Berikut ini adalah hikmah dari sikap ta’awun adalah

TRENDING | 27 Agustus 2020 11:16 Reporter : Addina Zulfa Fa'izah

Merdeka.com - Di kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan nilai-nilai moral yang diterapkan oleh masyarakat. Untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif, sikap tasamuh atau toleransi sangat lah diperlukan.

Tasamuh sangat penting untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. Untuk mengetahui lebih jelas tentang tasamuh, Merdeka.com telah merangkum pengertian tasamuh, manfaat serta dalilnya dari Dream.co.id. Berikut ulasan lengkapnya.

Tasamuh berasal dari bahasa Arab yang artinya toleransi. Toleransi dapat berarti tenggang rasa, bermurah hati dan lapang dada.

Menurut istilah, tasamuh adalah saling menghormati dan menghargai antar manusia dengan manusia lainnya. Dapat disimpulkan, tasamuh ialah akhlak terpuji dalam pergaulan di mana ada rasa saling menghormati dan menghargai antara satu dengan lainnya tetapi masih dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran agama Islam.

©2014 Haute Hijab

Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sikap tasamuh sangat penting diterapkan untuk menciptakan rasa saling menghargai dan menghormati antar sesama. Dalam kehidupan bermasyarakat, pertentangan atau perbedaan adalah hal yang wajar, mengingat setiap manusia memiliki sifat dan pandangan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut jika tak ditanggulangi dengan sikap tasamuh, maka dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Oleh sebab itu, penerapan sikap tasamuh adalah kunci untuk menghindari pertentangan besar di kemudian hari. Dengan menerapkan sikap tasamuh, seseorang akan dapat menyelesaikan permasalahan dengan tenang dan kepala dingin.

Sebuah hadist Rasulullah SAW telah menjelaskan tentang fungsi tasamuh.  Rasulullah SAW bersabda:"Siapa yang membantu menghilangkan kesulitan orang mukmin satu kesulitan di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan kesulitan dia dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang menghadapi kesulitan, Allah akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat." [HR Muslim].Hadist tersebut menjelaskan bahwa tasamuh pada dasarnya hikmahnya akan kembali kepada diri sendiri. Jika ingin menghilangkan kesulitan kita, maka bantulah orang lain yang sedang mengalami kesulitan.

Dengan memudahkan urusan orang lain, maka Allah SWT akan mempermudah urusan kita juga di dunia dan di akhirat. Wallohu A'lam.

© Turbanista.com

Terdapat beberapa manfaat tasamuh, di antaranya sebagai berikut:1. Mempererat persatuan dan kesatuan antar sesama manusia.2. Mempermudah urusan dalam kehidupan bermasyarakat.3. Mengembangkan sikap menghargai dan menghormati serta tenggang rasa terhadap sesama manusia. 4. Menjaga norma-norma agama, sosial dan adat istiadat.5. Menjaga dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.

6. Menumbuhkan sikap bertanggungjawab terhadap lingkungan masyarakat.

Terdapat dalil-dali Al quran dan Al Hadits tentang anjuran untuk bersikap tasamuh.

Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 10

"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah antara kedua sadaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."

Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 8

Hadist dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari kesalahan, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara." [HR Bukhari].

Terdapat beberapa contoh tasamuh dalam kehidupan sehari-hari seperti mengormati ibadah pemeluk agama lain, memberikan kebebasan kepada orang lain untuk memeluk keyakinan sendiri, menerima perbedaan pendapat dalam musyawarah, tidak membenci dan menyakiti orang lain yang berbeda keyakinan dan tidak melakukan diskriminasi pada orang lain.

Setelah mengetahui tentang tasamuh, pembaca diharapkan dapat menerapkan tasamuh atau toleransi di dalam kehidupan sehari-hari agar selalu tercipta situasi yang aman dan kondusif.

