Barangsiapa yang lebih berat amal buruknya maka dia akan dimasukkan ke neraka yang disebut Brainly

Barangsiapa yang lebih berat amal buruknya maka dia akan dimasukkan ke neraka yang disebut Brainly

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tentang timbangan amal manusia di padang mahsyar. / Tangkap layar YouTube.com / Adi Hidayat Official

PortalJember.com - Saat hari kiamat, manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan di padang mahsyar untuk ditimbang amal ibadahnya, baik amal baik maupun buruk.

Seseorang yang timbangan amal baiknya lebih berat daripada amal buruknya maka akan ditempatkan di surga, dan sebaliknya jika lebih berat amal buruknya maka akan ditempatkan di neraka.

Lantas, bagaimana dengan seseorang yang timbangan amalnya seimbang? Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan dalam salah satu video ceramahnya.

Baca Juga: Ngeri! Orang Ini Dihukum Berat Saat Meninggal karena Suka Pelihara 'Boneka' Kata Ustadz Adi Hidayat

Dikutip PortalJember.com pada kanal YouTube Ceramah Pendek yang diunggah pada 1 Agustus 2018, berikut penjelasannya.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa orang yang timbangan amalnya seimbang tidak dimasukkan surga atau neraka.

Orang tersebut akan ditempatkan pada sebuah bukit yang terletak di antara surga dan neraka. Orang yang timbangan amalnya seimbang mendapatkan siksa berupa pendengaran yakni jeritan orang yang disiksa di neraka.

Baca Juga: Tidak Terbayangkan, Ini Siksaan Paling Ringan di Neraka Menurut Ustadz Adi Hidayat

"Saking tingginya dia di tempat ini, bisa mengamati orang-orang yang mendapatkan kenikmatan surga enak tapi dia belum masuk.

Sumber: Youtube Ceramah Pendek

Arti mizan secara bahasa yang dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dari Kementerian Agama RI [Kemenag] adalah timbangan amal. Sebab itu, Yaumul Mizad adalah hari penimbangan antara perbuatan baik dan buruk manusia sewaktu di dunia yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Setiap perbuatan manusia ditimbang dengan timbangan keadilan Allah agar diketahui secara yakin dan pasti tentang amal baik dan buruk yang telah dikerjakannya. Timbangan keadilan Allah tersebut memiliki ketepatan yang akurat, bahkan untuk menimbang perbuatan manusia yang terkecil sekalipun.

Terkait keakuratan timbangan keadilan Allah tersebut sesuai dengan yang dinukil dari Surah Al Anbiya ayat 47,

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ

Artinya: "Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya [pahala]. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan." [QS. Al Anbiya: 47].

Melalui hasil timbangan dari Yaumul Mizan ini, Allah akan memberikan balasan yang setimpal bagi manusia. Untuk orang-orang dengan timbangan amal buruknya lebih berat dibandingkan dengan amal baiknya, maka Allah siapkan api neraka baginya. Begitu pun sebaliknya. Allah SWT berfirman,

[102] فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ[103] وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ

[104] تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ

Artinya: "Barangsiapa berat timbangan [kebaikan]nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa ringan timbangan [kebaikan]nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam. Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat." [QS. Al Mu'minun: 102-104].

Baca juga: Gambaran Kiamat Kubra Terdapat Pada Surah Apa? Ini Jawabannya

Melansir dari buku Antologi Tafsir: Esai-Esai Interpretasi Tematik Al-Qur'an Civitas Akademika STIQ Al-Lathifiyyah Palembang karya Alisa Digna Anjani, dkk, tidak hanya manusia yang terkena peradilan dari Allah saat Yaumul Mizan. Namun, hewan-hewan juga mendapatkan balasan sesuai dengan yang sudah diperbuat oleh mereka semasa di dunia.

Setelah melalui penimbangan amal perbuatan saat Yaumul Mizan, para manusia kemudian akan melewati sirath. Sirath ini adalah jembatan untuk membawa mereka ke surga atau neraka yang wujudnya sangat tajam dan tipis, bagaikan satu helai rambut yang dibelah menjadi tujuh helai. Setiap manusia melewati sirath tersebut dengan bermacam-macam cara sesuai dengan amal yang telah diperbuatnya.

