Berikut yang termasuk ke dalam jenis jujur dalam niat adalah

Berikut yang termasuk ke dalam jenis jujur dalam niat adalah

Sikap berprilaku jujur adalah tindakan manusia sebagai makhluk sosial yang sudah seharusnya dilakukan oleh semua orang. Alasannya karena dengan perilaku jujur itulah setiap individu dapat dipercaya perkataannya dan bisa menunjukkan kualitas pribadi yang baik pada dirinya sendiri.

Selain itu melalui implementasi berbagai macam sikap jujur itu pula, maka setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dapat dilakukan dengan maksimal.

Jujur

Jujur sebetulnya memiliki arti sebagai bentuk ungkapan atau ucapan yang disampaikan dengan baik dan niat yang begitu tulus dalam perwujudan kata yang nyata tanpa rekayasa sedikitpun. Sehingga prihal ini pengertian jujur adalah bentuk tindakan yang menunjukkan segala sesuatu tanpa basa basi dan terkesan dengan apa adanya serta tidak terlihat sedang di buat-buat.

Oleh karena itulah setiap kejujuran yang dilakukan oleh seseorang diyakini akan mendapatkan suatu kebaikan yang jauh lebih besar pahala atau keuntungan yang diperoleh dari orang yang berkata jujur tersebut, hal ini sebagaimana diajurkan dalam kepercayaan (agama). Salah satunya ialah Islam.

Macam Jujur

Mengenal macam-macam jujur dapat disampaikan dalam beberapa bentuk, termasuk macam-macam jujur menurut tempat dan objeknya yang terbagi atas;

Perbuatan atau perkataan jujur dalam niat dan kehendak artinya yaitu segala sesuatu yang menjadi motivasi terdalam bagi setiap orang untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan alur yang benar dan nyata pada masing-masing langkah seseorang untuk menaati setiap aturan yang ada.

Dimana untuk perbuatan jujur ini pada dasarnya dapat disampaikan dengan tulus apa adanya dan dilakukan dengan tindakan yang nyata. Sehingga seseorang yang berpura-pura dalam menyampaikan kejujuran bisa diartikan sebagai orang yang tidak ikhlas dalam melakukan suatu perbuatan atau tindakan.

Contoh Jujur Niat dan kehendak

Prihal ini misalnya saja prilaku seseorang yang terleguh dalam hatinya untuk menghindari perbuatan menyontek dalam bentuk apapun. Dimana menyontek ini bagian daripada tindakan terlarang alasannya karena merugikan orang lain.

Tindakan jujur dalam ucapan artinya yaitu melakukan penyampaian informasi atau suatu hal, tertentu dengan kenyataan yang sesuai atau berdasarkan fakta yang ada tanpa dibuat-buat maupun direkayasa. Bentuk kejujuran semacam ini sangatlah penting dilakukan karena sangat baik untuk kebaikan banyak orang.

Contoh Jujur dalam Ucapan

Contoh prilaku jujur dalam ucapan ini misalnya saja dengan senantisa meminta ijin apabila ingin meminjam barang kepada teman. Apabila tidak meminta izin termasuk dalam perbuatan terlarang, bahkan dianggap kriminalitas lantaran bagian daripada mencuri.

Selain itujuga setelah seorang teman memberikan izin harus pula dikembalikan, terkecuali sudah ada kesepakatan tertentu.

Tindakan jujur dalam perbuatan artinya yaitu perbuatan jujur yang dilakukan bukan hanya sekedar pembicaraan atau penyampaian informasi saja, melainkan juga dilakukan seimbang antara lahiriah dan batiniah. Sehingga baik perkataan maupun perbuatan sama sama dilakukan dengan nyata dan niatan yang tulus apa adanya untuk menyampaikan berbagai hal yang sesuai dengan fakta.

Contoh Jujur dalam Perbuatan

Hal ini misalnya saja tercermin dari tindakan seseorang yang berusaha untuk mengindari dalam berkata bohong sekecil apapun kepada orang tua, guru, maupun teman. Alasannya karena dengan tindakan tersebutlah seseorang bisa meminimalisir kesenjangan yang terjadi.

Cara Membiasakan Diri Agar Selalu Jujur

Secara singkat berikut adalah beberapa cara untuk membiasakan seseorang melakukan tindakan-tindakan yang jujur. Antara lain;

  1. Mencari teman yang berkualitas dengan memperhatikan perbuatan-perbuatannya. Apabila seorang teman tersebut terlihat dapat dipercaya dan selalu menyampaikan hal-hal dengan jujur maka perlu untuk ditiru. Karena semakin baik seorang teman, akan berpngaruh pula pada kepribadian diri kita masing-masing.
  2. Mencari lingkungan yang membawa pengaruh baik untuk diri sendiri salah satunya ialah lingkungan yang mendukung kejujuran dan menghindari perbuatan-perbuatan yang buruk.

Dari penjelasan yang dikemukakan, setelah mengetahui pentingnya sikap jujur yang perlu dilakukan setiap orang, maka sudah sepatutnya perilaku jujur ini harus diterapkan atau diajarkan sedari kecil. Alasannya karena semakin awal tingkat pendidikan kejujuran ini disampaikan oleh seorang anak, maka hal ini cenderung dapat menumbuhkan sikap jujur yang semakin baik dalam diri anak tersebut.

Nah, itulah saja artikel yang bisa diberikan pada semua pembaca berkenaan dengan jenis-jenis sikap jujur dan contohnya. Semoga saja memberikan wawasan bagi kalian semuanya yang sedang membutuhkan referensi terkait materinya.

