Bahasa bataknya sudah makan apa belum?

MEDAN, Sumutnews | Selain terkenal dengan menara tirtanadi, istana maimoon dan masjid raya al mashun yang megah, Kota Medan juga terkenal dengan aksen dan logat bicara khusus yang tak akan dijumpai di wilayah lain di Indonesia.

Tetapi kamu tahu gak, kalau bahasa dan logat orang di Medan ternyata bukan lah berasal dari Batak seperti stigma yang selama ini diketahui orang-orang di luar Medan. Namun sudah terdiri dari campuran berbagai logat dan aksen daerah dari berbagai suku yang ada di Sumatera Utara.

Nah, agar kamu lebih paham bahasa dan logat yang sering kali diucapkan oleh orang Medan, berikut ini kata-kata yang sering digunakan sehari-hari dalam percakapan di Medan :

Aci: Boleh. Ex. Ngak acilah main curang oiii (Tidak bolehlah main curang oii)

Alamak: Expresi yang berasal dari kata Alah Mak.

Alip: Permainan. Seperti pada alip cendong/benteng: Permainan menjaga tiang. Yang kalah menjaga tiang. Setelah penjaga tiang menutup mata, teman-temannya bersembunyi, lalu akan berusaha memegang tiang itu tanpa sepengetahuan si penjaga tiang, atau sebelum didahului penjaga tiang.

Anak Mudanya: Aktor dalam drama atau film. Pada umumnya yang berperan sebagai Jagoan.

Angek: Iri, cemburu, atau tidak suka

Apek: Panggilan buat lelaki Tionghoa yang sudah tua.

Balen: Minta atau bagi. Ex. Balen lah bonbonmu. (Bagilah permenmu)

Baling: Rusak, ada yang tidak beres. Ex. Macam baling ku lihat ban kereta bapak. Baling juga kadang digunakan untuk orang yang artinya menyatakan ketidak beresan. Ex. Sudah baling ku lihat kawan itu, omong sendiri sejak tadi.

Bang: Dari kata Abang. Panggilan untuk laki-laki yang lebih tua

Begadang: Jenis kerupuk berwarna coklat dan umumnya berbentuk segi empat.

Bereng: Melirik atau melihat

Berondok: Bersembunyi, ngumpet

Broti: Kayu yang biasanya dipakai untuk tiang

Berselemak: Berlepotan. Ex. Tidurlah kau sana, omongmu pun sudah berselemak

BK: Plat kendaraan bermotor. Plat motor di Sumatera Utara memang BK. Ex: Berapa nomor BK mu? (Berapa nomor plat mobilmu?)

Cabo: Gadis (Perempuan baik-baik)

Cak: Coba. Ex. Cak kau pakai dulu gitar itu

Cakap: Ngomong, berbicara. Ex. Diam dulu kau Poltak, banyak kali cakapmu

Cakap Kotor: Bicara tidak senonoh

Celat : Cadel. Ex. Tidak bisa bilang R

Cem/Cam : Seperti, macam, kayak, biasa dipadukan dengan kata mana. Ex. Cemmana jadinya?  (Bagaimana jadinya).

Cendek: Dangkal. Ex. Tidak takut aku berenang disungai itu, cendek koq airnya

Cengkunek: Lagak, gaya atau omong kosong. Ex. Jangan banyak cengkunekmulah, beli rokok saja tidak bisa

Cincong: Omong, alasan. Ex. Jangan banyak cincongmu. (Jangan banyak omongmu)

Cop: Ucapan sebagai pertanda minta istirahat dulu. Ex. Aku cop dulu ya, mau ke kencing

Dekak-dekak: Abacus, alat hitung Cina dari jajaran kayu (biasanya 10 baris) yang masing-masing jajar terdiri atas 10 bola sebagai satuan hitung.

Deking: Orang pihak ketiga yang membantu seseorang untuk mengatasi masalah atau untuk mendapatkan sesuatu. Ex: Poltak, siapa rupanya dekingmu, kok cepat kali dapatmu kerja di PT itu?

Demon: 1. Demonstrasi; demo. Ex. Pak keplor didemon sama warganya sendiri. 2. Hebat, gaya. Ex. Pembalap itu demon kali bah.

