Dampak apa yang akan muncul jika suatu kelompok sosial itu tidak berkembang dari waktu ke waktu

Dampak apa yang akan muncul jika suatu kelompok sosial itu tidak berkembang dari waktu ke waktu

Dampak apa yang akan muncul jika suatu kelompok sosial itu tidak berkembang dari waktu ke waktu
Lihat Foto

shutterstock.com

Ilustrasi sosialisasi

KOMPAS.com – Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Karena tidak bisa hidup sendiri, manusia akhirnya melakukan proses interaksi sosial terhadap manusia-manusia lainnya.

Proses interaksi yang dilakukan oleh beberapa manusia tersebut akhirnya membentuk sebuah kelompok. Manusia-manusia yang hidup dalam kelompok tersebut kemudian menciptakan sebuah kesepakatan bersama sehingga mereka mempunyai sebuah ikatan.

Munculnya sebuah ikatan berupa kesepakatan dalam kelompok tersebutlah yang menandai terbentuknya kelompok sosial.

Dilansir dari buku Kajian-Kajian Ilmu Sosiologi (2019) karya Sri Muhammad Kusumantoro, kelompok sosial merupakan kumpulan individu yang mempunyai kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

Baca juga: Teori Perubahan Sosial: Jenis-Jenis dan Contohnya

Setiap anggota kelompok sosial saling memperhatikan dan berhubungan satu sama lain. Satu hal yang perlu dipahami yaitu tidak semua kumpulan individu bisa diartikan sebagai kelompok sosial.

Kumpulan beberapa individu bisa dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memenuhi beberapa syarat. Dalam buku Pengantar Sosiologi (2014) karya Nurani Suyomukti, dijelaskan mengenai beberapa syarat tersebut, yaitu:

  1. Ada kesadaran dari anggota bahwa ia merupakan bagian kelompok tempat ia bersama.
  2. Ada hubungan timbal balik antara individu-individu yang menjadi bagian kelompok.
  3. Ada faktor yang dimiliki secara bersama oleh individu-individu anggota kelompok yang menjadi pengikat antara mereka. Faktor ini bisa berupa perasaan yang ditimbulkan oleh nilai-nilai, ideologi, norma, tujuan, maupun orang yang dianggap mampu menyatukan.
  4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

Baca juga: Sanksi sebagai Sarana Pengendalian Sosial

Faktor pembentuk kelompok sosial

Dalam buku Ensiklopedia Sosiologi Kelompok Sosial (2018) karya Joan Hesti Gita Purwasih dan kawan-kawan, dijelaskan bahwa ada dua faktor pembentuk kelompok sosial, yaitu:

Faktor kedekatan bercamam-macam, bisa berupa kedekatan geografis tempat tinggal, kedekatan geografis daerah asal, dan lain-lain.

Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, maka akan semakin besar kemungkinan mereka untuk saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi.

Kedekatan fisik membuat peluang interaksi dan melakukan kegiatan bersama menjadi meningkat. Situasi tersebutlah yang melatarbelakangi terbentuknya kelompok sosial.

Selain itu, kedekatan geografis daerah asal juga memengaruhi terbentuknya kelompok sosial. Ketika seseorang sedang merantau dan bertemu dengan orang dari daerah yang sama, ia akan merasa mempunyai ikatan batin meskipun semula belum saling mengenal.

Baca juga: Lembaga Pengendalian Sosial: Jenis dan Fungsinya

Tidak bisa memungkiri bahwa seseorang lebih senang berhubungan dengan orang lain yang mempunyai kesamaan dengan dirinya.

Kesamaan tersebut bisa berupa kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelegensi atau karakter personal lain. Faktor kesamaan inilah yang akhirnya melatarbelakangi terbentuknya kelompok sosial.

Fakor pendorong

Selain karena beberapa faktor di atas, kelompok sosial juga terbentuk karena adanya dorongan dari diri manusia. Berikut penjelasan beberapa faktor pendorong manusia membentuk kelompok sosial, yaitu:

  • Dorongan untuk mempertahankan hidup

Dengan membentuk atau bergabung dengan suatu kelompok sosial, manusia secara tidak langsung telah berupaya untuk mempertahankan hidupnya.

