Berapa jumlah murid Yesus yang diutus berdua dua?

Berapa jumlah murid Yesus yang diutus berdua dua?
Yesus  Mengutus Dua belas  Rasul.

Yesus mengutus kedua belas murid-Nya untuk memberitakan Injil. Mereka diutus tidak jalan sendiri-sendiri melainkan harus dilakukan secara berdua-dua. Itu berarti dalam bentuk komunitas. 

Tiga tugas pokok yang harus mereka kerjakan adalah:  pertama, memaklumkan Kabar Gembira berupa Kerajaan Allah sudah datang dan hadir di tengah kita; untuk itu, mereka mengajak jemaat untuk bertobat dan memperbaharui kehidupan mereka; kedua, membebaskan mereka dari cengkeraman dan pengaruh roh jahat (setan); ketiga, mengurapi orang-orang yang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. 

Untuk melaksanakan tugas itu, Yesus telah memberikan bekal yang cukup berupa pendidikan dan pegajaran langsung selama mereka hidup bersama-Nya. Dan secara khusus “Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat”; “dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit”. 

Di samping itu Ia juga berpesan kepada mereka “supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju!”. 

Maksud Yesus adalah agar mereka fokus pada tugas-tugas itu dan tidak direpotkan dengan hal-hal sepele. Hal yang sangat penting adalah mereka harus tetap percaya, setia dan hanya mengandalkan Dia.

Dengan pembaptisan berarti kita ikut ambil bagian dalam misi penyelamatan Yesus. Itu berarti kita semua juga terikat pada misi perutusan yang diemban para murid-Nya. Dan medan tugas perutusan kita adalah dalam keluarga, kehidupan menggereja, tempat kerja, sekolah, kampus atau di mana pun aktivitas kita lakukan sesuai dengan talenta kita masing-masing. 

Sesuai dengan pesan Yesus, semangat yang kita kobarkan adalah hidup sederhana, jujur dan setia. Kesederhanaan diwujudkan dalam penampilan, tidak “pamer diri”, pamer kekuasaan atau kekayaan, melainkan dengan rendah hati dan sikap pasrah kepada Tuhan. 

Sebab, Dia-lah satu-satunya Andalan kita!  Semangat kesederhanaan ini sangat urgen dan relevan untuk kehidupan zaman sekarang. Sebab, materialisme dan hedonisme serta kecenderungan untuk “menafikan” peran Tuhan mulai menjangkiti sementara generasi baru kita. Mereka lebih cenderung “mendewakan” teknologi dari pada menyembah Allah sebagai Tuhan mereka.

Panggilan dan perutusan yang diberikan Yesus kepada para murid-Nya tidak berhenti pada peristiwa masa lalu ketika murid pertama diutus. Panggilan dan perutusan tetap berlaku untuk setiap orang beriman Kristiani, terlebih mereka yang persembahan dirinya secara khusus dalam panggilan ini (Imam, Biarawan dan Biarawati). 

Berkat pembaptisan, setiap kita tidak hanya dikuduskan melainkan dipilih dan diutus mengobarkan budaya kebenaran dalam semangat kenabian untuk mewujudkan kekudusan hidup dalam semangat imamat dan membangun persekutuan sebagai citra Allah dalam semangat rajawi.

Tuntutan zaman ini membutuhkan para murid Yesus yang setia pada Sabda Allah yang terwujud dalam hidup yang konkret. Umat membutuhkan seseorang yang bisa diteladani, dicontoh dan bukan hanya yang pandai dan pintar. Ketika dunia berlomba-lomba untuk menumpuk kekayaan, tentunya para Imam dan religius memberikan teladan bagaimana harta benda digunakan untuk berbagai perbuatan kasih dan menolong.

Ketika orang berlomba-lomba mencari hidup yang hedonis dan nyaman, para murid Yesus harus berani menjadi pribadi yang siap berjerih payah. Ugahari akan makanan, pakaian, uang dan fasilitas, kiranya merupakan cara terbaik untuk mengobarkan kembali daya kekuatan Roh yang telah diterimakan dalam tahbisan maupun kaulnya.

Ketika kita dengan tulus dan gembira melayani perutusan-Nya, Tuhan akan menambahkan apa yang kita butuhkan. Kalau kita mencari kesibukan hanya untuk memenuhi keinginan ego kita, rahmat Tuhan akan semakin jauh dari diri dan perutusan kita.

Oleh karena itu, kehadiran kita dalam keluarga, lingkungan kehidupan Gereja maupun masyarakat luas, harus dapat menjadi teladan baik sebagai perwujudan saksi iman, harapan dan kasih Tuhan, saksi damai dan sukacita serta semangat pembaharuan diri melalui pertobatan. Misi perutusan ini sangat penting, melebihi segala bentuk kekayaan lahiriah yang kita miliki. 

Ya Tuhan, aku bersyukur atas panggilan-Mu kepadaku untuk menjadi saksi-Mu pada zaman sekarang. Mampukanlah aku agar aku bisa memenuhi harapan-Mu dan bimbinglah terus aku yang rapuh ini, karena hanya Engkau-lah Andalanku. 

Sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita, bahwa kedatangan Kristus ke dunia ini adalah untuk meluruskan dan mengembalikan manusia ke jalan yang benar menuju hidup sejati. Karena kesesatan, kesewenangan manusia yang tidak lagi menghargai kebaikan, kebenaran, dan tidak mau mendengarkan nasihat atau peringatan yang baik.

Kristus adalah Terang yang datang untuk menjadi petunjuk jalan agar manusia hidup dan selamat. Ajakan Kristus untuk bertobat karena Kerajaan Sorga sudah dekat diungkapkan Kristus dengan mengutus dua belas orang untuk memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa atas roh-roh jahat.

Kita ini adalah rasul pada masa sekarang ini. Yesus memilih dan menetapkan kita sebagai rasul adalah untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil yang adalah Kabar Gembira Kerajaan Allah yang menghadirkan kehidupan dan memelihara kehidupan sesama di mana pun kita berada.

 Tugas perutusan bagi kita sebagaimana kita baca dalam bacaan Injil  mengingatkan dan meneguhkan kita untuk mewartakan Injil dalam terang perutusan kemuridan. Kita yakin bahwa menjadi pengikut Kristus adalah suatu panggilan. 

Yesus tentu mempunyai rencana tertentu dengan memanggil kita. Rencana itu mungkin belum jelas bagi kita, namun tentu berkaitan dengan karya keselamatan-Nya. Kita pun dipanggil untuk diutus dan menghasilkan buah.

Panggilan sebagai murid bagi kita adalah sebuah keistimewaan, tetapi sekaligus juga adalah sebuah tantangan. Secara halus Tuhan mengingatkan kita akan tugas perutusan yang selalu kita amini menjelang akhir perayaan Ekaristi. 

Konsekuen dan konsistensi kita, itulah yang Tuhan harapkan dari kita. Kalau kita mau untuk sejenak dalam keheningan merenungkan dalam hati, betapa Allah mencintai dan mendandani kita dengan kebaikan-Nya, kesehatan, kepandaian, dan hidup kita yang kesemuanya adalah hadiah serta bukti cinta Allah bagi kita.

 Begitu sulitkah bagi kita untuk berbagi waktu, hidup, bakat, dan talenta yang ada pada kita cuma-cuma dengan melaksanakan tugas perutusan yang telah Allah berikan kepada kita?. Mengapa hanya sedikit saja dari kita yang mau berjuang dengan menjadi orang baik, bijaksana dan menjadi penghibur bagi sesama kita?. 

Menjadi orang baik, bijaksana, penuh Roh Kudus dan iman hendaknya menjadi sesuatu yang hidup pula di dalam diri kita.

Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. 

Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka."

 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Injil Lukas 6 : 7-13 "Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.

Pewartaan bukan hanya tugas para imam tertahbis. Setiap kita yang sudah dibaptis dalam Yesus Kristus juga mempunyai panggilan dan perutusan yang sama yakni pergi mewartakan Injil Kerajaan Allah. Itulah yang disebut sebagai panggilan kenabian. Menjadi Nabi yang mewaratakan kebenaran Sabda Allah dan memberikan kesaksian hidup atas kasih Allah.

Memang tidak mudah menjadi pewarta Sabda. Ada penerimaan lalu kita akan berbahagia dan pasti ada juga penolakan yang bisa membuat kita lemah, jengkel dan tak berdaya. 

Tapi yakinlah, Tuhan yang mengutus kita dan pasti kita bisa. Tuhan mengutus kita dengan membekali diri kita kemampuan dan daya kekuatan Roh Kudus yang memampukan kita untuk berani maju mewartakan Sabda Allah.

Mengapa kita harus merasul? Itu 'kan tugasnya para pastor, bruder, dan suster. Kita ini sudah hidup susah, kerjaan tak menentu, masih disuruh merasul lagi. Mending kalau ada honor, ini sarana saja tidak disediakan, siapa mau? Yah merasul dianggap tugasnya kaum berjubah saja.

Yesus mengutus kedua belas murid-Nya pergi berdua-dua dengan pesan: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan". Yesus ingin agar mereka sepenuhnya mengandalkan Allah.

Mereka hanya boleh membawa yang minimal, tongkat dan alas kaki, untuk bergerak cepat. Mereka boleh menerima uluran tangan dari orang yang menawarkan tumpangan, tetapi tak boleh pilih-pilih tumpangan yang enak. Jika ditolak pun mereka harus menerima dengan lapang dada, lalu pergi dan kebaskan debu sebagai peringatan.

Pengebasan debu adalah kebiasaan orang-orang Yahudi yang terpaksa harus melewati daerah orang-orang kafir. Dengan pengebasan itu mereka membuang segala kotoran dari daerah itu yang menajiskan dan mendatangkan hukuman Allah.

