Dari 10 anggota asean ada sebuah negara yang tidak pernah dijajah apa nama negara tersebut

Dari 10 anggota asean ada sebuah negara yang tidak pernah dijajah apa nama negara tersebut
Ilustrasi bendera thailand

puti aini yasmin Jumat, 25 Februari 2022 - 16:58:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Satu-satunya negara ASEAN yang tidak pernah dijajah adalah Thailand. Ternyata bukan tanpa sebab, karena ada alasan dibalik kejadian tersebut.

Alasan Thailand Jadi Negara yang Tidak Pernah Dijajah

Secara historis salah satu keunikan Thailand yang tidak dimiliki oleh negara ASEAN lainnya adalah tidak pernah dijajah. Alhasil umur negara ini sudah mencapai ribuan tahun.

Bukan tanpa alasan Thailand menjadi negara yang tidak pernah dijajah. Sebab, alasan pertama satu-satunya negara ASEAN yang tidak pernah dijajah adalah Thailand adalah pada abad ke-19 ia telah memiliki sistem suksesi yang sudah mantab.

Kedua, dikutip dari buku 'Langsung Lolos SBMPTN' terbitan Tangga Pustaka, kenapa Thailand tidak pernah dijajah karena negara ini mampu mengeksploitasi persaingan dan ketegangan antara Indocina Perancis dan Kerajaan Inggris.

Jadi, sudah jelaskan mengapa  satu-satunya negara ASEAN yang tidak pernah dijajah adalah Thailand?


Editor : Puti Aini Yasmin

TAG : penjajahan negara thailand asean

Dari 10 anggota asean ada sebuah negara yang tidak pernah dijajah apa nama negara tersebut
​ ​

Denmark merupakan negara di benua Eropa yang tidak pernah dijajah oleh bangsa lain. Beragam sumber menyebut negeri ini tidak memiliki kekayaan yang cukup melimpah. Sehingga, negara asing tidak berminat untuk menguasainya. Ditambah, wilayah daratannya yang kerap tertutup salju. Hal itu menyebabkan tanaman dan potensi alam Denmark tidak terlihat maksimal.

Berita Terkini 10 Agustus 2019 21:34:01 WIB ADMINISTRATOR dibaca 4127 kali

Dari 10 anggota asean ada sebuah negara yang tidak pernah dijajah apa nama negara tersebut

Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang biasa disingkat menjadi MEA secara singkatnya bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang artinya semua negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara (ASEAN) menerapkan sistem perdagangan bebas. Indonesia dan seluruh negara-negara ASEAN lainnya (9 negara lainnya) telah menyepakati perjanjian MEA tersebut atau yang dalam bahasa Inggrisnya adalah ASEAN Economy Community (AEC).

Tahun 2016 adalah tahun di mana kebijakan MEA mulai diterapkan oleh pemerintah negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia yang menjadi bagian dalam MEA. Artinya, tenaga kerja asing akan berseliweran di negara ini. Begitu pula sebaliknya, pekerja Indonesia pun akan tersebar di beberapa negara ASEAN.

Namun, istilah MEA di Indonesia sendiri masih terdengar asing untuk sebagian besar masyarakat, baik pada kalangan menengah atas atau menengah ke bawah. Tidak terlalu banyak yang tahu dengan pasti, apakah yang dimaksud dengan MEA?

MEA adalah sebuah pasar tunggal yang disetujui oleh negara-negara di ASEAN pada dekade lalu. MEA sendiri adalah singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Dalam istilah asing, MEA disebut sebagai ASEAN Economics Community.

MEA dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan bagi penduduk di negara-negara ASEAN.

Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Oleh karena itu, MEA secara langsung akan memengaruhi kualitas tenaga ahli di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, Indonesia harus menyiapkan diri untuk bersaing dengan arus tenaga ahli asing.

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menyatakan, saat ini pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan kesiapan dan kompetensi pekerja lokal dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan dalam pelaksanaan pasar tunggal ASEAN, kesiapan tenaga kerja memang menjadi perhatian penting. Kerja sama antara dunia usaha, pekerja, serta pemerintah harus terus dikompakkan untuk meningkatkan daya saing pekerja Indonesia.

“Kita sudah persiapkan kompetensi kita, artinya kita harus optimis menyambut MEA. Keunggulan kita dengan negara lain cukup banyak. Kita mesti optimalkan,” tandas Menaker Hanif.

