Bagaimana usul salah satu saudara Nabi Yusuf ketika hendak melakukan mencelakakan terhadap Nabi Yusuf?

Tim | CNN Indonesia

Senin, 04 Mei 2020 17:17 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketampanan tak lantas membuat Nabi Yusuf jumawa. Dia tetap melalui ujian berat yang diberikan Allah dengan kesabaran. Kisah Nabi Yusuf AS mengajarkan manusia tentang pentingnya kesabaran dalam menghadapi berbagai ujian berat yang diberikan Allah SWT. Nabi Yusuf AS merupakan nabi dan rasul ke-11 yang patut diimani. Yusuf adalah adalah dari Nabi Yakub AS. Allah SWT mengisahkan Nabi Yusuf dalam Alquran melalui surat Yusuf.Suatu hari, Yusuf kecil bermimpi dan bercerita tentang mimpinya kepada sang ayah. "Wahai ayahku! Sungguh, aku [bermimpi] melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku," kata Yusuf sesuai dengan surat Yusuf.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mendengar ucapan itu, Nabi Yakub meminta Yusuf untuk tidak menceritakan mimpi itu kepada saudara-saudaranya. Melalui mimpi itu, Nabi Yakub mengetahui bahwa kelak Yusuf dewasa juga akan diangkat menjadi seorang rasul Allah.

Yusuf besar bersama 11 saudaranya yang lain. Karunia wajah tampan dan rupawan yang dimiliki Yusuf menimbulkan rasa iri dalam diri saudara-saudaranya.

Rasa iri itu pula yang membuat saudara-saudaranya membuang Nabi Yusuf ke sebuah sumur tanpa sepengetahuan Nabi Yakub. Mereka mengatakan pada sang ayah bahwa Yusuf telah dimakan serigala.Yusuf yang terperangkap di dalam sumur diselamatkan oleh musafir yang lewat. Para musafir itu membawa Yusuf ke Mesir dan menjualnya dengan harga murah.Yusuf lalu bekerja sebagai pelayan di rumah Al-Aziz, orang kaya di Mesir. Dia besar menjadi seorang yang pandai dan berilmu. Allah SWT memberikan Nabi Yusuf keahlian mengartikan mimpi."Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri [Mesir], dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi," bunyi firman Allah dalam surat Yusuf ayat 21.Pada suatu hari, Zulaikha, istri majikan tempat Yusuf bekerja, mencoba menggodanya. Zulaikha tertarik pada ketampanan Nabi Yusuf.Saat Yusuf pergi, Zulaikha menarik baju Yusuf dari belakang. Zulaikha mengadu kepada suaminya dan menyebut bahwa Yusuf menggodanya. Berkat seorang saksi, Yusuf tak jadi dihukum karena tak terbukti menggoda Zulaikha.Namun, gosip dengan cepat bertebaran di Mesir. Kabar Zulkaikha menggoda pelayan terdengar ke seantero negeri. Zulaikha yang tak senang dengan kabar itu mengundang para perempuan itu ke rumahnya.

