Istilah konten sering disebutkan dalam media sosial. Konten itu sendiri dapat berupa gambar, video, maupun tulisan yang bisa disebarkan ke berbagai media sosial dan dikonsumsi langsung oleh audiens. Dengan kehadiran konten, audiens dapat mengakses informasi yang dibutuhkan secara leluasa. Show
Sekarang ini konten tak hanya dibuat untuk keperluan dagang saat promosi saja, tapi juga digunakan banyak orang khususnya kalangan milenial agar menarik perhatian pengguna media sosial. Sebelum konten diterbitkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar konten yang disebarkan mampu menjangkau lebih banyak audiens, diantaranya: 1. Sebelum Menyebarkan Konten, Pikirkan Konsep Terlebih Dahulu
Percayalah konten yang berantakan pada media sosial tidak akan menarik perhatian banyak orang. Untuk menarik perhatian, maka mulailah memikirkan konsep seperti apa yang akan ditampilkan. Ingat semakin menarik konsep yang ditampilkan, tentunya akan semakin banyak orang yang menyukainya. Biasanya konsep yang paling sering digunakan adalah mulai dari mengulas kuliner, make up, olahraga, traveling dan masih banyak lagi. Mudahnya, siapkan konsep dengan jangka waktu tertentu sesuai kemampuan, misalnya dalam seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali. Pastikan konten bekerja secara maksimal. Apabila jumlah audiens semakin berkurang, segeralah berbenah diri. Perbaiki konsep dari penerbitan konten untuk meningkatkan ketertarikan audiens saat membaca konten. 2. Jangan Asal Menyebarkan, Pahami Target KontenSeringkali orang yang ingin berbagi informasi mengabaikan target pengikutnya. Target ini tentunya juga disesuaikan dengan konsep yang sudah dibuat sejak awal. Bila konsepnya mengenai make up maka targetnya wanita dari kalangan remaja hingga dewasa yang tentunya menyukai dunia make up, sedangkan kuliner bisa menargetkan banyak orang baik wanita dan pria dan sebagainya. Lakukan survei kecil-kecilan agar Anda bisa memenuhi kebutuhan informasi target. Selain itu juga, ini akan membuat menggaet target lebih banyak lagi. 3. Gunakan Media Sosial yang Banyak Digunakan
Sah-sah saja jika Anda menggunakan berbagai media sosial mulai dari Twitter, Facebook, Instagram, YouTube untuk menyebarkan konten. Namun, akan lebih baik apabila konten yang disebarkan fokus pada satu atau dua jenis media yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, selain memudahkan Anda untuk membuat konten yang maksimal, cara tersebut juga akan membantu dalam mengontrol penyebaran konten. 4. Lakukan Branding Agar Semakin DikenalWalaupun jumlah orang yang mengikuti akun media sosial semakin bertambah, sebaiknya jangan langsung berpuas diri. Ingat, jumlah pengikut Anda bisa saja berkurang bila lalai mempertahankan konsep yang menarik, apalagi sampai menumpulkan kreativitas untuk menyebarkan konten. Lakukan personal branding untuk menguatkan konten yang dimiliki pada media sosial Anda. Caranya dengan lengkapi profil pada media sosial yang digunakan, jalin komunikasi dengan baik kepada khalayak melalui kolom komentar, live story dan sebagainya, jangan lupa selalu pertahankan etika yang baik kepada siapapun. 5. Bagikan Konten yang Berkualitas
