ……………………………………………………………………………………………. 3. ……………………………………………………………………………………………. 4. ……………………………………………………………………………………………. 5. ……………………………………………………………………………………………. 6. ……………………………………………………………………………………………. 7. ……………………………………………………………………………………………. 8. ……………………………………………………………………………………………. 9. ……………………………………………………………………………………………. Pertanyaan 6 Berilah nama komponen seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban: 1. ………………………………………………………………………………………………………………….. 2. ………………………………………………………………………………………………………………….. 3. ………………………………………………………………………………………………………………….. 4. ………………………………………………………………………………………………………………….. 5. ………………………………………………………………………………………………………………….. 6. ………………………………………………………………………………………………………………….. 7. ………………………………………………………………………………………………………………….. 8. ………………………………………………………………………………………………………………….. 9. ………………………………………………………………………………………………………………….. 10. …………………………………………………………………………………………………………………… 11. …………………………………………………………………………………………………………………… 12. …………………………………………………………………………………………………………………… 13. …………………………………………………………………………………………………………………… 14. …………………………………………………………………………………………………………………… 15. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… Pertanyaan 7 Berilah nama komponen seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban: 1. ………………………………………………………………………………………………………………….. 2. …………………………………………………………………………………………………………………. 3. ………………………………………………………………………………………………………………….. 4. ………………………………………………………………………………………………………………….. 5. ………………………………………………………………………………………………………………….. 6. ………………………………………………………………………………………………………………….. 7. ………………………………………………………………………………………………………………….. 8. ………………………………………………………………………………………………………………….. 9. ………………………………………………………………………………………………………………….. 10. ………………………………………………………………………………………………………………….. 11. ………………………………………………………………………………………………………………….. 12. ………………………………………………………………………………………………………………….. 13…………………………………………………………………………………………………………………….. 14. ………………………………………………………………………………………………………………….. 15. ………………………………………………………………………………………………………………….. 16. ………………………………………………………………………………………………………………….. 17. ………………………………………………………………………………………………………………….. 18. ………………………………………………………………………………………………………………….. Pertanyaan 8 Beri nama komponen seperti ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban: 1. …………………………………………………………………………………………… 2. …………………………………………………………………………………………… 3. …………………………………………………………………………………………… 4. …………………………………………………………………………………………… 5. …………………………………………………………………………………………… 6. …………………………………………………………………………………………… 7. …………………………………………………………………………………………… 8. …………………………………………………………………………………………… 9. …………………………………………………………………………………………… Pertanyaan 9 Beri nama komponen seperti ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban: 1. ……………………………………………………………………………………………. 2. ……………………………………………………………………………………………. 3. ……………………………………………………………………………………………. 4. ……………………………………………………………………………………………. Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah pada pelatih untuk memeriksanya. Lembar Pemeriksaan Peserta untuk Kegiatan 1 Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani.
Tandatangan pelatih ……………………………………………………………………. Tandatangan peserta …………………………………………………………………… KEGIATAN 2 Kegiatan ini dirancang agar peserta pelatihan dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja komponen sistem kemudi. Langkah 2 Respon dan Praktek Respon Peserta Pertanyaan 1 Jelaskan fungsi dari komponen kemudi berikut ini. Jawaban:
Pertanyaan 2 Jelaskan cara kerja komponen kemudi berikut ini. Jawaban:
Pertanyaan 3 Jelaskan perbedaan desain antara sistem kemudi konvensional dan sistem kemudi 4 roda. Jawaban: …………………………………………………………………………………………… Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah pada pelatih untuk memeriksanya. Langkah Akhir, PENILAIAN Lembar Pemeriksaan Hasil Pelatihan Apakah Peserta telah menyelesaikan semua kegiatan pada Hasil Pelatihan ini dengan baik?
