Di bawah ini yang bukan termasuk jenis puisi rakyat lama adalah

adjar.id - Apakah Adjarian sudah pernah mempelajari materi puisi rakyat saat belajar di sekolah?

Nah, kalau belum, puisi rakyat adalah salah satu warisan bangsa yang terdiri dari syair, gurindam, dan pantun. 

Di dalam puisi rakyat, terkandung nilai-nilai penting bagi pembacanya, lo. 

Puisi rakyat, umumnya, mengandung nilai-nilai agama, pesan moral, tata krama atau etika.

Ciri-ciri puisi rakyat juga memiliki ciri-ciri khusus, Adjarian.

Salah satu ciri-ciri puisi rakyat, yaitu tidak diketahui nama penulisnya. 

Apa sajakah jenis-jenisnya?

Yuk, simak jenis-jenis puisi rakyat di bawah ini, ya!

"Puisi rakyat terdiri dari syair, pantun, dan gurindam."

Baca Juga: Pengertian, Syarat, dan Ciri Teks Persuasif dalam Bahasa Indonesia

1. Syair

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), syair adalah puisi yang terdiri dari empat larik atau baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. 

Setiap bait yang dimiliki oleh syair terdiri dari 8 hingga 14 suku kata. 

Semua baris yang terdapat di dalam syair merupakan sebuah isi.

Selain itu, syair juga memiliki sajak, yaitu a-a-a-a.

Penggunaan syair sudah mulai ditemukan sejak zaman masuknya budaya Islam di Indonesia, lo. 

O iya, syair juga berasal dari budaya Timur Tengah.

2. Gurindam

"Syair merupakan puisi yang terdiri dari empat baris dengan akhiran bunyi yang sama."

Baca Juga: Pengertian, Ciri, dan Struktur Teks Inspiratif dalam Bahasa Indonesia

Gurindam merupakan salah satu jenis karya sastra yang termasuk di dalam golongan puisi lama, lo, Adjarian. 

Umumnya, di dalam gurindam selalu terselip pesan moral untuk para pembacanya.

Tidak hanya itu, terkadang gurindam juga mengandung nasihat baik untuk kita, lo. 

Gurindam memiliki dua baris di dalam satu bait dan terdiri dari 10-14 suku kata.

Setiap baitnya memiliki sajak yang berbeda dengan syair, yaitu a-a,b-b,c-c, dan d-d. 

O iya, selain mengandung nasihat dan pesan moral, gurindam juga dapat mengandung filosofi-filosofi tentang kehidupan kita, lo. 

"Gurindam mengandung pesan moral, nasihat, dan juga filosofi kehidupan kita."

3. Pantun

Baca Juga: Contoh Puisi Bertema COVID-19 sebagai Sarana Kreativitas saat Pandemi

Sebagian besar dari kita, pasti sudah familier dengan pengertian dan jenis pantun.

Nah Adjarian, siapa sangka, pantun ternyata termasuk dalam bagian puisi lama.

Yap, benar sekali pantun memiliki beragam jenis, salah satu jenisnya, yaitu pantun jenaka. 

Pantun memiliki bait yang terdiri dari empat baris. 

Setiap barisnya memiliki 8-12 suku kata. 

Rima yang dimiliki oleh pantun adalah a-b-a-b, ya, Adjarian. 

O iya, pada baris satu dan dua pantun memiliki berisikan dengan sampiran atau tujuan. 

Sedangkan pada baris tiga dan empat, pantun berisikan dengan isi. 

Nah Adjarian, itulah pengertian puisi rakyat dan jenis-jenisnya yang wajib kita pelajari.

Baca Juga: Kumpulan Puisi Anak beserta Pengarangnya

Sekarang, yuk, coba jawab soal di bawah ini, ya!

Pertanyaan

Sebutkan salah satu jenis pantun yang Adjarian ketahui!

Petunjuk: Cek halaman 3.

Tonton video ini, yuk!

Salah satu contoh puisi rakyat yang paling banyak diketahui oleh masyarakat adalah pantun. Namun, belum banyak yang tahu kalau ada beberapa contoh lainnya yang wajib kamu ketahui. Apa saja? Cek di sini!