Konten yang dicari pengguna media sosial adalah konten yang berkualitas. Selain informatif, konten juga harus lebih kreatif, unik, dan eye catching apalagi jika didukung dengan gambar atau video yang bagus pula. Teruslah asah kemampuan dalam menciptakan berbagai ide, kreatif dan lainnya demi memenuhi kebutuhan informasi target media sosial Anda. Tak ada salahnya melihat media sosial tetangga dari dalam negeri atau luar negeri untuk lebih mudah mencari-cari ide. Selain itu, bisa juga dengan menanyakan langsung kepada pengikut Anda apa yang mereka inginkan lagi terkait konten yang disuguhkan. Baca Juga: Lakukan ini di Konten Sosial Mediamu Biar Karir Makin Cemerlang 6. Hindari Meniru Karya Orang LainAda momen tidak bisa berpikir secara jernih sehingga ide-ide kreatif tidak tersalurkan dengan baik, padahal Anda harus menerbitkan konten secara rutin. Dalam situasi seperti ini, janganlah ada niatan untuk menjiplak konten atau karya orang lain. Ini tentunya akan menimbulkan banyak masalah, selain bisa digugat karena telah melanggar hak cipta, Anda juga bisa kehilangan para pengikut yang sudah dibangun dari nol karena reputasi sudah jelek. Anda tidak perlu memaksakan diri untuk membuat konten, sebab bila dipaksakan bisa saja konten yang dibuat kurang informatif atau kurang menarik yang membuat pengikut kecewa. Gunakan waktu untuk beristirahat agar pikiran menjadi rileks dan fresh sehingga ide-ide cemerlang muncul dengan sendirinya. 7. Gunakan Website untuk Menganalisis Reputasi Konten
Sebagai penerbit konten, Anda pasti penasaran terhadap reputasi konten yang disebarkan, apakah berjalan baik, ada peningkatan atau bahkan justru menurun? Saat ini, Anda bisa menggunakan website gratis untuk mengetahui reputasi sebuah konten, seperti Google Analytics. Namun, akses yang didapatkan dari fitur gratisan sangat terbatas, Jika Anda ingin menggeluti konten marketing secara serius, daftarkan diri pada penyedia website untuk mendapatkan akses tanpa batas. Baca Juga: Begitu Mengalami Ini, Rehatlah Sejenak dari Media Sosial 8. Ukur Hasil Kerja Secara RutinUntuk mengetahui performa konten, seringlah mengukur kinerja konten secara berkala, misalnya sekali dalam sebulan atau dua bulan. Baik buruknya performa konten yang telah dibuat akan menjadi patokan dalam menyusun strategi di kemudian hari sehingga bisa berusaha lebih baik lagi dalam membuat konten yang bermanfaat. Konten Harus Mengikuti Perkembangan ZamanSetiap perjalanan hidup pastinya akan mengikuti perkembangan zaman agar menjadi orang yang lebih maju di masa depan. Sama halnya dengan pembuatan konten di media sosial. Pilih pembahasan tema konten yang selalu mengikuti perkembangan, seperti fashion, otomotif, kecantikan dan lainnya. Lakukan research terlebih dahulu sebelum membuat konten agar isi konten up to date dan dapat dipercaya oleh khalayak. Baca Juga: Manfaat Sosial Media untuk Mengembangkan Bisnis Sendiri
Esaunggul.ac.id, Banyak dari tenaga pendidikan baik dari Dosen, Guru ataupun kalangan profesional yang masih merasakan kesulitan untuk membuat setup video pembelajaran yang efektif saat WFH. Untuk membahas hal tersebut, Universitas Esa Unggul menggelar Webinar yang bertajuk Setup Workspace Video Pembelajaran saat WFH, Selasa (19/05), yang menghadirkan pembicara Heriyanto Atmojo, S.Sn., M.Sn. Dalam materinya Heriyanto membagikan 7 hal yang harus diperhatikan untuk membuat setup mini Workshop Video Pembelajaran saat WFH yakni : 1. Pahami Tujuan Dalam Pembuatan Video Hal pertama yang harus dilakukan yakni Memahami tujuan kemudian dijabarkan dalam bentuk ide konten Menyesuaikan persepsi (siapa dan bagaimana kontenya), kemudian akan digunakan menjadi formasi baku. Langkah ini akan merefleksikan tujuan. Setelah itu akan diturunkan ke ide konten, skema akan disepakati sebagai bentuk formasi tayangan. Dirinya pun melanjutkan perlu untuk melakukan Perencanaan menggunakan lokasi indoor atau outdoor. Pada proses produksi, lokasi menjadi sebuah hal yang perlu dipertimbangkan. Jenis lokasi seperti apa yang relevan akan kita pakai indoor atau outdoor (tergantung mood yang seperti apa). 