Faktor-faktor apakah yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik perbatasan

Faktor-faktor apakah yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik perbatasan

Faktor-faktor apakah yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik perbatasan
Lihat Foto

Ilustrasi sertifikat tanah. Foto: Istimewa

sertifikat tanah

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus sengketa dan konflik pertanahan banyak terjadi di Indonesia. Baik berupa tumpang tindih sertifikat tanah hingga pemalsuan sertifikat yang melibatkan mafia tanah.

Dirjen Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan (PSKP) Kementerian ATR/BPN RB Agus Widjayanto mengatakan, terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kasus sengketa dan konflik pertanahan.

Dia menyebutkan, salah satunya karena perubahan alam. Pada 1970-an pengukuran luas tanah berpatok kepada benda-benda di alam, seperti letak pohon, sungai, dan sebagainya.

"Sehingga ketika patok alam tersebut menghilang, maka koordinatnya juga hilang," kata Agus seperti dikutip dari situs Kementerian ATR/BPN, Sabtu (23/10/2021).

Baca juga: Persempit Sepak Terjang Mafia Tanah, Tanda Bukti Transaksi Harus Dilampirkan

Selain itu, menurut dia, pemekaran wilayah juga menjadi salah satu faktor permasalahan tumpang tindih kepemilikan hak atas tanah.

Permasalahan ini seringkali terjadi, karena banyak data yang berubah atau kurang teratasi dengan baik ketika pemekaran wilayah berlangsung.

"Memang ini menjadi pekerjaan bagi kami. Oleh karena itu, kami berusaha menggalakkan pemetaan, salah satunya melalui Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)," ungkap Agus.

Agus menyampaikan, pada hakikatnya dalam satu bidang tanah hanya ada satu sertifikat. Namun, jika terdapat sertifikat lain, bisa disebut palsu atau bahkan asli tapi terdapat indikasi cacat administrasi.

Baca juga: Juru Ukur Pendaftaran Tanah Dituding Semi Ilegal, Ini Tanggapan Pemerintah

Oleh karena itu, BPN dapat membatalkan sertifikat yang palsu maupun cacat administrasi, tentunya dengan melakukan penyelidikan yang ketat dan melibatkan banyak pihak terkait.

Demikian juga permasalahan administrasi pertanahan yang seringkali tidak hanya melibatkan BPN, tetapi juga pihak lain yang berkaitan.

"Sebagai contoh, ketika kasus yang menyangkut tanah aset negara, tentunya kami perlu koordinasi dengan instansi terkait. Begitu juga ketika sudah ada putusan pengadilan. Kami melaksanakan berdasarkan putusan pengadilan," beber Agus.

Persoalan tumpang tindih sertifikat atau indikasi pemalsuan sertifikat akan dilakukan uji materiil dan administrasi dari bukti sertifikat hak atas tanah.

Baca juga: Ini Perbedaan Sebelum dan Sesudah Dibentuknya Satgas Anti Mafia Tanah

Gelar uji materiil dilakukan BPN bersama dengan Kepolisian dan Kejaksaan. Jika terbukti mengandung suatu kepalsuan dan indikasi pidana maka Kepolisian, dalam hal ini Bareskrim, akan melakukan penelusuran lanjutan.

Agus menjamin, akan terus berupaya terbuka soal soal pengaduan masyarakat dan data-data terkait persoalan tumpang tindih sertifikat serta permasalahan pertanahan lainnya.

"Boleh saja, tidak ada masalah (terkait data sengketa dan konflik pertanahan), kami terbuka kepada masyarakat," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jakarta -

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki keragamannya masing-masing yang bisa dipengaruhi oleh faktor ras, etnis, agama, atau pun status. Sebagai proses sosial, konflik kerap hadir tengah-tengah kehidupan masyarakat tersebut.

Memangnya apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat?

Untuk memahami konflik dalam masyarakat, diperlukan juga pemahaman tentang makna dari konflik itu sendiri. Mengutip Buku Saku Sosiologi SMA oleh Yulia Darmawaty, S.Pd dan Drs. H. Achmad Djamil, konflik berasal dari bahasa latin, yaitu configere yang berarti saling memukul.

Sementara itu, secara sosiologis, konflik dapat didefinisikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih (dua kelompok atau lebih) yang berusaha saling menyingkirkan, menghancurkan, mengalahkan atau membuat pihak lain tidak berdaya.

Konflik ini pasti pernah dihadapi oleh setiap lapisan masyarakat, tidak terkecuali bagi individu dalam kehidupan sehari-harinya. Secara teori yang dilansir dari 'Sumber Belajar Elektronik' terbitan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), faktor penyebab konflik terbagi menjadi tiga, di antaranya sebagai berikut,

3 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik di Masyarakat

1. Perbedaan Pendirian dan Keyakinan

Faktor yang pertama ini lebih khususnya bagi individu. Faktor seperti inilah yang biasanya melahirkan bentrokan pendirian meskipun tidak melulu ada perlakuan kekerasan di dalamnya.

Biasanya, konfliknya juga dapat berbentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Realitanya, memang tidak ada satu pun individu yang memiliki karakter yang sama. Hal ini pula yang menyebabkan perbedaan pendapat, tujuan, dan keinginan menjadi tidak terelakkan.

