Berikut faktor yang mempengaruhi volume pembentukan urine kecuali

Berikut faktor yang mempengaruhi volume pembentukan urine kecuali

Mengapa ketika suhu lingkungan dingin kita sering buang air kecil, sedangkan apabila suhu yang panas kita jarang buang air kecil tetapi banyak keringat? Dan mengapa ketika kita minum air banyak maka urine kita juga menjadi banyak? Sedangkan, disisi lain mengapa ada orang yang mempunyai kebiasaan beser (buang air kecil secara terus- menerus)?

Berikut faktor yang mempengaruhi volume pembentukan urine kecuali

Jumlah urin yang dihasilkan setiap orang berbeda-beda dan tidak merata sepanjang hari. Hal ini disebakan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.

  1. Jumlah air yang diminum, banyaknya air minum yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menurunkan kadar protein dalam darah yang berdampak pada penurunan tekanan koloid protein sehingga tekanan filtrasi menjadi kurang efektif, akibatnya banyak air yang terbuang melalui urine.
  2. Suhu lingkungan, suhu lingkungan yang rendah akan mempengaruhi saraf renalis sehingga memacu penyempitan arteriol aferen, tekanan darah, dan aliran darah menuju ke glomerulus sehingga menyebabkan filtrasi kurang efektif, akibatnya urine banyak mengandung air dan cepat memenuhi kantong kemih sehingga kita sering buang air kecil.
  3. Kadar garam di dalam darah, kadar garam di dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan tekanan osmotiknya menjadi tinggi. Pengeluaran kadar garam yang berlebihan dari dalam darah akan diikuti pengeluaran air yang menyebabkan fitrasi menjadi kurang efektif sehingga urine banyak mengandung air.
  4. Hormon antidiuretik (ADH), hormon ADH berpengaruh terhadap proses reabsorbsi air di dalam tubulus, di mana bila konsentrasi hormon ADH yang disekresikan oleh hipofisis dalam darah tinggi maka reabsorbsi air dalam tubulus meningkat sehingga jumlah urine menurun. Dan apabila konsentrasi hormon ADH menurun di dalam darah akan menstimulasi penurunan reabsorbsi air dalam tubulus sehingga urinenya menjadi banyak. Seseorang yang kekurangan hormon ADH dapat menyebabkan urine menjadi banyak dan sering buang air kecil (beser) atau disebut dengab diabetes insipidus.
  5. Hormon insulin, kekurangan hormon insulin pada seseorang akan menyebabkan Diabetes melitus. Penderita Diabetes melitus mempunyai kandungan glukosa dalam darah yang tinggi sehingga pada proses fitrasi banyak glukosa yang tidak tersaring, Akibatnya, banyak glukosa yang ikut keluar bersama urine. Pengeluaran glukosa juga diikuti dengan pengeluaran urine sehingga volume urine meningkat, akibatnya kadang-kadang terkesan beser.
  6. Alkohol dan kafein, kedua zat tersebut dapat menghambat pembentukan hormon ADH sehingga dapat meningkatkan produksi urin.
  7. Stress, seseorang yang mengalami stress pada umumnya tekanan darahnya meningkat sehingga menyebabkan banyak darah yang menuju ginjal. Di samping itu, ketika seseorang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan mudah berkontraksi yang dapat menyebabkan hasrat ingin buang air kecil.

Baca juga :  Mekanisme Potensial Aksi dan Potensial Membran Sel

Berikut faktor yang mempengaruhi volume pembentukan urine kecuali

Berikut faktor yang mempengaruhi volume pembentukan urine kecuali
Lihat Foto

shutterstock.com

ilustrasi pembentukan urin

KOMPAS.com - Setiap makhluk hidup, termasuk manusia pastinya akan melakukan proses eksresi. Eksresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dan benda yang tidak dimanfaatkan lagi di dalam tubuh.

Bentuk eksresi pada manusia yang pertama adalah buang air kecil. Zat sisa yang dibuang adalah urine.

