2. Faktor-Faktor apa saja yang menyebabkan kebijakan fiscal dan moneter berlaku?3. Jelaskan beserta grafik jenis-jenis kebijakan fiscal ?4. Jelaskan dari tujuan kebijakan fiscal dan moneter ?5. Jelaskan dari instrument-instrumen kebijakan moneter danbagaimana dampaknya kepada perekonomian ?
Bukan sulap bukan sihir. Bagaimana ujian kemarin?? Kesaksian dari orang-orang yang membeli ringkasan ini via SMS sebagai berikut : 1. Alhamdulillah, modulx membantu sekali. 2. Lumayan, banyak yang keluar kok dari ringkasan. 3. Lumayan, ada yang lupa sih dikit-dikit, tapi karena multiplechoice, jadi masih bisa dikerjain. 4. Alhamdulillah, yang bisa ya bisa, yang gak bisa dibisa-in. Ntar disangka soal bocor kalau bisa semua. 5. dll banyak lagi. TESTIMONI ASLI bukan karangan. Segera bergabung sebelum ketinggalan. Ada 29 macam MATERI KULIAH. Sudah dijilid dan diberi daftar isi + pengantar. Untuk kamus juga bisa. Semua cuma seratus lima puluh lembar (300 halaman). Harganya 300 ribu aja. Transfer ke : Show > DARSO WIDODO > BANK MANDIRI NO.REK : 119.000.422.9249 Kirim alamat pos untuk kirim bukunya.HUBUNGI : 0813 867 69910 ATAU email : ***** BILA MEMBELI AKAN MENDAPAT AKSES JUGA VIA INTERNET TANPA BATAS DAN TANPA GANGGUAN ******* Ingin pasang FOTO KENANGAN/PROFIL atau gambar lain untuk Alumni UT dan adik-adik kelas/angkatan??? (Hub. Darso : 081386769910) E K O N O M I INTERNASIONAL INTRODUKSI Ilmu Ekonomi Internasional adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari segala sesuatu mengenai hubungan ekonomi antar-negara dan keterkaitan ilmu ekonomi mikro (penentuan harga/alokasi sumber) dengan ilmu ekonomi makro (pendapatan nasional/GNP, perkapita/GDP dan sumber daya agregat). Bentuk hubungan ekonomi internasional, baik pertukaran maupun utang/piutang, menggambarkan kedudukan ekonomi suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain. Beda hubungan ekonomi antar-negara dengan antar-daerah dalam satu negara :
Jarang sekali ada negara yang ekonominya benar-benar tertutup, oleh karena itu perlu dipelajari ekonomi internasional. Setiap ada perubahan permintaan atau penawaran agregat di pasar dunia, termasuk harga, maka pengaruhnya dirasakan dalam bentuk perubahan ekspor/impor dan secara tidak langsung juga pada produksi dan harga di dalam negeri. Renaissance = keinginan untuk mengeksplorasi dunia lain. Kelompok merkantilisme sering dibedakan menjadi 2 :
Tokoh-tokoh merkantilis murni antara lain : Josiah Child : perdagangan internasional menghasilkan kemakmuran, menambah kekuasaan. Melalui perdagangan dan agama, ekspor didorong, impor dibatasi. Ekspor logam mulia dilarang. Barang-barang ekspor diberi subsidi supaya dapat dijual murah, meningkatkan kurs asing, menjatuhkan mata uang sendiri. Ekspor bahan mentah dilarang agar harganya di dalam negeri tetap rendah. Barang modal dan tenaga teknisi dilarang diekspor. Upah dipertahankan pada tingkat serendahnya, agar harga-harga di dalam negeri tetap. James Stenard : golongan rakyat terendah dalam negara pedagang harus ditekan sampai pemenuhan kebutuhan fisik saja. Usahakan memperoleh monopoli perdagangan dan daerah jajahan. Thomas Mun/Louis XIV (PM Perancis) : dikenal dengan sebutan Colbertisme, menitikberatkan pada perkembangan industri dalam negeri daripada perdagangan internasional. Von Hornigh/Beker : memperkenalkan Cameralisme, upaya pegawai keuangan memupuk logam mulia untuk kepentingan kerajaan melalui kebijakan fiskal. Kesatuan pandangan kelompok Bullionist dan Merkantilis murni : pemerintah harus mengatur perdagangan luar negeri secara ketat demi pembinaan negara nasional yang kuat. Timbulnya negara nasional yang kuat ini merupakan awal dari Kapitalisme. TEORI KLASIK Akhir abad 18 : mulai hilangnya campur tangan Pemerintah atas perdagangan luar negeri. Richard Cantilon : keluar/masuk logam mulia di suatu negara erat hubungannya dengan tingkat harga barang/jasa di