Setelah memahami penjelasan dan gambaran tentang Yaumul Mizan, semoga kita semua bisa mengambil hikmah dengan mempersiapkan bekal di akhirat sebaik mungkin. Aamiin.

Simak Video "Wajah Baru Film 'Surga yang Tak Dirindukan 3'"

[Gambas:Video 20detik]

[rah/erd]

hari kiamat hari akhir hari penimbangan sirath surga neraka al quran pendidikan agama islam hikmah

Yaumul hisab adalah hari di mana semua amal manusia akan diperhitungkan. Sekecil apapun perbuatan manusia, baik maupun buruk akan diperhitungkan oleh Allah SWT dan diberi balasan yang setimpal.

Nantinya, mulut manusia tidak dapat berdusta karena mulut akan dikunci dan anggota lainnya akan menjadi saksi terhadap semua perbuatan yang pernah dilakukan.

Dalil yaumul hisab terdapat dalam Quran surat Al Anbiya ayat 47 yang berbunyi

Arab: وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَ

Latin: wa naḍa'ul-mawāzīnal-qisṭa liyaumil-qiyāmati fa lā tuẓlamu nafsun syai`ā, wa ing kāna miṡqāla ḥabbatim min khardalin atainā bihā, wa kafā binā ḥāsibīn

Artinya: Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya [pahala]. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.

Baca juga: Doa Tahun Baru Islam, Bisa Dibaca Jelang 1 Muharram 1442 H

Dalil Yaumul Mizan

Sementara itu, yaumul mizan adalah hari penimbangan amal manusia. Di saat itu, bila amal baik manusia lebih berat dibanding dengan buruknya maka ia akan masuk ke surga.

Sedangkan, bila amal buruknya lebih besar dibanding amal baiknya maka ia akan dimasukkan ke neraka. Dalilnya berdasarkan quran surat Al Zalzalah ayat 7 dan 8

Arab: فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ
وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

Latin: fa may ya'mal miṡqāla żarratin khairay yarah
wa may ya'mal miṡqāla żarratin syarray yarah

Artinya: Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat [balasan]nya,
dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat [balasan]nya.

Semoga sahabat Hikmah bisa memahami perbedaan Yaumul Hisab dan Yaumul Mizan ya!

[pay/erd]

hikmah yaumul hisab dan yaumul mizan hari akhir kiamat

Mizan adalah timbangan amal di akhirat.

Sabtu , 23 Jan 2021, 00:20 WIB

Blogspot.com

Mizan, Ketika Amal Manusia Ditimbang Oleh Allah. Foto: Mizan, Ketika Amal Manusia Ditimbang Oleh Allah. Foto: Pengetahuan tentang akhirat [ilustrasi].

Rep: Meiliza Laveda Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Amal ibadah manusia akan dipertanggung jawabkan di hari akhirat kelak. Allah Maha Mengetahui bahwa ada setan yang selalu merayu dan mengganggu manusia. Oleh karena itu, Allah masih menoleransi orang-orang yang melakukan dosa, selama beban dosanya tidak lebih berat dari beban kebaikannya.Dalam konteksi ini, Allah menyebutnya sebagai Mizan atau Timbangan. Dalam surat al-A’raf ayat 8-9, Allah berfirman:وَالْوَزْنُ يَوْمَىِٕذِ ِۨالْحَقُّۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَوَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَظْلِمُوْنَWal-waznu yauma`iżinil-ḥaqq, fa man ṡaqulat mawāzīnuhụ fa ulā`ika humul-mufliḥụn. Wa man khaffat mawāzīnuhụ fa ulā`ikallażīna khasirū anfusahum bimā kānụ bi`āyātinā yaẓlimụn. Timbangan pada hari itu [menjadi ukuran] kebenaran. Maka barangsiapa berat timbangan [kebaikan]nya, mereka itulah orang yang beruntung, dan barangsiapa ringan timbangan [kebaikan]nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.Pakar Tafsir Alquran asal Indonesia, Prof. M. Quraish Shihab mengatakan dalam bukunya, Kematian Adalah Nikmat, maksud dari ayat tersebut adalah Timbangan [yang digunakan menimbang amal-amal manusia] pada hari [Kebangkitan] adalah kebenaran. Bisa juga dikatakan yang berlaku pada hari itu adalah timbangan yang penuh keadilan, tidak ada kecurangan. Semuanya benar, tidak ada yang berlebih atau berkurang sedikit pun.Oleh karena itu, mereka yang memiliki timbangan kebaikan berat, maka mereka mempunyai kedudukan tinggi dan memperoleh surga. Namun, mereka yang memiliki timbangan kebaikan lebih rendah daripada timbangan keburukan digolongkan orang yang merugi. Sebab, mereka jauh dari rahmat Allah.Mayoritas ulama berpendapat, amal kebaikan dan kejahatan setiap orang akan ditimbang serta nasib seseorang ditentukan dari hasil timbangan mana yang lebih berat. Ada pula ulama yang berpendapat timbangan berfungsi untuk menampilkan beratnya amal kebajikan dan ringannya amal buruk.Jadi, amal yang tidak memenuhi syarat atau disebut amal buruk pasti timbangannya ringan. Sedangkan amal baik akan berat. Setiap amal memiliki tolok ukur untuk diterima Allah dan yang tidak memenuhi tolok ukur akan ditolak.Semakin banyak amal baik, semakin berat timbangan dan semakin banyak amal buruk, semakin ringan timbangan. Bahkan, bisa jadi timbangan seseorang tidak memiliki berat sama sekali. Shalat yang diterima Allah, ada syarat berat yang harus dipenuhi. Jika kurang dari syarat itu, akan ditolak, termasuk zakat, haji, dan setiap amal baik manusia.

