Jawaban yang tepat adalah D Reaksi autoredoks adalah reaksi dimana zat yang sama mengalami reaksi reduksi dan oksidasi secara serentak ( yang menjadi oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama ). Reaksi disproporsionasi adalah jenis khusus reaksi redoks di mana suatu unsur dari suatu reaksi mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus membentuk dua produk yang berbeda. Jadi, yang termasuk reaksi autoredoks / disproporsionasi adalah Cl₂ + H₂O →HCl + HClO₄
Reaksi yang tergolong sebagai reaksi Autoredoks adalah reaksi B. I₂ + NaOH ==> NaI + NaIO₃ + H₂O *Karena terjadi kesalahan pada penulisan reaksi di soal, maka saya lakukan koreksi. Penjelasan: Reaksi autoredoks atau disebut juga sebagai reaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks dimana oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat tersebut akan mengalami oksidasi dan sebagian lagi mengalami reduksi. untuk menentukan reaksi mana yang mengalami reaksi Autoredoks, maka kita harus melakukan pengecekan terhadap biloks atom dari masing-masing senyawa dalam reaksi tersebut sehingga mengetahui zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi (Reduksi) dan kenaikan bilangan oksidasi (Oksidasi). Dengan mempertimbangkan keelektronegatifan unsur, dapat disimpulkan suatu aturan untuk menentukan bilangan oksidasi adalah sebagai berkut: 1. Unsur Bebas, atomnya memiliki bilangan oksidasi = 0 2. Flourin, unsur yang paling elektronegatif dan membutuhkan tambahan 1 elektron, atomnya mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya. 3. Bilangan oksidasi atom unsur logam selalu bertanda + Untuk logam Alkali (Golongan I A) = +1 Untuk logam Alkali Tanah (Golongan II A) = +2 4. Bilangan oksidasi suatu unsur dalam bentuk ion tunggal adalah sama dengan muatannya Contoh: Cl⁻ = -1 5. Bilangan Oksidasi atom H umumnya = +1, kecuali dalam senyawaan logam, dimana bilangan oksidasi atom H = -1 dikarenakan unsur logam lebih elektropositif dari unsur Hidrogen Contoh: Bilangan Oksidasi atom H dalam NaH, BaH₂ = -1 6. Bilangan Oksidasi atom O umumnya = -2, kecuali pada contoh: F₂O = +2 H₂O₂ = -1 KO₂ = -1/2 7. Jumlah Bilangan Oksidasi atom unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0 8. Jumlah Bilangan Oksidasi atom unsur-unsur dalam suatu ion poliatom = muatannya. Berdasarkan pada aturan di atas, maka kita bisa lakukan perhitungan biloks pada setiap atom yaitu: a. 2 HBr + H₂SO₄ ==> Br₂ + SO₂ + H₂O Penentuan Biloks: HBr Berdasarkan pada aturan nomor 7, Biloks HBr = 0 Berdasarkan pada aturan nomer 5, biloks H = +1, maka Biloks H + Biloks Br = 0 1 + Biloks Br = 0 Biloks Br = -1 H₂SO₄ Berdasarkan pada aturan nomor 7, Biloks H₂SO₄ = 0 Berdasarkan pada aturan nomer 5, biloks H = +1, dan aturan nomor 6 biloks O = -2 maka 2 x Biloks H + Biloks S + 4 x Biloks O = 0 2 (1) + Biloks S + 4 (-2) = 0 2 + Biloks S + (-8) = 0 Biloks S - 6 = 0 Biloks S = +6 Br₂ Berdasarkan pada aturan nomor 7, Biloks Br₂ = 0 maka Biloks Br = 0 SO₂ Berdasarkan pada aturan nomor 7, Biloks SO₂ = 0 Berdasarkan pada aturan nomor 6 biloks O = -2 maka Biloks S + 2 x Biloks O = 0 Biloks S + 2 x (-2) = 0 Biloks S - 4 = 0 Biloks S = +4 H₂O Berdasarkan pada aturan nomor 7, Biloks H₂O = 0 Berdasarkan pada aturan nomer 5, biloks H = +1, dan aturan nomor 6 biloks O = -2 Berdasarkan pada perhitungan bilangan