Dongok/dogol/bedogol: Bodoh, pander

Eskete: Orang yang saling bermusuhan

Estra: Maksudnya preview film di televisi atau bioskop. Ex. Aku belom sempat nonton di bioskop, tapi estranya sudah

Gacok: Jagoannya. Ex. Mana gacok kau, kita adulah

Gaprak : Dari bahasa jawa. Menghantam kaki dalam sepakbola atau permainan. Ex. Kakinya digaprak lawan.

Gecor: Besar mulut, ga bisa menyimpan rahasia

Gedabak: Besar. Ex. Gedabak kali badan abang

Geropes: Geripis, gigi yang hancur atau terkikis karena banyak makan makanan manis. Ex. Itu lah, banyak makan bonbon, akhirnya giginya gerepes semua

Gerot: Akronim dari geger otak; merujuk pada orang yang tingkahnya aneh, gila.

Getek: 1. Genit. 2. Alat transpot penyeberangan di sungai

Golek-golek: Berbaring-baring santai; tidur ayam

Gondok: Dongkol atau kesal

Goni botot: Tukang botot. Julukan buat penjual atau pembeli barang-barang bekas. Mereka berkeliling kampung, membeli kompor rusak, kertas/koran bekas, dsb.

Hajab: Hancur, Mampos (Akan mendapat masalah atas perbuatannya). Ex. Hajablah kau nanti dimarahi mamak, main main saja kerjamu.

Hambus: Pergi! (Jauh-jauh). Kata ini suka dipakai oleh koran Waspada.

Honda: Sepeda motor. Di Sumatera Utara masih banyak orang mengatasnamakan semua sepeda motor dengan kata HONDA. Ex: Naik apa tadi datang kesini kau Poltak? Naik Honda. Walaupun sepeda motornya Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dll tetap saja dibilang Honda.

Hubar-habir: Berantakan, acak-acakan, idem

Ikan Laga: Maksudnya ikan cupang/ikan aduan

Jelutung: Kayu albasia. Kayu yang lunak dan biasa untuk bahan prakarya

Kaco: Menyebut sesuatu yang kurang beres atau berjalan tdk sesuai harapan. Ex. Kaco kali kerjaan kau, tak pernah beres.

Kak: Dari kata Kakak. Panggilan untuk perempuan yang lebih tua

Kali: Banget atau sangat. Ex: Hebat kali anak itu main bola nya bah. (Bagus benar tuh anak main sepak bolanya, gileee booo)

Kamput: Singkatan dari kambing putih, merek minuman keras murahan. Ex. Si Ucok tenggen gara-gara minum kamput

Kanan: Selain digunakan seperti arti pada KBBI, juga digunakan untuk menyebutkan posisi tempat. Lihat: Kiri

Kau: Kamu. Walaupun kata KAU itu bahasa resmi Indonesia, tapi penggunaannya lebih akrab di kawasan Sumatera utara. (Lebih dominant dibanding penggunaan Kamu)

Kedan: Teman, sohib (Berasal dari bahasa batak)

Kede Sampah: Warung kelontong kecil

Kede: Dari kata Kedai yang berarti warung

Kek: Kayak, biasa dipadukan dengan kata mana. Ex. Kek mananya kau ini, janjimu kemarin kau datang. Lihat Juga: Cem

Kelir: Pinsil warna (Sebagai kata benda). Kate kerja tetap memakai “Mewarnai”

Kepling: Kepala lingkungan

Keplor: Kepala lorong. Banyak tempat Sumut jarang menggunakan kata RT/RW.

Kerepak Peak: Makian, mengacu pada kondisi ancur-ancuran.

Kilik: Mirip lego; mendrible bola. Ex. Dikiliknya bola itu sampai pemain lawan terkecoh

Kiri: Selain digunakan seperti arti pada KBBI, Di Sumut pada umumnya orang mengunakan kata kiri untuk menyebutkan posisi tempat. Ex: Kantor bapakku sebelah kiri kantor pos itu. Hal ini berbeda dengan di daerah lainnya, seperti di Jawa orang menggunakan istilah utara, barat, timur, dan selatan.

