Roda gerinda terdiri dari butiran pemotong atau bahan butiran asah (abrasive) dan perekat atau pengikat (bond) yang dibuat dengan cara dipanaskan pada dapur listrik sampai temperatur tertentu, kemudian dikempa dalam cetakan dengan bentuk yang diinginkan. Roda gerinda adalah salah satu jenis alat pemotong yang digunakan untuk pekerjaan finishing dengan hasil tingkat kehalusan dan toleransi tertentu, yang sebelumnya sudah dilakukan pengerjaan awal dengan jenis mesin lainnya. Fungsi roda gerinda diantaranya, digunakan unutk menggerinda datar, mengasah dan membentuk pisau atau untuk jenis pekerjaan lain yang tidak dapat dikerjakan pada mesin perkakas lainnya. a. Bagian-bagian Roda Gerinda. b. Macam-macam Butiran Pemotong (Abrasive). Butiran pemotong dibuat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Terdapat macam-macam butiran pemotong diantaranya: 1) Alumunium Oxide (AL2O3). “Simbol A”. Aluminium oksida memiliki variasi dalam sifat yang timbul dari perbedaan komposisi kimia dan struktur yang diakibatkan dari proses manufaktur atau pembuatannya. Aluminium oksida grit murni (AL2O3) berwarna putih memilki struktur berongga dan tajam dengan kekuatan rendah, digunakan untuk penggerindaan umum/pengasaran dengan hasil kehalusan sedang. Butiran jenis ini memilki sifat kurang tahan terhadap panas dan sensitif terhadap keras dan bahan besi. Aluminium oksida (AL2O3) paduan dengan TiO2 berwarna coklat, memiliki kekerasan yang lebih rendah namun memiliki ketangguhan tinggi. Butiran jenis ini memilki sifat kurang tahan terhadap panas dan sensitif terhadap keras dan bahan besi. Aluminium oksida paduan dengan kromium oksida (<3%) berwarna merah muda, memilki keseimbangan antara kekerasan dan ketangguhan dan efisien. Butiran jenis ini memilki sifat tahan terhadap panas, tekanan tinggi dan bahan besi. Roda gerinda dengan butiran alumunium oxide secara umum digunakan untuk menggerinda benda kerja yang mempunyai tegangan tarik tinggi (baja karbon, baja paduan dan HSS). Proses pembuatan butiran alumunium oxide dapat dilihat pada (Gambar 2.3) 3) Boron Nitrit . “ Simbol CBN ” c. UKuran Butiran Pemotong Roda Gerinda d. Macam-macam Perekat (Bond) 1) Perekat Keramik (Vitrified bond). 2) Perekat silikat. 3) Perekat shellac. 4) Perekat Karet. 5) Perekat Resin Syntetik (Syntetic Resin Bond). 6) Perekat logam. e. Tingkat Kekerasan Roda Gerinda 1) Roda Gerinda Lunak 2) Roda Gerinda Keras. f. Struktur Roda Gerinda Struktur roda gerinda secara garis terdiri dari tiga jenis yaitu, struktur terbuka (open structure/open spacing), struktur sedang (medium struktur/medium spacing) dan struktur padat (dense structure/close spacing). 1) Struktur Terbuka (Open Structure/Open Spacing). 2) Struktur Sedang (Medium Struktur/Medium Spacing). 3) Struktur Padat (Dense Structure/Close Spacing) g. Bentuk/Geometris Roda Gerinda. 1) Roda Gerinda Lurus (Straight Wheel) 2) Roda Gerinda Silinder (Cylinder Wheel) 3) Roda Gerinda Tirus Satu Sisi (Tappered One Side Wheel) 4) Roda Gerinda Tirus dua sisi (Tappered Two Side Wheel) 5) Roda Gerinda Pengurangan Satu Sisi (Recessed One Side Wheels) 6) Roda Gerinda Pengurangan Dua Sisi (Recessed Two Side Wheels) 7) Roda Gerinda Mangkuk Lurus (Straight Cup Wheels) 8) Roda Gerinda Mangkuk kerucut (Taper Cup Wheels) 9) Roda Gerinda Piring (Dish Wheels) 10) Roda Gerinda Piring Gergaji (Saw gummer/Sauser Wheels) 11) Roda