Jelaskan bagaimana cara menghindari perpecahan dalam Gereja

BiOY is part of Alpha International. Alpha International is a charity registered in England & Wales (no. 1086179) and in Scotland (no. SC042906) and a private company limited by guarantee and registered in England & Wales (no. 4157379). The registered office is at HTB Brompton Road SW7 1JA.

© Copyright Alpha International 2022

Gagalnya Upaya Mempersatukan.

Top 1: usaha yang dilakukan untuk menghindari adanya perpecahan ...

Pengarang: brainly.co.id - Peringkat 96

Ringkasan: . karapyak kandang Munding Ari kandang kuda​ . hadits tentang tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim ,apa maksud dari "Perowi hadist " itu ​ . Kenapa setiap saya kasih pertanyaan, pertanyaan saya selalu dihapus!!!!saya sedih tau padahal cuma mau nanya . Q. MalamMudah!!!1. sebutkan cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga kualitas air 2. 54×34note:• No ngasal• Pakai lenjelasanSelamat Menjawab...​ . y

Hasil pencarian yang cocok: Usaha yang dilakukan untuk menghindari adanya perpecahan dalam tubuh gereja Indonesia?​. 1. Lihat jawaban. Lencana tidak terkunci yang ... ...

Top 2: Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia - Wikipedia

Pengarang: id.m.wikipedia.org - Peringkat 120

Ringkasan: Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, disingkat PGI (bahasa Inggris: Council of Churches in Indonesia (CCI); dulu disebut "Dewan Gereja-Gereja di Indonesia" - DGI[1]), didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah. Oleh karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya adalah "Mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.". Persekutuan Gereja-Gereja di Indone

Hasil pencarian yang cocok: Oleh karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan pembentukannya adalah "Mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia." Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia ... ...

Top 3: PERPECAHAN DALAM GEREJA - OSF

Pengarang: osf.io - Peringkat 58

Hasil pencarian yang cocok: oleh A Putra — Perpecahan besar pertama dalam Gereja Katolik terjadi pada abad 11. ... Gereja-gereja di Indonesia juga ternyata diperhadapkan dengan situasi perpecahan ... ...

Top 4: Mengatasi Perpecahan - House of Grace Family Church [HGC Family]

Pengarang: hgcfamily.org - Peringkat 107

Ringkasan: Dalam kehidupan sosial, baik itu dalam area yang besar  seperti suatu bangsa/negara bahkan yang terkecil dalam keluarga, seringkali terjadi perselisihan yang bisa memicu terjadinya perpecahan. Demikian juga dalam kehidupan bergereja, banyak masalah-masalah internal gereja yang bisa memicu terjadinya perselisihan dan perpecahan.. Tentunya Tuhan tidak menginginkan hal ini terjadi karena salah satu dari tujuan Gereja yaitu hidup dalam sebuah persekutuan. Untuk kita mampu hidup dalam persekutu

Hasil pencarian yang cocok: Demikian juga dalam kehidupan bergereja, banyak masalah-masalah internal gereja yang bisa memicu terjadinya perselisihan dan perpecahan. ...

Top 5: Bagaimana seharusnya kita menangani konflik di dalam Gereja?

Pengarang: gotquestions.org - Peringkat 118

Ringkasan: JawabanGereja memiliki banyak area yang berpotensi untuk terjadinya konflik. Namun, sebagian besar konflik-konflik tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori: konflik karena dosa yang terang-terangan terjadi di antara orang-percaya, konflik dengan kepemimpinan, dan konflik di antara orang-percaya. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa ada banyak masalah yang bisa muncul dan sebenarnya melibatkan dua atau tiga kategori di atas sekaligus. Orang-percaya yang secara terang-terangan berbuat dos

Hasil pencarian yang cocok: Gereja memiliki banyak area yang berpotensi untuk terjadinya konflik. Namun, sebagian besar konflik-konflik tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga ... ...

Top 6: Sejarah Singkat PGI

Pengarang: pgi.or.id - Peringkat 53

Ringkasan: Pada tanggal 6-13 November 1949 diadakan: ‘Konferensi Persiapan Dewan Gereja-gereja di Indonesia.” Seperti diketahui sebelum Perang Dunia II telah diupayakan mendirikan suatu Dewan yang membawahi pekerjaan Zending; namun karena pecahnya PD II maksud tersebut diundur. Setelah PD II berdirilah tiga buah Dewan Daerah, yaitu: “Dewan Permusyawaratan Gereja-gereja di Indonesia, berpusat di Yogyakarta (Mei 1946) ; “Majelis Usaha bersama Gereja-gereja di indonesia bagian Timur”, berpusat di M

Hasil pencarian yang cocok: Setelah PD II berdirilah tiga buah Dewan Daerah, yaitu: “Dewan Permusyawaratan Gereja-gereja di Indonesia, berpusat di Yogyakarta (Mei 1946) ; “Majelis Usaha ... ...