Bagaimana usul salah satu saudara Nabi Yusuf ketika hendak melakukan mencelakakan terhadap Nabi Yusuf?
Ilustrasi. Kisah Nabi Yusuf AS tercantum dalam Alquran surat Yusuf. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Dia memberikan pisau beserta jamuan untuk para tamunya. Zulaikha lalu memanggil Yusuf untuk keluar bertemu dengan tamunya. Tak ayal, para tamu pun terpana dengan ketampanan Yusuf dan melukai tangannya sendiri saat memotong jamuan. "Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia," kata para perempuan itu tercengang.Namun, ketampanan Yusuf justru membuatnya mesti dihukum. Sang majikan, Al-Aziz, menjebloskan Yusuf ke dalam penjara.Yusuf dipenjara bersama dua pemuda lain. Dua pemuda itu meminta Yusuf untuk mengartikan mimpinya. Yusuf mengartikan mimpi itu sambil berdakwah menyiarkan agama Allah.Kala itu, Yusuf berhasil mengartikan mimpi bahwa salah seorang pemuda itu akan terbunuh.Setelah bertahun-tahun dipenjara, Raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, tujuh tangkai gandum yang hijau, dan tujuh tangkai lainnya yang kering.Namun, tak seorang pun dapat mengartikan mimpi tersebut. Hingga salah seorang pemuda yang selamat teringat pada Yusuf yang pada akhirnya berhasil mengartikan mimpi sang Raja Mesir."Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun sebagaimana biasa, kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.Kemudian setelah itu akan datang tujuh tahun yang sangat sulit," kata Yusuf mengartikan mimpi tersebut.Keberhasilan Yusuf mengartikan mimpi itu membuat Raja Mesir menginginkan Yusuf menjadi salah seorang terdekatnya. Yusuf pun meminta untuk menjadi bendahara, seseorang yang berkedudukan tinggi di Mesir.Suatu waktu, 10 saudara yang membuang Nabi Yusuf datang dari Palestina untuk meminta persediaan makanan ke Mesir. Nabi Yusuf langsung mengenali saudara-saudaranya itu. Saat itu Nabi Yusuf berpesan untuk datang kembali sambil membawa Bunyamin, saudaranya yang baik yang saat itu tinggal bersama Nabi Yakub.Sepuluh saudara itu datang membawa Bunyamin. Kepada Bunyamin, Yusuf memberitahu bahwa dia adalah saudaranya yang dibuang. Yusuf memerintahkan saudaranya untuk membawa bajunya dan mengusapkannya pada wajah ayahnya.Saat anak-anaknya datang membawa baju tersebut, Yakub dapat mencium bau Yusuf dari kejauhan. Anak-anaknya mengusap baju Yusuf kepada ayahnya yang sudah menua dengan penglihatan yang mulai kabur. Pakaian itu membuat Yakub bisa melihat kembali dengan jelas.Nabi Yakub pun pergi bersama anaknya menuju Mesir untuk bertemu dengan Yusuf. Pertemuan itu dipenuhi dengan haru dan bahagia."Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara," ucap Yusuf sesuai surat Yusuf ayat 100.Pengasuh Taman Belajar Al-Afifiyah KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi mengatakan bahwa Nabi Yusuf merupakan salah satu nabi yang ujian yang berat."Nabi Yusuf itu berat sekali ujiannya. Dia pernah menjadi budak, pernah menjadi OB, kalau kondisi saat ini," kata Wahyul kepada CNNIndonesia.com.Kendati terus dirongrong oleh ujian berat, Yusuf tetap bersabar menjalani kehidupan. Yusuf berpegang teguh pada Allah SWT. Dia meyakini bahwa Allah punya rencana yang baik untuk hamba-Nya."Ketika dipenjara bukan karena bersalah, tapi dia tetap bersabar, tetap yakin bahwa maksud Allah tetap baik," ucap Wahyul.Setelah sabar menanti, Allah akhirnya memberikan kedudukan yang baik untuk Nabi Yusuf di Mesir dan mempertemukannya kembali dengan saudara dan ayahnya.

Dari kisah Nabi Yusuf AS ini dapat diambil bahwa kesabaran dan keteguhan hati pada Allah SWT saat dihadapkan dengan ujian berat kelak akan membuahkan hasil yang setimpal. (ptj/asr)

[Gambas:Video CNN]

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

POS-KUPANG.COM - Pandemi COVID-19 telah memakan banyak korban, tak sedikit yang meninggal dunia. Rasa sedih tak terelakkan bagi yang ditinggalkan. 

Nabi Muhammad SAW pun juga pernah mengalami masa sedih dan derita,  cara Allah untuk menguatkan Rasulullah seperti yang tertera dalam QS Hud:120

"Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman."

Ujian dan cobaan semata-mata menjadikan diri sabar, kokoh, kuat berlindung hanya kepada Allah. Seperti dikisahkan terdapat nabi yang mendapat ujian dan cobaan.

Kisah Nabi Yusuf yang merupakan anak Nabi Yakub, mempunyai tampan membuat saudara-saudaranya iri dan membuat mereka bersekongkol untuk membinasakan Nabi Yusuf.

Nabi Yusuf dimasukkan kedalam sumur oleh saudaranya, dan saudara-saudara Nabi Yusuf pulang dan menyampaikan kepada Nabi Yakub bahwa Nabi Yusuf tewas dimakan srigala.

