Contoh akor dengan kualitas mayor dalam tangga nada C mayor adalah

Contoh akor dengan kualitas mayor dalam tangga nada C mayor adalah

Akor C Mayor (C) pada gitar (dengan tuning standar)

Akor adalah kumpulan tiga nada atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan terdengar harmonis.[1][2] Akor bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara bersamaan. Akor ini digunakan untuk mengiringi suatu lagu. Contoh alat musik lainnya yang bisa memainkan akor adalah gitar (akustik dan listrik), organ, electone. Akor yang memiliki nama berbeda namun bila dimainkan bersuara sama disebut Akor Enharmonis. Contohnya: akor Cb (Ces mayor) dengan B (B mayor).

Sejarah

Musik mengenal notasi sejak tahun 590 yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori. Notasi ini disebut Notasi Gregorian. Namun disempurnakan sekitar tahun 950 dengan dikenalnya Notasi Balok. Pada awalnya tahun 1600-1750 (Era Barok) orang mengenal musik polifoni dengan ilmu kontrapung, berupa melodi lain yang saling bertentangan. Baru tahun 1725 orang mengenal akor dalam musik homofoni, Remeau menulis buku Traite d'Harmonie tahun 1722. Pada awalnya akor disusun dengan tiga nada, kemudian dibalikkan, berupa mayor, minor, aughmented, diminished, dan seterusnya ditambah nada septim, sixth, dst.. Mulai tahun 1750 di Era Klasik akor juga berkembang hingga kini pada era blues (1870), jazz (1920), pop dan rock (1955), dll. yang mengenal akor ninth, eleventh, thirdteenth, dst.

Jenis

Akor mayor

Akor mayor adalah akor yang interval antara nadanya 2 - 1 1/2

Contoh akor mayor:

Akor C = C - E - G

Akor mayor juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor

Akor minor

Akor minor adalah akor yang interval antara nadanya 1 1/2 - 2.

Contoh akor minor:

Akor Cm = C - Es - G

Akor minor juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-3 turun 1/2 laras.

Akor Augmented

Akor augmented adalah akor yang interval antara nadanya 2 - 2.

Contoh akor augmented:

Akor Caug / C+ = C - E - Gis

Akor augmented juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-5 naik 1/2 laras

Akor Diminished

Akor diminis adalah akor yang interval antar nadanya adalah 1 1/2 - 1 1/2.

Contoh akor diminished:

Akor Cdim = C - Es - Ges

Akor diminished juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-3 dan ke-5 turun 1/2 laras.

Bacaan terkait

  • Grout, Donald Jay (1960). A History Of Western Music. Norton Publishing.
  • Dahlhaus, Carl. Gjerdingen, Robert O. trans. (1990). Studies in the Origin of Harmonic Tonality, p. 67. Princeton University Press. ISBN 0-691-09135-8.
  • Goldman (1965). Cited in Nattiez (1990).
  • Jones, George T. (1994). HarperCollins College Outline Music Theory. ISBN 0-06-467168-2.
  • Nattiez, Jean-Jacques (1990). Music and Discourse: Toward a Semiology of Music (Musicologie générale et sémiologue, 1987). Translated by Carolyn Abbate (1990). ISBN 0-691-02714-5.
  • Norman Monath, Norman (1984). How To Play Popular Piano In 10 Easy Lessons. Fireside Books. ISBN 0-671-53067-4.
  • Stanley Sadie and John Tyrrell, eds. (2001). The New Grove Dictionary of Music and Musicians. ISBN 1-56159-239-0.
  • Surmani, Andrew (2004). Essentials of Music Theory: A Complete Self-Study Course for All Musicians. ISBN 0-7390-3635-1.
  • Benward, Bruce & Saker, Marilyn (2002). Music in Theory and Practice, Volumes I & II (7th ed.). New York: McGraw Hill. ISBN 0-07-294262-2.
  • Mailman, Joshua B. (2015). "Schoenberg's Chordal Experimentalism Revealed Through Representational Hierarchy Association (RHA), Contour Motives, and Binary State Switching" (PDF). Music Theory Spectrum. 37 (2): 224–252. 
  • Persichetti, Vincent (1961). Twentieth-century Harmony: Creative Aspects and Practice. New York: W. W. Norton. ISBN 0-393-09539-8. OCLC 398434. 
  • Schejtman, Rod (2008). Music Fundamentals. The Piano Encyclopedia. ISBN 978-987-25216-2-2. 

Referensi

  1. ^ Benward & Saker (2003). Music: In Theory and Practice, Vol. I, p. 67&359. Seventh Edition. ISBN 978-0-07-294262-0.
  2. ^ Károlyi, Otto (1965). Introducing Music. Penguin Books. hlm. 63. 