Sahabat 99, puisi rakyat merupakan salah satu warisan budaya yang harus kita pelihara.

Hal ini karena puisi rakyat mengandung pesan moral, nilai-nilai, dan karakter yang baik.

Maka dari itu, memelihara dan melestarikan puisi rakyat merupakan hal penting sebagai generasi bangsa.

Hanya saja, masih banyak yang belum tahu apa saja jenis-jenis puisi rakyat.

Supaya kamu lebih memahami, simak penjelasan beserta jenis dan contohnya.

Melansir modul pembelajaran Kemendikbud, simak secara lengkap di bawah ini!

Puisi rakyat adalah warisan bangsa berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.

Ada pula jenis puisi rakyat berupa mantra, bidal, pepatah, hingga seloka.

Dengan kata lain, puisi rakyat merupakan karya sastra tradisional yang diwariskan secara turun temurun.

Maka dari itu, puisi rakyat sebagai karya sastra lama berbeda dengan karya sastra populer.

Melalui kesustraan lama, kamu bisa memahami lebih jauh warisan budaya dari para nenek moyang.

Untuk itu, simak jenis-jenis puisi rakyat berikut ini!

Sumber: proovikivi

Pantun adalah jenis puisi rakyat Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat Indonesia.

Melansir sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id, jenis puisi lama yang satu ini sudah dikenal luas di tanah air.

Bahkan, beberapa daerah di Indonesia memiliki pantun dengan ciri khas masing-masing.

Salah satu ciri pantun adalah tidak terdapat nama pengarang lantaran penyebarannya secara lisan.

Salah satu jenis puisi rayat adalah gurindam.

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India.

Istilah Gurindam berasal bahasa India yaitu Kirindam yang artinya mula-mula/perumpamaan.

Nah, pada zaman dulu gurindam rupanya digunakan sebagai syarat nilai agama dan moral.

Namun, gurindam juga mengalami perkembangan dengan jenis gurindam (puisi lama Melayu) yang juga sebagai warisan budaya.

Masih melansir modul pembelajaran Kemendikbud, syair adalah salah satu jenis puisi rakyat.

Syair adalah bentuk puisi lama berasal dari Persia, dibawa bersamaan dengan masuknya Islam.

Arti syair berasal dari bahasa Arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang artinya perasaan yang menyadari.

Kemudian, berkembang menjadi syi’ru yang artinya puisi dalam pengetahuan umum.

Namun, syair juga mengalami perubahan menjadi puisi lama khas Melayu dan tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair Arab.

Ada sejumlah contoh puisi rakyat yang bisa kamu pelajari, Sahabat 99.

Misalnya pantun yang memiliki pesan moral yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Simak contohnya di bawah ini, yuk!

Contoh puisi rakyat yang satu ini mengandung nilai, nasihat, dan pesan moral.

Nah, pesan moral tersebut wajib kamu aplikasikan dikehidupan sehari-hari.

Gurindam adalah warisan dari kesustrasaan lama yang juga perlu kamu pelajari, Sahabat 99.

Contoh puisi lama berjenis syair terdiri dari atas empat larik dengan akhiran yang berbunyi sama.

Kamu bisa membuat syair dengan menarik dan memiliki pesan moral.

Jika masih bingung, simak contohnya di bawah ini!

Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membetuli jalan tempat berpindah

Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu

Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan

Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ

Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar Angkatlah pula sauh dan layar Pada beras bekal jantanlah taksir

Niscaya sempurna jalan yang kabir

Simak informasi menarik lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.

Jangan lupa, kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impian.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Cek sekarang juga, salah satunya Perumahan Alexandria Premiere Cimanggis!

Di bawah ini yang bukan termasuk jenis puisi rakyat lama adalah

Ilustrasi menulis puisi. (dok. Foto Álvaro Serrano/Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Puisi rakyat dikenal juga sebagai puisi lama atau puisi tradisional.

Puisi rakyat merupakan satu di antara bentuk karya sastra nusantara yang sering diciptakan pada masa lalu.

Puisi rakyat mempunyai struktur yang sudah ditentukan mulai deretan kalimatnya, ejaan lafalnya, suku kata, penekanan suara, hingga irama.