negara itu, dan berpengaruh pada neraca perdagangan. David Hume : usaha untuk menumpuk logam mulia dengan ekspor sia-sia karena hanya akan menyebabkan kenaikan impor. Penumpukan logam mulia oleh perorangan menghambat kegiatan ekonomi (idle money). John Locke (teori kuantitas uang) : surplus ekspor akan menaikkan harga-harga di dalam negeri dan menambah jumlah uang beredar. Price-Specie flow mechanism (mekanisme penyesuaian neraca perdagangan) : harga barang/jasa di dalam negeri naik maka konsumen mencari harga lebih murah di negara lain dan meningkatkan impor. Specie = logam mulia. Adam Smith : perdagangan internasional harusnya didasari azas saling menguntungkan. Ekspor adalah barang berlebih atau barang unggulan saja agar tidak terjadi perang harga. Perdagangan antar-negara yang bebas dan tidak terhalang berbagai peraturan pemerin-tah akan memberi hasil maksimal, karena masing-masing negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi yang paling cocok/menguntungkan. Kritik Smith atas Merkantilisme :
Sumbangan positif Smith :
Ricardo : teori biaya komparatif : manfaat bersama diperoleh bila masing-masing negara mengekspor barang-barang yang memiliki keuntungan komparatif (Term Of Trade =TOT = 1:1). Misalnya : Kain Anggur DTD..Portugal 90 80 1 : 1,125 Inggris 100 120 1 : 0,200Portugal memiliki Absolute advantage kedua jenis barang, perdagangan 2 negara dapat terjadi bila Portugal produksi anggur saja, Inggris kain saja. Manfaat terbesar diterima Inggris, sbb : keuntungan Portugal = 90 – 80 = 10 keuntungan Inggris = 120 –100 = 20 TOT = 1 : 1 artinya, Portugal memperoleh 1 unit kain Inggris untuk tiap 1 unit anggurnya. Manfaat sama diperoleh bila, masing-masing negara menghasilkan satu unit barang ekspor lebih murah daripada satu unit barang impor bila barang ini harus diproduksi sendiri. Kain AnggurPortugal 90 80 Inggris 200 210 .Hasil perdagangan internasional = negara dan rakyat menjadi makmur dan juga seluruh dunia. Manfaat : 1)lebih banyak barang diproduksi, 2)lebih banyak konsumsi. Kain AnggurPortugal 90 80 Inggris 85 95 .John Stuart Mill : TOT tidak harus 1 : 1, sepanjang ada penawaran/permintaan antara 2 negara bisa terjadi perdagangan. Kain Anggur DTD..Portugal 30 20 1 : 1,5 Inggris 15 30 1 : 2,0 .TOT 1 : 1, yaitu Portugal melepas 1 anggur untuk 1 kain Inggris. Padahal di dalam negeri, Portugal melepas 1 kain untuk 1,5 anggur. Maka TOT- nya harus lebih besar dari DTD (TOT > DTD minimal). Di dalam negeri Inggris melepas 2 anggur untuk 1 kain. Maka TOT yang adil = 1 : 1,75. Jadi, 1,5 < DTI < 2,0. Portugal melepas 1 anggur untuk 1,75 kain (hemat = 0,25), Inggris melepas 1,75 kain untuk 2 anggur (hemat = 0,25). Syarat kedua Ricardo : keseimbangan internasional tercapai bila nilai total ekspor = nilai total impor tidak harus tercapai. Sebab, ada hukum persamaan permintaan internasional = hasil produksi suatu negara ditukar dengan hasil negara lain, nilai ekspornya dapat secara tepat digunakan untuk membayar nilai impor. Kecuali, ada negara curang yang memalsukan data biaya dan DTD. Asumsi-asumsi Ricardo dan Mill :
Senior : tingkat upah berupa uang di suatu negara harusnya ditentukan produktivitas tenaga kerja dibandingkan barang serupa yang dihasilkan negara lain, dan vice versa (kebalikan). Tidak setuju bahwa tingkat upah yang tinggi menghambat perdagangan antar-negara. Pendukung = Cairnes, Bastable, Marshall Pigou, Edgeworth. Cairnes : bilamana persaingan sempurna tidak ada, harga barang/jasa tidak ditentukan melulu dari biaya produksi, tetapi juga "permintaan timbal-balik". Upah timbal-balik (vice versa) dengan produktivitas. Hukum permintaan timbal-balik = hukum persamaan permintaan internasional = nilai ekspor/impor sama = keseimbangan internasional. Bastable : dengan adanya biaya meningkat/menurun dalam tingkat produktivitas, maka profit naik, dan selayaknya tingkat upah naik. Taussig : teori biaya komparatif (mirip Ricardo) akan mengekspor barang/jasa yang harga/biayanya di dalam negeri relatif rendah terhadap harga barang/jasa serupa di luar negeri, dan mengimpor barang/jasa yang harga/biayanya relatif tinggi bila diproduksi sendiri. Asumsinya : biaya produksi = tenaga kerja dan bunga. Upah dibagi 2, upah riil (cermin poduktivitas) dan upah uang (naik/turun sesuai tingkat harga). Kemungkinan terjadi perdagangan antara 2 negara karena :