Inilah Profile 10 Negara Anggota ASEAN

1. Indonesia

Indonesia merupakan salah satu dari lima negara pemrakarsa ASEAN, negara ini memiliki luas daratan hampir dua juta kilometer persegi dengan jumlah penduduk seperempat milyar orang. Indonesia merupakan negara di ASEAN yang masuk kedalam G20 dengan PDB perkapitanya hampir 5 ribu dollar AS. Negara yang berdiri pada 17 Agustus ini memiliki lagu kebangsaan Indonesia Raya.

2. Malaysia

Negara yang berada disebelah utara negara Indonesia ini juga merupakan salah satu pemrakarsa berdirinya ASEAN.  Malaysia beribukota di Kuala Lumpur dengan luas wilayah 1/3 juta kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 30 juta jiwa. Negara yang merdeka pada 31 Agustus 1957 ini mayoritas berbahasa melayu dan mata uang yang resmi dipergunakan di Malaysia adalah Ringgit.

3. Thailand

Salah satu negara yang mendirikan ASEAN adalah Thailand yang saat itu diwakili oleh Thanat Khoman. Negara yang beribukota di Kota Bangkok ini memiliki luas negara setengah juta kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 67 juta jiwa. Keunikan dari Thailand adalah merupakan satu-satunya negara yang berada dikawasan Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara manapun.


4. Filipina

Filipina merupakan salah satu negara pendiri ASEAN yang saat ini diwakili oleh Narciso Ramos. Negara kepulauan yang berada diutara Indonesia ini beribukota di Kota Bangkok dengan luas wilayahnya 300 ribu kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 100 juta jiwa. Pada umumnya bahasa yang digunakan disana adalah Tagalog dan Inggris, sedangkan mata uang resminya adalah Peso.

5. Singapura

Negara kecil namun kaya ini juga merupakan negara pendiri ASEAN yang saat itu dideklarasikan pada 8 Agustus 1967. Luas negaranya tidak lebih dari 700 kilometer persegi tetapi jumlah penduduknya tergolong padat yaitu lebih dari 5,5 juta jiwa. Negara yang merdeka pada tanggal 9 Agustus 1965 ini memiliki bahasa mayoritas inggris, tamil, mandarin, melayu sedangkan mata uangnya adalah Dollar Singapura.

6. Brunei Darussalam

Brunei Darussalam merupakan negara pertama (diluar pemrakarsa) yang menjadi anggota ASEAN setelah berdirinya pada tahun 1967. Negara yang beribukota di Bandar Sri Begawan ini memiliki luas wilayah tidak lebih dari 6 ribu kilometer persegi dan jumlah penduduk kurang dari 500 ribu jiwa. Negara ini merdeka pada 1 Januari 1984 dengan bahasa resmi melayu dan mata uang Dollar Brunei.

7. Vietnam

Vietnam juga merupakan salah satu negara ASEAN, negara tersebut masuk ASEAN pada tanggal 28 Juli 1995. Negara yang beribukota di Hanoi ini memiliki luas wilayah 1/3 juta jiwa dengan jumlah penduduk lebih dari 93 juta jiwa. Negara yang merdeka pada tanggal 2 September 1945 dari negara Perancis ini memiliki bahasa resminya sendiri yaitu Bahasa Vietnam dan mata uangnya adalah Dong.

8. Laos

Laos merupakan negara dikawasan Asia Tenggara yang masuk kedalam keanggotaan ASEAN pada 23 Juli 1997. Negara yang beribukota di Kota Vientiene ini memiliki luas wilayah kurang lebih 230 ribu kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 6,8 juta jiwa. Negara yang merdeka dari tangan Prancis pada 19 Juli 1949 ini berbahasa resmi Lao dan mata uang resminya adalah Kip Laos.

9. Myanmar

Sama seperti negara Laos, negara Myanmar juga masuk menjadi anggota ASEAN pada tanggal yang sama yaitu 23 Juli 1997. Negara yang saat ini beribukota di Naypyidaw ini memiliki luas wilayah kurang lebih 2/3 juta jiwa dan jumlah penduduk hampir 60 juta jiwa. Negara yang merdeka pada 4 Januari 1948 dari Inggris ini berbahasa resmi Myanmar dan memiliki mata uang Kyat Myanmar.

10. Kamboja

Kamboja merupakan negara dikawasan Asia Tenggara yang resmi manjadi anggota ASEAN pada tanggal 30 April 1999. Negara yang beribukota di Phnom Phen ini memiliki luas wilayah hampir 1/5 juta kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 15 juta jiwa. Negara yang merdeka pada tanggal 9 November 1953 ini memiliki bahasa resmi Khmer dan mata uangnya adalah Riel Kamboja.