Puisi rakyat ditandai oleh bentuknya yang tetap, terikat oleh jumlah larik per bait, jumlah kata per baris, dan rima akhir.

Ada banyak jenis puisi rakyat yang ada dan pernah berkembang di Indonesia sejak masa sastra Melayu lama. Meski begitu, jenis puisi rakyat yang sering dipelajari hanya beberapa.

Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis puisi rakyat beserta penjelasan dan ciri-cirinya, seperti dilansir dari laman e-learning.smpn20solo.sch.id, Selasa (4/1/2022).

Ilustrasi menulis puisi. Credit: pexels.com/Judit

Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Melalui pedagang Persia, pantun lama berupa syair mulai dikenal dan disukai masyarakat.

Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu 'syi'ir' atau 'syu'ur 'yang berarti 'perasaan yang menyadari', kemudian kata syu'ur berkembang menjadi syi'ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

Dalam perkembangannya, syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab.

Ciri-ciri syair antara lain:

- Setiap bait terdiri dari empat baris.

- Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.

- Bersajak a-a-a-a.

- Semua baris adalah isi.

- Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

Ilustrasi menulis puisi. (Gambar oleh Christine Sponchia dari Pixabay)

Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan.

Ciri-ciri pantun, yaitu:

- Tiap bait terdiri dari empat baris atau empat larik.

- Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.

- Rima akhir tiap baris adalah a-b-a-b.

- Baris pertama dan kedua adalah sampiran. Sementara baris ketiga dan keempat disebut dengan isi.

Ilustrasi membaca puisi. (Sumber: Pexels)

Gurindam adalah suatu kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang merupakan suatu puisi Melayu tradisional dan berasal dari Tamil, yakni negara India. Gurindam dapat dianggap sebagai puisi terikat, rima yang burujung sama.

Jadi, istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu 'kirindam' berarti mula-mula atau perumpamaan. Gurindam sarat nilai agama dan moral.

Gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Gurindam memiliki ciri khas sebagai berikut:

- Terdiri atas dua baris dalam sebait.

- Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata.

- Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.

- Setiap baris dalam gurindam merupakan satu kesatuan yang utuh.

- Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian.

- Baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua).

- Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.

Ilustrasi puisi. (Photo by Suzy Hazelwood from Pexels)

Seloka adalah bentu puisi Melayu klasik, berisi pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran, bahkan ejekan.

Umumnya ditulis empat baris memakai bentuk pantun/syair, terkadang bisa juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Berikut ini ciri-ciri Seloka:

- Dalam satu baris hanya terdapat dua baris.

- Dalam satu baris, suku katanya agak panjang, yakni sekitar 18 suku kata atau kurang.

- Setiap isi bait dalam seloka saling berhubungan dengan bait berikutnya.

- Menggunakan sajak bebas atau tidak terikat

- Berisi kritikan dan nasihat atau sikap negatif tertentu.

Ilustrasi menulis puisi. (Gambar oleh Engin Akyurt dari Pixabay)

Pantun talibun merupakan bentuk puisi lama yang memiliki sampiran dan isi. Talibun identik dengan jumlah barisnya yang berjumlah genap dan lebih dari empat baris, misalnya enam baris, delapan baris, 10 baris.

Jika pantun talibun berisi empat baris maka dua baris pertama adalah sampiran dan dua baris berikutnya adalah isi. Begitu juga dengan pantun talibun enam baris maka tiga baris pertama adalah sampiran dan tiga baris berikutnya adalah isi.

Aturan tersebut berlaku untuk pantun talibun dengan jumlah baris berapapun. Berikut ini ciri-ciri Talibun:

- Dalam satu baris dibagi menjadi dua, yakni untuk sampiran dan isinya.

- Dalam satu baris maksimal terdiri dari 12 kata.

- Menggunakan sajak a b c - a b c, a b c d - a b c d, dan seterusnya.

- Isinya menjelaskan suatu perkara.

- Pada sampiran terdapat kalimat pembantu yang berisi perumpamaan untuk menyesuaikan diri.

Sumber: E-Learning SMPN 20 Surakarta