Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.

  • Novel yaiku wujud sastra paling populer ing donya. Wujud karya sastra iki paling akeh dicetak lan paling akeh sumebar, lantaran daya komunitase kang amba ing sajrone masarakat. (Jakob Sumardjo)

  • Novel yaiku wujud karya sastra kang dumadi saka rong unsur, yaiku unsur intrinsik lan ekstrinsik kang kaloro unsur kasebut gegandhengan jalaran duweni daya pangaribawa gedhe kanggo nglairake karya sastra. (Rostamaji lan Agus Priantoro)

  • Novel yaiku karya sastra kang awujud prosa kang duweni unsur-unsur intrinsik. (Paulus Tukam)

  • Novel yaiku rerangken kang awujud gancaran (prosa) kang dawa ngandhut rerangken crita bab panguripan sawijining wong lan wong ing sakupenge kanthi nonjolake watek lan sipate saben paraga. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku
Materi "Novel" Bahasa Jawa, Kelas XI Semester Gasal

1. Tema yaiku ide pokok utawa permasalahan utama kang ndhasari crita novel.

2. Setting yaiku minangka latar belakang kang mbantu cethaning laku crita, setting iku ngemot wektu, papan/panggonan, sosial budaya.

3. Punjering Crita, kaperang dadi 3.

3.1. Sesulih wong Kapisan

Pengarang nggunakake sudut pandang tokoh lan tembung sesulih wong kapisan (Kata ganti orang pertama). Nyritakake apa kang dilakoni, lan ngetokake rasa pangrasane dhewe kanthi tembung-tembunge dhewe.

3.2. Sesulih wong Katelu

Pengarang nggunakake sudut pandang tokoh bawahan, pengarang luwih akeh ngamati saka sanjabane crita. Pengarang biyasane nggunakake tembung sesulih wong katelu (Kata ganti orang ketiga)

3.3. Sudut Pandang impersonal

Pengarang sanyatane dumunung ing sanjabane crita, mung sarwa nyawang, ngrungokake, lan ngerti. Pengarang bisa nyawang tokoh nganti tekan sajroning pikiran lan atine.

4. Alur/Plot

Rerangkening  prastawa/kedadeyan ing Novel.
  • Alur Maju (Progresif)
  • Alur Mundur (Regresif)
  • Alur Campuran
5. Penokohan Penokohan iku nggambarake karakter kanggo paraga. Paraga bisa dingerteni karaktere saka tumindake, ciri fisike, lingkungane.

6. Gaya Bahasa

Yaiku gaya kang digunakake ing novel kasebut.

7. Amanat

Pesen / Piweling kang arep diwenehake pengarang marang pamaos Novel

Unsur Ekstrinsik

Unsur iku ngemot latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang.

Jenis Novel

Novel Serius, Novel serius yaiku novel kang surasane bisa manungsakake manungsa pamaca. Tegese, wong kang maca bisa dadi pribadhi kang luwih becik Novel serius nduweni piguna sosial (bisa nggulawenthah wong tuwa utawa masyarakat supaya dadi manungsa kang luwih prasaja)

Novel Hiburan, Novel hiburan yaiku novel kang ngatonake unsur hiburane saengga pamaca rinasa enak kepenak, agawe gayeng pamaca kanggo ngrampungake novel kasebut Novel hiburan nduweni piguna personal (ora nggatekake carane “mulang” pamaca, bab paling wigati kang digatekake yaiku bisa narik kawigatene pamaca lan gawe pengin ngrampungake anggone maca.


Video Pembelajaran Bahasa Jawa Novel, Kelas XI Semester Gasal

Unduh Power Point Novel Bahasa Jawa, Kelas XI Semester Gasal

Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku

Teater Koma. (Bambang E Ros/Fimela.com)

Bola.com, Jakarta - Drama merupakan jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Dalam dunia seni, drama bisa menjadi satu di antara hiburan untuk melepaskan penat.

Kata drama berasal dari bahasa Yunani 'draomai' yang berarti beraksi, bertindak, berbuat, dan berlaku. Pada hakikatnya, drama menggunakan beberapa tokoh untuk mengungkapkan dialog disertai gerak-gerik dan unsur artistik pertunjukan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan atau watak melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan.

Secara umum, drama merupakan satu di antara aliran dalam sastra yang berisi komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan perilaku kehidupan manusia di atas panggung.

Lantaran menggambarkan perilaku manusia yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, drama akan diwarnai dengan konflik masalah untuk menghibur para penonton.

Seperti karya sastra pada umumnya, drama memiliki beberapa unsur intrinsik. Unsur intrinsik ialah unsur yang membangun suatu karya, termasuk dalam drama.

Jadi, dengan adanya unsur-unsur intrinsik, penampilan drama tersebut bisa dinikmati oleh penonton, dan drama tersebut bisa menjadi seni drama yang indah, dan memiliki cerita yang jelas. Apa saja unsur-unsur intrinsik dalam drama?