Pranala luar

  • Contoh akor dengan kualitas mayor dalam tangga nada C mayor adalah
    Media terkait Akor di Wikimedia Commons

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akor&oldid=21911053"

Mengapa Kita Perlu Mempelajari Peranan dan Fungsi Akor ?
Dengan mempelajari dan mengetahui peranan dan fungsi akor, maka kita tidak akan ragu-ragu dalam memberikan nuansa bunyi musik pada suatu lagu. Kita akan tahu benar bagaimana cara memberikan langkah-langkah akor (progresi akor atau chord progression), sifat-sifat akor, karakter akor dan warna bunyinya jika masuk atau menuju ke akor yang lain, memberikan jembatan akor dengan benar, bahkan jika kita juga ingin memberikan bunyi disonan, tanpa ragu-ragu kita masukkan saja akor disonan pada suatu lagu.

Mengapa? Karena kita sudah tahu aturannya, kita sudah tahu peranan dan fungsi dari masing-masing akor dalam ilmu harmoni.
Peranan dan Fungsi Akor

Peranan dan fungsi akor yang disusun berdasarkan trisuara atau triad chord dalam tangga nada mayor diatonis dengan kunci do=C adalah sebagai berikut :

* Akor Pertama (I) atau C Mayor (C-E-G) disebut sebagai Tonika (Tonic) * Akor Kedua (II) atau D Minor (D-F-A) disebut sebagai Super Tonika (Super Tonic) * Akor Ketiga (III) atau E Minor (E-G-B) disebut sebagai Median (Mediant) * Akor Keempat (IV) atau F Mayor (F-A-C) disebut sebagai Sub Dominan (Sub Dominant) * Akor Kelima (V) atau G Mayor (G-B-D) disebut sebagai Dominan (Dominant) * Akor Keenam (VI) atau A Minor (A-C-E) disebut sebagai Sub Median (Sub Mediant)

* Akor Ketujuh (VII) atau B Half Diminished (B-D-F) disebut sebagai Leading Tone

Fungsi Akor : Akor Pokok

Jika kita melihat pembagian akor berdasarkan peranan dan fungsinya, maka kita akan bisa melihat 3 (tiga) macam jenis akor yang utama, yaitu akor mayor, akor minor, dan akor half diminished. Tiga akor mayor yang telah disebutkan di atas inilah yang disebut sebagai akor pokok atau akor utama (primary chords). Jadi sebagai akor pokok adalah Tonika, Sub Dominan, dan Dominan.

Untuk tangga nada dengan kunci do = C, maka akor pokoknya yang merupakan akor mayor adalah :

* Akor C Mayor yang berperan sebagai Tonika * Akor F Mayor yang berperan sebagai Sub Dominan

* Akor G Mayor yang berperan sebagai Dominan

Untuk selanjutnya Tonika akan disingkat T, Sub Dominan disingkat S, dan Dominan disingkat D.

Akor pokok untuk tangga nada dengan kunci yang lain, adalah sebagai berikut :

* Misalnya, Do = G, maka G Mayor adalah sebagai T, C Mayor sebagai S dan D Mayor sebagai D.
* Misalnya, Do = D, maka D Mayor adalah sebagai T, G Mayor sebagai S dan A Mayor sebagai D.

Dari sini kita akan lebih mudah memahami peranan dan fungsi akor.

Mari kita lihat lebih mendalam, ternyata akor G Mayor bisa memiliki peranan dan fungsi yang berbeda jika terjadi perbedaan kunci tangga nadanya.

* Pada tangga nada dengan do = C, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Dominan (D). * Pada tangga nada dengan do = G, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Tonika (T).

* Pada tangga nada dengan do = D, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Sub Dominan (S).

Fungsi Akor : Akor Pembantu

Sedangkan akor minor dalam peranan dan fungsi akor di atas tadi, yaitu Super Tonika, Median dan Sub Median disebut sebagai akor pembantu. Pada beberapa teori musik dalam ilmu harmoni, penyebutan Super Tonika, Median dan Sub Median sebagai akor pembantu lebih disederhanakan berkaitan dengan peranan dan persaudaraannya dengan akor pokok.

Istilah yang lain tersebut adalah : (harus selalu diingat, yaitu saat mempelajari peranan dan fungsi akor harus hanya pada satu tangga nada mayor diatonis dalam satu kunci saja, kita ambil contoh dalam hal ini yaitu tangga nada mayor diatonis dengan kunci do = C)

* Super Tonika disebut sebagai Sub Dominan Pembantu (Sp), yaitu akor D Minor. * Median disebut sebagai Dominan Pembantu (Dp), yaitu akor E Minor.

* Sub Median disebut sebagai Tonika Pembantu (Tp), yaitu akor A Minor.

Bagaimana untuk tangga nada dengan kunci yang lain?

* Misalnya, Do = G, maka A Minor adalah sebagai Super Tonika (Sp), B Minor sebagai Median (Dp) dan E Minor sebagai Sub Median (Tp).
* Misalnya, Do = F, maka G Minor adalah sebagai Super Tonika (Sp), A Minor sebagai Median (Dp) dan

sumber:

http://olan87.blogspot.com/2013/08/mengapa-kita-perlu-mempelajari-peranan.html?m=1