Sebab kebutuhan hidup manusia tidak mungkin bisa dipenuhi dengan hidup menyendiri. Dengan adanya kelompok sosial, upaya manusia untuk mempertahankan hidup menjadi sedikit lebih mudah karena ada bantuan dari manusia lain.

Baca juga: Nilai Vital dalam Kehidupan Sosial

  • Dorongan untuk meneruskan keturunan

Tidak bisa memungkiri bahwa sifat alami semua makhluk hidup adalah meneruskan keturunan. Dengan adanya kelompok sosial, seseorang akan bisa menemukan pasangannya masing-masing. Sehingga, dorongan untuk meneruskan keturunan ini bisa tercapai.

  • Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

Efisiensi dan efektivitas kerja merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh manusia. Keberadaan kelompok sosial akan membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.

Misalnya, dengan adanya pembagian tugas, pekerjaan bisa diselesaikan secara lebih cepat dengan hasil lebih baik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

tirto.id - Kata konflik berasal dari bahasa Latin “configere” yang berarti saling memukul. Dilihat dari makna kata tersebut, secara umum, konflik adalah situasi saat ada pertarungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan sesuatu.

Sementara dalam kajian sosiologi, pengertian konflik sosial adalah sebuah proses sosial berbentuk pertentangan yang melibatkan seseorang atau sekelompok orang dengan lainnya, untuk memenuhi tujuan masing-masing. Pertentangan tersebut dilakukan dengan cara mengalahkan atau membuat tidak berdaya pihak yang ditentang.

Menukil Modul Pembelajaran Sosiologi yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada beberapa pakar sosiologi yang mendefinisikan konflik sosial.

Soerjono Soekanto, misalnya, mendefinisikan konflik sosial sebagai proses sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok manusia untuk memenuhi tujuannya, dan dilakukan dengan menantang pihak lawan. Menurutnya, konflik seringkali disertai ancaman dan/atau kekerasan.

Sedangkan Robert M. Z. Lawang mendefinisikan konflik sebagai perjuangan untuk memperoleh nilai, status, dan kekuasaan yang tujuannya tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga mengalahkan pesaing.

Dampak apa yang akan muncul jika suatu kelompok sosial itu tidak berkembang dari waktu ke waktu

Poin utama yang perlu diingat dari pengertian konflik sosial diatas adalah adanya pertarungan atau pertentangan. Pertarungan atau pertentangan tersebut tak hanya terjadi secara fisik. Oleh karena itu, konflik sosial tidak hanya mencakup benturan fisik, melainkan juga pertentangan yang sifatnya verbal atau simbolik.

Baca juga: Macam-macam Konflik Sosial dan Contohnya di Masyarakat

Beberapa teoritikus sosiologi pun mencoba menjelaskan secara rinci mengenai konflik sosial, atau sering disebut sebagai teori konflik. Dua tokoh yang terkenal di antaranya adalah Karl Marx dan Ralf Dahendorf.

Karl Marx menjelaskan, secara umum masyarakat terbagi jadi 2 kelas sosial, yaitu proletariat dan borjuis. Proletar adalah kelas masyarakat yang diisi oleh pekerja, sedangkan borjuis adalah para pemilik tempat kerja, atau disebut juga pemilik modal.

Marx menilai 2 kelas sosial tersebut tidak ada di posisi yang setara, borjuis lebih tinggi derajatnya ketimbang proletar. Karena itu, terjadi ketidakadilan. Kaum proletar yang mendapat ketidakadilan di sistem ekonomi kapitalistik akan melakukan perlawanan terhadap kaum borjuis. Sedangkan kaum borjuis akan melawan balik untuk mempertahankan kekayaan yang dimiliki. Pada tahap ini, konflik sosial muncul.

Sedangkan Ralf Dahendorf melihat melihat konflik sosial dari perspektif yang lebih cair ketimbang Marx. Dahendorf menilai bahwa masyarakat memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu konflik dan kerja sama. Dua hal yang berlainan tersebut saling berkelindan dalam kehidupan masyarakat.