Berikut ini rangkuman mengenai unsur-unsur intrinsik dalam drama beserta penjelasannya, seperti dilansir dari laman Kinibisa dan Guruberbahasa, Kamis (4/2/2021).

Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku

Gubuk liar pinggir kali di bawah kolong jembatan tempat tingga Jian dan Juhro menjadi latar panggung yang tidak berganti sejak awal hingga akhir pertunjukan. Sama seperti nasib Jian dan Juhro yang tetap miskin, meski rajin dan giat bekerja. (Bambang E Ros/Fimela.com)

Tema merupakan satu di antara unsur paling penting dalam pementasan drama. Tanpa adanya tema, pementasan drama tidak akan menarik, sebab tokoh akan kesulitan memerankan watak atau karakter yang diperankan.

Pasalnya, tema atau pikiran pokok tersebut yang akan menjadi dasar sebuah pementasan drama. Selain itu, tema akan membantu penonton dalam menangkap atau memahami sajian pementasan tersebut.

Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku

Teater Koma. (Bambang E Ros/Fimela.com)

Plot atau alur merupakan rangkaian cerita dari awal sampai akhir pementasan drama. Secara umum, unsur drama ini mengandung permasalahan, konflik, klimaks, dan penyelesaian permasalahan.

Plot menjadi satu di antara unsur paling penting dalam sebuah drama, hal ini yang akan menentukan menarik tidaknya pementasan drama.

Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku

Teater Koma. (Bambang E Ros/Fimela.com)

Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan Kejiwaan. Tokoh-tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan seperti berikut ini.

a. Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Tokoh protagonis yaitu tokoh utama yang mendukung cerita.
  2. Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita.
  3. Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.

b. Berdasarkan peranannya, tokoh diklasifikasikan menjadi tiga.

  1. Tokoh sentral yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral tersebut meliputi tokoh protagonis dan antagonis.
  2. Tokoh utama yaitu tokoh yang mendukung atau menentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
  3. Tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Tidak semua drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu.

Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku

Tokoh Mandor Kepala, menjadi satu-satunya lakon yang hanya muncul lewat multimedia. Beradu peran dengan empat lakon anak buahnya yang nyata berada di atas set panggung bertingkat. (Bambang E Ros/Fimela.com)

Unsur instrinsik drama berikutnya, yaitu karakter atau perwatakan. Dalam sebuah pementasan drama, tokoh harus memiliki watak dan perilaku yang menonjol.

Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama digambarkan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh. Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional).

a. Keadaan Fisik

Keadaan fisik tokoh digambarkan melalui umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus/gemuk, hingga suka senyum/cemberut.

b. Keadaan Psikis

Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran, mental, standar moral, temperamen, ambisi, psikologis yang dialami, dan keadaan emosi.

c. Keadaan Sosiologis

Keadaan sosiologis tokoh meliputi: jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi.

Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku

Teater Koma (Bambang E Ros/Fimela.com)

Setting merupakan satu di antara unsur drama yang paling mendukung pementasan. Biasanya setting akan disesuaikan dengan suasana dalam cerita.

Jadi, penonton akan memahami kapan, di mana, serta suasana yang diciptakan dalam pementasan tersebut. Selain itu, panggung juga harus mampu menggambarkan suasana yang tercipta dalam setiap adegan.

Maka dari itu, sering dijumpai berbagai macam properti pendukung di atas panggung saat pementasan drama.

Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku

Teater Koma. (Bambang E Ros/Fimela.com)

Dialog merupakan percakapan yang terjadi dalam sebuah pementasan drama. Dialog yang ada bisa terdiri satu tokoh dengan tokoh lainnya.

Ada juga berupa dialog sendiri atau yang biasa disebut monolog. Adanya dialog tersebut bisa menjadi penjelasan untuk jalannya cerita.

Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku

Teater Koma. (Bambang E Ros/Fimela.com)

Konflik adalah pertentangan atau masalah yang terjadi saat pementasan dalam drama. Konflik dibedakan menjadi dua, konflik eksternal dan internal.

a. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya.

b. Konflik internal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri. Anda telah mengetahui unsur-unsur intrinsik drama.

Fungsi latar panggonan ing cerita kanggo pamaca yaiku

Pemain sedang memerankan tokoh di sanggar Teater Koma, Jakarta, Selasa (29/10/2019). Teater Koma kembali memproduksi ke-159 dengan judul terbarunya J.J Sampah-Sampah Kota yang ditulis oleh N, Riantiarno dan disutradarai Rangga Riantiarno. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Unsur drama yang tidak kalah pentingnya ialah amanat. Dalam pementasan drama harus ada amanat atau pesan moral yang ingin disampaikan ke penonton.

Amanat dalam drama biasanya akan diselipkan melalui dialog-dialog yang diperankan oleh para tokoh. Dengan adanya amanat, penonton akan mendapatkan pelajaran atau pesan yang ada di dalam drama tersebut.

Sumber: Kinibisa, Guruberbahasa