Berikut ini yang merupakan perbedaan pelaksanaan khutbah Jumat dengan khutbah shalat Ied adalah

Jakarta -

Khutbah umumnya terdapat dalam sholat Jumat. Namun, ada sejumlah sholat sunnah yang menyertakan pelaksanaan khutbah di dalamnya.

Khutbah secara bahasa artinya perkataan yang disampaikan di atas mimbar. KH Usman Sholehuddin dkk dalam buku Cara Khutbah Rasulullah SAW menjelaskan, khutbah adalah pidato atau ceramah yang berisi keagamaan, seperti khutbah Jumat dan khutbah nikah.

Dalam sholat sunnah, khutbah disampaikan saat sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain sholat dua hari raya, sholat istisqa dan sholat gerhana termasuk shalat sunnah yang menyertakan pelaksanaan khutbah. Berikut penjelasan selengkapnya.

Khutbah disyariatkan dalam sholat Idul Fitri dan Idul Adha seperti halnya sholat Jumat. Namun, ada sejumlah perbedaan baik dari segi hukum maupun waktu pelaksanaannya.

Mengutip buku Seri Fiqih Kehidupan 3: Salat oleh Ahmad Sarwat, para ulama sepakat bahwa hukum melakukan khutbah setelah sholat Idul Fitri dan Idul Adha adalah sunnah dan bukan rukun atau kewajiban. Sementara itu, khutbah dalam sholat Jumat wajib hukumnya.

Khutbah dalam sholat Idul Fitri dan Idul Adha dilaksanakan setelah sholat. Sehingga, urutannya adalah melaksanakan sholat Ied dua rakaat baru dilanjutkan dengan khutbah. Sementara itu, dalam sholat Jumat khutbah dilaksanakan sebelum sholat.

2. Sholat Istisqa

Sholat istisqa adalah sholat sunnah yang dilakukan untuk meminta turunnya hujan. Sholat ini dilaksanakan saat terjadi kekeringan atau musim kemarau panjang yang menyebabkan manusia dan binatang kesulitan menemukan sumber air.

Hasan Ayyub dalam buku Fikih Ibadah: Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasul menjelaskan, hukum sholat istisqa adalah sunnah muakkad. Para ulama dari mazhab Syafi'i berpendapat, sholat ini dikerjakan seperti halnya sholat Idul Fitri dan Idul Adha.

Terdapat perbedaan di kalangan fuqaha terkait pelaksanaan khutbah dalam sholat istisqa. Sebagian fuqaha mengharuskannya dan sebagian lainnya tidak.

3. Sholat Gerhana

Sholat gerhana merupakan sholat sunnah yang dikerjakan saat terjadi gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Sholat gerhana matahari juga sering disebut dengan sholat khusuf.

Sholat sunnah ini juga diikuti dengan penyampaian khutbah. Disebutkan dalam sebuah riwayat yang berasal dari Aisyah RA dalam hadits Al-Bukhari, Rasulullah SAW mengerjakan sholat khusuf atau sholat gerhana matahari bersama para sahabat.

Setelah sholat, beliau menyampaikan khutbah yang diawali dengan memuji dan menyanjung kebesaran Allah SWT..

Simak Video "Melihat dari Langit Ramainya Warga Salat Idul Fitri di JIS"



(kri/erd)


Page 2

Jakarta -

Khutbah umumnya terdapat dalam sholat Jumat. Namun, ada sejumlah sholat sunnah yang menyertakan pelaksanaan khutbah di dalamnya.

Khutbah secara bahasa artinya perkataan yang disampaikan di atas mimbar. KH Usman Sholehuddin dkk dalam buku Cara Khutbah Rasulullah SAW menjelaskan, khutbah adalah pidato atau ceramah yang berisi keagamaan, seperti khutbah Jumat dan khutbah nikah.

Dalam sholat sunnah, khutbah disampaikan saat sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain sholat dua hari raya, sholat istisqa dan sholat gerhana termasuk shalat sunnah yang menyertakan pelaksanaan khutbah. Berikut penjelasan selengkapnya.

Khutbah disyariatkan dalam sholat Idul Fitri dan Idul Adha seperti halnya sholat Jumat. Namun, ada sejumlah perbedaan baik dari segi hukum maupun waktu pelaksanaannya.