Top 7: Untuk menghindari perpecahan lebih lanjut gereja-gereja di Indonesia ...

Pengarang: cp.dhafi.link - Peringkat 257

Ringkasan: Dhafi QuizFind Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia : Gereja Katolik Roma kita mengenal KWI (Konferensi Waligereja Indonesia). PGPI (Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia), PBI (Persekutuan Baptis Indonesia), GMAHK (Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh). Dewan Gereja-gereja di Indonesia (sekarang berganti nama menjadi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia). Kini jumlah ang

Hasil pencarian yang cocok: Untuk menghindari perpecahan lebih lanjut gereja-gereja di Indonesia pada tanggal 25 Mei 1950, 22 gereja Protestan di Indonesia berkumpul di Jakarta dan ... ...

Top 8: Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti SMP Kelas IX - myedisi.com

Pengarang: epaper.myedisi.com - Peringkat 118

Hasil pencarian yang cocok: ... usaha ini menghasilkan gereja-gereja suku yang terpisah-pisah dari gereja ... Untuk menghindari perpecahan lebih lanjut gereja-gereja di Indonesia pada ... ...

Top 9: Tabloid Reformata Edisi 192 Oktober 2015

Pengarang: books.google.com.au - Peringkat 321

Hasil pencarian yang cocok: Sebagai pendeta lanjut usia yang pernah berkecimpung di lingkungan Gereja Kristen Muria Indonesia, juga Gereja Jemaat Kristus Indonesia dan pengajar di ... ...

Top 10: Perpecahan Katolik dan Protestan yang Berujung Intoleransi - Tirto.ID

Pengarang: amp.tirto.id - Peringkat 153

Ringkasan: tirto.id - Yohanes Calvin segera tenar setelah ia menerbitkan buku Pengajaran tentang Agama Kristen atau Religionis Christianae Institutio (biasa disebut "Institutio") pada 1536. Buku itu berisi bahan ajar sederhana yang ditujukan bagi orang banyak, hampir seperti Katekismus Besar yang ditulis Martin Luther. Meski sederhana, Institutio menuai banyak penolakan. Di Paris, misalnya, ia disambut dengan pembakaran. Sebelum pembakaran buku terjadi, Calvin sudah terlebih dulu melarikan diri dari tanah

Hasil pencarian yang cocok: 26 Jan 2018 — Yohanes Calvin dipersekusi kalangan Katolik Roma ... ...