Semua hal-hal tersebut harus mendapat tanggapan YA. Jika tidak, Peserta harus berkonsultasi dengan Pelatih mengenai kegiatan-kegiatan tambahan tertentu yang harus dilengkapi/diselesaikan dalam mencapai kemampuan pada hasil ini. Tandatangan Pelatih…………………………………………………………………………. Tandatangan Peserta………………………………………………………………………… Tanggal dan jam kelulusan………………………………………………………………….. KUNCI JAWABAN Pertanyaan 1 Gunakan kata-kata yang sudah disediakan untuk melengkapi pernyataan berikut ini. Fungsi kemudi adalah untuk ; Kata kunci : Membelok, Tanpa, Mengontrol Jawaban Memungkinkan pengemudi untuk mengontrol kendaraan di jalan lurus, membelok saat di tikungan tanpa menyebabkan lelah. Kata kunci : Kemudi, Pergerakan, Pengemudi, Dibelokkan Jawaban Kebanyakan kendaraan dibelokkan dengan memutar roda depan. Pergerakan roda depan dikontrol oleh pengemudi melalui roda kemudi Pertanyaan 2 Berilah nama komponen seperti ditunjukkan pada diagram di bawah ini. 1. Batang kemudi 4. Tie rod 2. Kotak gigi kemudi 5. Spindle 3. Lengan kemudi 6. Roda kemudi Pertanyaan 3 Berilah nama komponen seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban 1. Poros kemudi 4. Jala pengaman 2. Penghubung salib 5. Pen plastik 3. Bantalan atas 6. Bantalan bawah Pertanyaan 4 Berilah nama komponen seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban 1. Rack & Pinion 5. Lengan pitman 2. Sambungan bola 6. Tie-rod 3. Tie-rod 7. Lengan idler 4. Kotak gigi kemudi 8. Batang penghubung Pertanyaan 5. Berilah nama komponen seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban 1. Sambungan bola 6. Tie-rod 2. Poros kemudi 7. Rack 3. Penutup debu 8. Pinion 4. Rumah pinion 9. Tie-rod end 5. Tabung rack Pertanyaan 6 Berilah nama komponen seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban 1. Lengan pitman 9. Mur kemudi 2. Rumah gigi cacing 10. Baut kemudi 3. Gigi cacing 11. Bantalan 4. Rol 12. Tutup bantalan 5. Gigi sektor 13. Sirkuit bola 6. Baut penyetel back-lash 14. Poros sektor 7. Baut penyetel pre-load 15. Bantalan poros sektor 8. Poros kemudi Pertanyaan 7 Berilah nama komponen seperti yang ditunjukkan pada diagram di samping ini. Jawaban 1. Reservoir 10. Rumah gigi kemudi 2. Pompa power steering 11. Poros kemudi 3. Sabuk 12. Power silinder 4. Saluran pengembali 13………………… Saluran masuk dari pompa (Rack) 5. Saluran bertekanan 14………………… Saluran kembali ke pompa (Rack) 6. Rumah power steering 15. Saluran belok kanan 7. Saluran ke pompa 16. Saluran belok kiri 8. Saluran masuk dari pompa 17……………………… Katup kontrol arah aliran 9. Katup kontrol pengatur volume 18. Rumah rack Pertanyaan 8 Beri nama komponen seperti ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Jawaban 1. Bushing karet 6. Bantalan 2. Bushing logam 7. Stud 3. Bushing ulir 8. Sambungan kemudi 4. Lengan atas 9.Lengan kemudi 5. Rumah sambungan bola Pertanyaan 9 Beri nama komponen seperti ditunjukkan pada diagram di samping ini. 1. Pin pengunci 2. Lengan kemudi 3. Tapper 4. Tie-rod end sambungan bola Lembar Pemeriksaan Peserta untuk Kegiatan 1 Periksa apakah semua jawaban sudah benar.
Respon Peserta Pertanyaan 1 Jelaskan fungsi komponen kemudi berikut ini! Tie Rod End Jawaban : Menghubungkan long tie-rod dengan knuckle arm (lengan kemudi) Pitman Arm Jawaban : – Merubah gerak putar kemudi menjadi gerak ayun – Menghubungkan sambungan kemudi dengan kotak gigi kemudi Idler Arm Jawaban : Menyokong sambungan kemudi pada sisi tempat penumpang Track Rod Jawaban : Menghubungkan roda kiri dan roda kanan sehingga kedua roda dapat dikendalikan Steering Arm (Lengan Kemudi) Jawaban : Menjamin hubungan tie-rod end dan memberikan sudut belok yang berbeda saat belok Steering Box (Kotak Gigi Kemudi) Jawaban : Memperingan pengemudian dan meredam getaran akibat sifat jalan Coollapsable Steering Column (Tabung Kemudi dengan Batang Luncur) Jawaban : Untuk mencegah pengemudi dari kecelakaan serius jika terjadi kecelakaan dengan cara memutuskan pen plastik yang terdapat pada tabung kemudi bawah. Power Steering (Penguat Tenaga Kemudi) Jawaban : membantu meringankan kerja sistem kemudi. Pertanyaan 2 Jelaskan cara kerja dari komponen kemudi berikut ini! Kemudi dengan Bola Bersirkulasi (Recirculating Ball Steering Box) Jawaban : Gerak putar roda kemudi memutar baut kemudi yang terdapat di dalam rumah kemudi. Di antara baut kemudi dan mur kemudi terdapat bola yang menggelinding di sepanjang sirkuit. Gerak putar baut kemudi diubah menjadi gerak lurus mur kemudi. Melalui poros sektor, gerak memanjang mur kemudi diubah menjadi gerak ayun pada lengan pit-man. Gerak ayunan pit-man diubah menjadi gerak lurus, belok kanan atau belok