Di mana Insinyur Soekarno dan tokoh lainnya bertemu Marsekal Terauchi?

Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat di Dalat, Vietnam menemui Marsekal Terauchi, 11 Agustus 1945 

Di mana Insinyur Soekarno dan tokoh lainnya bertemu Marsekal Terauchi?

Baca Selanjutnya:

Sah! Kaesang Pangarep dan Erina Gudono Resmi Jadi Pasangan Suami Istri, Putra Jokowi Tertawa Lega

X

SETELAH Hiroshima dan Nagasaski dibom atom pada 6 dan 9 Agustus 1945, Jepang berada di tepi jurang kekalahan.  Sejumlah aktivis kemerdekaan Indonesia pun mulai bergerak untuk melawan  Dai Nippon yang bercokol di Tanah Air.

Pemerintah militer Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia kemudian berusaha mendekati tokoh-tokoh masyarakat dengan  janji memberi kemerdekaan bagi Indonesia.

Pada 7 Agustus melalui campur tangan Jepang dibentuk  Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI ini sebelumnya bernama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ketua BPUPKI adalah Dr Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.

Nah, pembentukan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai)  pada 7 Agustus tersebut tidak disertai rincian detail tugas –tugas anggotanya.

Di mana Insinyur Soekarno dan tokoh lainnya bertemu Marsekal Terauchi?
Awan jamur ledakan bom atom di Hiroshima (kiri) pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki (kanan) pada 9 Agustus 1945 (Wikipedia)

Pembentukan PPKI pada 7 Agustus  terdiri dari  21 orang tokoh pergerakan nasional Indonesia. Hal ini sebagai upaya untuk mencerminkan perwakilan berbagai etnis di wilayah Hindia-Belanda.

Ke-21 orang itu terdiri dari 12 orang asal Jawa, 3 orang asal Sumatra, 2 orang asal Sulawesi, 1 orang asal Kalimantan, 1 orang asal Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 orang asal Maluku, 1 orang asal etnis Tionghoa.

Baca juga: Inilah Susunan Organisasi BPUPKI, Jadi Tempat Berkumpulnya Para Pendiri Bangsa Membangun Indonesia

PPKI ini diketuai oleh Ir Soekarno, dan sebagai wakilnya adalah Drs Mohammad Hatta, sedangkan sebagai penasihatnya ditunjuk Mr  Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.

Anggota  PPKI di kemudian hari  ditambah lagi enam tokoh  yaitu: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Mr  Kasman Singodimedjo, Mohamad Ibnu Sayuti Melik, Iwa Koesoemasoemantri, dan Mr  Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.

Baca juga: VIDEO-Anda Perlu Tahu, Apa Peran dan Tugas BPUPKI dalam Perumusan Dasar Negara RI Pancasila

Untuk menjelaskan secara rinci janji kemerdekaan tersebut, Dai Nippon menerbangkan Soekarno, Hatta, dan  Radjiman ke Saigon (sekarang Ho Chi MInh) Vietnam pada 9 Agustus 1845. Selanjutnya secara rahasia  mereka diterbangkan ke Dalat yang berjarak 300 Kilometer dari Saigon untuk bertemu Field Marshall Hisaichi Terauchi.

Hisaichi Terauchi adalah Marsekal Lapangan yang kedudukannya lebih tinggi dari Jenderal.  Ia pernah menjabat Menteri Urusan Perang Kekaisaran Jepang. Saat Perang Dunia II itu ia menjabat Panglima Grup Angkatan Darat Jepang Expedisi Selatan yang mana wilayah Hindia Belanda berada dalam kekuasaannya.

Baca juga: Hari Ini 76 Tahun Silam Bom Atom Meledak di Hiroshima, Jalan Menuju Kemerdekaan Indonesia

Untuk diketahui, saat Perang Dunia II itu wilayah Jawa berada di bawah kekusaan Komando Angkatan Darat ke-16 Jepang, sedangkan wilayah Sumatra berada di bawah  Komando Angkatan Darat ke-25 . Adapun wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur berada di bawah wewenang  Kaigun (Angkatan Laut) Jepang. Di bawah wewenang Kaigun  tidak diizinkan pendirian lembaga persiapan kemerdekaan Indonesa.

Penerbangan Soekarno, Hatta, dan Radjiman menuju Vietnam sejak 8 Agustus  1945 dilakukan secara rahasia dan penuh risiko.

Baca juga: Dari Gedung Indah Ini Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Menyebar di Bandung Hingga Mancanegara

 Jepang harus sembunyi-sembunyi karena pesawat mereka diincar oleh p[esawat-pesawat pemburu sekutu. Karena  itu dari Bandara Kemayoran pada 8 Agustus, pesawat militer Jepang tidak langsung menuju Vietnam tapi ke Singapura dahulu.

Sehari ketiga bapak bangsa ini didampingi para petinggi militer Jepang berdiam di Singapura. Saat Soekarno, Hatta, dan Radjiman di Singapura  9 Agustus 145, saat itu pula Nagasaki dibom atom. Militer Jepang pun amat waspada untuk menerbankan ketiga tokoh nasional ini ke Vietnam, karena pesawat-pesawat Sekutu kian banyak berpatroli .

