Indonesia mengizinkan negara-negara anggota asean menggunakan satelit palapa

 Sebutkan 5 peran Indonesia dalam ASEAN? 

Berikut adalah lima Peran Indonesia dalam ASEAN. 

1) Sebagai salah satu negara pemrakarsa ASEAN 

2) Pada 2013 Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) das Associated Meeting ke-31, serta Konferensi ASEAN CIO Forum yang ke-2. 

3) Indonesia mengizinkan negara-negara anggota ASEAN menggunakan satelit Palapa

4) Pada September 2016 Indonesia turut serta dalam KTT ke-28 dan ke-29 ASEAN di Kota Vientiane, Laos.

5) Indonesia menjadi ketua kerja sama kesehatan ASEAN periode 2020-2021. Penetap tersebut telah disepakati dalam pertemuan pejabat tinggi kesehatan ASEAN (Senior Office Meeting On Health Development/SOMHD) yang diselenggarakan pada April 2019.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama

Dalam sejarah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia, Palapa adalah satelit pertama yang diluncurkan pada tanggal 9 Juli 1976 dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT.

Nama palapa sendiri diinisiasi oleh Presiden Soeharto yang diambil dari “Sumpah Palapa”, yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334 yang menyatakan tidak akan pensiun dini sebelum nusantara bersatu di bawah panji-panji Kerajaan Majapahit.

Semangat dari lahirnya satelit Palapa adalah bagaimana menyambungkan komunikasi di wilayah nusantara yang begitu luas dan terpisah jarak begitu jauh. Pentingnya kecepatan komunikasi ini diperlukan demi mempercepat pembangunan di Indonesia, setelah masa Orde Lama. Tanpa komunikasi yang cepat, impian Indonesia untuk maju sejajar dengan bangsa lainnya akan hanya impian belaka.

Presiden Soeharto memberikan tugas kepada Mayjen TNI Soehardjono (dirjen pos dan telekomunikasi) serta Ir Sutanggar Tengker Yahya (direktur telekomunikasi di ditjen pos dan telekomunikasi yang juga mantan dirut PN Telekomunikasi Indonesia) sebagai penanggung jawab atas kondisi telekomunikasi Indonesia.

Indonesia kala itu memiliki dua persoalan besar untuk mewujudkan rencana memiliki dan meluncurkan satelit sendiri. Persoalan besar tersebut adalat tidak menguasai teknologi persatelitan dan juga pembiayaan. Terlebih, satelit merupakan barang yang sangat sangat mahal untuk negara seperti Indonesia pada masa itu masih menuju negara berkembang.

Peluncuran satelit perdana Palapa milik Indonesia itu menjadi tonggak kemajuan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia. Hingga pada akhirnya, setiap tangga 9 Juli diperingati sebagai Hari Satelit Palapa.

Satelit Palapa Pertama

Satelit pertama Indonesia Palapa A diketahui memiliki spesifikasi yang mirip dengan satelit domestik yang digunakan Kanada dan Amerika Serikat karena dibuat oleh perusahaan yang sama Hughes Aircraft Company dengan model HS-333. Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas setara 6.000 sirkut suara atau 12 saluran televisi warna, memiliki masa aktif hingga 7 tahun dengan tinggi satelit 3.41 meter, diameter 1.9 meter dan berat saat peluncuran sebesar 574 kg.

(Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diperhatian Sebelum Vaksinasi (Covid-19))

Satelit Palapa A dikendalikan dan dioperasikan sepenuhnya oleh PERUMTEL (sekarang TELKOM) dengan area coverage satelit Palapa meliputi Indonesia dan Asia Tenggara yang meliputi Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Transponder Satelit Palapa dialokasikan untuk sistem komunikasi yang digunakan oleh PERUMTEL, siaran TVRI dan juga Kementrian Pertahanan dan Keamanan. Negara ASEAN juga memanfaatkan transponder satelit Palapa A yaitu Filipina, Thailand dan Malaysia.

Atas peluncuran satelit Palapa ini, Indonesia diketahui merupakan negara pertama di Asia dan negara ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) menggunakan Satelit GEO setelah Amerika Serikat dan Kanada.

