READ NEXT
Mengapa ketika suhu lingkungan dingin kita sering buang air kecil, sedangkan apabila suhu yang panas kita jarang buang air kecil tetapi banyak keringat? Dan mengapa ketika kita minum air banyak maka urine kita juga menjadi banyak? Sedangkan, disisi lain mengapa ada orang yang mempunyai kebiasaan beser (buang air kecil secara terus- menerus)? Jumlah urin yang dihasilkan setiap orang berbeda-beda dan tidak merata sepanjang hari. Hal ini disebakan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.
Baca juga : Mekanisme Potensial Aksi dan Potensial Membran Sel
ilustrasi pembentukan urin KOMPAS.com - Setiap makhluk hidup, termasuk manusia pastinya akan melakukan proses eksresi. Eksresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dan benda yang tidak dimanfaatkan lagi di dalam tubuh. Bentuk eksresi pada manusia yang pertama adalah buang air kecil. Zat sisa yang dibuang adalah urine. Alat eksresi yang terdapat pada manusia terdiri dari ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Baca juga: Warga Jakarta Utara, Kini Bikin SKCK, Tes Urin, hingga Bayar Pajak Bisa di Mall Pembentukan urineProses pembentukan urine merupakan cara alami yang dilakukan oleh tubuh untuk mengeluarkan racun dan kelebihan kadar air. Dampaknya itu kesehatan di dalam tubuh akan tetap terjaga. Semakin banyak cairan yang dikonsumsi oleh tubuh, akan semakin banyak urine yang dikeluarkan. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ginjal berfungsi sebagai alat ekskresi untuk mengeluarkana zat sisa metabolisme berupa urea, zat sisa empedu dan garam dalam bentuk zat berlarut dalam air. Urine dibentuk di nefron dengan menyaring darah dan kemudian mengambil kembali ke dalam darah dengan bahan-bahan bermanfaat. Itu tersisa bahan yang tidak berguna. Nantinya akan keluar dari nefron dalam bentuk suatu larutan yang disebut urine. Sebelum jadi urine, di dalam ginjal akan diproses terlebih dahulu. Baca juga: Sistem Ekskresi Manusia Ada tiga proses dalam pembentukan urine, yakni: Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh. ASTALOG.COM – Sebagaimana diketahui, urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh melalui proses pembentukan urin yang melibatkan 3 tahap, yaitu:
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN URIN 1. Hormon Antidiuretik (ADH) Hormon antidiuretik (ADH) dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit mengandung air, maka hormon ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal. Akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka hormon ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang. Akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak. PELAJARI: Jenis Fauna di Wilayah Garis Wallace
2. Jumlah Air yang Diminum Dalam hal ini, semakin banyak air yang diminum, maka sekresi hormon ADH akan terhambat. Hal ini menyebabkan permeabilitas tubulus kontortus menurun dan reabsorpsi terhambat sehingga jumlah urin meningkat. 3. Zat-zat Diuretik Zat-zat ini bisa didapati pada teh, kopi, atau alkohol yang dapat menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya, hormon ADH berkurang sehinggar reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat. 4. Hormon Insulin Hormon insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pulau Langerhans. Hormon insulin berfungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormon insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya gangguan reabsorbpsi di dalam tubulus distal, sehingga dalam urin masih terdapat glukosa. PELAJARI: Nama Satelit pada Bumi 5. Saraf Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen. Hal ini menyebabkan aliran darah ke glomerulus menurun dan tekanan darah menurun, sehingga filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi akan meningkat. 6. Gejolak Emosi dan Stress Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil. 7. Suhu Lingkungan Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya semakin banyak, maka pengeluaran urin pun semakin banyak. PELAJARI: Peradaban yang Berkembang di Lembah Sungai Kuning FUNGSI URIN Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa ada anggapan umum yang menganggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga kemungkinan urin akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan bau yang dihasilkan hampir berasal dari urea. Sehingga bisa dikatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril Urin juga dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Dimana orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Sebaliknya, penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. |