Baca juga: Masa Kelam Observatorium Bosscha Lembang, Sempat Terhenti Beroperasi Saat Perang Dunia 2

Baru pada 10 Agustus secara rahasia Jepang kembali menerbangkan Soekarno, Hatta, dan Radjiman ke Saigon (sekarang bernama Ho Chi Minh) Vietnam.

Perjalanan diteruskan pada esok hari tanggal 10 Agustus 1945. Sehari kemudian rombongan kecil itu diterbangkan ke utara Saigon, yaitu ke Dalat tempat Marsekal Terauchi memimpin komando Angkatan Darat Dai Nippon wilayah Asia Tenggara.

Di mana Insinyur Soekarno dan tokoh lainnya bertemu Marsekal Terauchi?
Marsekal Hisaichi Terauchi (Wikipedia)

Pertemuan dengan penguasa perang Jepang di Asia Tenggara terjadi 11 Agustus 1945.

Kepada Soekarno, Hatta, dan Radjiman, Marsekal Terauchi mengakui Jepang berada di ujung tanduk. Kekalahan di berbagai front Pasifik dan dua kali dibom atom membuat Dai Nippon tak berdaya.

Terauchi pun memprediksi,  Jepang segera takluk kepada Sekutu. Saat itu Terauchi sendiri dalam keadaan sakit.

Baca juga: 30 Kata Bijak Soekarno dan Hatta, Bagikan Saat HUT ke-76 RI, Bangkitkan Semangat di Tengah Pandemi!

Karena itu Terauchi meminta kepada ketiga tokoh tersebut untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Terauchi bahkan mengizinkan pernyataan kemerdekaan Indonesia jika telah siap.

Dalam buku Pendudukan Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia karya AJ Sumarmo (IKIP Semarang Press, 1991) disebutkan bahwa Jepang menyarankan Kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pada 24 Agsuts 1945.

Baca juga: Kutipan Ir Soekarno untuk Kata-kata Bijak Semangat Perjuangan, Bagikan Sebagai Ucapan HUT RI ke-76

Pada saat itu Soekarno sempat bertanya kepada Terauchi apakah PPKI boleh bekerja sekitar 25 Agustus 1945?"

Jawaban Terauchi atas pertanyaan Bung Karno tersebut justru memberi jalan kemerdekaan. “Silakan saja, terserah tuan-tuan,"kata Terauchi.

Seperti dilansir dari Tirto.id, Hatta dalam buku Memoir (1979), Hatta bahkan mengatakan,  “Sesudah berjuang sekian lama untuk mencapai Indonesia merdeka, ternyata terwujud hari ini bertepatan dengan  ulang tahun saya, 12 Agustus” .

Baca juga: Peristiwa Jelang Kemerdekaan Republik Indonesia, Kelompok Pemuda Ini Menculik Soekarno Hatta

Ketiga tokoh nasional itu pun kembali ke Jakarta via Singapura melalui penerbangan rahasia. Mereka diangkut dengan pesawat militer Jepang yang terbang dengan penuh kewaspadaan dari Dalat ke Singapura . Mereka was-was karena bisa saja ditembak sekutu dalam penerbangan.

Di mana Insinyur Soekarno dan tokoh lainnya bertemu Marsekal Terauchi?
Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945. (Kemdikbud)

Namun ketiga tokoh nasional itu pulang dengan membawa janji kemerdekaan. Di Indonesia gejolak dan polemik untuk merdeka kian kental.

Sejarah mencatat bagaimana para tokoh muda pergerakan mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan tanpa menunggu lampu hijau dari penjajah Jepang.

Baca juga: Syandria, Sosok Cicit Presiden Soekarno yang Jarang Disorot Jadi Penari, Intip Potret Cantiknya

Hasilnya berkat perjuangan gigih para tokoh nasional,  Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945 melalui Proklamasi Kemerdekaannya sendiri. Bukan hadiah dari Jepang. (adityas a a/berbagai sumber)

Dimana Ir Soekarno dan tokoh lainya bertemu Marsekal Terauchi?

Pada tanggal 9 Agustus 1945, Jenderal Terauchi memanggi Soekarno, Moh. Hatta , dan Radjiman Wedyodiningrat ke Dalat, Saigon. Saigon sendiri merupakan salah satu pusat tentara Jepang di Asia Tenggara. Dalam pertemuan di Dalat, Terauchi mengucapkan selamat kepada Soekarno dan Moh.

Kapan tiga tokoh Indonesia bertemu dengan Marsekal Terauchi?

Menuju Kemerdekaan RI: Soekarno dan Hatta Disuguhi Teh dan Kue Oleh Marsekal Terauchi di Dalat. SINAR HARAPAN--Tiga tokoh Nasional yang berangkat ke Markas Besar Tentara Jepang di Asia Selatan terlebih dulu bermalam, sebelum esok harinya, tanggal 12 Agustus 1945 bertemu dengan Jendral Terauchi.