Kocik: Dari bahasa Melayu berarti kecil

Kombur: Ngobrol (Arti positif), Banyak omong (Arti negatif)

Kondor: Kendor, longgar. Ex. Celanaku kondor, harus dikecilkan

Kongsi : Bagi-bagi, sama rata

Kopek: Kupas, kelupas. Ex. Jangan kau kopek lukanya, nanti tambah para

Kornel: Tendangan pojok/penjuru dalam sepak bola. Plesetan dari "Corner"

Koyak: Robek/Sobek. Ex. 1. Celanaku koyak. 2. Kukoyak-koyak kertas hasil ujianku

Kuaci: Bukan kwaci makanan, tapi permainan berupa cetakan plastik dengan beragam wujud, seperti Bruce Lee, kelinci, gajah, mobil, dsb. Dipakai utk mainan dan juga sebagai barang taruhan.

Langgar : Tabrak. Ex. Ibu Mila meninggal dilanggar kereta

Langgar: Musola. Ex. Pak Haji biasa sembayang di langgar. Langgar berbeda dengan Mesjid. Langgar indentiknya lebih kecil dibanding Mesjid.

Lantak: Habis; habisi. Ex. Dilantaknya semua hidangan itu. Ex. Rumah itu dilantak sijago merah

Lasak: Banyak gerak, tidak bisa tenang

Lego: Drible bola. Ex. Jago kali ah nge-lego bolanya

Lencong [Tai lencong]: Tahi ayam yang hijau, bentuknya seperti pucuk es krim menjulang

Lengkong: Cincau hitam, buat campuran es sirop

Lepoh: Bodoh (Lepoh kali, gitu aja nggak bisa)

Lepuk: Pukul. Ex. Dilepuk orang sekampung dia

Lereng: Sepeda besar atau sepeda janda

Lewong: 1. Putus. Ex. Layangannya lewong; 2. Hilang, raib. Ex. Lewong uangku disikat dia?

Ligat: Lincah, lihai, cepat. Ex. Ligat kali dia kalo kerja

Limper: Lima perak. Dipakai untuk menyebut uang Rp 5 rupiah. Istilah limper semakin hilang seiring hilangnya pecahan lima rupiah.

Limpul: Lima puluh. Dipakai untuk menyebut uang Rp 50 rupiah

Limrat: Lima ratus. Dipakai untuk menyebut uang Rp 500 rupiah

Litak: Habis, kondisi capek sekali

Loak: Payah, Bodoh. Ex. Loak kali kau pun, gitu aja nggak bisa

Lobok: Kedodoran, kebesaran. Ex. Celananya lobok

Locak: 1. Kalah terus menerus. Ex. Aih mak, locak kawan tu pas main ceki. 2. Batu locak : Sejenis permainan dengan batu pipih dengan  kelereng atau benda bulat kecil lainnya. Si kalah berusaha melempar kelereng atau benda bulatnya ke dalam lubang sasaran, sementara pemain lainnya berusaha menjauhkan benda bulat itu, atau setidaknya melempar melampaui si benda bulat.

Lokal: Ruang kelas. Ex. Si Adi lagi di lokal, belum keluar

Longoh: Bodoh, tolol. Ex. Dasar longoh, udah tau bahaya bukannya menghindar

Lorong: Gang. Ex. Dilorong mana tinggalmu

Main-main; keluar main-main: Istilah untuk jam istirahat sekolah. Ex. Keluar main-mainnya jam berapa ya?

Manipol: Akronim dari mandailing polit. Mandailing pelit/kikir; istilah stereotip suku mandailing, suku di Kab. Tapanuli Selatan. Padahal belum tentu benar.

Masuk Angin: Melempem (Khusus buat makanan, kue, atau kerupuk). Ex. Kerupuknya nggak enak, udah masuk angin.

Mayung: Makanan enak dari bihun

Melalak: Hobinya keluar rumah, ga betah di rumah. Sebuah sifat yang lebih diarahkan kepada perempuan. Konotasinya negatif.

