Hal pertama yang harus kita cari saat akan membuat sebuah karya seni adalah

Hal pertama yang harus kita cari saat akan membuat sebuah karya seni adalah

Hal pertama yang harus kita cari saat akan membuat sebuah karya seni adalah
Lihat Foto

buku Aplikasi Kain Perca (2013) oleh Lusia Hariyany

Ilustrasi karya seni aplikasi

KOMPAS.com - Karya seni aplikasi memiliki tekni yang sama seperti, karya seni montase, mozaik, dan kolase.

Karya seni aplikasi dapat dibuat oleh siapa saja, bahkan anak-anak. Menggunakan dari bahan-bahan yang mudah didapatkan, bahkan bahan sisa yang tidak digunakan.

Dalam membuat karya seni aplikasi juga cukup mudah karena bisa dilakukan tanpa bantuan mesin jahit.

Dalam buku Aplikasi Kain Perca (2013) oleh Lusia Hariyany, seni aplikasi adalah yang termudah dibandingkan dengan pelaksanaan kerajinan tangan yang lainnya.

Baca juga: Seni Kolase dan Caranya

Di samping hanya memerlukan peralatan menjahit berupa gunting dan jarum, idenya bisa diperoleh dari apa yang terdapat di sekitar kita.

Ide-ide yang diperoleh untuk membuat seni aplikasi misalnya suasana dapur, susunan perabot, dan kegiatan lainnya. Suasana di halaman rumah juga dapat menjadi ide yang cantik untuk dituangkan ke dalam seni aplikasi.

Karya aplikasi dibuat dengan menempelkan suatu bentuk dari bahan tertentu. Karya aplikasi banyak diterapkan pada kerajinan kain.

Berdasarkan buku Referensi Gambar Mewarnai, Kolase, Montase, Mozaik, dan Aplikasi (2019) oleh Chotimatu Rohmaniah, karya aplikasi dibuat dengan cara menempelkan guntingan kain yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk yang diinginkan.

Baca juga: Pengertian dan Proses Pembuatan Karya Seni Mozaik

Selain menghias kain aplikasi ini dapat menutupi kain yang sobek. Supaya kain yang ditempel tidak lepas sebagiknya menggunakan benang yang sesuai dengan ketebalan kain.

Dapat juga menggunakan benang sulam supaya bisa lebih indah. Berikut langkah-langkah cara membuat seni aplikasi:

  1. Memilih sebuah desain dan bahan kain. Gunakan jenis bahan kain yang sesuai dengan desain dan berdasarkan warna yang ingin di aplikasikan.
  2. Gambar atau jiplak desain pada selembar kertas. Setelah desain selesai, potong dengan hati-hati menggunakan gunting.
  3. Jiplak pola yang sudah dipotong pada kain yang akan menjadi aplikasi. Setelah itu potong kain yang sudah dijiplak tersebut,
  4. Siapkan bahan dasar untuk menempelkan aplikasi
  5. Tempelkan aplikasi (pola kain yang sudah dipotong) pada bahan dasar.
  6. Agar lebih rapi, jahit aplikasi pada bahan dasar dengan teknik sederhana, bisa juga dengan cara jahit sulam.
  7. Rapikan benang-benang yang berlebih dari sisi belakang aplikasi. Setrika bahan dasar (kaus, kain, tas, selimut, atau bahan lainnya) sehingga lebih halus dan rapi.

Baca juga: Karya Seni Montase dan Tekniknya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas mengenai kritik seni. Dimana ini bisa diartikan sebagai bentuk tanggapan atas karya seni seni tertentu. Adapun kritik ini sendiri umumnya dilakukan menurut metodologi yang mencakup kegiatan mengapresiasi dan menilai karya. Jadi bukan sembarang menyebut ini bagus atau itu jelek ya.  Semua ada langkahnya, termasuk saat membuat kritik seni.

Pada prinsipnya, ada dua pendekatan yang dilakukan untuk membuat kritik seni, yakni melalui pendekatan filosofis dan pendekatan empiris. Pendekatan filosofis, artinya kritik dilakukan dengan lebih menitikberatkan berbagai hal yang melatarbelakangi suatu karya seni. Sedangkan pendekatan empiris, artinya kritik dilakukan dengan mempergunakan kegiatan mengapresiasi secara objektif sebagai basis penilaian.

Sekali lagi, membuat kritik seni adalah sebuah kegiatan yang berproses. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh sebelum melayangkannya. Berikut beberapa langkah yang dimaksud:

Deskripsi

Ini merupakan proses menemukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis, melakukan penilaian, atau mengambil kesimpulan.

(Baca juga: Apa yang Kamu Ketahui Tentang Kritik Seni?)