2. Memberikan konsep pada video Dalam membuat sebuah video perlu kembali Menjabarkan material. Mencakup formasi yang kemudian dihadirkan, dapat secara prosentase. Dalam hal ini ilustrasi dan video footage menjadi perlu Hal yang perlu menjadi pertimbangan adalah resolusi kemudian jika menggunakan backsound perlu mencari yang lisensinya aman, sehingga tidak ada kendala ketika sudah publish Menggunakan durasi secara optimal dalam penyampaian, perlu menyiapkan informasi apa saja yg dapat mendukung bertujuan agar user tidak bosan dan terhibur dengan sajian konten edukasi kita. Seperti misalnya ilustrasi dapat berupa sketsa, gambar dan foto/ maupun video footage. Tujuan kita pada langkah berikut ini untuk dapat menggunakan durasi sehingga efektif dalam mengemas tayangan 3. Perhatikan Kelengkapan Peralatan hal selanjutnya yang perlu diperhatikan yakni mencakup kebutuhan teknis. Kita membutuhkan peralatan utama produksi seperti kamera, lighting, tripod, perekam audio, cap filter (jika diperlukan ketika shuting di outdoor). Kamera, jika menggunakan alat perekam HP dapat juga, namun kita harus mengubah cara pandang apabila menggunakan HP, maka kita harus fokus pada fungsinya. Sebagai alat perekam video. HP sementara bukan lagi digunakan sebagai media penerima pesan, dianjurkan untuk mengaktifkan mode airplane. Mengisi baterai hingga penuh. Menyiapkan ruang untuk menyimpan hasil rekaman Lighting atau penerangan juga sangat dibutuhkan untuk mendukung kualitas visual Tripod termasuk sebagai aksesoris kamera. Tripod sangat penting demi menjaga ke-stabilan video. Audio recorder, microphone sama pentingnya dengan kamera. Audio yang jernih maka penikmat akan merasa lebih betah dalam menyimak konten yang dihadirkan, sehingga chanel kita akan direkomendasikan, diminati oleh para pencari konten di YouTube. Alat yang disarankan adalah mic clip-on, kualitas suara jernih dan fokus, tidak disarankan menggunakan mic kamera 4. Perhatikan Layout Komposisi Perekaman Penting bagi seorang konten Creator untuk memperhatikan Komposisi Perekamanan. Komposisi Perekamana terdiri dari: Type of Shot Establishing Shot, shot tersebut berfungsi untuk mendiskripsikan sebuah situasi. Full Shot, Full shot memperlihatkan ukuran sebuah objek benda atau pemeran dalam video secara utuh. Medium Shot, Medium Shot adalah pengambilan setengah bagian pada sebuah objek. Berbeda dengan full shot, medium shot bermaksud untuk membuat khalayak lebih fokus terhadap subjek dalam jarak menengah. Close Up, Untuk membangkitkan emosi dari suatu objek secara lebih jelas, dibutuhkan close up shot yang menempatkan suatu bagian tertentu dari objek. 5. Melakukan Lighting approach Perlu bagi kita dalam membuat sebuah video pembelajaran untuk memperhatikan skenario dalam menggunakan cahaya Pencahayaan, bukan sekedar sebagai alat penerangan melainkan menjadi bagian dari tanda. Melalui teknik pencahayaan, penikmat bisa menangkap berbagai makna yang berbeda. Bukan saja berkaitan dengan look sebuah tayangan video namun lebih dari itu Pencahayaan dapat mengekspresikan ideologi, emosi, warna, kedalaman dan gaya 6. Project settle down Mampu siap dalam kendala rintangan waktu produksi, Siapkan backup plan Meskipun proses produksi sudah dipersiapkan secara matang, bukan tidak mungkin jika masalah muncul dalam proses produksi. Hal-hal tak terduga seperti cuaca, ataupun gangguan lain, atau waktu. Namun jika apabila muncul masalah yang sulit untuk dihadapi, diperlukan adanya backup plan yang harus disiapkan. Intinya harus siap dengan rintangan dengan tetap menyelesaikan 7. Ruang kerja yang paten Menjadi faktor yg dapat memotivasi dan produktif Anda dapat tenang mengerjakan pekerjaan di rumah, jika memiliki ruang kerja yang mendukung sehingga tetap produktif. |