Mentiko: Belagu, sifat orang yang suka merasa paling hebat dan suka cari masalah

Mereng: Miring, sering juga disebut mencong

Merepet: Marah dengan menggunakan kata-kata

Merling: Bercahaya, mengkilap. Ex. Kalungnya merling kali

Mersi: Mereng sikit, setengah pesong

Minyak Lampu: Minyak tanah

Minyak Makan: Minyak goreng

Monza: Akronim dari Monginsidi Plaza, tempat jualan pakaian bekas; mengacu pada penyebutan semua jenis barang second/bekas.

Nembak: Bukan menembak, atau nembak cewek, tapi istilah untuk makan tapi nggak bayar. Ex. Si Ucok nembak di warung Kak Ipah

Ngeten: Mengintip. Lebih sering dipakai untuk mengintip adegan yang menggiurkan, seperti orang mandi, orang ML, dsb.

Nokoh: Dari kata tokoh, artinya menipu; berdusta. Ex. Dia itu nokoh, jangan percaya. Lihat: Tokoh

Nona: Aktris utama. Ex. Siapa nona dalam film itu?

ODB: Tontonan gratis ala misbar (gerimis bubar); pemutaran  film keliling. Biasanya diadakan tiga bulan sekali di asrama-asrama tentara atau polisi. Aslinya dari bahasa Belanda: O... Deli Bioscoop.

Ompa'an: Sifat orang yang suka dibaik-baikin

Oyong: Terhuyung-huyung, limbung

Pajak: Pasar. Ex: Pajak Horas Siantar

Pakansi: Hari libur, liburan

Pakpok: Pulang pokok, impas. Ex. Siapa yang kalah main judinya? Jwb: Pakpok

Pala: Tidak seberapa. Ex. Ah…nga pala bagusnya mainnya. (Ah…tidak seberapa bagusnya permainannya)

Panas: Sakit demam. Ex. Tidak masuk sekolah dia karna panas.

Panglong: Toko tempat penjualan material bangunan

Paret: Maksudnya parit, got

Pasar: Jalan raya (Di Sumatera Utara, khususnya di daerah perkebunan, kata pasar bias juga diartikan jalan di kawasan perkebunan sawit atau karet. Ex: Paimin, nanti kau mulai dari pasar satu mendodosnya)

Pasar Itam: Jalan raya yang diaspal

Paten: Hebat atau bagus. Ex: Poltak, kapan kau beli sepatumu itu, paten kali bah

Pauk/Paok: Payah, nggak keren, bodoh (Paok kali pun kau, gitu aja nggak bisa)

Pekak: Tuli. Ex. Percuma kau teriak, dia orangnya memang pekak)

Pencorot: 1. Nomor urut paling akhir. 2. Pecundang

Pere: Libur (Slang dari free)

Perli: Menggoda, flirting seseorang utk menjadi pacar. Ex. Jangan kau nganggu ce itu ya, mau ku perli dia.

Pesong: Gila, tidak waras

PHR: Istilah untuk bioskop murahan. Singkatan dari Panggung Hiburan Rakyat

Pinggir: Digunakan untuk meminta supir angkot atau bis untuk berhenti. Lain halnya ditempat lain orang mengatakan “Kiri Bang”

Porlep: Sebutan untuk kuli angkut barang di Polonia atau Pelabuhan Belawan

Pukimbek: Expresi kesal atau kecewa. Sering disingkat juga jadi Kimbek. Dasar katanya dari pukimak. Arti harafiah nya kurang baik (Katanya alat kemaluan ibu kita). Istilah serupa ada juga di kawasan Timur seperti orang Flores bilang: Cokimai

RBT (Rakyat Banting Tulang): Ojek. Mungkin bukan di Medan, tetapi di P.Siantar dan sekitarnya, khususnya di perkebunan.

Rodam: Siksa, dimapram. Ex. Sebelum dilantik jadi anggota Pramuka tetap, kami dirodam dulu semalaman di sungai

Raun-raun: Jalan-jalan berkeliling (dari bahasa inggris: Walking Around – “Raun”)

Rupanya: Ternyata. Ex. Rupanya kau yang ambil buku ku ya.