VIVA – Ternyata ada beberapa negara yang tidak pernah dijajah di dunia ketika Perang Dunia berlangsung. Zaman dahulu kala, penjajahan merupakan sesuatu yang sangat mungkin terjadi, bahkan Indonesia pernah mengalaminya. Kolonialisasi umumnya mengacu kepada kekuatan asing, umumnya kekuatan ekonomi dan militer. Penjajagan ini biasanya bertujuan untuk mengeksploitasi sumber daya ekonomi dan mendominasi secara politik, militer, dan budaya. Perang Dunia diawali oleh orang Eropa pada akhir abad ke-15. 

Kemudian antara abad ke-16 dan ke-20, kekuatan Eropa mencoba untuk mengendalikan seluruh dunia dan seluruh kekayaannya. Mereka berhasil menguasai sebagian besar wilayah Amerika, Afrika, Australia, dan Asia. Walaupun demikian, ada juga beberapa negara yang tidak pernah dan menjadi makmur sampai saat ini. Nah, menyadur dari laman Indiatimes, berikut adalah ulasan mengenai negara yang tidak pernah dijajah. 

Lantas, Apa Saja Negara yang Tidak Pernah Dijajah?

1. Bhutan

Bhutan adalah sebuah negara kecil yang berada di sebelah timur pegunungan Himalaya sehingga membuatnya sulit untuk dijangkau oleh para penjajah. Akan tetapi, Inggris menyerang Bhutan tahun 1772 sampai 1774 sampai mengalahkan mereka di Benggala Utara dan menguasai sejumlah wilayah di Kerajaan Bhutan. Tapi, walaupun dikalahkan oleh Inggris, Bhutan tetap berhasil menegosiasikan kekuasaan. 

Sebagai imbalan guna memindahkan pasukan Inggris, Kerajaan Bhutan menyetujui untuk membayar mereka dengan 5 kuda dan memberikan kendali atas penebangan pohon. Walaupun ada perjanjian tersebut, kedua negara ini berada dalam ketegangan di area perbatasan sampai tahun 1947. Saat India merdeka dari Inggris, tentara Inggris pun menarik pasukannya dari Bhutan. 

2. Thailand

Negara yang tidak pernah dijajah berikutnya adalah Thailand. Masyarakat Thailand memandang bahwa negaranya adalah tanah kebebasan yang sebelumnya dikenal dengan kerajaan Siam dan berada di antara Indochina (Vietnam, Laos, dan Kamboja) dan Burma (sekarang Myanmar). Raja Chulalongkorn dipandang sebagai raja terbesar di Thailand. 

Ia bekerja untuk mengadopsi berbagai kebiasaan Eropa dan menjadi tertarik dengan teknologi Eropa dalam usaha untuk mencegah penjajahan. Ia juga melakukan upaya diplomatik dengan Inggris guna meminimalkan kemungkinan penjajahan oleh Eropa dan Prancis. Walaupun negara ini lolos dari penjajahan, tapi tetap mengadopsi ide-ide barat. 

3. Jepang

Jepang merupakan salah satu dari beberapa negara yang bisa melawan kolonialisasi Eropa. Sebaliknya, negara ini membangun kehadiran yang kuat di Taiwan, Korea, dan Sakhalin Selatan. Jepang menyadari tentang ancaman invasi Barat dan menjadi tanggapan untuk memprakarsasi revolusi politik yang dikatakan sebagai Restorasi Meiji tahun 1868 yang membawa kehancuran akhir dari pemerintahan militer Keshogunan Tokugawa. 

Reformasi sosial dan politik tersebut untuk mempersiapkan negara supaya berhasil dalam mengalahkan dinasti Tiongkok selama Perang Tiongkok-Jepang pertama yang menandai kekuatan besar Jepang dan kelemahan Tiongkok. Rusia kemudian menyerang, pasukan Jepang dengan sigan menentang perang tersebut. Selama perang dunia 2, negara ini berhasil menuai berbagai keuntungan. 

4. Arab Saudi

Arab Saudi sudah diperintahkan terutama oleh para pemimpin suku dari seluruh wilayah. Pada abad ke-16, Kekaisaran Ottoman yang menguasai sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat, dan Afrika Utara antara abad ke-14 dan awal abad ke-20 menguasai sebagian besar Arab Saudi dan tetap berkuasa sampai tahun 1918.

