Harga pembelian Rp. 10.000 00 harga penjualan untung persentase untung 20

Aritmetika Sosial

Harga Pembelian, Harga penjualan, Untung dan Rugi

Harga pembelian perdagangan terdapat penjual barang dan pembelinya. Harga barang dari pabrik, grosir, atau tempat lainnya disebut harga pembelian atau modal. Sedangkan uang yang diterima oleh pedagang dari hasil penjualan berang itu disebut harga penjualan. Dengan demikian, kegiatan perdagangan selalu berkaitan dengan harga pembelian atau modal yang menjadi dasar perhitungan.

Untung

Untuk memahami tentang pengertian untung, amatilah uraian berikut ini.

Koperasi sekolah membeli 1 dus air minum mineral yang berisi 48 gelas dengan harga Rp14.000. air minum itu kemudian dijual dengan harga Rp500 per gelas. Bandingkan harga pembelian dengan harga penjualan.

Harga pembelian = Rp 14.000

Harga penjualan  = 48 x Rp 500

                             = Rp 24.000

Ternyata harga penjualan lebih tinggi dari harga pembelian.

Selisih antara harga penjualan dan pembelian

                             = Rp 24.000 – Rp 14.000

                             = Rp 10.000

Dalam hal ini koperasi sekolah mendapat untung sebesar Rp 10.000.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan berikut ini.

   Penjual dikatakan untung jika harga penjualan lebih tinggi dari pada harga pembelian.

                  Untung = Harga Penjualan – Harga Pembelian

Contoh :

ü  Satu lusin pensil dibeli dengan harga Rp 18000. Kemudian dijual dengan harga Rp 1800 tiap buah. Berapa rupiahkah untungnya?

Jawab :

Diketahui harga pembelian = Rp 18.000

                 Harga penjualan = Rp 12 x 1800

                                             = Rp 21.600

Rugi

Pak Mamat membeli sebuah pesawat televise bekas dengan harga Rp250.000. televise tersebut diperbaiki dengan biaya Rp 65000, kemudian dijual dengan harga Rp 300.000.

Jika biaya perbaikan dan pembelian termasuk sebagai modal, maka:

Modal televisi    = Rp 250.000 + Rp 65.000

                           = Rp 315.000

Harga penjualan = Rp 300.000

Dengan demikian, harga penjualan lebih rendah dari pada modal, dan dikatakan bahwa Pak Mamat mengalami rugi.

   Selisih antara modal dan harga penjualan

            = Rp 315.000 – Rp 300.000

            = Rp 15.000

   Jadi Pak Mamat mengalami rugi sebesar Rp 15.000.

   Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan berikut ini.

   Penjual dikatakan mengalami rugi jika harga penjualan lebih rendah dari pada harga pembelian (modal).

                        Rugi = Harga Pembelian – Harga Penjualan

Contoh:

ü  Seorang pedagang durian membeli 100 buah durian dengan harga seluruhnya Rp 600.000. kemudian 40 buah durian itu dijual dengan harga Rp 7.000 tiap buah, 52 buah dijual dengan harga Rp 6000, dan sisanya busuk. Berapa kerugian pedagang itu?

Jawab:

Harga pembelian = Rp 600.000

Harga penjualan  = (40 x Rp 7.000) + (52 x Rp 6.000)

                             = Rp 280.000 + Rp 312.000

                             = Rp 592.000

Rugi = Rp 600.000 – Rp 592.000 = Rp 8.000.

Harga Pembelian dan Harga Penjualan

Dalam perdagangan, keuntungan dapat diperoleh apabila harga penjualan lebih tinggi daripada harga pembelian. Kerena harga penjumlahan lebih tinggi daripada harga pembelian, dan besar untung sama dengan harga penjualan dikurangi harga pembelian, maka diperoleh hubungan berikut ini.

                        Harga Penjualan = Harga Pembelian + Untung

                                                     atau

                        Harga Pembelian = Harga Penjualan - Untung

Selanjutnya, jika jual-beli mengalami kerugian, maka harga penjualan lebih rendah dari harga pembelian, dan rugi sama dengan harga pembelian dikurangi harga penjualan, sehingga diperoleh hubungan berikut ini.

                         Harga Penjualan = Harga Pembelian + Rugi

                                                      atau

                         Harga Pembelian = Harga Penjualan – Rugi

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini!