Yang jelas, Muslim harus percaya akan hari Kemudian dan ada yang disebut penimbangan amal. Terkait cara menimbang dan alatnya, tidak perlu diketahui. Terpenting, Muslim harus percaya ketika itu, keadilan Allah akan sangat nyata dan sempurna dan tak ada seorang pun walau yang terhukum mengingkari keadilan itu.

Baca Juga

  • Kasus Curanmor di Jepara Spesialis Mobil Antik
  • FKAPHI Usul Kapolri Beri Tanda Jasa Petugas Haji Unsur Polri
  • Nadiem: Pendampingan Orang Tua Jadi Kunci PJJ Sukses

  • mizan
  • allah
  • ketika amal ditimbang Allah
  • amal manusia

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Subscribe to Notifications

Untuk menambah wawasan kita tentang ilmu agama Islam, penting sekali kita mengetahui apa itu Yaumul Mizan.

Mungkin kebanyakan orang itu hanya paham, kelak akan datang hari kiamat. Tidak tahu jika ada Yaumul Hisab, Yaumul Jaza, Yaumul Mizan dan yang lainnya.

Bagi Anda, yang masih belum mengetahuinya, simak penjelasannya berikut ini.

Mizan atau timbangan merupakan alat untuk mengukur sesuatu yang berdasarkan pada berat dan ringan. Akan tetapi Mizan di hari akhirat kelak adalah, sesuatu yang Allah letakkan pada hari kiamat.

Fungsinya adalah untuk menimbang amalan daripada hamba-Nya. Oh, iya pengertian yaumul mizan tersebut juga bersifat hakiki dan memang benar-benar ada.

baca juga: Pengertian Syirik dan Contohnya, Ketahui Untuk Dapat Menghindarinya

Dalil Tentang Mizan di Akhirat Kelak

Namun, juga harus Anda ingat, bahwa hal tersebut hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Tentang seberapa besar ukurannya. Meskipun langit dan bumi yang berada pada daun timbangan tersebut, niscaya mizan masih akan tetap lapang.

Dalam hadis riwayat Hakim menjelaskan, Rasulullah SAW bersabda, Pada hari kiamat kelak, mizan akan ditegakkan. Apabila ia digunakan untuk menimbang langit serta bumi, ia tetap akan lapang.

Kemudian, Malaikat berkata, Wahai Rabb-ku, untuk siapa timbangan tersebut? Allah SWT berfirman, semua hamba-Ku. Malaikat kembali berkata, Maha Suci Engkau, kami tidak akan beribadah kecuali hanya Kepadamu dengan sebaik-baiknya.

Arti dari hadis riwayat Al-Hakim tersebut, juga menjadi pengertian Yaumul Mizan. Kita bisa menyimpulkan, bahwa mizan yang sudah Allah siapkan memang benar besar dan lapang.