• Waktu Salat Tahajud Beserta Doa dan Tata Caranya, Simak Ini

• Tahun Baru Islam 1 Muharram, Pesan Ustadz Abdul Somad, Doa Awal & Akhir Tahun Lengkap Amalan Lain

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS At-Taghabun:11)

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Quran Surat Al-Baqarah Ayat 153)

Bagaimana kisah Nabi Yusuf selengkapnya seperti dikutip Pos-Kupang.com dari kisahmuslim.com, simak ya 

Pada suatu malam ketika Yusuf masih kecil, ia bermimpi dengan mimpi yang menakjubkan. Ia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud kepadanya. Ketika ia bangun, maka ia langsung mendatangi ayahnya, 

Nabi Ya’qub ‘alaihissalam menceritakan mimpinya itu. Ayahnya pun langsung memahami takwilnya, dan bahwa akan terjadi pada anaknya suatu urusan yang besar.

Maka ayahnya segera mengingatkan Yusuf agar tidak menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya yang nantinya setan akan merusak hubungan mereka dan berhasad kepadanya atas pemberian Allah itu. Yusuf pun menaati saran ayahnya.

Nabi Ya’qub ‘alaihissalam sangat sayang kepada Yusuf sehingga membuat saudara-saudaranya merasa iri dengannya. Mereka pun berkumpul untuk membuat makar kepadanya agar Yusuf dijauhkan dari ayahnya dan kasih sayang itu beralih kepada mereka.

Salah seorang di antara mereka mengusulkan untuk membunuh Yusuf atau membuangnya ke tempat yang jauh agar perhatian ayahnya hanya tertumpah kepada mereka saja, setelah itu mereka bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan tetapi di antara mereka ada yang menolak usulan dibunuhnya Yusuf, ia hanya mengusulkan agar Yusuf dimasukkan ke dalam sumur yang berada jauh agar nanti ditemukan oleh kafilah yang lewat, lalu mereka mengambil dan menjualnya.

Ternyata usulan inilah yang dipandang baik dan diterima mereka. Dengan demikian, kesimpulan kesepakatan mereka adalah hendaknya Yusuf diasingkan dan dijauhkan dari tengah-tengah mereka.

• Bacaan Niat Puasa Senin Kamis dan Puasa Qadha Bulan Ramadhan, Lengkap!

Mulailah mereka berpikir bagaimana caranya agar rencana mereka itu dapat terlaksana dengan baik. Setelah itu, mereka pun menemukan caranya. Mereka pun datang kepada ayah mereka dan berkata, “Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menginginkan kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.”

Nabi Ya’qub berkata, “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf sangat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedangkan kamu lengah darinya.”

Mereka menjawab, “Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang rugi.” (QS. Yusuf: 11-14)

Kala Nabi Yusuf Dimasukkan ke Dalam Sumur

Maka pada pagi hari, mereka keluar membawa Nabi Yusuf kecil ke gurun sambil menggembala kambing-kambing mereka. Setelah mereka berada jauh dari ayah mereka, maka mulailah mereka melakukan rencana itu, mereka berjalan hingga tiba di sumur, lalu mereka melepas baju Yusuf dan melempar Yusuf ke dalamnya. Ketika itu, Allah mewahyukan kepada Yusuf, “Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi.” (QS. Yusuf: 15)

Setelah mereka berhasil memasukkan Yusuf ke sumur, maka mereka berpikir kembali tentang apa yang akan mereka katakan nanti di hadapan ayah mereka ketika ayahnya bertanya tentang Yusuf, hingga akhirnya mereka sepakat untuk mengatakan bahwa seekor serigala memakannya, dan untuk menguatkan pernyataan mereka itu, mereka sembelih seekor kambing lalu darahnya mereka lumuri ke baju Yusuf.

Di malam hari, mereka pulang menemui ayahnya dalam keadaan pura-pura menangis. Nabi Ya’qub pun melihat mereka dan ternyata Yusuf tidak ada di tengah-tengah mereka, lalu mereka memberitahukan secara dusta, bahwa ketika mereka pergi untuk pergi berlomba-lomba dan mereka tinggalkan Yusuf di dekat barang-barangnya, lalu Yusuf dimakan serigala. Selanjutnya mereka mengeluarkan gamisnya yang berlumuran darah untuk menguatkan pernyataan mereka.

Tetapi Nabi Ya’qub melihat gamisnya dalam keadaan tidak robek, karena mereka lupa merobeknya, lalu Ya’qub berkata kepada mereka,

“Sungguh aneh serigala ini, mengapa ia bersikap sayang kepada Yusuf, ia memakannya tanpa merobek pakaiannya.” Maka Ya’qub berkata kepada mereka menerangkan kedustaan mereka, “Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (QS. Yusuf: 18).