Mengutip buku Seri Fiqih Kehidupan 3: Salat oleh Ahmad Sarwat, para ulama sepakat bahwa hukum melakukan khutbah setelah sholat Idul Fitri dan Idul Adha adalah sunnah dan bukan rukun atau kewajiban. Sementara itu, khutbah dalam sholat Jumat wajib hukumnya.

Khutbah dalam sholat Idul Fitri dan Idul Adha dilaksanakan setelah sholat. Sehingga, urutannya adalah melaksanakan sholat Ied dua rakaat baru dilanjutkan dengan khutbah. Sementara itu, dalam sholat Jumat khutbah dilaksanakan sebelum sholat.

2. Sholat Istisqa

Sholat istisqa adalah sholat sunnah yang dilakukan untuk meminta turunnya hujan. Sholat ini dilaksanakan saat terjadi kekeringan atau musim kemarau panjang yang menyebabkan manusia dan binatang kesulitan menemukan sumber air.

Hasan Ayyub dalam buku Fikih Ibadah: Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasul menjelaskan, hukum sholat istisqa adalah sunnah muakkad. Para ulama dari mazhab Syafi'i berpendapat, sholat ini dikerjakan seperti halnya sholat Idul Fitri dan Idul Adha.

Terdapat perbedaan di kalangan fuqaha terkait pelaksanaan khutbah dalam sholat istisqa. Sebagian fuqaha mengharuskannya dan sebagian lainnya tidak.

3. Sholat Gerhana

Sholat gerhana merupakan sholat sunnah yang dikerjakan saat terjadi gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari. Sholat gerhana matahari juga sering disebut dengan sholat khusuf.

Sholat sunnah ini juga diikuti dengan penyampaian khutbah. Disebutkan dalam sebuah riwayat yang berasal dari Aisyah RA dalam hadits Al-Bukhari, Rasulullah SAW mengerjakan sholat khusuf atau sholat gerhana matahari bersama para sahabat.

Setelah sholat, beliau menyampaikan khutbah yang diawali dengan memuji dan menyanjung kebesaran Allah SWT..

Simak Video "Melihat dari Langit Ramainya Warga Salat Idul Fitri di JIS"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/erd)

Ada yang menarik dalam perayaan Idul Adha 1438 H kali ini. Ya, “hari raya berkurban” ini jatuh di hari Jumat (1/9/2017).

Inibaru.id – Idul Adha kali ini bisa dibilang spesial. Pasalnya, jatuh di hari Jumat. Selain membuat libur menjadi lebih panjang lantaran Sabtu-Minggu juga libur, Jumat juga merupakan hari yang istimewa bagi kaum Muslim.

Layaknya hari Minggu, hari kelima dalam kalender ini juga acap digunakan sebagai hari istirahat. Sekolah berbasis agama Islam umumnya libur pada hari Jumat. Para pekerja upah harian juga banyak yang memilih libur pada hari itu.

Banyak yang bilang Jumat adalah hari pendek, mungkin lantaran “terpotong” Salat Jumat yang dilaksanakan berjamaah di masjid bagi pria. Mereka umumnya mempersiapkan ibadah wajib pengganti Salat Dzuhur sedari pagi, mulai dari memotong kuku, rambut, bersih-bersih diri, hingga mempersiapkan baju terbaik untuk berangkat ke masjid.

Baca juga: Tips Membungkus Daging Kurban dari LIPI Ini Perlu Diperhatikan

Sekilas, persiapan Salat Jumat ini mirip dengan kebiasaan Salat Ied yang biasa kita lakukan. Ya, dalam banyak hal, keduanya memang memiliki kesamaan, diantaranya sama-sama dilaksanakan dalam dua rakaat. Kemudian, juga memakai khutbah.

Namun demikian, khutbah keduanya tetaplah memiliki perbedaan. Dinukil dari buku karangan Gus Arifin berjudul “Fiqih Puasa: Memahami Puasa, Ramadhan, Zakat Fitrah, Hari Raya, dan Halal bi Halal” yang dilansir dari Brilio.id, Rabu (15/7), perbedaan khutbah keduanya antara lain:

Khutbah Jumat disampaikan sebelum salat dua rakaat, sedangkan khutbah salat Ied disampaikan setelah salat. Menurut madzhab Hanafi, khutbah Ied tidak sah bila didahulukan, bahkan harus diulangi lagi.