Palapa A1 menjadi SKSD pertama di Indonesia yang memberikan layanan telepon dan faksimili antar kota di Indonesia. Lalu, SKSD juga berkembang menjadi infrastruktur utama pendistribusian program televisi nasional. Palapa A1 menjadi tonggak sejarah satelit di Indonesia yang kemudian diikuti dengan satelit-satelit berikutnya seperti Telkom, Cakrawarta, Indostar, Garuda dan PSN. Di Indonesia sendiri setidaknya tercatat ada 5 operator satelit nasional yang memiliki dan mengelola satelitnya sendiri, antara lain: TELKOM, INDOSAT, PSN, MNC dan BRI.

Dalam perkembangannya, 4 satelit dari seri kedua dibuat, semuanya dari tipe Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R.

Palapa D dipesan pada tanggal 29 Juni 2007 oleh perusahaan Indonesia PT Indosat Tbk, kepada Thales Alenia Space yang merupakan Spacebus 4000B3 yang akan dibuat di Pusat Luar Angkasa Cannes Mandelieu.

Hingga kini, setidaknya Indonesia telah ada 21 tipe satelit yang dipesan, diluncurkan dan mengorbit. Meskipun ada diantaranya yang gagal saat peluncuran dan gagal orbit. Hingga saat ini, Indonesia sudah meluncurkan banyak satelit, dan yang terbaru diluncurkan adalah Satelit Nusantara Satu, sebagai satelit broadband pertama milik Indonesia.

Lewat teknologi informasi dan komunikasi, Satelit Palapa mampu menjadi wahana yang memperkuat dan meningkatkan persatuan dengan memangkas jarak komunikasi antarwilayah Indonesia yang amat luas.

Jakarta (01/06/2021) Sobat Revmen, persatuan bisa diciptakan melalui berbagai cara. Tak terkecuali melalui kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Seperti keberadaan satelit palapa yang berhasil menyatukan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau lewat pancaran sinyalnya. Di samping memiliki arti yang sangat penting dalam menyatukan bangsa sekaligus menjadi tonggak pembangunan nasional, keberadaan Satelit Palapa juga mengantarkan nama Indonesia diperhitungkan di kancah internasional, lho! Yuk sobat Revmen, kita cari tahu lebih jauh tentang satelit kebanggaan bangsa Indonesia ini!

44 tahun lalu tepatnya pada 8 Juli 1976, untuk pertama kalinya Indonesia memiliki satelit nasionalnya sendiri yakni Satelit Palapa. Satelit Palapa berhasil mengangkasa pada 83 derajat Bujur Timur dan ketinggian 30.500 kilometer, setelah diluncurkan dengan roket NASA Delta 2914 dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat (AS). Satelit Palapa generasi A memiliki 12 transponder (alat untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah) dengan kapasitas 6000 sambungan pembicaraan atau 12 kanal televisi. Palapa memiliki tinggi 3,7 meter, serta berdiameter 1,9 meter dan bobot 574 kg. Satelit Palapa dirancang untuk mengoptimalkan pancaran sinyal komunikasi di wilayah kepulauan Indonesia, bahkan mampu menjangkau negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Keberadaan Satelit Palapa melambungkan nama Indonesia di kancah dunia dan menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga di dunia sekaligus negara berkembang pertama yang berhasil mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD). Indonesia bahkan mendahului bangsa-bangsa Eropa atau Asia lainnya, di mana pada masa itu hanya ada dua negara yaitu Amerika Serikat dan Kanada yang memiliki sistem satelit domestiknya sendiri. Hal tersebut tak pelak membawa Indonesia sebagai pionir di kawasan ASEAN, sehingga negara-negara di kawasan Asia Tenggara pun turut memanfaatkan pancaran sinyal Satelit Palapa.

Satelit Palapa tersebut dioperasikan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) atau sekarang PT Telkom Indonesia, adapun pembuatannya dilakukan oleh Boeing Satellite Systems (dahulu Hughes Space and Communication Company). Saat itu, Satelit Palapa yang diluncurkan merupakan generasi A1 dengan jangka waktu mengorbit selama tujuh tahun. Setelahnya, muncul generasi-generasi Satelit Palapa lainnya yang sebagian sudah tidak beroperasi dan digantikan oleh satelit lainnya karena tiap satelit memiliki jangka waktu yang terbatas. Mengutip Kumparan.com, sampai dengan tahun 2020, tercatat ada 11 satelit Palapa yaitu, Palapa A1 (1976), Palapa A2 (1977), Palapa B1 (1983), Palapa B2 (1984), Palapa B2P (1987), Palapa B2R (1990), Palapa B4 (1992), Palapa C1 (1996), Palapa C2 (1996), Palapa D (2009), serta Palapa N1 ___ yang gagal mengorbit setelah diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XLSC) di Xichang, China, pada 2020 lalu dan rencananya akan dioperasikan oleh PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS).