Bahkan, untuk menimbang langit dan bumi pun, mizan tersebut masih lapang. Bayangkan seberapa luasnya. Jangankan amal kita, langit bumi saja, masih luas.

Bukan hanya itu saja, kebenaran dari pengertian Yaumul Mizan tersebut, juga terdapat dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 47.

baca juga: Pengertian Tauhid Asma Wa Sifat Lengkap dengan Contoh dan Manfaatnya

Apa Saja yang Akan Allah Timbang

Bukan hanya pengertian yaumul mizan saja yang perlu untuk kita ketahui. Lalu apa saja? Sudah tahukah Anda, kelak apa saja yang bakal Allah timbang? Mengenai hal ini, masih terdapat beberapa orang yang belum memahaminya.

Untuk itu sebagai muslim yang baik, sudah kewajiban kita mengetahuinya. Dengan tujuan, semoga kita mampu mempersiapkan semasa di dunia. Bukan dengan bodohnya, mencintai dunia yang fana.

Amal, merupakan hal yang bakal Allah timbang pertama kali. Sebagaimana dalam hadis riwayat Muslim. Ada dua kalimat yang ringan akan tetapi mempunyai timbangan yang berat pada hari kiamat kelak. Kalimat tersebut juga dicintai oleh Allah. “Subhanallahi wa bihamdi, subhanallahil’adzim.

Selanjutnya adalah orang. Maksudnya adalah, berat atau tidaknya timbangan itu berdasarkan pada kadar keimanan seseorang. Perlu menjadi pengetahuan penting juga untuk Anda, kelak bakalan ada seorang laki-laki yang gemuk dan besar.

Mungkin secara timbangan manusia dia sangat berat. Akan tetapi timbangan Allah SWT menyatakan bahwa beratnya hanya sesayap nyamuk.

Padahal dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat 105, Allah SWT berfirman:

Selanjutnya adalah, lembaran catatan amal. Kelak, kita akan disuguhkan dengan 99 gulungan catat dosa. Setiap gulungan tersebut mempunyai panjang sejauh mata memandang.

Sudahkah Anda memahami pengertian yaumul mizan? jika sudah, mari bersama memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. [Muhafid/R6/HR-Online]

This post was last modified on September 26, 2021 9:10 PM

Para ulama menyampaikan pandangannya perihal apa saja yang menjadi pertimbangan pada saat hari akhirat. Tiga pendapat yang disimpulkan adalah:

  1. Amal. Didukung dengan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ، حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

Artinya:

“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat dalam timbangan [pada hari Kiamat], dan dicintai oleh ar-Rahman [Allah Yang Maha Pengasih]: Subhaanallohi wa bihamdihi dan Subhanallohil ‘Azhim.” [Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6406, 6682, dan Muslim, 2694].

  1. Orang. Berat atau tidaknya sebuah timbangan dihitung berdasarkan kadar keimanan seseorang. Rasulullah SAW bersabda:

ADVERTISEMENT

إِنَّهُ لَيَأْتِي الرَّجُلُ الْعَظِيْمُ السَّمِيْنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَزِنُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ

Artinya:

“Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk.” Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: ”Bacalah..

فَلاَ نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا [105]

“Dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi [amalan] mereka pada hari Kiamat.” [QS. Al-Kahfi: 105]. [Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4729 dan Muslim, no. 2785]

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

LihatYaumul mizan. Foto: Pixabay
  1. Lembaran catatan amal. Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda [yang artinya]:

“Sungguh Allah akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat dimana ketika itu dibentangkan 99 gulungan catatan [dosa] miliknya. Setiap gulungan panjangnya sejauh mata memandang, kemudian Allah berfirman: ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua catatan ini? Apakah para [Malaikat] pencatat amal telah menganiayamu?,’ Dia menjawab: ‘Tidak wahai Rabbku,’ Allah bertanya: ‘Apakah engkau memiliki udzur [alasan]?,’ Dia menjawab: ‘Tidak Wahai Rabbku.’ Allah berfirman: “Bahkan sesungguhnya engkau memiliki satu kebaikan di sisi-Ku dan sungguh pada hari ini engkau tidak akan dianiaya sedikitpun. Kemudian dikeluarkanlah sebuah kartu [bithoqoh] yang di dalamnya terdapat kalimat:

ADVERTISEMENT

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Artinya:

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

[HDP]

Video yang berhubungan