Rol: Penggarisan, mistar (Kata benda)

Sebeng: Menyebeng, Menyerempet

Seken: Salaman (Dari bhs Inggris: Shake hand)

Selow: Lambat. (Slang dari slow)

Semak: Kumuh, berantakan, kacau. Ex. Semak kali kamarmu, tidak pernah kau bersihkan. Ex. Mandilah dulu kau semak mukamu (wajahmu) ku lihat

Semalam: Kemarin. Mungkin di provinsi lain, tapi penggunaannya di Sumut lebih sering dibanding kemarin

Senget: Tidak waras, gila

Sepeda Janda: Sepeda berpalang ala jaman dulu, suka dipakai ibu-ibu atau buruh kebun

Setalen: Satuan nilai uang untuk 25 rupiah. Dulu masih sering ditemukan jajanan seharga setalen, tapi sekarang tidak lagi

Setil: Gaya, keren. Ex. Mau kemana kau, kok setil kali bajumu

Setip: Penghapusan (kt. benda), menghapus (kt. kerja)

Siap: Selesai. Ex. Sudah siap mak ku cuci piring itu

Sikit: Plesetan dari sedikit

Silap: Salah, keliru. Ex. Kalo awak tak silap, besok kita latihan koor

Simpang: Perempatan, atau pertigaan jalan

Somboy: Sejenis makanan cina yang populer, dari sejenis buah yang dikeringkan, berwarana merah dan diberi lapisan tepung yang rasanya asin, manis, asam.

Sor: Suka atau tertarik. Ex: Sor kali aku lihat si Delima itu  bah

Takir: Nasi bungkus/kotak yang biasa dibagikan saat kenduri atau tahlilan; lihat juga kata "berkat"

Tarok: Meletakkan. Ex. Tarok (letakkan) saja buku itu diatas mejaku yaa..

Teh Pait: Air minum dengan bubuh teh

Teh/kopi Telor: Minuman dicampur telor

Tekek: Versi jitak yang lain lagi

Tepung Roti: Tepung terigu

Teratak: Atap tambahan, biasanya dibangun jika ada kegiatan seperti pesta dsb.

Tere : Coba. (Dari kata Inggris: Try) Ex. Cak diterei dulu lampu itu, apa bisa hidup

Terge: Perhatian, peduli, acuh. Ex. Sudah ku peringatkan kau, tapi tidak kau terge

Tekong; Tekongan: Menikung; tikungan, simpang jalan

Titi: Jembatan. Lebih sering digunakan untuk jembatan yang kecil

Tokoh: Tipu (menipu/membohongi). Ex: Janganlah kalian tokoh-tokohin aku. (Jangalah kalian bohong-bohongi aku)

Tokok; menokok: 1. Memalu, memaku. Ex. Bantu dulu Bapak menokokkan paku ke papan ini. 2. Pukul, jitak. Ex. Ditokok guru itu kepalaku

Tonggek: Bokong yang montok

Tumbuk: Pukul. Ex. Jangan banyak cincongmu, ku tumbuk kau nanti

Tungkik: Teler, cairan di kuping

Uwak: Panggilan sopan untuk orang yang sudah tua

Woy: Panggilan, seruan buat teman atau sekelompok orang. Ex. Woy, di mana kelen?

Nah, sekarang kalau kamu punya teman orang Medan atau berencana hendak ke Medan, kira-kira kamu sudah tahu kan maksud dari arti pembicaraan mereka? [SN-01]

Apa bahasa bataknya udah makan apa belum?

2. Sudah makan? : Nunga mangan?

Gimana kabar bahasa bataknya?

Apa kabar : Boha/beha kabar? Siapa namamu? : Ise goarmu? Tinggal di mana? : Didia jabum? Mau ke mana? : Naeng tudia ho?

Terima kasih bahasa batak nya apa?

Makna leksikal santabi adalah 'permisi', marpanganju berarti 'mohon pengertiannya', dan marpamuati ma roha muna artinya 'mohon permaklumannya'. Sedangkan kata terimakasih dalam bahasa Batak Toba adalah mauliate.

Apa bahasa batak nya aku sayang kamu?

Kemudian, dengan bahasa Batak (Toba), "Holong rohakku tu ho". Nah, itu dia 'Aku Cinta Kamu' dalam bahasa yang digunakan di enam daerah di Indonesia.