Jawaban

Gereja memiliki banyak area yang berpotensi untuk terjadinya konflik. Namun, sebagian besar konflik-konflik tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori: konflik karena dosa yang terang-terangan terjadi di antara orang-percaya, konflik dengan kepemimpinan, dan konflik di antara orang-percaya. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa ada banyak masalah yang bisa muncul dan sebenarnya melibatkan dua atau tiga kategori di atas sekaligus. Orang-percaya yang secara terang-terangan berbuat dosa, dapat menimbulkan konflik di dalam Gereja, seperti yang terlihat dalam 1 Korintus pasal 5. Gereja yang tidak memedulikan dosa jemaatnya, dipastikan akan membuka pintu kepada lebih banyak masalah. Gereja tidak dipanggil untuk menghakimi orang-orang yang tidak percaya, tetapi Gereja diharapkan untuk menghadapi dan memulihkan orang-orang percaya yang masih belum bertobat dari dosa-dosanya, seperti yang tercantum dalam 1 Korintus 5:11 "... yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu." Orang-orang seperti itu sebaiknya tidak diterima oleh Gereja sampai mereka bersedia untuk bertobat. Matius 18:15-17 memberikan prosedur singkat untuk menghadapi dan memulihkan orang-percaya. Konfrontasi harus dilakukan dengan hati-hati, lemah lembut, dan memiliki tujuan untuk pemulihan (Gal 6:1). Sikap Gereja yang mendisiplinkan orang berdosa dengan penuh kasih akan mengurangi banyak konflik di dalam Gereja itu sendiri. Kadangkala, orang-percaya mungkin saja tidak puas dengan tindakan atau kebijakan dari para pemimpin Gereja. Sebuah peristiwa yang terjadi di awal sejarah Gereja menggambarkan hal ini (Kis 6:1-7). Sekelompok orang di Gereja Yerusalem mengeluh kepada para rasul bahwa beberapa orang tidak diperlakukan sebagaimana mestinya. Kondisi tersebut kemudian diperbaiki sehingga Gereja pun dapat bertumbuh (Kis 6:7). Gereja mula-mula menggunakan konflik sebagai kesempatan untuk meningkatkan pelayanan. Namun, ketika Gereja tidak memiliki proses yang jelas untuk menangani masalah, manusia cenderung menggunakan cara mereka sendiri. Mereka mungkin akan mulai meminta pendapat dari gereja lain, mulai bergosip, atau bahkan membentuk kelompok "orang-orang yang menaruh perhatian." Kepemimpinan yang baik dapat membantu menghindari masalah ini dengan tidak mementingkan diri sendiri, termasuk menjadi gembala yang penuh kasih. Pemimpin harus menjadi hamba dan teladan, bukannya menjadi seorang penguasa (1 Pet 5:1-3). Anggota gereja yang dikecewakan pun harus tetap menghormati pemimpinnya (Ibrani 13:7, 17), tidak lekas menuduh mereka (1 Tim 5:19), dan menyatakan kebenaran kepada mereka dengan penuh kasih, bukannya membicarakan mereka dengan orang lain (Ef 4:15). Pada saat seorang pemimpin tampaknya tidak menanggapi sebuah masalah, orang tersebut harus mengikuti pola yang telah ditetapkan dalam Matius 18:15-17, untuk memastikan tidak muncul kesalahpahaman sehinggga mereka masing-masing bisa memahami posisinya. Alkitab mengingatkan bahwa orang-orang di dalam Gereja mungkin akan mengalami konflik antara satu sama lain. Beberapa konflik timbul karena kesombongan dan keegoisan (Yak 4:1-10). Beberapa konflik timbul karena pelanggaran-pelanggaran yang belum diampuni (Mat 18:15-35). Allah telah mengatakan kepada kita untuk mengusahakan damai sejahtera (Rm 12:18; Kol 3:12-15). Ini merupakan tanggung jawab setiap orang-percaya untuk berusaha menyelesaikan konflik. Berikut adalah beberapa langkah dasar untuk menyelesaikan konflik: 1. Menumbuhkan sikap hati yang benar- yaitu lemah lembut (Gal 6:1); rendah hati (Yak 4:10); pemaaf (Ef 4:31,32); dan penyabar (Yak 1:19,20). 2. Intropeksi peranan kita di dalam konflik - Matius 7:1-5 (penting sekali untuk punya sikap terlebih dahulu mengeluarkan balok dari mata sendiri sebelum membantu mengeluarkan selumbar dari mata orang lain). 3. Mendatangi pribadi yang bersangkutan (bukan mendatangi orang lain) untuk menyatakan kepedulian kita - Matius 18:15. Hal ini harus dilakukan dengan kasih (Efe 4:15), bukan sekedar menyampaikan keluhan atau mencurahkan emosi. Merasa tertuduh cenderung mendorong seseorang menjadi defensif. Oleh karena itu, bicarakan masalahnya dan jangan menyerang pribadinya. Hal ini dapat memberikan kesempatan yang lebih baik kepada orang tersebut untuk menjelaskan situasi atau meminta pengampunan atas pelanggarannya. 4. Jika langkah awal untuk penyelesaian konflik ini tidak mencapai hasil yang dibutuhkan, lanjutkanlah dengan meminta orang lain yang mungkin dapat membantu proses mediasi (Mat 18:16). Ingat, tujuan kita bukan untuk memenangkan argumen; melainkan supaya sesama orang-percaya bisa berdamai. Oleh karena itu, pilihlah seseorang yang dapat membantu untuk menyelesaikan konflik tersebut.

Cara terbaik untuk menangani konflik adalah dengan berdoa dan fokus mengasihi orang lain dengan penuh kerendahan hati, dengan tujuan untuk memulihkan hubungan. Sebagian besar konflik di dalam Gereja seharusnya dapat dikendalikan jika mengikuti prinsip-prinsip alkitabiah tersebut di atas. Namun, ada saatnya nasihat dari pihak luar mungkin dapat membantu. Kami merekomendasikan untuk memanfaatkan sumber daya seperti halnya dari PeaceMaker Ministries (www.hispeace.org). English