Gerinda Tanpa Senter (Centerlees Grinding Wheels) 12) Roda Gerinda dalam (Internal Grinding Wheels) 13) Roda Gerinda Bentuk Khusus h. Sistem Penandaan Batu gerinda Penandaan sebuah roda gerinda harus berdasarkan standar yang telah ditetapkan, sehingga setiap pabrikan pembuat roda gerinda dalam pembuatnnya harus mengikuti standar tersebut. Standar penandaan roda gerinda dapat dilihat pada (Gambar 2.34). Contoh pembacaan atau pengertian penandaan roda gerinda sebagaimana terlihat pada (Gambar 2.35), adalah sebagai berikut: Pengertian penandaan roda gerinda diatas adalah: A : Butiran pemotong “Alumunium oksida” 16 : Ukuran butiran “Sangat kasar” P : Kekerasan “Keras” 5 : Struktur “Sedang” V : Perekat keramik (Vitrified bond). BE : Karakteristik/type perekat i. Pembentukan dan Pengasahan Roda Gerinda (Trueing And Dressing Of Grinding Wheel) Pembentukan dan pengasahan roda gerinda dilakukan sesuai dengan kebutuhan hasil penggerindaan, yaitu bentuk/profil dan kehalusan seperti apa yang diinginkan. Peralatan yang digunakan untuk melakukan pembentukan dan pengasahan roda gerinda adalah, dudukan/pemegang (holder) dan alat pengasah dan pembentuk roda gerinda/dreser (dresser). 1) Pembentukan Roda Gerinda (Trueing) Pembentukan roda gerinda (trueing), adalah proses pembentukan roda gerinda yang hasil permukaannya dapat berbentuk rata, bertingkat, miring, radius, alur profil (alur bentuk standar, alur bentuk radius dan alur bentuk V) dan bentuk-bentuk lainnya. Selain itu trueing juga dapat diartikan, proses mempertahankan bentuk roda gerinda dengan cara memperbaiki/meratakan permukaan yang rusak atau tidak rata (miring atau beralur) akibat kesalahan penggunaan (Gambar 2.36). a) Pembentukan Roda Gerinda Bentuk Rata b) Pembentukan Roda Gerinda Bentuk Miring c) Pembentukan Roda Gerinda Bentuk Bertingkat d) Pembentukan Roda Gerinda Multi Bentuk 2) Pengasahan/Dresing (Dressing) Roda Gerinda. j. Proses Pembentukan dan Pengasahan Roda Gerinda (Trueing And Dressing) Alat yang digunakan untuk proses pembentukan dan pengasahan roda gerinda (trueing and dressing) adalah dreser (dresser). Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses pembentukan dan pengasahan roda gerinda diantaranya: 1) Perlakuan Terhadap Dreser (Dresser) Dreser merupakan sebuah alat yang harganya relatif mahal, karena terbuat dari bahan intan/berlian. Disamping itu, proses pembuatannya harus dilakukan dengan menggunakan cara atau teknik sesuai ketentuan, dan bahkan sampai saat ini tidak banyak industri yang memproduksi alat tersebut. Maka dari itu, perlakukan terhadap dreser harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: Gunakan dreser hanya untuk pekerjaan truing dan dressing Untuk menghindari lepasnya dreser dari pemegangnya, hindari terjadinya beban kejut pada saat digunakan Intan memiliki sifat kekerasan sangat keras dan tahan terhadap gesekan, namun rentan terhadap benturan. Maka dari itu, hindari dari terjadinya benturan atau terjatuh. 2) Penempatan atau Posisi Dreser (Dresser) Penempatan atau posisi dreser, sangat berpengaruh terhadap keselamatan dreser dan roda gerinda. Maka dari itu penempatan atau posisi dreser pada saat digunakan harus memperhatikan beberapa hal diantaranya: Penempatan atau posisi dreser harus benar, yaitu ditempatkan bergeser dari sumbu spindel mesin yaitu sebesar ± ¼ inchi atau ± 6 mm dan dimiringkan sekitar 15º. |