Teknik pewarnaan Gram dimulai dari pengambilan spesimen, kemudian dilanjutkan dengan persiapan apusan, pewarnaan Gram, dan pemeriksaan slide di bawah mikroskop. Bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal (20-80 nm), sehingga akan mengambil kompleks stain-mordant primer dan akan tampak biru atau ungu di bawah mikroskop. Sementara itu, bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis (1-3 nm) dan persentase ikatan silang yang rendah diikuti dengan lapisan membran luar yang tipis (7-8 nm), sehingga tidak mengikat kompleks stain-mordant dan akan tampak merah di bawah mikroskop.[1] Persiapan Pasien Persiapan pasien bergantung pada jenis sampel yang diambil. Beberapa jenis sampel yang dapat diambil antara lain sampel darah, biopsi jaringan, cairan serebrospinal, cairan sinovial, lavase bronkoalveolar, sputum, nanah, duh tubuh, dan urin.[2,8,9]
Peralatan Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam melakukan pewarnaan Gram antara lain:
Bahan-bahan yang diperlukan dalam melakukan pewarnaan Gram antara lain:
Prosedural Prosedur pewarnaan Gram terdiri dari persiapan apusan, pewarnaan Gram, dan pemeriksaan di bawah mikroskop. Persiapan Apusan Cara mempersiapkan apusan yang akan diwarnai adalah :
Pewarnaan Gram Pewarnaan Gram dilakukan dengan cara :
Kesalahan dalam Prosedur Pewarnaan Gram Terdapat beberapa kesalahan yang dapat terjadi saat melakukan prosedur pewarnaan gram, antara lain:
Interpretasi Pada akhir prosedur pewarnaan gram, dilakukan interpretasi dari preparat. Bakteri Gram positif akan berwarna biru atau ungu, contohnya Staphylococcus sp dan Streptococcus sp. Bakteri Gram negatif akan berwarna merah atau merah muda, contohnya E.coli dan Salmonella typhi. Fungi seperti Candida dan Cryptococcus dapat juga diperoleh pada pemeriksaan Gram.[4] Beberapa jenis bakteri memiliki sifat Gram variabel, di mana dapat terlihat campuran sel berwarna ungu dan merah muda. Genus bakteri Actinomyces, Arthrobacter, Corynebacterium, Mycobacterium, dan Propionibacterium memiliki dinding sel yang rentan mengalami kerusakan saat pembelahan sel, sehingga dapat memiliki tampilan Gram negatif. Bakteri Bacillus, Butyrivibrio, dan Clostridium memiliki penurunan ketebalan peptidoglikan dalam perkembangannya, sehingga beberapa sel akan terlihat Gram negatif.[10] Gardnella memiliki dinding sel Gram positif yang berbeda, sehingga menyebabkan hasil pewarnaan menjadi Gram negatif atau Gram variabel.[4] Follow up Setelah prosedur selesai dilakukan, hasil dilaporkan berdasarkan standard operating procedures (SOP) laboratorium setempat. Hasil yang signifikan kemudian dapat dilaporkan pada ahli patologi atau dokter penanggung jawab pasien. Hasil pewarnaan Gram dapat membantu dokter menentukan diagnosis awal dan pemilihan antibiotik, sambil menunggu hasil kultur dan sensitivitas antibiotik.[2]
1. Moyes RB, Reynolds J, Breakwell DP. Differential Staining of Bacteria: Gram Stain. Current Protocols in Microbiology, 2009. doi:10.1002/9780471729259.mca03cs15 2. Thairu Y, Nasir IA, Usman Y. Laboratory perspective of gram staining and its significance in investigations of infectious diseases. Sub-Saharan Afr J Med 2014;1:168-74 4. Smith AC, Hussey MA. Gram Stain Protocols. American Society for Microbiology, 2005. https://www.asm.org/getattachment/5c95a063-326b-4b2f-98ce-001de9a5ece3/gram-stain-protocol-2886.pdf 8. O’Horo JC, Thompson D, Safdar N. Is the Gram Stain Useful in the Microbiologic Diagnosis of VAP? A Meta-analysis. Clin Infect Dis. 2012 Aug 15;55(4):551–61. 9. Kaftandzieva A, Cekovska Z, Kaftandziev I, Petrovska M, Panovski N. Bacteriology of Wound - Clinical Utility of Gram Stain Microscopy and the Correlation with Culture. Macedonian Journal of Medical Sciences. 2012 Mar 1;5(1):72–7. 10. Jain A, Jain R, Jain S. Staining Methods – Simple Staining, Negative Staining, Gram’s Staining and Acid-Fast Staining. In: Jain A, Jain R, Jain S, editors. Basic Techniques in Biochemistry, Microbiology and Molecular Biology: Principles and Techniques. New York, NY: Springer US; 2020. p. 111–6. (Springer Protocols Handbooks). Available from: https://doi.org/10.1007/978-1-4939-9861-6_31 Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop.[1] Disisi lain, bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau merah muda.[1] Perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan Gram.[2] Prosedur ini ditemukan pada tahun 1884 oleh ilmuwan Denmark bernama Christian Gram dan merupakan prosedur penting dalam klasifikasi bakteri.[3] Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum pada manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan.[2] Sekitar 90 persen dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat.[1] Di sisi lain, bakteri gram negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel.[2] Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara membran dalam dan membran luarnya.[2] Berikut ini adalah karakteristik dari bakteri Gram positif dan negatif. Prescott LM, Harley JP, Klein DA. 2002. Microbiology. 5th Ed. Boston: McGraw-Hill.
Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Skema dinding sel bakteri gram positif Berikut ini adalah klasifikasi dari bakteri Gram positif.
Berikut ini adalah penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan bakteri Gram positif dan negatif.[4]:
|