ü  Seorang pedagang buah membeli 40 buah melon. Setelah terjual habis ternyata pedagang itu menderita rugi Rp 10.000 karena ia hanya memperoleh uang hasil penjualan sebanyak Rp 110.000. Tentukan harga pembelian tiap buah melon itu!

Jawab:

Harga pembelian seluruhnya  = harga penjualan + rugi

                                                = Rp 110.000 + Rp 10.000

                                                = Rp 120.000

Harga pembelian sebuah melon =  = Rp 3.000

Presentase Untung Rugi

Menentukan Presentase Untung atau Rugi

Dalam perdagangan, untung atau rugi sering kali dinyatakan dengan persen. Berikut ini adalah presentase yang digunakan dalam perdagangan.

Pada persentase untung berarti untung dibandingkan terhadap harga pembelian,dan pada persentase rugi berarti rugi di bandingkan terhadap harga pembelian.



            Untuk selanjutnya, persentase untung atau rugi selalu dibandingkan terhadap harga pembelian dan modal, kecuali jika ada keterangan lain.

Cara untuk menentukan persentase untung dan rugi

1.      Harga pembelian = Rp400.000
        Harga penjualan  = Rp425.000
         Untung = ...-...

                     = ...

Persentase untung =   100%

                              =   100%

                              = ...  %

2.      Harga pembelian   = Rp80.000

         Harga penjualan    = Rp75.000

         Rugi   = ... - ...

                   = ...

Persentase rugi =   100%

                         =   100%

                         = ...  %

Berdasarkan jawaban kegiatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1.      Persentase untung     =   100%

2.      Persentase rugi          =   100%

Cara menentukan harga penjualan berdasarkan persentase untung dan rugi

1.      Harga pembelian = Rp60.000

Untung 20%        = Rp60.000

                             = RP ...

Harga penjualan   = Rp ... + ... Rp ...

                             = Rp ...

2.      Harga pembelian  = Rp500.000

Rugi 6%               =  Rp500.000

                             = Rp ...

Harga penjualan  = Rp ... – Rp ...

                             = Rp ...

Berdasarkan jawaban  kgiatan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1.      Harga pejualan = harga ...+ Persentase ...x harga pembelian

2.      Harga penjualan = harga ...- Persentase ...x harga pembelian

Contoh :

1.      Seorang pedagang membeli sebuah akuarium seharga Rp. 45.000. jika pedagang tersebut menghendaki untung 20%, berapa rupiah akuarium tersebut harus dijual?

Jawab :

Harga pembelian         = Rp. 45.000

Untung 20%                = 20/100 X Rp. 450.000 =  x Rp. 450.000 = Rp. 90.000

Harga penjualan           = harga pembelian + untung = Rp. 450.000 + Rp. 90.000 = Rp. 540.000

5.3 Rabat (Diskon), Bruto, Tara, dan Neto

Rabat atau Diskon

            Rabat artinya potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon. Rabat biasanya diberikan kepada pembeli dari suatu grosir atau toko tertentu.

            Diskon (rabat) sering kali dijadikan alat untuk menarik para pembeli, misalnya ada toko yang melakukan obral dengan diskon dari 10% sampai 50%, sehingga para pembeli menjadi tertarik untuk berbelanja di toko tersebut, karena harganya terkesan menjadi murah.

Contoh :

1.      Harga satu pakaian wanita Rp. 90.000. Karena ada obral besar, setiap pembeli mendapat diskon 25%. Berapa pembeli harus membayar untuk satu pasang pakaian wanita tersebut?

Jawab:

Harga satu pasang       = Rp. 90.000

Diskon 25%                =  25/100 x Rp. 90.000

                                    =   1/4 x Rp. 90.000

                                    = Rp. 22.500.

Jadi, yang harus dibayar pembeli = Rp. 90.000 – Rp. 22.500 = Rp. 67.500.

Berdasarkan contoh diatas, diperoleh rumus berikut.

                 Harga Bersih = Harga Kotor – Rabat (Diskon)

Pada rumus diatas harga kotor adalah harga sebelum dipotong diskon, dan harga bersih adalah harga setelah dipotong diskon.

