Aritmetika Sosial Pada persentase untung berarti untung dibandingkan terhadap harga pembelian,dan pada persentase rugi berarti rugi di bandingkan terhadap harga pembelian. Untuk selanjutnya, persentase untung atau rugi selalu dibandingkan terhadap harga pembelian dan modal, kecuali jika ada keterangan lain. Cara untuk menentukan persentase untung dan rugi 1. Harga pembelian = Rp400.000 Harga penjualan = Rp425.000 Untung = ...-... = ... Persentase untung = 100% = 100% = ... % 2. Harga pembelian = Rp80.000 Harga penjualan = Rp75.000 Rugi = ... - ... = ... Persentase rugi = 100% = 100% = ... % Berdasarkan jawaban kegiatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Persentase untung = 100% 2. Persentase rugi = 100% Cara menentukan harga penjualan berdasarkan persentase untung dan rugi 1. Harga pembelian = Rp60.000 Untung 20% = Rp60.000 = RP ... Harga penjualan = Rp ... + ... Rp ... = Rp ... 2. Harga pembelian = Rp500.000 Rugi 6% = Rp500.000 = Rp ... Harga penjualan = Rp ... – Rp ... = Rp ... Berdasarkan jawaban kgiatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Harga pejualan = harga ...+ Persentase ...x harga pembelian 2. Harga penjualan = harga ...- Persentase ...x harga pembelian Contoh : 1. Seorang pedagang membeli sebuah akuarium seharga Rp. 45.000. jika pedagang tersebut menghendaki untung 20%, berapa rupiah akuarium tersebut harus dijual? Jawab : Harga pembelian = Rp. 45.000 Untung 20% = 20/100 X Rp. 450.000 = x Rp. 450.000 = Rp. 90.000 Harga penjualan = harga pembelian + untung = Rp. 450.000 + Rp. 90.000 = Rp. 540.000 5.3 Rabat (Diskon), Bruto, Tara, dan Neto Rabat atau Diskon Rabat artinya potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon. Rabat biasanya diberikan kepada pembeli dari suatu grosir atau toko tertentu. Diskon (rabat) sering kali dijadikan alat untuk menarik para pembeli, misalnya ada toko yang melakukan obral dengan diskon dari 10% sampai 50%, sehingga para pembeli menjadi tertarik untuk berbelanja di toko tersebut, karena harganya terkesan menjadi murah. Contoh : 1. Harga satu pakaian wanita Rp. 90.000. Karena ada obral besar, setiap pembeli mendapat diskon 25%. Berapa pembeli harus membayar untuk satu pasang pakaian wanita tersebut? Jawab: Harga satu pasang = Rp. 90.000 Diskon 25% = 25/100 x Rp. 90.000 = 1/4 x Rp. 90.000 = Rp. 22.500. Jadi, yang harus dibayar pembeli = Rp. 90.000 – Rp. 22.500 = Rp. 67.500. Berdasarkan contoh diatas, diperoleh rumus berikut. Harga Bersih = Harga Kotor – Rabat (Diskon) Pada rumus diatas harga kotor adalah harga sebelum dipotong diskon, dan harga bersih adalah harga setelah dipotong diskon. Bruto, Tara, dan Neto Sebuah karung berisi beras dengan berat seluruhnya 100 kg. Jika berat karung 0,80 kg, maka: Berat beras = 100 kg – 0,80 kg = 99,20 kg. Berat karung dan beras yaituu 100 kg disebut bruto (berat kotor). Berat karung 0,80 kg disebut tara. Berat beras 99,20 kg disebut neto (berat bersih). Jadi, hubungan bruto, tara, dan neto dapat dirumuskan sebagai berikut. Neto = Bruto – Tara Jika diketahui persen tara dan bruto, maka untuk mencari tara digunakan rumus sebagai berikut. Tara = Persen Tara x Bruto untuk setiap pembelian yang mendapatkan potongan berat (tara) dapat dirumuskan sebagai berikut. Harga Bersih = Neto x Harga Per Satuan Berat Contoh : 1. Seorang pedagang membeli 1 karung kacang kedelai dengan berat seluruhnya 92,20 kg, dan tara 0,70 kg. Berapa rupiah yang harus dibayar oleh pedagang itu jika harga 1 kg kacang kedelai Rp. 3.800? Jawab : Neto = bruto – tara = 92,20 kg – 0,70 kg = 91,50 kg. Bunga Tabungan dan Pajak Jika kita menyimpan uang di bank, maka uang kita akan bertambah karena mendapat bunga. Jenis bunga tabungan yang akan kita pelajari adalah bunga tunggal, artinya yang mendapat bunga hanya modalnya saja, sedangkan bunganya tidak akan berbunga lagi. Apabila bunganya turut berbunga lagi, maka jeniis bunga tersebut disebut bunga majemuk yang kelak akan dipelajari di SMA. Bunga tabungan biasanya dihitung dalam persen yang berlaku untuk jangka waktu 1 tahun. Bunga 15% per tahun artinya tabungan akan mendapat bunga 15% jika telah disimpan di bank selama 1 tahun. Contoh : Dika memiliki tabungan di Bank A sebesar Rp. 200.000 dengan bunga 18% per tahun. Hitunglah jumlah uang Dika setelah 6 bulan ! Jawab : Bunga 1 tahun = 18% = x Rp. 200.000 = Rp. 36.000. Bunga 6 bulan = 6/12 x Rp. 36.000 ......... 6 bulan = tahun = 1/2 x Rp. 36.000 = Rp. 18.000. Jumlah uang Dika setelah disimpan selama 6 bulan menjadi: Rp. 200.000 + Rp. 18.000 = Rp. 218.000. Dari contoh di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini. 1. Bunga 1 tahun = persen bunga x modal. 2. Bunga b bulan = b/a x persen bunga x modal = b/a x bunga 1 tahun. 3. Persen bunga selalu dinyatakan untuk 1 tahun, kecuali jika ada keterangan lain pada soal. Pajak Pajak merupakan suatu kewajiban dari warga negara untuk menyerahkan sebagian kekayaan kepada negara menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, tetapi tanpa mendapat jasa balik dari negara secara langsung. Hasil dari pajak digunakan untuk kesejahteraan umum. Pegawai tetap dari perusahaan swasta atau pegawai negeri dikenakan pajak dari penghasilan kena pajak yang disebut dengan Pajak Penghasilan (PPh). Apabila kita berbelanja di dealer, grosir, toko swalayan, atau tempat lainnya, maka terdapat barang yang harganya ditambah dengan pajak yang disebut dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Contoh : 1. Paman memperoleh gaji sebulan sebesar Rp. 950.000 dengan penghasilan tidak kena pajak Rp. 360.000. jika besar pajak penghasilan (PPh) adalah 10%, berapakah gaji yang diterima Paman dalam sebulan? Jawab: Besar penghasilan kena pajak = Rp. 950.000 – Rp. 360.000 = Rp. 590.000 Besar pajak penghasilan = 10% x penghasilan kena pajak = 10/100x Rp. 590.000 = Rp. 59.000 Besar gaji Paman dalam sebulan adalah Rp. 950.000 – Rp. 59.000 = Rp. 891.000. Catatan: 1. Pajak Penghasilan (PPh) mengakibatkan penerimaan menjadi berkurang. 2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mengakibatkan harga bayar menjadi bertambah. |