 KOMPETENSI DASAR 

1.8 Menghayati sikap husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun sesuai ketentuan Islam 

2.8 Mengamalkan perilaku husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun dalam kehidupan sehari- hari 

3.8 Memahami pengertian, dalil, contoh, dan dampak positif sifat husnudzan, tawadhu’,tasamuh, dan ta’awun

4.8 Mengomunikasikan contoh penerapan perilaku husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun dalam kehidupan sehari- hari

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


1.8.1 Menampilkan sikap spiritual dari pengalaman belajar sifat husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun. 

2.8.1 Menunjukkan perilaku sosial yang mencerminkan berperilaku husnudzan, tawadhu’,tasamuh, dan ta‘awun dalam kehidupan sehari-hari 

3.8.1 Menjelaskan pengertian husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta‘awun 

3.8.2 Menyebutkancontoh perbuatan dari husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta‘awun. 

3.8.3 Menyebutkan dampak positif dari husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta‘awun. 

4.8.1 Mendemonstrasikan dampak positif dari akhlak terpuji [husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta‘awun]

A. HUSNUDZAN
1. Pengertian dan Pentingnya Husnudzan 

Salah satu akhlak terpuji kepada sesama manusia adalah husnudzan. Secara bahasa berasal dari bahasa Arab, husnu yang artinya baik, dan dzan berarti dugaan,sangkaan atau keyakinan. Menurut istilah husnudzan adalah adanya pemikiran yang positif terhadap manusia lain, bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai kebaikan yang bermanfaat bagi yang lainnya.

Hukum Husnudzan kepada Sesama Manusia 

Dalam dalil-dalil al-Qur'an dan hadis diterangkan beberapa hukum berprasangka [dzan] yaitu dalam Al Qur'an surah Al-Hujurat [49] ayat 12:

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa." [QS. Al-Hujurat [49]:12]

Artinya: “Dari Abu Hurairah Ra, sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda :"Sekalikali janganlah engkau berburuk sangka karena sesungguhnya berburuk sangka itu adalah perkataan yang paling bohong.” [HR. Bukhari dan Muslim]

Ada beberapa hukum Husnudzan kepada manusia:

  1. Wajib, yaitu Husnudzan kepada Allah Swt. dan para Rasul Allah SwtKita harus yakin bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
  2. Mandub [sunnah], yakni kepada saudarasaudaranya yang seiman, karena sesama muslim itu sama terikat oleh iman dan perjuangan untuk mewujudkan kebaikan melalui ibadah, dakwah dan amalan saleh lainnya. 
  3. Jaiz, atau mubah kepada sesama manusia pada umumnya. Karena pada dasarnya, semua manusia itu merasa saling membutuhkan dan mempunyai kebaikan.

Hikmah Husnudzan kepada Sesama Manusia

  • Menentramkan hati
  • Memudahkan koordinasi
  • Memberikan dorongan kepada orang lain untuk mengembangkan potensi hidupnya.
  • Memberikan kemudahan untuk komunikasi.
  • Bagi seseorang dengan husnudzan itu akan mendapatkan banyak hal tentang kebaikan dari orang lain. Antara lain, penghargaan.

Membiasakan Diri Bersikap Husnudzan

Seorang muslim / muslimah yang berperilaku husnudzan kepada Allah Swt., tentu akan senantiasa bertakwa kepada-Nya di mana pun dan kapan pun ia berada. Serta mereka yang husnudzan terhadap diri sendiri, tentu akan membiasakan diri dengan bersikap dan berperilaku terpuji yang bermanfaat bagi dirinya. Perilaku ini tercermin dalam sikap sehari- hari yaitu:
a. Tidak mudah menerima suatu berita yang tidak jelas sumber kebenarannya
b. Berusaha untuk sering bertemu dengan sesama teman atau anggota masyarakat
c. Dengan sering bertemu, dapat mengantisipasi munculnya gosip yang sering merusak hubungan persaudaraan


TAWADHU’
1. Pengertian dan Pentingnya Tawadhu’