Oksidasi di atas, maka diketahui: Br dalam HBr mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari -1 menjadi 0 (Reaksi Oksidasi) S dalam H₂SO₄ mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +6 menjadi +4 (Reaksi Reduksi) Karena zat yang mengalami reaksi Oksidasi dan Reduksi berbeda maka reaksi a BUKAN REAKSI AUTOREDOKS. b. I₂ + NaOH ==> NaI + NaIO₃ + H₂O Penentuan Biloks: I₂ Berdasarkan pada aturan nomor 7, Biloks I₂ = 0 maka Biloks I = 0 NaOH Berdasarkan pada aturan nomor 7, Biloks NaOH = 0 Berdasarkan pada aturan nomer 3, biloks Na yang merupakan Logam golongan IA = +1 Berdasarkan pada aturan nomer 5, biloks H = +1, dan aturan nomor 6 biloks O = -2 NaI Berdasarkan pada aturan nomor 7, Biloks NaI = 0 Berdasarkan pada aturan nomer 3, biloks Na yang merupakan Logam golongan IA = +1 maka Biloks Na + Biloks I = 0 1 + Biloks I = 0 Biloks I = -1 NaIO₃ Berdasarkan pada aturan nomor 7, Biloks NaIO₃ = 0 Berdasarkan pada aturan nomer 3, biloks Na yang merupakan Logam golongan IA = +1 Berdasarkan pada aturan nomor 6 biloks O = -2 maka Biloks Na + Biloks I + 3 x Biloks O = 0 1 + Biloks I + 3 x (-2) = 0 1 + Biloks I + (-6) = 0 Biloks I - 5 = 0 Biloks I = +5 H₂O Berdasarkan pada aturan nomor 7, Biloks H₂O = 0 Berdasarkan pada aturan nomer 5, biloks H = +1, dan aturan nomor 6 biloks O = -2 Berdasarkan pada perhitungan bilangan Oksidasi di atas, maka diketahui: I dalam I₂ menjadi NaI mengalami penurunan bilangan oksidasi dari 0 menjadi -1 (Reaksi Reduksi) I dalam I₂ menjadi NaIO₃ mengalami kenaikan bilangan oksidasi dari 0 menjadi +5 (Reaksi Oksidasi) Karena zat yang mengalami reaksi Oksidasi dan Reduksi adalah sama yaitu I dalam I₂ maka reaksi b adalah REAKSI AUTOREDOKS. Semoga membantu. Pelajari soal-soal reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks) lainnya melalui link berikut: Konsep Redoks Berdasarkan Oksigenbrainly.co.id/tugas/26620417 Selamat Belajar dan Tetap Semangat!!! ----------------------------------------------------------------------------------------------- Detail Jawaban Kelas : X Mapel : KIMIA BAB : Redoks Kode : 10.7.9. ------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang merupakan reaksi konproporsionasi adalah tidak ada, tetapi yang merupakan reaksi autoredoks (disproporsionasi) adalah c. I₂ (g) + OH⁻ (aq) ---> I⁻ (aq) + IO₃⁻ (aq) + H₂O (l) Reaksi Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi) adalah reaksi redoks dimana zat reduktor dan oskidator merupakan zat yang sama Reaksi Konproporsionasi merupakan kebalikan dari reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi) yaitu dimana hasil reduksi dan hasil oksidasi merupakan zat yang sama. PembahasanReaksi Redoks Reaksi redoks adalah reaksi dimana terjadi perubahan biloks dari atom unsur sebelum dan sesudah reaksi, perubahan biloks tersebut berupa reaksi oksidasi yaitu kenaikan biloks dan reaksi reduksi yaitu penurunan biloks. Oksidasi adalah pertambahan (kenaikan) bilangan oksidasi, sedangkan zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor Reduksi adalah penurunan bilangan bilangan oksidasi, sedangkan zat yang mengalami reduksi disebut oksidator Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi Aturan Umum 1. Bilangan okidasi atom dalam unsur bebas sama dengan 0 2. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya 3. Jumlah biloks dalam Senyawa sama dengan 0. Sedangkan Jumlah biloks dalam Ion Poliatom sama dengan Muatan Ionnya. 4. Biloks unsur-unsur golongan VII A dalam senyawa biner logam adalah -1 5. Biloks H jika berikatan dg non logam sama dengan +1. Sedangkan biloks H jika barikatan dg logam dan boron adalah -1. 6. Biloks O dalam senyawa sama dengan -2, kecuali dalam senyawa biner fluorida, peroksida, dan superoksida. 7. Biloks logam golongan IA dalam senyawa sama dengan +1 8. Biloks logam golongan IIA dalam senyawa sama dengan +2 Reaksi Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi) adalah reaksi redoks dimana pereaksi yang sama mengalami oksidasi sekaligus reduksi artinya zat reduktor dan oskidator merupakan zat yang sama Reaksi Konproporsionasi Reaksi Konproporsionasi merupakan kebalikan dari reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi) yaitu dimana hasil reduksi dan hasil oksidasi merupakan zat yang sama. Jawab : a. 2Fe₂O₃ (s) + 3C (s) ---> 4Fe (s) + 3CO₂ (g) -2 x 3 0 0 -2 x 2 +6 -6 +4 -4 +6/2 +3 Maka, yang mengalami reduksi adalah Fe dari biloks +3 menjadi 0, sedangkan yang mengalami oksidarsi adalah C dari biloks 0 menjadi +4. Reduktor = C Oksidator = Fe₂O₃ Hasil reduksi = Fe Hasil oksidasi = CO₂ b. SO₃²⁻ (aq) + MnO₄⁻ (aq) ---> SO₄²⁻ (aq) + Mn²⁺ (aq) -2 x 3 -2 x 4 -2 x 4 +2 +4 -6 +7 -8 +6 -8 Oksidasi = S dari biloks +4 menjadi +6 Reduksi = Mn dari biloks +7 menjadi +2 Oksidator = MnO₄⁻ Reduktor = SO₃²⁻ Hasil oksidasi = SO₄²⁻ Hasil reduksi = Mn²⁺ c. I₂ (g) + OH⁻ (aq) ---> I⁻ (aq) + IO₃⁻ (aq) + H₂O (l) 0 -2 +1 -1 -2 x 3 +1 -2 +5 -6 Oksidasi = I dari biloks 0 menjadi +5 Reduksi = I dari biloks 0 menjadi -1 Oksidator = I₂ Reduktor = I₂ Hasil oksidasi = IO₃⁻ Hasil reduksi = I⁻ Merupakan Reaksi Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi) karema zat reduktor dan oskidator merupakan zat yang sama yaitu I₂. d. Fe(OH)₃ (aq) + OCl⁻ (aq) ---> FeO₄²⁻ (aq) + Cl⁻ (aq) -1 x 3 -2 +1 -2 x 4 -1 +3 -3 +6 -8 Oksidasi = Fe dari biloks +3 menjadi +6 Reduksi = Cl dari biloks +1 menjadi -1 Reduktor = Fe(OH)₃ Oksidator = OCl⁻ Hasil oksidasi = FeO₄²⁻ Hasil reduksi = Cl⁻ e. H₂O₂ (aq) + MnO₄⁻ (aq) ---> Mn²⁺ (aq) + O₂ (g) + H₂O (l) +1 -1 -2 x 4 +2 0 +1 -2 +7 -8 Biloks O pada senyawa peroksida contohnya H₂O₂ adalah -1 Oksidasi = O dari biloks -1 menjadi 0 Reduksi = Mn dari biloks +7 menjadi +2 Reduktor = H₂O₂ Oksidator = MnO₄⁻ Hasil reduksi = Mn²⁺ Hasil oksidasi = O₂ Dari soal diatas tidak terdapat reaksi Konproporsionasi tetapi yang ada merupakan reaksi Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi) yang merupakan kebalikan dari reaksi Konproporsionasi. Reaksi Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi) adalah C. Pelajari lebih lanjutMenentukan reaksi redoks brainly.co.id/tugas/18264531 Menentukan reaksi oksidasi brainly.co.id/tugas/19288595 Menentukan reaksi reduksi brainly.co.id/tugas/18194757 Menentukan biloks Cr brainly.co.id/tugas/1914051 Menentukan biloks F, N, S pada senyawa brainly.co.id/tugas/5688476 , brainly.co.id/tugas/7845301 Menentukan biloks S, N, dan P pada senyawa oksida non logam brainly.co.id/tugas/9158706 ----------------------------- Detil JawabanMapel : Kimia Bab : Redoks Kelas : X Semester : 1 Kode : 10.7.6 Kata kunci : reaksi redoks, oksidasi, reduksi, reaksi autoredoks, reaksi konproporsionasi, reaksi disproporsionasi |