MADANINEWS.ID, JAKARTA — Salah satu akhlak menonjol dari Rasulullah SAW adalah shidiq (jujur). Shidiq berarti benar atau jujur. Antonim shidiq adalah kizb (dusta, bohong). Akhlak jujur seperti Rasulullah tersebut wajib dimiliki juga oleh setiap muslim dan muslimah di mana dan kapanpun berada. Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan jujur lahir batin. Jujur hati (shidq al-qalb), jujur dalam perkataan (shidq al-hadits) dan jujur dalam perbuatan (shidq al-`amal).

Adapun sifat jujur memiliki beberapa bentuk yang harus senantiasa dilakukan oleh seorang muslim. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

  1. Jujur niat dan kemauan (shidqu an-niyyah wa al-`azm)

Yang dimaksud jujur dalam niat dan kemauan adalah melakukan segala sesuatu dilandasi motivasi hanya karena dalam kerangka mendapatkan ridha Allah SWT. Nilai sebuah amal di hadapan Allah SWT sangat ditentukan oleh niat atau motivasi seseorang. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang sangat populer menyatakan bahwa sesungguhnya segala amal manusia ditentukan oleh niatnya. Selain itu, seorang muslim harus senantiasa menimbang-nimbang dan menilai segala sesuatu yang akan dilakukan apakah benar dan bermanfaat. Apabila ia sudah yakin akan kebenaran dan kemanfaatan sesuatu yang akan dilakukan, maka tanpa ragu-ragu lagi akan ia lakukan. Kadang sesuatu yang benar belum tentu bermanfaat di masyarakat tertentu. Demikian juga sesuatu yang bermanfaat belum tentu benar. Oleh karena itu, pertimbangan benar dan bermanfaat secara bersamaan perlu dikedepankan.

  1. Jujur dalam perkataan (shidqu al-lisan)

Jujur dalam bertutur kata adalah bentuk kejujuran yang paling populer di tengah masyarakat. Orang yang selalu berkata jujur akan dikasihi oleh Allah SWT dan dipercaya oleh orang lain. Sebaliknya, orang yang berdusta, meski hanya sekali apalagi sering berdusta maka akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Rasulullah SAW mengingatkan:

اضمنوا لي ستة أضمن لكم الجنة ، أصدقوا إذا حدثتم ، وأوفوا إذا وعدتم ، وأدّوا إلى ائتمنتم ، واحفظوا فروجكم ،

وغضوا أبصاركم ، وكفوا أيديكم

“Jaminlah kepadaku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku menjamin bagi kalian surga: jujurlah jika berbicara, penuhilah jika kalian berjanji, tunaikan jika kalian dipercaya, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian, dan tahanlah tangan kalian”. (HR Hakim)

  1. Jujur ketika berjanji (shidq al-wa`ad)

Seorang muslim yang jujur akan senantiasa menepati janji-janjinya kepada siapapun, meskipun hanya terhadap anak kecil. Rasulullah SAW bersabda:

من قال لصبي : تعال هاك ثم لم يعطه فهي كذبة

“Barang siapa yang berkata kepada anak kecil, mari kemari, saya beri korma ini, kemudian dia tidak memberinya, maka dia telah melakukan kebohongan” (HR. Ahmad)

Orang yang sering mengingkari janji juga akan kehilangan kepercayaan orang lain, bahkan akan mendapatkan label munafik, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Ciri-ciri orang munafik ada tiga, yaitu: jika berkata ia dusta, jika berjanji, ia ingkar, dan jika dipercaya, ia berkhianat” (HR. Bukhari Muslim)

Allah memberi pujian orang-orang yang jujur dalam berjanji. Dia memuji Nabi Ismail AS yang menepati janjinya sebagai berikut:

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ismail di dalam al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang jujur janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan Nabi” (Qs. Maryam: 54)

  1. Jujur dalam bermu’amalah (shidq al-mu’amalah)

Jujur dalam niat, lisan dan jujur dalam berjanji tidak akan sempurna jika tidak dilengkapi dengan jujur ketika berinteraksi atau bermu’amalah dengan orang lain. Seorang muslim tidak pernah menipu, memalsu, dan berkhianat sekalipun terhadap non muslim. Ketika ia menjual tidak akan mengurangi takaran dan timbangan. Pada saat membeli tidak akan memperberat timbangan dan menambah takaran. Orang yang jujur dalam bermu’amalah juga senantiasa bersikap santun, tidak sombong dan tidak pamer (ria). Jika orang tersebut melakukan atau meninggalkan sesuatu, semuanya dalam koridor Allah SWT. Ia tidak tamak dan serakah dalam bermu’amalah. Barang siapa yang selalu bersikap jujur dalam bermu’amalah maka dia akan menjadi kepercayaan masyarakat. Semua orang akan merasa nyaman dan aman berinteraksi dan bermu’amalah dengannya.

  1. Jujur dalam berpenampilan sesuai kenyataan (shidq al-hal)

Seorang yang jujur akan senantiasa menampilkan diri apa adanya sesuai kenyataan yang sebenarnya. Ia tidak memakai topeng dan baju kepalsuan, tidak mengada-ada dan menampilkan diri secara bersahaja. Rasulullah SAW bersabda:

الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ كَلَابِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ

“Orang yang merasa kenyang dengan apa yang tidak diterimanya sama seperti orang yang memakai dua pakaian palsu” (HR.Muslim)

Maksud hadits di atas adalah orang yang berhias dengan sesuatu yang bukan miliknya supaya kelihatan kaya, ia sama seperti orang yang memakai dua kepribadian. Orang yang memiliki sifat shidq al-hal tidak akan memaksakan diri untuk memiliki dan menikmati sesuatu yang di luar jangkauan kemampuannya. Dia sudah merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang telah dimilikinya, sembari berikhtiar untuk menggapai keinginan-keinginan yang diharapkannya.