Lihat Foto JAKARTA, KOMPAS.com — Platform komunitas online seputar dunia kerja dan perusahaan, Jobplanet, melakukan riset terkait 10 perusahaan otomotif di Indonesia yang paling diminati para pencari kerja. Riset dilakukan berdasarkan data semester I 2016 dan menggunakan 480 perusahaan otomotif. Berdasarkan analisis terhadap jumlah kunjungan pengguna internet ke laman-laman perusahaan yang bergerak di industri otomotif di situsnya, Jobplanet menemukan, kebanyakan perusahaan otomotif yang menarik perhatian para pencari kerja di Indonesia adalah perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan Grup Astra. Tiga perusahaan otomotif yang lamannya paling banyak dikunjungi pencari kerja merupakan perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan Grup Astra. Laman PT Astra Honda Motor mendapatkan jumlah kunjungan terbanyak, yakni 20,17 persen, diikuti PT Toyota Astra Motor sebesar 10,05 persen, dan PT Astra International Tbk sebesar 8,01 persen. "Jumlah kunjungan ke laman suatu perusahaan menunjukkan keingintahuan pencari kerja akan seluk-beluk perusahaan tersebut. Astra merupakan pemain besar dalam industri otomotif, dan telah memiliki ratusan ribu anak perusahaan," kata Chief Product Officer Jobplanet Kemas Antonius dalam keterangan resmi, Senin (15/8/2016). Berikut sepuluh perusahaan otomotif yang paling menarik perhatian pencari kerja di Jobplanet.com: 1. PT Astra Honda Motor (20,17 persen) 2. PT Toyota Astra Motor (10,05 persen) 3. PT Astra International Tbk (8,01 persen)
4. PT Gajah Tunggal Tbk (7,82 persen) 5. PT Astra Daihatsu Motor (4,94 persen) 6. PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (4,93 persen) 7. PT Honda Prospect Motor (3,99 persen) 8. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (3,46 persen) 9. PT Astra Otoparts Tbk (1,82 persen) 10. PT Astra International Tbk-Toyota Sales Operation (0,83 persen) Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Indonesia memiliki industri manufaktur mobil terbesar kedua di Asia Tenggara dan di wilayah ASEAN (setelah Thailand yang menguasai sekitar 50 persen dari produksi mobil di wilayah ASEAN). Kendati begitu, karena pertumbuhannya yang subur di beberapa tahun terakhir, Indonesia akan semakin mengancam posisi dominan Thailand selama satu dekade mendatang. Namun, untuk mengambil alih posisi Thailand sebagai produsen mobil terbesar di kawasan ASEAN, itu akan memerlukan upaya dan terobosan besar. Saat ini Indonesia sangat tergantung pada investasi asing langsung, terutama dari Jepang, untuk pendirikan fasilitas manufaktur mobil. Indonesia juga perlu mengembangkan industri komponen mobil yang bisa mendukung industri manufaktur mobil. Saat ini, kapasitas total produksi mobil yang dirakit di Indonesia berada pada kira-kira dua juta unit per tahun. Per 2017 kapasitas total produksi terpasang mobil di Indonesia adalah 2.2 juta unit per tahun. Namun, pemanfaatan kapasitas tersebut diperkirakan turun menjadi 55 persen pada tahun 2017 karena perluasan kapasitas produksi mobil dalam negeri tidak sejalan dengan pertumbuhan permintaan domestik dan asing untuk mobil buatan Indonesia. Toh, tidak ada kekhawatiran besar tentang situasi ini karena permintaan pasar domestik untuk mobil memiliki banyak ruang untuk pertumbuhan dalam beberapa dekade ke depan dengan kepemilikan mobil per kapita Indonesia masih pada tingkat yang sangat rendah. Namun, dalam hal ukuran pasar, Indonesia merupakan pasar mobil terbesar di Asia Tenggara dan wilayah ASEAN, menguasai sekitar sepertiga dari total penjualan mobil tahunan di ASEAN, diikuti oleh Thailand pada posisi kedua. Indonesia tidak hanya memiliki populasi besar (258 juta jiwa), tetapi juga ditandai dengan memiliki kelas menengah yang berkembang pesat. Bersama-sama, kedua faktor ini menciptakan kekuatan konsumen yang kuat. Tertarik dengan kepemilikan mobil per kapita yang rendah, biaya tenaga kerja yang murah dan semakin bertumbuhnya