Baca juga: Mengenal Teori-teori Konflik Sosial Menurut para Ahli Sosiologi

Konflik sosial umumnya terjadi karena adanya perbedaan dalam masyarakat. Perbedaan tersebut dapat berupa faktor rasial, etnisitas, pemahaman, tujuan, norma, kebiasaan, kepentingan dan lain sebagainya.

Mengutip Modul pembelajaran sosiologi yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengelompokkan faktor penyebab konflik sosial setidaknya menjadi empat.

Pertama, perbedaan antarindividu. Misalnya ialah perbedaan pendapat atau perasaan. Hal ini dapat menimbulkan konflik.

Kedua, perbedaan kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya. Lalu, yang ketiga, perbedaan kebudayaan. Keempat, perbedaan akibat perubahan sosial yang cepat dan mengubah nilai-nilai dalam masyarakat.

Dampak Positif dan Negatif Konflik Sosial

Indonesia mempunyai wilayah luas dengan kondisi geografis tidak serupa, sekaligus masyarakat yang beragam dari segi ras, budaya, etnis, dan agama. Banyaknya perbedaan itu menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara yang konflik sosial.

Konflik sosial di masyarakat bisa mewujud dalam skala luas dan terjadi pada momentum tertentu, atau juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Lantas, apakah konflik sosial itu selalu berakibat buruk? Ternyata tidak. Ada dampak positif dan negatif yang terjadi karena konflik sosial.

Tidak selamanya konflik berakhir dengan kemenangan dan kekalahan pihak tertentu yang terlibat dalam pertentangan. Sering kali konflik juga diakhiri dengan kesepakatan antarpihak yang terlibat.

Misalnya, dalam konflik sosial yang terjadi antara 2 kelompok yang sama-sama kuat, kesepakatan mungkin terjadi kerena tidak mungkin ada pemenang.

Konflik sosial pun bisa mereda jika perbedaan pemahaman soal nilai dalam masyarakat, kemudian disikapi dengan memunculkan pemahaman baru yang diterima oleh pihak-pihak yang berkonflik.

Baca juga: Konflik Sosial dalam Kehidupan Masyarakat: Pengertian-Sebab, Dampak

Merujuk penjelasan dalam buku Modul Pembelajaran Sosiologi yang diterbitkan Kemdikbud, konflik sosial bisa menimbulkan sejumlah dampak positif maupun negatif. Sejumlah dampak konflik sosial itu bisa dicermati dalam perincian di bawah ini.

1. Dampak Positif Konflik Sosial

  • Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru.
  • Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
  • Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
  • Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan seimbang.
  • Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas ditelaah.
  • Konflik memungkinkan ada penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai dan hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.
  • Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.

2. Dampak Negatif Konflik Sosial

  • Konflik sosial dapat menimbulkan perpecahan di suatu kelompok sosial yang tadinya bersatu. Misalnya, konflik agama di Maluku pernah memicu perpecahaan di masyarakat. Untunglah konflik tersebut telah selesai dan rekonsiliasi dapat terjadi.
  • Konflik sosial juga dapat berakibat permusuhan dalam masyarakat. Permusuhan yang terjadi seringkali memengaruhi kenyamanan dan kerukunan anggota kelompok.
  • Kekerasan juga dapat menjadi akibat dari konflik sosial. Kekerasan terjadi karena ada agresi satu pihak terhadap pihak lain baik secara fisik maupun verbal.
  • Dampak lain dari konflik adalah perubahan kepribadian. Hal tersebut dapat terjadi karena individu yang terlibat konflik mengalami tekanan psikologis. Misalnya, seorang anak yang tak mau berkeluarga karena menjadi korban kekerasan orang tuanya.
  • Terakhir, dampak yang mungkin terjadi dari konflik adalah jatuhnya korban. Korban di sini dapat berupa harta benda, sarana prasarana, korban luka, bahkan korban jiwa. Misalnya, kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 di berbagai wilayah di Indonesia menimbulkan banyak tokoh dijarah, banyak perempuan yang diperkosa, banyak orang yang mengalami luka-luka, juga banyak orang yang kehilangan nyawa.

Baca juga artikel terkait KONFLIK SOSIAL atau tulisan menarik lainnya Rizal Amril Yahya
(tirto.id - ray/add)


Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Rizal Amril Yahya

Subscribe for updates Unsubscribe from updates