Maka sehubungan dengan pengutusan para murid, pengebasan debu merujuk pada peringatan agar orang merenungkan sikapnya dalam menanggapi pemberitaan Injil. Menolak pemberitaan itu berarti menolak tawaran penyelamatan Allah. Untuk itulah Yesus mengutus para murid pergi berdua-dua.

Berdua-dua penting demi terjaminnya kebenaran sebuah kesaksian (bdk Ul 17:6; Bil 35:50). Berdua-dua dapat meringankan beban pekerjaan dan derita kegagalan. Berdua-dua menjauhkan diri dari kesombongan pribadi atas kesuksesan. Warta yang sama dari dua orang pun lebih meyakinkan.

Yesus mengutus para murid pergi merasul berdua-dua, dan tidak melakukannya seorang diri saja. Karena itu, mari kita bekerja sama, baik yang berjubah maupun yang tidak berjubah dalam memberitakan Injil.

Merasul bukan hanya pekerjaan kaum berjubah saja, melainkan menjadi pekerjaan semua murid Kristus dengan lebih mengandalkan bantuan Allah daripada kemampuan sendiri dan kelengkapan sarana.

  •  Renungan   Doa   Buat  Kita.

Allah Bapa kami kekuatan para kudus, Santo Paulus Miki dan teman-temannya Kaupanggil melalui salib kepada kehidupan. Dengarkanlah doa permohonan mereka, agar iman yang kami akui dan kami hayati, juga kami pegang teguh sampai mati.

Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin

  • KARUNIA BERBEDA-BEDA, TETAPI SATU IMAN

1 Korintus 12:3

Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata–kata oleh Roh Allah, dapat berkata-kata “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan” selain oleh Roh Kudus.

Di ayat sebelumnya (Ayat 2), Paulus membedakan keadaan jemaat di Korintus, pada waktu mereka belum mengenal Allah dengan keadaan sesudah mereka di dalam Kristus. 

Dahulu mereka masih menyembah berhala–berhala, yang bisu dan tidak bergerak. Tetapi sekarang, setelah mendengarkan pemberitaan Injil Yesus melalui rasul-Nya dan tuntutan Roh Kudus, mereka hanya menyembah Allah yang benar.

Karena jemaat di Korintus ini masih sangat baru dan muda, maka dalam ayat bacaan kita hari ini Paulus memberikan mereka sebuah pedoman agar mereka tahu tentang sifat orang yang sudah dipenuhi Roh Kudus. Jika seseorang sudah dipenuhi Roh Kudus, pasti dia sudah memiliki hubungan erat dengan Allah.

 Maka jika seseorang menghina Tuhan Yesus atau mengurangi keilahian-Nya dengan berkata: “Terkutuklah Yesus!” pasti perkataan ini tidak diilhami oleh Roh Kudus. Sebaliknya, setiap perkataan yang menyatakan: “Yesus adalah Tuhan”, tentu ia diilhami oleh Roh Kudus.  

Paulus sengaja tidak memakai nama Yesus Kristus melainkan Yesus saja, untuk menunjukkan bahwa Yesus itu sungguh-sungguh 100% manusia dan sungguh-sungguh 100% Tuhan.

Memang pada saat itu orang-orang Yahudi menganggap bahwa orang-orang yang terkutuk adalah orang-orang yang disalibkan. Tetapi Yesus mau disalibkan justru untuk memikul kutukan akibat dosa terhadap manusia sehingga dengan salib-Nya Yesus menebus dan menyelamatkan manusia. 

Itulah yang harus kita pahami dengan jelas. Sehingga walaupun kita memiliki karunia yang berbeda-beda, kita tetap satu Roh yang mengakui Yesus adalah Tuhan yang mengasihi kita. Oleh sebab itu melalui keragaman talenta yang kita miliki, marilah dalam satu iman kita memuliakan Tuhan kita. 

Doa : 

Tuhan, terima kasih atas karunia-karunia yang Engkau berikan kepada kami masing-masing. Tolong ajarkan kami untuk saling mengasihi di dalam satu iman kepada-Mu. 

Berapa jumlah murid murid Yesus?

Dalam periode Yesus Kristus masih hidup, 12 murid-murid tersebut merupakan sebagai teman perjalanan Yesus Kristus dalam mewartakan kerajaan Allah. Mereka duduk bersama, makan bersama dan setia sampai dengan sepeninggalnya Yesus Kristus. Mereka inilah yang disebut kelompok inti.

Mengapa Yesus mengutus 70 murid itu?

Ketika Yesus mengutus tujuh puluh murid-Nya untuk pergi misi, Ia memberi mereka visi tentang ladang luas yang siap dipanen untuk Kerajaan Allah. Yesus sering menggunakan gambaran tuaian atau panenan untuk menyampaikan kedatangan pemerintahan Allah di bumi.

Mengapa Yesus mengutus murid murid

bahwa alasan Tuhan Yesus mengutus para murid adalah untuk mendahului-Nya dengan maksud mempersiapkan jalan bagi Dia yakni pelayanan-Nya.

Mengapa dalam mengutus para murid

Jawaban: Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.