Contoh bentuk arsitektur bangunan hasil akulturasi antara Hindu-Budha dan Islam adalah

tirto.id - Akulturasi kebudayaan terjadi sebagai akibat interaksi antar perbedaan suku, agama, ras dan golongan di dalam masyarakat. Perbedaan menyebabkan adanya ketertarikan sehingga tercipta adaptasi dan menghasilkan sebuah akulturasi kebudayaan.

Sosiolog Gillin dan Raimy menyatakan, akulturasi merupakan proses modifikasi antara kebudayaan yang sudah ada di masyarakat dengan kebudayaan lain. Modifikasi kebudayaan diakibatkan adanya dua maupun lebih kebudayaan yang mengalami kontak sosial dan menghasilkan akulturasi kebudayaan.

Proses akulturasi kebudayaan terjadi secara dinamis tanpa menghilangkan kebudayaan lama yang sudah ada. Menurut Deverex dan Loeb, proses akulturasi kebudayaan bersifat menjadikan kelompok sebagai hal terpenting dalam suatu budaya.

Dohrewen dan Smith menyatakan, walaupun kelompok masyarakat berada pada posisi konstituen dalam kebudayaan, namun tetap memiliki hubungan dan pengaruh dengan akulturasi secara individu.

Dari beberapa perdebatan mengenai akulturasi kebudayaan di atas, Gillin, Raimy, dan Eaton mengungkapkan, pada akhirnya akulturasi kebudayaan terjadi pada kelompok dan individu.

Pada akulturasi kebudayaan secara kelompok, akulturasi ditunjukan dengan adanya perubahan pada orientasi nilai dan adopsi nilai-nilai dari kelompok lain. Tanpa hal tersebut, akulturasi kebudayaan tetap dapat terjadi, karena hal tersebut tercipta dari adanya nilai dan sikap secara alamiah.

Bentuk-Bentuk Akulturasi Kebudayaan Islam di Indonesia

Indonesia banyak memiliki akulturasi kebudayaan Islam yang terjadi di masyarakat. Hal tersebut terjadi karena sebelum Islam masuk sudah banyak terdapat kebudayaan suku asli, agama Hindu-Budha, dan lainnya.

Dikutip dari Jurnal Fikrah: Akulturasi Islam dan Budaya Jawa oleh Donny Khoirul Aziz (2013:266-273), Beberapa akulturasi kebudayaan Islam yang berkembang di Indonesia sebagai berikut:

1. Tradisi Bentuk Makam

Pada masa Hindu, masyarakat tidak memiliki tradisi memakamkan mayat. Masyarakat melakukan tradisi Hindu membakar mayar dan melarung abunya ke laut. Abu dari orang kaya akan disimpan dalam guci dan abu raja akan disimpan dalam sebuah candi.

2. Bentuk Nisan

Akulturasi budaya juga dapat dilihat dalam bentuk nisan. Bentuk nisan yang berkembang pada awalnya hanya berbentuk kapal terbalik (lurus) dari Persia. Kemudian, berkembang bentuk lain seperti teratai, keris, dan gunungan wayang yang dipengaruhi kebudayaan Jawa.

3. Arsitektur Bangunan Masjid

Banyak terdapat bangunan masjid di Indonesia seperti Masjid Agung Demak, Masjid Gede Mataram, Masjid Soko Tunggal Kebumen, dan lainnya. Beberapa arsitektur masjid yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Budha dan Barat sebagai berikut:

  • Bentuk atap masjid berbentuk kubah Ottoman style dan India style. Tedapat atas bersusun yang bentuknya semakin kecil ke atas serta bagian atas seperti mahkota. Atapnya berjumlah ganjil bilangan tiga atau lima.
  • Terdapat bedug sebagai penanda tibanya waktu salat.
  • Beberapa masjid seperti Masjid Agung Kudus memiliki atap tumpeng. Sedangkan, Masjid Agung Banten memiliki Menara berbentuk mercusuar.
  • Letak masjid bersifat strategis, yaitu terletak berdekatan dengan kraton, pasar, dan alun-alun.
4. Kesusasteraaan

Berkembang kesusastraan seperti hikayat dan syair. Di daerah Melayu karya sastra banyak ditulis menggunakan bahasa Arab. Sedangkan di Jawa menggunakan bahasa Jawa, walaupun beberapa kesusastraan menggunakan bahasa Arab terutama tentang soal keagamaan.