Tawadhu’ berasal dari Bahasa Arab yang artinya meletakkan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia Tawadhu’ berarti rendah hati. Yang dimaksud dengan tawadhu’ adalah sikap dan perbuatan manusia yang menunjukkan adanya kerendahan hati, tidak sombong dan tinggi hati, mudah tersinggung.Tawadhu’ ialah bersikap tenang, sederhana dan sungguh-sungguh menjauhi perbuatan takabur [sombong],

Perintah mempunyai sikap tawadhu’

a. Tawadhu’ di hadapan kedua orang tua, yang ditegaskan pada surah ke 17, Al-Isra ayat 24:

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil.” [QS. Al-Israa' [17]:24]


b. Tawadhu’ terhadap sesama muslim, yang ditegaskan pada surah ke 26, asy-Syu’ara ayat 215:

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman".[QS. Asy-Syu'araa' [26]:215]

c. Tawadhu’ di saat dalam pergaulan. Sebagaimana disebutkan pada surah ke 31, Luqman ayat 19:

Artinya: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."[ QS. Luqman [31]:19]

Bentuk-bentuk dan Contoh Tawadhu

Berikut beberapa contoh ketawadhu’an Rasulullah Saw.: 

a. Anas ra jika bertemu dengan anak-anak kecil maka selalu mengucapkan salam pada mereka, ketika ditanya mengapa ia lakukan hal tersebut ia menjawab: Aku melihat kekasihku Nabi Saw. senantiasa berbuat demikian. [HR. Bukhari, Fathul Bari’- 6247].

b. Dari Anas ra berkata: Nabi Saw. memiliki seekor unta yang diberi nama al-’adhba` yang tidak terkalahkan larinya, maka datang seorang ‘a’rabiy dengan untanya dan mampu mengalahkan, maka hati kaum muslimin terpukul menyaksikan hal tersebut sampai hal itu diketahui oleh nabi Saw., maka beliau bersabda: Menjadi hak Allah jika ada sesuatu yang meninggikan diri di dunia pasti akan direndahkan-Nya. [HR. Bukhari]. [Fathul Bari’-2872]. 

c. Abu Said al-Khudarii ra pernah berkata: Jadilah kalian seperti Nabi Saw., beliau Saw. menjahit bajunya yang sobek, memberi makan sendiri untanya, memperbaiki rumahnya, memerah susu kambingnya, membuat sandalnya, makan bersama-sama dengan pembantu-pembantunya, memberi mereka pakaian, membeli sendiri keperluannya di pasar dan memikulnya sendiri ke rumahnya, beliau menemui orang kaya maupun miskin, orang tua maupun anak-anak, mengucapkan salam lebih dulu pada siapa yang berpapasan baik tua maupun anak, kulit hitam, merah, maupun  putih, orang merdeka maupun hamba sahaya sepanjang termasuk orang yang suka shalat.

Adapun bentuk-bentuk perilaku tawadhu’ seseorang antara lain: 

a. Menghormati orang yang lebih tua atau orang yang lebih pandai daripada dirinya 

b. Sayang kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya 

c. Menghargai pendapat atau pembicaraan orang lain 

d. Bersedia mengalah demi kepentingan umum 

e. Santun dalam berbicara kepada siapapun 

f. Tidak suka disanjung orang lain atau keberhasilan yang dicapai


Dampak Positif Membiasakan Sikap Tawadhu

  1. Menimbulkan rasa simpati pihak lain sehingga suka bergaul dengannya. 
  2. Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai nalurinya bahwa setiap manusia igin dihormati dan menghormati. 
  3. Mempererat hubungan persaudaraan antara dirinya dan orang lain. 
  4. Mengangkat derajat dirinya sendiri dalam pandangan Allah maupun sesama manusia

Upaya Membiasakan Diri Bersikap Tawadhu’ 

ada beberapa perilaku yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: 

a. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan yang berbeda b. Berusaha untuk mengendalikan diri agar tidak menampakkan kelebihan yang dimiliki 

c. Melatih diri untuk dapat menghargai kemampuan orang lain,tidak meremehkannya

TASAMUH
1. Pengertian dan Pentingnya Tasamuh

Kata tasamuh berasal dari bahasa Arab secara bahasa artinya, murah hati, lapang hati. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, tasamuh diartikan lapang dada, keluasan pikiran, toleransi. Dalam tasamuh terdapat unsur menghormati, menghargai dan simpati.