Nama Palapa sendiri diambil dari sumpah Palapa oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada 1336, yang bertekad tak akan menghentikan mati raga atau puasanya sebelum mempersatukan wilayah-wilayah Nusantara. Sebagaimana sumpah Gajah Mada tersebut, Satelit Palapa diharapkan mampu menjadi sarana mumpuni yang menyatukan wilayah Nusantara yang amat luas dengan memangkas jarak komunikasi antardaerah demi mendukung pembangunan nasional. Dengan dekatnya 'jarak' tersebut, maka Satelit Palapa memfasilitasi gerbang informasi bagi pemerintah. Di mana jika setiap ada persoalan, tak perlu menunggu waktu lama untuk mendapatkan informasi yang valid sehingga langkah-langkah penyelesaian pun dapat lebih cepat diambil.

Proyek Satelit Palapa yang menelan biaya Rp 561 miliar kala itu pun membawa manfaat signifikan dalam bidang komunikasi dan penyiaran bagi masyarakat Indonesia. Tak hanya mendukung layanan telepon, telex, telegram, dan faksimili antarkota di Indonesia, Satelit Palapa juga menjadi infrastruktur utama pendistribusian program televisi nasional sehingga dapat disaksikan oleh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Di samping Televisi Republik Indonesia (TVRI), satelit Palapa berperan pula pada lahirnya televisi-televisi swasta di Indonesia. Begitu pula dengan jaringan radio, selain Radio Republik Indonesia (RRI), radio-radio swasta pun dapat menjangkau jaringan ke banyak kota dalam satu naungan berkat Satelit Palapa.

Mengutip Lipi.go.id, Palapa generasi dahulu kini telah digantikan generasi satelit komunikasi yang lebih hebat, seperti Satelit Telkom-2 yang diluncurkan pada 2005 lalu. Di mana selain mampu menjadi tulang punggung transmisi untuk Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ), Sambungan Langsung Internasional (SLI), internet, dan komunikasi militer, juga mampu dimanfaatkan untuk siaran baik itu TV, radio, telekonferensi. Termasuk, akses internet, distant learning, serta bisnis Very Small Aparture Terminal (VSAT) untuk perbankan dan pertambangan.

Wah, keren banget enggak sih sobat Revmen? Mengorbitnya Satelit Palapa A1 menjadi tonggak yang mampu memperkuat dan meningkatkan persatuan, khususnya dengan teknologi informasi dan komunikasi yang tergambar lewat penyiaran televisi dan radio di seluruh Indonesia. Satelit Palapa juga memfasilitasi akses informasi global yang dapat mendukung pada meningkatnya kecerdasan bangsa, lho! Seiring perkembangan zaman, kita pun dapat mencontoh semangat diinisiasinya Satelit Palapa untuk terus mengupayakan dan merawat persatuan Indonesia lewat berbagai cara ataupun medium lainnya! #AyoBerubah #IndonesiaBersatu

Sumber Foto:

https://www.liputan6.com/news/read/4007876/palapa-a1-satelit-pertama-indonesia-mengorbit-43-tahun-silam

Referensi:

Lipi.go.id, 29/08/07

Infoastronomy.org, 07/07/15

Historia.id, 09/07/18

Republika.co.id, 04/08/19

Liputan6.com, 09/07/19

Tekno.kompas.com, 10/04/20

Kompas.com, 08/07/20

Tirto.id, 09/07/20

Kumparan.com, 09/07/20

Reporter: Melalusa Susthira K.

Editor: Harod Novandi

Indonesia mengizinkan negara-negara anggota asean menggunakan satelit palapa

Diunggah oleh:

Administrator
Sekertariat Revolusi Mental

Satker Revolusi Mental

  • Indonesia mengizinkan negara-negara anggota asean menggunakan satelit palapa

  • Indonesia mengizinkan negara-negara anggota asean menggunakan satelit palapa

  • Indonesia mengizinkan negara-negara anggota asean menggunakan satelit palapa