Selama masa pemerintahan ini, keluarga kerajaan Saudi mulai berjuang untuk menguasai negara. Gerakan politik ini bertepatan dengan Perang Dunia I ketika Inggris berperang melawan Kekaisaran Ottoman. Untuk melemahkan Kekaisaran, Inggris mendukung pemberontakan pan-Arab. Pada akhir perang, Kekaisaran kehilangan kendali atas Arab Saudi dan sejak itu telah menjadi salah satu wilayah yang kuat di dunia.

5. Iran

Negara-negara paling kuat di dunia Inggris dan Rusia tertarik untuk menguasai Iran (saat itu Kekaisaran Persia) karena lokasinya yang strategis yang menghubungkan Asia dengan Eropa. Rusia berhasil menangkapnya dari wilayah utara Kekaisaran (sekarang Turkmenistan, misalnya) pada abad ke-19. Demikian pula, pasukan Inggris memperoleh kekuasaan di wilayah timur Kekaisaran Persia, dekat Pakistan saat ini.

Sepanjang waktu tersebut, mayoritas Iran berada di bawah kekuasaan dinasti Qajar, yang sudah meminjam uang dari bank-bank Eropa. Lantaran tidak bisa membayar, pemerintah Inggris dan Rusia membuat kesepakatan bahwa mereka akan mengontrol dan membagi pendapatan Persia. Sementara Kekaisaran Persia enggan menyetujui kondisi ini, hal itu karena mencegah negara tersebut untuk dijajah secara resmi.

6. Tiongkok

Cina kadang-kadang dikatakan sebagai negara yang sebagian didominasi, terutama dalam kaitannya dengan wilayah Tiongkok tertentu di bawah kendali kekuatan asing. Namun, tidak ada negara yang pernah menguasai seluruh wilayah. Selama upaya kekuatan Eropa untuk menguasai dunia, Kekaisaran Tiongkok tidak mudah ditaklukkan karena memiliki tentara dan pemerintahan yang kuat seperti Kekaisaran Ottoman.

Ukurannya yang besar menjadi keuntungan, karena menjadi target yang sulit untuk dijajah. Inggris dan Prancis, alih-alih mendapatkan kekuasaan kolonial, mampu memperoleh kekuasaan atas Tiongkok melalui impor dan ekspor mereka.

Melihat keuntungan menjadi bangsa yang disukai, Amerika Serikat, Rusia, dan Italia menginginkan status yang sama. Alih-alih dijajah, wilayah pesisir Tiongkok dibagi antara kekuatan Barat, menyebabkan dinasti Qing kehilangan sebagian tetapi tidak semua kendalinya.

7. Ethiopia

Ethiopia merupakan salah satu negara tertua di dunia dan negara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa antara tahun 1880 dan 1914 ketika kekuatan-kekuatan Eropa berlomba-lomba menginvasi dan menjajah benua Afrika. Pada akhir periode invasi, sekitar 90% dari Afrika dijajah oleh negara-negara Eropa. 

Pada tahun 1888, pasukan Italia menyerbu negara itu dan pasukan Ethiopia memenangkan kemenangan telak atas tentara Italia dalam Perang Italia-Ethiopia Pertama tahun 1896 tetapi mereka bernegosiasi dengan Ethiopia dan mengambil alih Eritrea. Pada tahun 1935, di bawah pengawasan Mussolini, pasukan Italia kembali menyerang dan  berhasil mencaplok Ethiopia. Tidak sampai 1941 ketika Kaisar Selassie dikembalikan ke tahta Ethiopia.

8. Tonga

Pada tahun 1900 Tonga menjadi protektorat Inggris tetapi masih tetap berada di bawah kendali penuh keluarga kerajaan Tonga dan 33 keluarga bangsawan dan tidak pernah dijajah. Namun demikian, meskipun kehadiran konsul asing, monarki Tonga selalu ada. 

Pada tahun 1970, negara tersebut memperoleh kemerdekaannya dan menjadi bagian dari Persemakmuran, sebuah asosiasi politik dari 54 negara anggota, hampir semuanya merupakan bekas wilayah Kerajaan Inggris.

9. Nepal

Dari tahun 1814 hingga 1816, pasukan militer Nepal bertempur dalam Perang Anglo-Nepal yang juga dikenal sebagai Perang Gorkha antara tahun 1814 hingga 1816. Namun, British East India Co. memiliki pasukan yang lebih besar yang berhasil menguasai sekitar 30% wilayah Nepal. 

Dalam hal ini, fitur geografis negara itu menguntungkan mereka dan pegunungan menghambat perjalanan Inggris. Karena enggan menghadapi medan yang berat, pasukan Inggris meninggalkan Nepal sebagai negara merdeka, menciptakan daerah perbatasan untuk India Britania.