kiri pada tie rod. Kemudi Rack dan Pinion Jawaban : Sistem kemudi jenis Rack dan Pinion memiliki roda kemudi, sambungan universal, poros utama, dan poros antara. Jika roda kemudi diputar, maka pinion juga terputar. Putaran pinion menyebabkan rack bergerak ke kiri dan ke kanan. Pada ujung rack terpasang tie-rod yang menghubungkan rack dengan knuckle arm (lengan kemudi), gerakan knuckle arm menyebabkan roda membelok pada sudut tertentu. Di ujung rack dan tie-rod juga terdapat sambungan bola (ball joints). Sambungan ini memungkinkan gerak belok dan gerakan akibat pemegasan. Pompa Power Steering Tipe Vane (Vane Pump) Jawaban : Pompa jenis ini terhubung dengan putaran mesin dengan menggunakan sabuk, dan menghasilkan tekanan hidrolis untuk memperingan pengemudian. Pompa mengisap minyak power steering dari reservoir dan mengalirkannya menuju katup kontrol aliran melalui pipa tekanan tinggi. Pada pompa ini juga terdapat saluran pengembali sehingga fluida akan bersirkulasi jika tidak diperlukan tekanan untuk pengemudian. Pengemudian pada keadaan normal, fluida akan bersirkulasi dan tekanan hanya naik sedikit, sehingga hanya sedikit daya mobil yang terserap. Jika kendaraan berbelok pada kecepatan rendah (saat parkir), maka tekanan fluida akan naik dan akan menyerap tenaga mesin lebih besar lagi. Power Steering Box (Siklus Operasi Umum) Jawaban: Gear box power steering memiliki komponen yang fungsinya sama dengan gear box pada kemudi manual, hanya terdapat komponen tambahan untuk power steering. Kemudi manual antara lain tipe bola bersirkulasi atau tipe cacing dan roll. Gear box power steering terdiri dari katup kontrol untuk mengalirkan fluida, power silinder dan piston untuk merubah tekanan oli menjadi gerak. Komponen pendukung terdiri pompa oli berikut reservoirnya, katup kontrol rotari, dan power silinder pada kotak gigi kemudi. Piston pada power silinder terpasang pada gigi rack, yang terhubung dengan gigi poros sektor. Pada saat belok katup kontrol aliran bergerak mengatur arah minyak, kemudian minyak mendorong piston di dalam salah satu silinder, sementara itu tekanan minyak dari silinder lain akan mengalir kembali ke reservoir. Pada saat berjalan lurus, dimana tidak diperlukan bantuan tenaga untuk pengemudian maka katup kontrol aliran akan berada di tengah sehingga tekanan minyak langsung kembali ke reservoir. Dan piston tidak bergerak (diam) karena tekanan di dalam silinder sebelah kanan dan kiri besarnya sama. Collapsable Steering Column (Tabung Kemudi jenis Jala) Jawaban: Jika terjadi kecelakaan, maka pen antara pipa teleskop dan pipa mantel akan terputus, akibatnya pipa teleskop meluncur dalam pipa mantel. Karena pipa teleskop menyangkut pada rumah jala, maka gaya akibat tabrakan diredam oleh jala-jala pengaman. Dengan demikian pengemudi terhindar dari kecelakaan yang lebih serius jika terjadi tabrakan. Pertanyaan 3 Jelaskan perbedaan antara kemudi biasa dengan kemudi 4 roda ( 4 WS ) Jawaban: Kemudi biasa yang dapat berbelok hanya roda depan. Kemudi 4 roda memungkinkan roda depan dan roda belakang dapat membelok. Pada kecepatan tinggi arah belok roda depan sama dengan arah belok roda belakang. Sedangkan pada kecepatan rendah (misal : parkir), maka arah belok roda depan akan berlawanan dengan arah belok roda belakang. Lembar Pemeriksaan Hasil Pelatihan Standar kemampuan yang diharapkan untuk dicapai peserta.
Semua hal-hal tersebut harus mendapat tanggapan YA. BAB III PENUTUP Setelah siswa telah menyelesaikan seluruh pelatihan dengan ketentuan jumlah kehadiran tidak kurang dari 80% dan dapat mengisi dan menyelesaikan tugas dengan baik dan dapat menguasai kompetensi yang telah ditentukan maka siswa berhak untuk mendapatkan serifikat yang menyatakan bahwa peserta diklat telah dan berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang diakui oleh kalangan pendidik dan kalangan industri. Siswa juga direkomendasikan untuk melanjutkan atau mengikuti pelatihan modul kompetensi selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA 1 Patasik, Agus. Laras Imbang Roda Depan. 1992. Bandung : Media Cetak PPPG Teknologi Bandung 2 Arismunandar, Wiranto.Seri Pelajaran Teknologi Secara Bergambar, Teknik Mobil. 1980. Jakarta : Bhratara Karya Aksara. 3 Wiganda, Agus Patasik H. Kemudi dan Suspensi. 1992.Bandung : Divisi pengembangan bahan belajar PPPG Teknologi Bandung. 4 Automotive Mechanics – Sixth Edition-Volume 1 may and Crouse. 1992.Mc.Graw-Hill Book Company. 5 OPKR-40-008B Pemeriksaan Sistem Kemudi. 2000.Proyek IAPSD Otomotif dan Tim Standarisasi Otomotif Indonesia. 6 Crouse. William H. Automotive Mechanics Seventh Edition. |