Alat eksresi yang terdapat pada manusia terdiri dari ginjal, kulit, paru-paru, dan hati.

Baca juga: Warga Jakarta Utara, Kini Bikin SKCK, Tes Urin, hingga Bayar Pajak Bisa di Mall

Pembentukan urine

Proses pembentukan urine merupakan cara alami yang dilakukan oleh tubuh untuk mengeluarkan racun dan kelebihan kadar air. Dampaknya itu kesehatan di dalam tubuh akan tetap terjaga.

Semakin banyak cairan yang dikonsumsi oleh tubuh, akan semakin banyak urine yang dikeluarkan.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ginjal berfungsi sebagai alat ekskresi untuk mengeluarkana zat sisa metabolisme berupa urea, zat sisa empedu dan garam dalam bentuk zat berlarut dalam air.

Urine dibentuk di nefron dengan menyaring darah dan kemudian mengambil kembali ke dalam darah dengan bahan-bahan bermanfaat. Itu tersisa bahan yang tidak berguna.

Nantinya akan keluar dari nefron dalam bentuk suatu larutan yang disebut urine. Sebelum jadi urine, di dalam ginjal akan diproses terlebih dahulu.

Baca juga: Sistem Ekskresi Manusia

Ada tiga proses dalam pembentukan urine, yakni:

Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang mengandung zat-zat sisa metabolisme yang dapat menjadi racun bagi tubuh.

ASTALOG.COM – Sebagaimana diketahui, urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh melalui proses pembentukan urin yang melibatkan 3 tahap, yaitu:

  1. Filtrasi (penyaringan)
  2. Reabsorpsi (penyerapan kembali)
  3. Augmentasi (penambahan kembali)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN URIN

1. Hormon Antidiuretik (ADH)

Hormon antidiuretik (ADH) dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika darah sedikit mengandung air, maka hormon ADH akan banyak disekresikan ke dalam ginjal. Akibatnya penyerapan air meningkat sehingga urin yang terjadi pekat dan jumlahnya sedikit. Sebaliknya, apabila darah banyak mengandung air, maka hormon ADH yang disekresikan ke dalam ginjal berkurang. Akibatnya penyerapan air berkurang pula, sehingga urin yang terjadi akan encer dan jumlahnya banyak.

PELAJARI:  Jenis Fauna di Wilayah Garis Wallace

 

2. Jumlah Air yang Diminum

Dalam hal ini, semakin banyak air yang diminum, maka sekresi hormon ADH akan terhambat. Hal ini menyebabkan permeabilitas tubulus kontortus menurun dan reabsorpsi terhambat sehingga jumlah urin meningkat.

3. Zat-zat Diuretik

Zat-zat ini bisa didapati pada teh, kopi, atau alkohol yang dapat menghambat reabsorpsi ion Na+. Akibatnya, hormon ADH berkurang sehinggar reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat.

4. Hormon Insulin

Hormon  insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pulau Langerhans. Hormon insulin berfungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormon insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya gangguan reabsorbpsi di dalam tubulus distal, sehingga dalam urin masih terdapat glukosa.

PELAJARI:  Nama Satelit pada Bumi

5. Saraf

Stimulus pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen. Hal ini menyebabkan aliran darah ke glomerulus menurun dan tekanan darah menurun, sehingga filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi akan meningkat.

6. Gejolak  Emosi dan Stress

Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.

7. Suhu Lingkungan

Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya semakin banyak, maka pengeluaran urin pun semakin banyak.

PELAJARI:  Peradaban yang Berkembang di Lembah Sungai Kuning

FUNGSI URIN

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa ada anggapan umum yang menganggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga kemungkinan urin akan mengandung bakteri.

Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan bau yang dihasilkan hampir berasal dari urea. Sehingga bisa dikatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril

Urin juga dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Dimana orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Sebaliknya, penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.