5. Seni Wayang

Berkembang seni kebudayaan berupa wayang yang digunakan untuk menyebarkan agama Islam oleh para Walisongo. Wayang merupakan bentuk samaran gambaran manusia supaya tidak melanggar aturan dalam Islam.

Baca juga:

  • Rukun Haji dalam Agama Islam: Ihram, Wukuf, Tawaf, hingga Sai
  • Ibadah Qurban: Ketentuan Pembagian Daging & Hikmahnya dalam Islam

Baca juga artikel terkait AKULTURASI BUDAYA atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi Maarif
(tirto.id - sym/dip)


Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

2 menit

Tahukah kamu ada beberapa masjid di Indonesia hasil akulturasi budaya seperti Hindu, Budha, hingga Tionghoa? Berikut ini masjid-masjidnya!

Ada beberapa masjid di Tanah Air yang menunjukkan hasil akulturasi budaya dan menjadi saksi sejarah bagaimana perkembangan Islam pada masa lampau.

Sebagaimana kita ketahui, sebelum agama Islam masuk ke Nusantara, Hindu dan Budha adalah dua agama yang berkuasa hingga dikenal dengan era kerajaan Hindu-Buddha.

Islam kemudian masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan, dari perdagangan Gujarat yang kemudian diikuti oleh perdagangan Arab dan Persia.

Agama Islam kemudian mulai banyak diterima oleh masyarakat, hingga akhirnya kerajaan bercorak Hindu-Budha mulai beralih menjadi kerajaan bercorak Islam.

Islam masuk ke Tanah Air dengan damai. Dari situ, dapat dilihat bagaimana agama Islam berakulturasi dengan budaya-budaya yang sudah ada terlebih dahulu.

Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa masjid di Indonesia hasil akulturasi budaya berikut ini…

Masjid di Indonesia Hasil Akulturasi Budaya

1. Masjid Menara Kudus, Kudus

sumber: daaruttauhiid.org

Masjid di Indonesia hasil akulturasi yang paling terkenal adalah Masjid Menara Kudus, sebuah masjid yang jauh dari nuansa Timur Tengah.

Masjid yang dibangun pada tahun 1549 menampilkan corak kebudayaan pra-Islam seperti Jawa, Hindu, dan Budha.

Corak tersebut terlihat bentuk menara serta gapura yang ada di sekitar masjid.

2. Masjid Cheng Ho, Surabaya

sumber: sewabussurabaya.com

Masjid Cheng Ho yang berdiri di Jalan Gading, Ketabang, Genteng, Surabaya ini menjadi bentuk penghormatan terhadap Laksamana Cheng Ho yang menyebarkan agama Islam di kawasan Asia Tenggara.

Corak masjid ini sangat erat dengan nuansa Tionghoa yang tercermin melalui warna merah, hijau, dan kuning serta bentuk bangunan khas Tionghoa.

3. Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta

sumber: kompas.com

Masjid Gedhe Kauman adalah masjid berarsitektur khas Jawa yang terletak di barat Alun-Alun Utara Yogyakarta.

Bangunan utama masjid ini berbentuk tajug lambang teplok dengan atap berbentuk tiga yang mencerminkan filosofi Jawa dengan nilai-nilai Islam seperti hakekat, ma’rifat, dan syariat.

Masjid ini dibanguna oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1773 yang diarsitekturi oleh Kiai Wiryokusumo.

4. Masjid Raya Cipaganti, Bandung

sumber: suakaonline.com

Salah satu masjid di Indonesia hasil akulturasi budaya juga ada di Bandung, yakni Masjid Raya Cipaganti.

Masjid yang berstatus sebagai cagar budaya ini memadukan arsitektur Jawa dan Eropa hasil rancangan arsitektur Belanda Wolff Schoemaker.

5. Masjid Raya Sumatera Barat, Padang

sumber: andalastourism.com

Masjid Raya Sumatera Barat adalah masjid modern tanpa kubah yang rampung dibangun pada 4 januari 2019 lalu.

Jauh dari gaya Timur Tengah, masjid ini dibangun menyerupai rumah gadang yang merupakan rumah adat khas Sumbar.

***

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Griya Reja Residence!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA