Tokoh tokoh golongan muda yang hadir dalam perumusan naskah proklamasi

Perumusan Naskah Proklamasi dilaksanakan ketika Soekarno – Hatta kembali ke Jakarta setelah diamankan oleh para pemuda di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Peristiwa ini terjadi karena ada perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda dalam pelaksanaan Proklamasi. Golongan tua yang diwakili oleh Soekarno-Hatta, dan Ahmad Soebardjo dalam merencanakan memproklamasikan kemerdekaan memerlukan adanya rapat PPKI, sedangkan golongan muda yang diwakili Sukarni, Chaerul Saleh dan Sayuti Melik menghendaki untuk membebaskan diri dari PPKI, yang dianggap bentukan Jepang. Perbedaan inilah yang menyebabkan para pemuda mengamankan Soekarno – Hatta di Rengasdengklok.

Akan tetapi, atas jaminan Ahmad Soebardjo bahwa Proklamasi akan dilaksanakan keesokan harinya, para pemuda akhirnya mengijinkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.

Setelah kembali ke Jakarta, kedua pemimpin itu singgah di rumah masing-masing sebentar, kemudian keduanya dengan ditemani Ahmad Soebardjo menemui Laksamana Tadashi Maeda untuk meminjam rumahnya sebagai tempat Perumusan Naskah Proklamasi.

Perumusan Naskah Proklamasi akhirnya dilaksanakan di rumah Laksamana Tadashi Maeda Jalan Meiji Dori (sekarang Imam Bonjol No. 1).

Selain terjadi Peristiwa Perumusan Naskah Proklamasi, gedung ini pada awal perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dipakai sebagai tempat perundingan antara pihak Indonesia dengan Belanda.

Pada tanggal 17 November 1945 saat menjadi Markas Tentara Inggris, gedung ini digunakan sebagai tempat pertemuan antara Indonesia – Belanda. Pihak Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir dan pihak Belanda oleh Dr. H.J. Van Mook, sedangkan di pihak Sekutu diwakili oleh Letjen Christison sebagai pemrakarsa. Pertemuan itu disamping untuk mempertemukan pihak lndonesia dengan Belanda juga untuk menjelaskan kedatangan tentara sekutu. Akan tetapi pertemuan itu berakhir tanpa hasil apapun.

Pada tanggal 7 Oktober 1946, atas jasa baik Inggris diadakan lagi perundingan antara pihak Indonesia dengan Belanda. Pihak Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir dan pihak Belanda oleh Prof. Schermerhorn, sedangkan dari pihak Inggris diwakili oleh Lord Killearn sebagai penengah. Pertemuan ini menghasilkan persetujuan gencatan senjata yang ditandatangani 14 Oktober 1946.

Oleh karena, peristiwa sejarah yang amat penting terjadi di gedung ini adalah peristiwa Perumusan Naskah Proklamasi, yang merupakan awal berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia, maka gedung ini dinamakan Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Tokoh perumus teks proklamasi

Proklamasi kemerdekaan Indonesia ditandai dengan dibacakannya teks proklamasi oleh Ir. Soekarno, tapi bukan hanya beliau tokoh yang ada di balik perumusan teks proklamasi Indonesia kala itu.

Ada beberapa orang tokoh yang terlibat di dalam perumusan teks proklamasi tersebut sebelum akhirnya dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman presiden pertama Indonesia, yakni Ir Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta Pusat.

Siapa sajakah tokoh-tokoh penting yang terlibat dalam perumusan teks proklamasi tersebut?

Tokoh-tokoh yang ada di Balik Perumusan Teks Proklamasi Indonesia

Dilansir dari buku Indonesia Merdeka karya Woro Miswati (2011), ada beberapa tokoh yang ternyata perannya sangat penting dalam perumusan teks proklamasi yang akan selalu tercatat dalam sejarah Indonesia. Mereka adalah:

Mohammad Hatta adalah tokoh penting dalam perumusan teks proklamasi. Beliau yang mengajukan usul untuk menandatangani teks proklamasi oleh seluruh tokoh yang hadir di rumah Laksamana Maeda saat itu.

Hatta adalah pria kelahiran Sumatera Barat, 12 Agustus 1902. Hatta pun ikut serta mendampingi Soekarno saat pembacaan teks proklamasi. Sampai akhirnya diangkat menjadi wakil Presiden mendampingi Soekarno sebagai Presidennya pertama Indonesia.

Pria yang lahir di Karawang pada 23 Maret 1897 ini adalah seorang pejuang senior yang juga tergabung sebagai anggota PPKI. Ahmad Subarjo juga terlibat dalam perumusan teks proklamasi sebagai penulis di rumah Laksamana Maeda. Pria yang memiliki nama lengkap Raden Achmad Subardjo inilah yang menjemput Soekarno dan Hatta dari Rengasdengklok saat disembunyikan oleh para golongan muda. Ia juga memutuskan bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta.

Sayuti Melik dikenala sebagai salah satu tokoh proklamasi karena perannya sebagai pengetik naskah. Sebelumnya, naskah proklamasi ditulis tangan oleh Soekarno dengan beberapa perubahan, setelah mencapai keputusan final, naskah tersebut diserahkan kepada Sayuti.

Laksamana Maeda juga merupakan tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ia adalah seorang perwira dengan jabatan sebagai Wakil Komandan Angkatan Laut Jepang di Jakarta yang bersimpati penuh pada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Laksamana Maeda mengizinkan para pejuang menggunakan rumahnya sebagai tempat perumusan naskah proklamasi.

Soekarni dikenal sebagai tokoh yang mengusulkan agar naskah proklamasi kemerdekaan hanya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta, sebagai perwakilan bangsa Indonesia. Soekarni lahir di Blitar pada 14 Juli 1916. Soekarni aktif dalam perjuangan kemerdekaan dan pernah bekerja di kantor berita Domei, Sendenbu, dan kantor pusat Seinendan.

Inilah tokoh sentral dari perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno berperan sebagai pembaca teks proklamasi. Pria yang lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur ini diketahui aktif berjuang sebelum kemerdekaan dengan menjadi anggota Pusat Tenaga Rakyat (Putera), hingga ketua PPKI. Sebelum akhirnya menjabat sebagai presiden pertama Indonesia.

Itu tadi tokoh-tokoh yang memiliki peranan penting dalam perumusan teks proklamasi Indonesia. Semoga bisa menjadi bahan wawasan baru bagi kalian. (DNR)

Penyusunan teks proklamasi melibatkan tokoh-tokoh penting, antara lain Sukarno, Hatta, dan Ahmad Subarjo. Dalam proses penyusunan juga disaksikan oleh Miyoshi, Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah. Kalimat pertama dalam naskah dicetuskan oleh Ahmad Subarjo, sedangkan kalimat terakhir disumbang oleh Moh. Hatta. Setelah perumusan naskah, teks proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Dengan demikian, tokoh-tokoh yang hadir dalam penyusunan teks proklamasi adalah tokoh yang berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan seperti Sukarno, Hatta, Ahmad Subarjo, Miyoshi, Sukarni, Sudiro, B.M. Diah, dan Sayuti Melik.