Dalil Tentang Perintah Tasamuh

Dalam al-Qur'an dijelaskan pada surah ke-109, Al Kafirun ayat 1-6:

Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah [pula] menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." [QS. Al-Kaafirun [109]:1-6]

Dalam ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam sangat toleran terhadap adanya perbedaan agama. Pada akhir ayat ditegaskan, bagimu agamamu, dan bagiku agamaku.

Contoh Perilaku Tasamuh dalam Kehidupan Sehari-hari 

a. Menghentikan sementara acara atau rapat karena tiba waktu shalat. 

b. Tidak menyalakan klakson motor atau mobil ketika melewati tempat ibadah. 

c. Ikut menjaga keamanan dan ketertiban pada waktu umat agama lain merayakan hari rayanya. 

d. Memberi waktu untuk libur bagi karyawan yang sedang berhari raya. 

e. Menghormati pendapat orang lain terhadap penafsiran dan pemahaman suatu masalah.

f. Tidak makan di sembarang tempat pada waktu siang hari bulan puasa.

1. Dapat memberikan kesejukan jiwa kepada diri sendiri dan orang lain. 

2. Menimbulkan sikap dan perangai yang mulia. 

3. Mendapatkan teman yang semakin banyak. 

4. Timbul rasa tenang pada diri sendiri dan orang lain. 

5. Memudahkan penyelesaian persoalan yang nampak sulit bagi orang lain. 

6. Mudah mendapatkan relasi. 

7. Jika mendapat kesulitan, akan banyak orang yang menolong. 

8. Jika melakukan kesalahan, banyak orang yang mau memahami.

Pengertian Ta’awun Kata ta'awun berasal dari bahasa Arab yang berarti saling membantu, saling menolong. Menurut istilah ta'awun adalah sikap atau perilaku membantu orang lain.

Dalil Tentang Perintah Ta'awun 

Dalil naqli yang berasal dari al-Qur'an dan hadis yang menjadi dasar dari pelaksanaan ta'awun salah satunya terdapat dalam al-Qur'an surah ke 5, Al-Maidah ayat 2:

Artinya: “ ... dan tolong menolonglah kamu dalam [perkara] kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kamu tolong menolong dalam [perkara] dosa dan permusuhan “. [QS. Al-Maidah [5]:2]

Tolong menolong ditujukan kepada semua manusia, tidak harus dengan sesama muslim saja, dalam seluruh aspek kehidupan. Namun, jika dengan non muslim, harus dibatasi, tidak ada kerjasama, tolong menolong dalam hal akidah dan ibadah.

a. Meringankan beban hidup orang lain. 

c. Memberi bantuan kepada seseorang. 

d. Mengunjungi orang yang sedang sakit / menerima suatu musibah.


Dampak Positif Membiasakan Sikap Ta’awun 

a. Terpenuhinya kebutuhan hidup berkat kebersamaan. 

b. Membuat tugas yang berat menjadi ringan. 

c. Terwujudnya persatuan dan kesatuan 

d. Menimbulkan rasa simpati pada sesama.

Upaya membiasakan bersikap ta’awun 

  1. Menyadari bahwa setiap manusia itu mempunyai kelebihan dan kekurangan. 
  2. Menyadari bahwa kondisi manusia lemah dan tidak bisa hidup sendiri.
  3. Membiasakan mengedepankan kepentingan bersama, tanpa harus mengorbankan kebutuhan diri sendiri. 
  4. Membiasakan melihat potensi diri, baik dari segi keilmuan maupun materi sebagai bahan mewujudkan kebersamaan.