Analisis formal

Proses mengamati dan meneliti karya seni dilakukan berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada proses ini kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip=prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.

Interpretasi

Proses menafsirkan makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan kritikus. Semakin luas wawasan seorang kritikus, biasanya semakin kaya pula interpretasi karya yang dikritisinya.

Evaluasi atau penilaian

Proses memberikan penilaian karya lalu menyimpulkan hasil deskripsi, analisis dan interpretasi serta membandingkannya dengan karya sejenis. Mengevaluasi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

  • Menganalisa keterkaitan karya yang akan dinilai dengan karya sejenis
  • Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah
  • Menetapkan kadar kreativitas karya yang diamati, berdasarkan perbandingan dengan karya seni yang telah ada
  • Menelaah peran suatu karya terhadap kepekaan sosial dalam masyarakat

Ilustrasi seseorang sedang melukis. Foto: Pexels.com

Biasanya seorang seniman akan mengikuti empat tahap proses kreatif seni rupa dua dimensi. Tahapan ini dapat membantu untuk memetakan ide-ide desain dan juga menerapkan ide tersebut menjadi suatu karya seni.

Tahap proses kreatif seni rupa dua dimensi meliputi tahap persiapan, elaborasi, iluminasi, dan verifikasi. Simak artikel berikut ini untuk penjelasan selengkapnya.

Konsep Seni Rupa Dua Dimensi

Menurut buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa oleh Sofyan Salam, dkk., konsep seni rupa dua dimensi merupakan rancangan untuk membuat karya seni yang hanya dapat dinikmati dari satu arah, yaitu dari arah depan karena memiliki dimensi panjang dan lebar.

Seni rupa dua dimensi tidak memiliki ruang karena tidak terdiri dari unsur ketebalan atau ketinggian. Contoh karya seni rupa dua dimensi dalam kehidupan sehari-hari, yakni lukisan, foto, batik, dan karikatur.

Proses Kreatif Seni Rupa Dua Dimensi

Berikut ini tahapan proses kreatif seni rupa dua dimensi menurut buku Seni Budaya oleh Sam Cornelyoes Bangun, dkk.

Ilustrasi seseorang sedang mencari inspirasi seni. Foto: Pexels.com

Pada tahap persiapan, seorang seniman dapat memulainya dengan mencari ide desain yang ingin dibuat menjadi suatu karya. Seniman dapat mengamati karya-karya seni yang sudah ada untuk mencari referensi ide desain yang akan dibuat.

Setelah mendapatkan ide, seniman dapat menyiapkan bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk pembuatan karya. Setelah itu, ia juga perlu memikirkan teknik-teknik yang akan diterapkan dalam suatu ide desain dengan bahan yang sudah disiapkan.

Biasanya seorang seniman akan menimbang tiga hal dalam membuat suatu karya seni, yaitu unsur artistik, estetis, dan fungsional. Suatu desain artistik akan lebih menonjolkan kadar seninya dibandingkan aspek lainnya.

Kemudian, lebih menampakkan unsur estetis yang berarti lebih indah dari motif sebelumnya. Sedangkan suatu desain yang lebih fungsional memiliki motif desain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, seperti motif sederhana untuk pakaian formal.

Tahap selanjutnya adalah tahap elaborasi yang merupakan tahap seorang seniman sudah memasuki masa sulit dalam membuat suatu karya seni. Pada tahap ini seorang desainer akan berusaha untuk mengimplementasikan ide yang dibuatnya menjadi suatu karya nyata.

Setelah mendapat ide desain dari tahap persiapan, seniman akan mengembangkan desain tersebut ke dalam berbagai sketsa alternatif sebagai suatu karya eksplorasi.

Sketsa alternatif itu akan membantu seniman memvisualisasikan dan mengembangkan ide desain tersebut menjadi suatu karya.

Dengan demikian, diperlukan keterampilan ekstra untuk memvisualisasikan unsur-unsur subjektif suatu gagasan seni supaya dapat menjadi karya desain yang objektif.

Tahap iluminasi merupakan tahap ketika seniman menemukan inspirasi baru dari aktivitas sebelumnya. Pengembangan ide ini merupakan hasil perpaduan antara kekuatan intelektual, intuisi, dan kepekaan batin untuk mewujudkan karya seni rupa dua dimensi.

Jika sudah melewati tahap proses kreatif seni rupa dua dimensi sebelumnya, seniman dapat memilih salah satu dari berbagai sketsa alternatif untuk diterapkan menjadi suatu karya seni yang utuh.

Tahap verifikasi yakni pengujian penjabaran ide desain menjadi suatu karya desain yang lebih terperinci. Melalui tahap ini, seorang seniman sudah mulai mengerjakan karya seninya menggunakan desain, bahan, dan peralatan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.


Page 2