Khutbah Jumat dimulai dengan pujian kepada Allah (hamdalah). Hal ini termasuk syarat atau rukun menurut madzhab Syafi'i dan Hambali, sunah menurut madzhab Hanafi, dan sunah yang dianjurkan menurut madzhab Maliki.

Adapun khutbah Idul Fitri dan Idul Adha sunah dimulai dengan bacaan takbir.

Menurut madzhab Hanafi, Hambali, Maliki, yang mendengarkan khutbah Ied sunah mengucapkan takbir secara pelan-pelan ketika khatib bertakbir. Sementara menurut jumhur ulama, dalam khutbah Jumat haram berbicara, termasuk berzikir.

Namun menurut pendapat yang sahih dari madzhab Hanafi, tidak makhruh berzikir ketika khutbah Jumat dan Ied. Sedangkan menurut madzhab Hambali, haram berbicara selain takbir dalam khutbah Jumat dan Id.

Baca juga: Sudah Salat Idul Adha Masih Jumatan dan Salat Dzuhur Nggak ya?

Menurut madzhab Hanafi, khatib salat Ied jangan duduk di mimbar, kecuali pada khutbah Jumat.

Menurut madzhab Maliki, apabila khatib Ied berhadas di tengah-tengah khutbahnya, ia boleh melangsungkan khutbahnya dan tidak perlu mencari pengganti. Hal yang sebaliknya terjadi pada khutbah Jumat.

Menurut madzhab Syafi'i, hal-hal yang sunah pada khutbah Jumat juga berlaku dalam khutbah Ied seperti harus berdiri, suci, menutup aurat, dan duduk di antara kedua khutbah. (OS/IB)

Ini Perbedaan Khutbah Idul Fitri dengan Khutbah Jum’at

Berikut ini yang merupakan perbedaan pelaksanaan khutbah Jumat dengan khutbah shalat Ied adalah

Khutbah Jum’at hukumnya wajib, sementara khutbah Idul Fitri hukumnya sunnah. Dalam pelaksanaannya, khutbah Idul Fitri tidak jauh berbeda dengan khutbah Jum’at. Hanya saja, ada sedikit perbedaan teknis antara khutbah Jum’at dengan khutbah Idul Fitri. Di antara perbedaannya adalah sebagai berikut:

Pertama, khutbah idul fitri dilakukan setelah shalat Idul Fitri. Sementara shalat Jum’at dilaksanakan setelah Khutbah Jum’at.

Kedua, khutbah Jum’at didahului oleh adzan, sementara shalat dan khutbah Idul Fitri tidak didahului dengan adzan dan iqamah.

Ketiga, khatib pada khutbah Idul Fitri dianjurkan melafalkan takbir sebanyak sembilan kali pada khutbah pertama, dan tujuh kali pada khutbah kedua. Sementara dalam khutbah Jum’at tidak disunnahkan takbir.

Keempat, duduk di antara dua khutbah termasuk rukun dalam khutbah Jum’at, hukumnya wajib. Sementara dalam khutbah Idul Fitri ulama beda pendapat, ada yang mengatakan sunnah, ada juga yang berpendapat khutbah Idul Fitri itu hanya satu kali. Meskipun demikian, lebih baik mengikuti praktik umum yang berlaku di masyarakat agar tidak menimbulkan pertanyaan dan kekacauan. Yang umum di tengah masyarakat Idul Fitri dilaksanakan dengan dua khutbah, dan duduk sebentar di antara dua khutbah.

Itulah beberapa perbedaan khutbah Idul Fitri dengan khutbah Jum’at. Ringkasnya, tata cara khutbah Idul Fitri sebagai berikut:

Pertama, membaca takbir sebanyak sembilan kali pada khutbah pertama, dan tujuh kali pada khutbah kedua.

Kedua, memuji Allah dengan sekurang-kurangnya dengan membaca “alhamdulillah”, begitu juga pada khutbah kedua.

Ketiga, membaca shalawat Nabi, allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad, dan shalawat diulang pada khutbah kedua.

Keempat, berwasiat takwa pada khutbah pertama dan kedua. Misalnya dengan mengatakan, “Ittaqullaha haqqa tuqatihi, wa la tamutunna illa wa antum muslimun”.

Kelima, membaca sebagian ayat al-Qur’an pada khutbah pertama, boleh juga dibaca lagi pada khutbah kedua.

Keenam, mendoakan kaum muslimin pada khutbah kedua

Ketujuh, duduk di antara dua khutbah.