Lihat Foto Show KOMPAS.com - Keputihan atau keluarnya lendir seperti putih telur dari vagina merupakan bagian alami dari kesehatan reproduksi. Melansir Healthline, lendir berwarna putih atau kekuningan ini muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi. Keluarnya lendir seperti putih telur dari vagina ini kerap digunakan sebagai cara mengecek masa subur secara alami. Baca juga: Sedang Program Kehamilan? Cek Masa Subur setelah Haid Ketika banyak hormon estrogen dalam tubuh wanita, lendir yang dikeluarkan dari vagina cenderung jernih, elastis, atau berair. Begitu lendir yang keluar dari vagina cenderung tipis dan elastis, sel telur siap dilepaskan. Momentum ini biasanya digunakan sebagai penanda masa subur. Lain halnya saat tubuh wanita memiliki banyak hormon progesteron. Lendir yang keluar dari vagina cenderung berwarna putih, keruh, dan kental. Saat lendir berwarna putih dan kental, tandanya wanita memasuki fase antara ovulasi dan jelang menstruasi. Atau, wanita tidak sedang dalam masa subur. Terlepas dari warna dan tekstur, lendir seperti putih telur ini berguna sebagai pelumas yang membuat vagina tetap sehat. Berikut penjelasan lebih lanjut tanda keluarnya lendir dari vagina yang normal atau tidak normal. Baca juga: Jerawat di Kemaluan Wanita: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi Tanda lendir dari vagina yang normal
Lihat Foto
Cairan dari vagina ini dapat menyediakan lingkungan ideal, agar sperma bisa berenang dari saluran vagina ke dalam rahim. Lendir mirip putih telur juga bisa membantu sperma bertahan di dalam lingkungan vagina yang kondisinya lebih asam. Jika tidak ada lendir ini, sperma tidak bisa berenang atau bertahan di dalam rahim. Baca juga: 6 Posisi Bercinta Bagi Pasangan yang Sedang Mendambakan Momongan Keluarnya lendir seperi putih telur ini terjadi seiring perubahan siklus menstruasi. Mulai setelah menstruasi, lendir dari rahim berubah dari cairan lengket menjadi lebih kental, lalu berair, dan akhirnya seperti putih telur. Setelah masa ovulasi berlalu, lendir dari rahim akan kembali mengering dan kembali ke siklus lendir yang lengket. Dalam kondisi normal, tubuh wanita mengeluarkan lendir seperti putih telur ini selama dua sampai lima hari dalam setiap bulan. Baca juga: Ciri-ciri Sperma Sehat yang Mampu Membuahi Sel Telur Tanda lendir dari vagina yang tidak normal
Lihat Foto Kondisi ini bisa mengganggu kesuburan wanita, karena rahim tidak ideal digunakan untuk pertemuan sperma dan sel telur. Selain itu, keputihan juga bisa jadi tidak normal atau bermasalah saat keluarnya lendir dari vagina disertai rasa gatal. Hal itu bisa jadi tanda infeksi jamur.
Sedangkan keputihan yang berwarna kuning kehijauan bisa jadi gejala infeksi bakteri. Baca juga: Berapa Lama Sperma Mampu Bertahan di Dalam Rahim? Anda juga perlu mengunjungi dokter saat keluarnya lendir dari vagina disertai:
Keputihan yang bermasalah umumnya bisa hilang setelah menjalani perawatan dalam hitungan hari. Jika infeksi berlanjut, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter karena rentan mengganggu kesuburan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Senin, 26 April 2021 | 18:50 WIB
Stylo Indonesia - Tak hanya darah menstruasi saja yang bisa keluar melalui Miss V, Stylovers. Sebab ternyata Miss V kita bisa mengeluarkan beberapa jenis cairan lainnya, lho! Untuk itu penting banget bagi kita perempuan mengetahui jenis-jenis cairan apa yang keluar dari Miss V. Baca Juga: Inilah Cara Membersihkan Miss V yang Benar agar Tidak Terkena Infeksi Saluran Kemih! Karena diketahui bahwa cairan yang keluar dari Miss V ini dapat mengindikasikan suatu penyakit. Yuk simak jenis cairan Miss V yang perlu kita ketahui. Ada yang normal tapi nggak sedikit yang berbahaya! 1. Encer dan Bersih Cairan yang encer dan bersih seperti susu biasanya keluar menjelang siklus menstruasi. Cairan jenis ini bisa dikatakan normal kalau tidak memiliki bau yang tak terlalu menusuk serta gejala-gejala aneh lainnya. Keluarnya cairan vagina tidak normal bisa menjadi tanda adanya gangguan pada organ intim atau kesehatan tubuh Anda. Oleh karena itu, setiap wanita perlu mengetahui ciri-ciri cairan vagina yang tidak normal agar bisa langsung mengantisipasinya ketika ini terjadi. Cairan vagina dapat dikatakan normal bila memiliki warna yang bening atau putih, bertekstur kental dan tidak lengket, serta tidak berbau. Sementara itu, cairan vagina yang tidak normal biasanya memiliki aroma yang tidak sedap, berwarna tidak normal, dan terkadang disertai beragam gejala lainnya, seperti gatal atau nyeri. Tanda-Tanda Cairan Vagina yang Tidak NormalDi bawah ini adalah beberapa tanda cairan vagina tidak normal yang penting untuk Anda ketahui:
Infeksi merupakan faktor paling umum yang menyebabkan perubahan cairan vagina menjadi tidak normal. Contohnya adalah infeksi jamur, vaginosis bakterial, atau penyakit menular seksual, seperti trikomoniasis, klamidia, herpes genital, atau gonorea. Selain disebabkan oleh infeksi, cairan vagina yang tidak normal juga dapat terjadi akibat penggunaan sabun pembersih vagina yang berlebih, konsumsi obat-obatan seperti kortikosteroid, antibiotik, atau pil KB, serta komplikasi dari penyakit lain, seperti radang pinggul, vaginitis, diabetes, dan kanker serviks. Apa yang Harus Dilakukan?Anda mungkin bingung ketika menghadapi cairan vagina yang berbeda dari biasanya. Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan saat mengalami cairan vagina tidak normal berdasarkan tanda-tandanya, di antaranya: 1. Cairan berwarna putih atau abu-abu dengan aroma amisKeluarnya cairan warna putih atau abu-abu dengan aroma amis bisa jadi pertanda Anda mengalami bacterial vaginosis (BV). Infeksi ini tergolong umum terjadi dan kadang menyebabkan iritasi atau gatal. Jika mengalami ini, Anda disarankan untuk lebih sering mengganti pakaian dalam ketika mulai lembap. Selain itu, bersihkan vagina dengan cara yang benar setiap kali buang air kecil atau buang air besar. Pastikan area kemaluan kering sebelum memakai pakaian dalam. 2. Cairan tebal atau berwarna putih yang diiringi rasa gatalKeluarnya cairan tebal atau berwarna putih yang diiringi rasa gatal umumnya disebabkan infeksi jamur. Infeksi ini juga tergolong umum terjadi pada sebagian besar wanita. Saat Anda mengalami kondisi seperti ini, langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari mengenakan pakaian dalam yang ketat dan menghentikan penggunaan sabun pembersih vagina. 3. Cairan berwarna kuning, hijau, atau berbusaCairan warna kuning, hijau, atau berbusa biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual, seperti trikomoniasis, klamidia, dan gonore. Selain cairan vagina yang tidak normal, infeksi ini terkadang menimbulkan gatal dan nyeri, terutama saat buang air kecil atau penetrasi seksual. Karena cairan vagina berwarna kuning atau hijau kebanyakan disebabkan oleh infeksi menular seksual, Anda sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual dalam bentuk apa pun, baik itu seks penetrasi maupun seks oral. 4. Cairan berbau amis yang disertai luka pada organ kelaminCairan vagina yang disertai luka pada organ kelamin dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari virus herpes, sifilis, atau chancroid. Jika mengalami kondisi semacam ini, jangan menyentuh luka atau segera cuci tangan setelah menyentuh luka. Selain itu, Anda juga disarankan untuk menghentikan hubungan seksual. 5. Cairan disertai darahKeluarnya cairan vagina abnormal yang disertai darah bisa disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari vaginitis, sindrom polikistik ovarium (PCOS), atau atrofi vagina. Tak hanya itu, kondisi ini juga bisa menandakan adanya kanker rahim, kanker serviks, atau kanker ovarium. Untuk melihat apakah gejala ini benar-benar disebabkan oleh masalah kesehatan, Anda bisa tunggu selama beberapa hari. Bila memang Anda tidak mengalami menstruasi, segera periksakan diri ke dokter. Perlu dipahami bahwa langkah di atas hanya merupakan langkah awal ketika mendapati cairan vagina yang tidak normal. Langkah-langkah di atas tidak dapat mengobati keluhan, sehingga Anda juga perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab keluarnya cairan vagina yang tidak normal. Oleh karena itu, sebelum memberikan obat, dokter mungkin perlu melakukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu untuk mencari tahu penyebabnya. |