Bruto, Tara, dan Neto

            Sebuah karung berisi beras dengan berat seluruhnya 100 kg. Jika berat karung 0,80 kg, maka:

Berat beras      = 100 kg – 0,80 kg

                        = 99,20 kg.

Berat karung dan beras yaituu 100 kg disebut bruto (berat kotor).

Berat karung 0,80 kg disebut tara.

Berat beras 99,20 kg disebut neto (berat bersih).

Jadi, hubungan bruto, tara, dan neto dapat dirumuskan sebagai berikut.

            Neto = Bruto – Tara

Jika diketahui persen tara dan bruto, maka untuk mencari tara digunakan rumus sebagai berikut.

                 Tara = Persen Tara x Bruto

untuk setiap pembelian yang mendapatkan potongan berat (tara) dapat dirumuskan sebagai berikut.

             Harga Bersih = Neto x Harga Per Satuan Berat

Contoh :

1.      Seorang pedagang membeli 1 karung kacang kedelai dengan berat seluruhnya 92,20 kg, dan tara 0,70 kg. Berapa rupiah yang harus dibayar oleh pedagang itu jika harga 1 kg kacang kedelai Rp. 3.800?

Jawab :

Neto    = bruto – tara

            = 92,20 kg – 0,70 kg = 91,50 kg.

Bunga Tabungan dan Pajak

Jika kita menyimpan uang di bank, maka uang kita akan bertambah karena mendapat bunga. Jenis bunga tabungan yang akan kita pelajari adalah bunga tunggal, artinya yang mendapat bunga hanya modalnya saja, sedangkan bunganya tidak akan berbunga lagi. Apabila bunganya turut berbunga lagi, maka jeniis bunga tersebut disebut bunga majemuk yang kelak akan dipelajari di SMA.

Bunga tabungan biasanya dihitung dalam persen yang berlaku untuk jangka waktu 1 tahun. Bunga 15% per tahun artinya tabungan akan mendapat bunga 15% jika telah disimpan di bank selama 1 tahun.

Contoh :

Dika memiliki tabungan di Bank A sebesar Rp. 200.000 dengan bunga 18% per tahun. Hitunglah jumlah uang Dika setelah 6 bulan !

Jawab :

Bunga 1 tahun = 18% =  x Rp. 200.000 = Rp. 36.000.

Bunga 6 bulan =  6/12 x Rp. 36.000 ......... 6 bulan =  tahun

                        =  1/2 x Rp. 36.000 = Rp. 18.000.

Jumlah uang Dika setelah disimpan selama 6 bulan menjadi: Rp. 200.000 + Rp. 18.000 = Rp. 218.000.

Dari contoh di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini.

1.      Bunga 1 tahun = persen bunga x modal.

2.      Bunga b bulan = b/a x persen bunga x modal = b/a x bunga 1 tahun.

3.      Persen bunga selalu dinyatakan untuk 1 tahun, kecuali jika ada keterangan lain pada soal.

Pajak

Pajak merupakan suatu kewajiban dari warga negara untuk menyerahkan sebagian kekayaan kepada negara menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, tetapi tanpa mendapat jasa balik dari negara secara langsung. Hasil dari pajak digunakan untuk kesejahteraan umum.

            Pegawai tetap dari perusahaan swasta atau pegawai negeri dikenakan pajak dari penghasilan kena pajak yang disebut dengan Pajak Penghasilan (PPh).

            Apabila kita berbelanja di dealer, grosir, toko swalayan, atau tempat lainnya, maka terdapat barang yang harganya ditambah dengan pajak yang disebut dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Contoh :

1.      Paman memperoleh gaji sebulan sebesar Rp. 950.000 dengan penghasilan tidak kena pajak Rp. 360.000. jika besar pajak penghasilan (PPh) adalah 10%, berapakah gaji yang diterima Paman dalam sebulan?

Jawab:

Besar penghasilan kena pajak = Rp. 950.000 – Rp. 360.000

                                                = Rp. 590.000

Besar pajak penghasilan          = 10% x penghasilan kena pajak

                                                =  10/100x Rp. 590.000 = Rp. 59.000

Besar gaji Paman dalam sebulan adalah Rp. 950.000 – Rp. 59.000 = Rp. 891.000.

Catatan:

1.      Pajak Penghasilan (PPh) mengakibatkan penerimaan menjadi berkurang.

2.      Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mengakibatkan harga bayar menjadi bertambah.