2. Perbedaan Kebudayaan

Faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat yang selanjutnya adalah perbedaan kebudayaan. Perbedaan ini tidak hanya menimbulkan konflik antar individu seperti sebelumnya, namun dapat menjadi pemicu konflik antar kelompok pula.

Pola-pola kebudayaan yang beragam di tiap kelompok dapat menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola perilaku yang berbeda pula di kalangan khalayak kelompok yang luas.

Dampak panjangnya, perbedaan kebudayaan ini bisa melahirkan sikap etnosentrisme. Atau, sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya paling baik. Sikap ini juga menjadi buntut panjang dari terciptanya konflik antar penganut kebudayaan.

3. Perbedaan Kepentingan

Terakhir, perbedaan kepentingan juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat. Karena adanya tujuan kepentingan yang berbeda-beda, memicu kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.

Lantas, bagaimana dengan konflik di masyarakat Indonesia? Apa faktor penyebabnya?

Dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, karya Bagja Waluya disebutkan, Indonesia memiliki kompleksitas budaya yang plural dan heterogen atau masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup masing-masing tanpa ada pembaruan satu sama lain.

Namun, pertanda yang paling menonjol bagi masyarakat Indonesia adalah tidak adanya kehendak bersama dalam sifat majemuk tersebut. Sebab itulah, konflik yang terjadi di Indonesia kerap kali dilatarbelakangi oleh perbedaan dan pertentangan antar latar belakang sosio kultural.

Jadi, gimana nih, detikers? Sudah bisa sebutkan 3 faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat?

Simak Video "Pecah Konflik Bersenjata di Libya, 23 Orang Tewas"



(rah/nwy)


Page 2

Jakarta -

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki keragamannya masing-masing yang bisa dipengaruhi oleh faktor ras, etnis, agama, atau pun status. Sebagai proses sosial, konflik kerap hadir tengah-tengah kehidupan masyarakat tersebut.

Memangnya apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat?

Untuk memahami konflik dalam masyarakat, diperlukan juga pemahaman tentang makna dari konflik itu sendiri. Mengutip Buku Saku Sosiologi SMA oleh Yulia Darmawaty, S.Pd dan Drs. H. Achmad Djamil, konflik berasal dari bahasa latin, yaitu configere yang berarti saling memukul.

Sementara itu, secara sosiologis, konflik dapat didefinisikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih (dua kelompok atau lebih) yang berusaha saling menyingkirkan, menghancurkan, mengalahkan atau membuat pihak lain tidak berdaya.

Konflik ini pasti pernah dihadapi oleh setiap lapisan masyarakat, tidak terkecuali bagi individu dalam kehidupan sehari-harinya. Secara teori yang dilansir dari 'Sumber Belajar Elektronik' terbitan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK), faktor penyebab konflik terbagi menjadi tiga, di antaranya sebagai berikut,

3 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik di Masyarakat

1. Perbedaan Pendirian dan Keyakinan

Faktor yang pertama ini lebih khususnya bagi individu. Faktor seperti inilah yang biasanya melahirkan bentrokan pendirian meskipun tidak melulu ada perlakuan kekerasan di dalamnya.

Biasanya, konfliknya juga dapat berbentuk pemusnahan simbolik atau melenyapkan pikiran-pikiran lawan yang tidak disetujui. Realitanya, memang tidak ada satu pun individu yang memiliki karakter yang sama. Hal ini pula yang menyebabkan perbedaan pendapat, tujuan, dan keinginan menjadi tidak terelakkan.

2. Perbedaan Kebudayaan

Faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat yang selanjutnya adalah perbedaan kebudayaan. Perbedaan ini tidak hanya menimbulkan konflik antar individu seperti sebelumnya, namun dapat menjadi pemicu konflik antar kelompok pula.

Pola-pola kebudayaan yang beragam di tiap kelompok dapat menimbulkan pola-pola kepribadian dan pola-pola perilaku yang berbeda pula di kalangan khalayak kelompok yang luas.

Dampak panjangnya, perbedaan kebudayaan ini bisa melahirkan sikap etnosentrisme. Atau, sikap yang ditunjukkan kepada kelompok lain bahwa kelompoknya paling baik. Sikap ini juga menjadi buntut panjang dari terciptanya konflik antar penganut kebudayaan.

3. Perbedaan Kepentingan

Terakhir, perbedaan kepentingan juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat. Karena adanya tujuan kepentingan yang berbeda-beda, memicu kelompok-kelompok akan bersaing dan berkonflik untuk memperebutkan kesempatan dan sarana.

Lantas, bagaimana dengan konflik di masyarakat Indonesia? Apa faktor penyebabnya?

Dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, karya Bagja Waluya disebutkan, Indonesia memiliki kompleksitas budaya yang plural dan heterogen atau masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup masing-masing tanpa ada pembaruan satu sama lain.

Namun, pertanda yang paling menonjol bagi masyarakat Indonesia adalah tidak adanya kehendak bersama dalam sifat majemuk tersebut. Sebab itulah, konflik yang terjadi di Indonesia kerap kali dilatarbelakangi oleh perbedaan dan pertentangan antar latar belakang sosio kultural.

Jadi, gimana nih, detikers? Sudah bisa sebutkan 3 faktor penyebab terjadinya konflik di masyarakat?

Simak Video "Pecah Konflik Bersenjata di Libya, 23 Orang Tewas"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/nwy)