kelas menengah, berbagai pembuat mobil global (seperti Toyota dan Nissan) memutuskan untuk berinvestasi besar-besaran untuk mengekspansi kapasitas produksi di Indonesia dan mungkin akan mengubahnya menjadi tempat pusat produksi mereka di masa depan. Perusahaan-perusahaan lain, seperti General Motors (GM) telah kembali ke Indonesia (setelah GM menutup pabriknya di Indonesia beberapa tahun sebelumnya) untuk memasuki pasar yang menguntungkan ini. Kendati begitu, perusahaan-perusahaan manufaktur mobil dari Jepang tetap menjadi para pemain dominan dalam industri manufaktur mobil Indonesia, terutama merek Toyota. Lebih dari setengah jumlah total mobil yang dijual secara domestik adalah mobil Toyota. Akan menjadi tantangan berat untuk merek-merek Barat untuk bersaing dengan rekan-rekan Jepang mereka di Indonesia. Indonesia dikenal sebagai halaman belakang produsen mobil asal Jepang. Meskipun low-cost green car (LCGC) yang relatif baru di Indonesia telah menjadi populer (lihat di bawah), kebanyakan orang Indonesia tetap lebih memilih untuk membeli mobil MPV (untuk keluarga). Pemimpin pasar di industri mobil Indonesia adalah Toyota (Avanza), didistribusikan oleh Astra International (salah satu konglomerat paling terdiversifikasi di Indonesia yang mengontrol sekitar 50% dari pasar penjualan mobil negara ini), diikuti oleh Daihatsu (juga didistribusikan oleh Astra International) dan Honda. Sumber : https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/industri-sektor/otomotif/item6047 Industri otomotif adalah perancangan, pengembangan, produksi, pemasarkan, dan penjualan kendaraan bermotor. Pada tahun 2007, lebih dari 73 juta kendaraan bermotor, termasuk mobil dan kendaraan komersial diproduksi ke seluruh dunia.[1] Pada tahun 2007, sejumlah 71,9 juta mobil baru dijual ke seluruh dunia: 22,9 juta ke Eropa, 21,4 juta di Asia-Pasifik, 19,4 juta ke Amerika Serikat dan Kanada, 4,4 juta di Amerika Latin, 2,4 di Timur Tengah dan 1,4 juta di Afrika.[2] Pasaran di Amerika Utara dan Nihon menjadi stagnan, sementara di Amerika Selatan dan Asia berkembang pesat. Dari pemasar utama, Rusia, Brasil, India dan Republik Rakyat Tiongkok menunjukkan pertumbuhan yang cepat. Sekitar 250 juta kendaraan ada di Amerika Serikat. Di seluruh dunia, ada sekitar 806 juta mobil dan truk ringan di jalanan pada tahun 2007, yang semuanya menghabiskan lebih dari 260 miliar galon BBM tiap tahun. Jumlahnya bertambah dengan cepat, khususnya di Republik Rakyat Tiongkok dan India.[3] Pada tahun 2008, akibat meningkatnya harga minyak, industri seperti otomotif mengalami tekanan harga dari ongkos bahan mentah dan mengubah perilaku membeli konsumen. Industri otomotif juga menghadapi persaingan luar dari sektor transpor umum, karena konsumen mengevaluasi kembali penggunaan kendaraan pribadi mereka.[4] Pada akhir tahun 2008, sebagai akibat dari krisis ekonomi global, industri otomotif di seluruh dunia melemah sebagai akibat meningginya harga BBM. Tabel di bawah ini menunjukkan grup produsen-produsen kendaraan bermotor terbesar di dunia, termasuk dengan merek-merek yang mereka miliki. Tabel ini disusun berdasarkan produksi pada tahun 2010 yang datanya diambil dari International Organization of Motor Vehicle Manufacturers (OICA).[5] Joint ventura tidak termasuk dalam tabel ini. Produksi joint ventura terdaftar di dalam ranking OICA, tetapi dapat menimbulkan kontroversi.[6][7]
Catatan* Porsche Automobil Holding SE mempunyai 50,7% saham di Grup Volkswagen.[8] Meski begitu, Grup Volkswagen akan mengakuisisi Porsche AG sehingga terbentuk "grup otomotif baru yang terintegrasi". Merger ini selesai pada tahun 2011.[9][10] ** SsangYong Motor Company diakuisisi oleh perusahaan India Mahindra & Mahindra Limited pada bulan Februari 2011.[11] Merupakan suatu hal yang sangat umum jika suatu perusahaan otomotif mempunyai saham di perusahaan otomotif lainnya. Kepemilikan itu bisa dilihat di bawah ini:
|