Dalam hal situasi 1 dan 2, perdagangan dapat terjadi terus. Dalam kondisi 3, hanya sementara sampai upah uang tercermin pada harga, yaitu harga menjadi sama dan perdagangan menjadi tidak menguntungkan kedua belah pihak karena biaya transportasi. Graham : kesulitan perdagangan internasional : v apabila 2 negara itu mempunyai kekuatan ekonomi relatif seimbang : a)seluruh keuntungan jatuh ke tangan negara yang lebih kecil/lemah, negara yang satunya tetap, b)negara yang lebih besar tetap memproduksi kedua macam barang, c)dua negara akan berebut spesialisasi pada produk yang memiliki biaya komparatif terrendah, karena pada TOT (1 : 1), akan mengeruk keuntungan v apabila tingkat konsumsi total 2 barang tidak sama, misalnya antara mobil dan korek api, a)seluruh keuntungan jatuh ke tangan negara yang lebih besar, negara yang kecil tetap, b)negara yang lebih kecil akan tetap memproduksi kedua macam barang, c)dua negara berebut spesialisasi barang yang mempunyai keuntungan komparatif besar, yaitu mobil. Tetapi tingkat konsumsi total mobil kecil, maka negara yang lebih kecil tetap harus produksi korek api juga. INGAT : PERDAGANGAN luar negeri terjadi akibat perbedaan harga antara 2 komoditi yang dijual di 2 negara itu. Perdagangan multi-lateral tidak selalu bersifat langsung pembeli – penjual, tetapi bisa dengan perantara yang tidak melakukan ekspor/impor, contoh Singapura dan Hongkong. Haberler : biaya riil diganti biaya alternatif. Biaya alternatif X : yaitu sejumlah barang Y yang harus dikorbankan agar X dapat diproduksi. Biaya alternatif X dan Y dinyatakan dalam garis kemungkinan produksi (production possibility line) atau garis transformasi (transformation line). Pada dasarnya teori ini tidak mengubah teori klasik, karena tetap berpandangan bahwa perdagangan internasional timbul karena perbedaan dalam perbandingan ongkos produksi barang yang diperdagangkan. Tetap mengutamakan masalah nilai dan bahwa penawaran semua input inelastis. Contoh soal : Biaya produksi per-unit produk (X) dibanding per kg beras (Y) sbb :
Produk Biaya Biaya Indonesia Jepang
Mobil 75.000 kg 15.000 kg Tekstil 22,5 10 Beras 1 1 Televisi 4.500 100 Sabun 1,35 0,6 Telur 4,5 5 Tas 337,5 120 Kayu 168,75 300 Waktu produksi 1 kg beras di Indonesia = 2 jam, di Jepang = 0,5 jam. Upah per jam, di Indonesia = Rp.100,- Jepang = Y.150,-. Kurs valas : 1 Yen = Rp.6,- 1. Produk mana yang diexpor Indonesia ? Biaya produksi per unit : = upah * jam kerja * kurs Biaya 1 kg beras : Indonesia = 100x2x1 = Rp.200,- Jepang = 150x0,5x6 = Rp.450,- Maka Harga-harga sbb : Mobil = 75.000 x 200 = 15.000.000
Produk Biaya Biaya Indonesia Jepang
Mobil 15.000.000 6.750.000 Tekstil 4.500 4.500 Beras 200 450 Televisi 900.000 45.000 Sabun 270 270 Telur 900 2.250 Tas 67.500 54.000 Kayu 33.750 135.000 Diekspor = beras, telur, kayu. Impor = mobil, tv, tas. Tekstil dan sabun tidak diperdagangkan. 2. Produk mana yang keuntungan komparatifnya paling besar ? Dari index harga : Mobil Jepang = 6.750.000 / 15.000.000 x 100 = 45
Produk Biaya Biaya Indonesia Jepang
Mobil 100 45 Tekstil 100 100 Beras 100 225 Televisi 100 5 Sabun 100 100 Telur 100 250 Tas 100 80 Kayu 100 400 Indonesia = kayu. Jepang = tv Dalam perdagangan internasional : Devaluasi (atau melemahnya nilai mata uang) akan meningkatkan ekspor. Bahkan, barang yang semula tidak dijual, diekspor. Inflasi dalam negeri menyebabkan nilai mata uang melemah. Bersambung ............... Halaman 2 |