Dibawa ke Mesir

Adapun Yusuf, maka ia tetap berada dalam sumur menunggu adanya orang yang mau menolongnya. Ketika ia dalam keadaan demikian, tiba-tiba datang sebuah kafilah yang hendak menuju Mesir, lalu mereka ingin menambahkan persediaan mereka, kemudian mereka mengutus salah seorang dari mereka ke sumur untuk membawakan air.

Ketika ia menurunkan timbanya, maka Yusuf bergantung kepadanya, lalu orang itu melihat ke isi sumur, ternyata dilihatnya seorang anak muda yang tampan berpegangan dengannya. Orang ini pun merasa senang dan memberitahukan kepada kawan-kawannya yang lain, lalu mereka mengeluarkan Yusuf dan membawanya bersama mereka menuju Mesir untuk dijual.

Pada suatu hari, Al ‘Aziz berkeliling di pasar untuk membeli seorang anak buat dirinya, karena ia tidak punya anak. Kemudian kafilah itu menawarkan Yusuf kepadanya, lalu raja Al ‘Aziz membelinya dengan harga beberapa dirham saja.

Kemudian Al Aziz pulang ke istrinya dalam keadaan senang karena membeli seorang anak. Ia juga menyuruh istrinya memuliakan anak tersebut dan berbuat baik kepadanya, mungkin saja ia dapat bermanfaat bagi keduanya atau dijadikan sebagai anak angkat.

Demikianlah Allah memberikan kekuasaan kepada Yusuf di bumi sehingga ia hidup di bawah kasih sayang Al ‘Aziz dan pengurusannya.

Istri Al Aziz Menggoda Yusuf

Waktu pun berlalu dan Yusuf semakin dewasa, ia tumbuh sebagai pemuda yang kuat dan sangat tampan.

Istri Al ‘Aziz selalu memperhatikan Yusuf setiap harinya dan tertarik kepadanya, mulailah ia menampakkan rasa sukanya melalui isyarat dan sindiran, tetapi Yusuf berpaling darinya dan tidak peduli terhadapnya, maka mulailah wanita ini berpikir bagaimana caranya agar dapat merayu Yusuf.

Suatu hari, ketika suaminya pergi meninggalkan istana, istrinya memanfaatkan kesempatan itu, ia berhias dan memakai pakaian yang indah, mengunci pintu rumahnya dan mengajak Yusuf untuk masuk ke kamarnya serta memintanya melakukan perbuatan keji dengannya.

Akan tetapi Nabi Yusuf ‘alaihissalam dengan sifat ‘iffah (menjaga diri) dan sucinya menolak ajakannya, ia berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23)

Lalu Yusuf segera pergi menuju pintu untuk keluar dari tempat itu, namun istri Al ‘Aziz tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia segera menarik Yusuf dari belakang untuk menghalanginya keluar dan menahan gamisnya hingga robek.

Tiba-tiba, suaminya yaitu Al Aziz pulang, suasana pun semakin kritis, istri Al ‘Aziz segera meloloskan diri dari keadaan kritis itu di hadapan suaminya dan menuduh Yusuf sebagai orang yang khianat serta berupaya menzaliminya, ia pun berkata kepada suaminya,

“Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?” (QS. Yusuf: 25)

Terhadap tuduhan itu Nabi Yusuf segera membela diri dan berkata, “Dialah yang merayu diriku.”

Maka suaminya meminta penyelesaian kepada salah seorang keluarganya, lalu anggota keluarga itu berkata tanpa ragu, “Lihatlah! Jika baju gamisnya koyak di depan, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta.– Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita Itulah yang dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.” (QS. Yusuf: 26-27)

Lalu suaminya menoleh kepada istrinya, dan berkata kepadanya, “Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.” (QS. Yusuf: 28)

Selanjutnya Al ‘Aziz meminta Yusuf untuk membiarkan masalah ini dan tidak membicarakannya di depan seorang pun, lalu suaminya meminta istrinya meminta ampun kepada Allah atas dosa dan kesalahannya.

Penduduk Mesir meskipun mereka menyembah patung, namun mereka tahu bahwa yang dapat mengampuni dan menyiksa hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karenanya Al ‘Aziz menyuruh istrinya meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Berkumpulnya Wanita-wanita Mesir Atas Undangan Istri Al ‘Aziz

Semua pihak pun sepakat untuk menyembunyikan masalah ini, namun demikian ternyata berita merayunya istri Al ‘Aziz kepada Yusuf telah tersebar di istana, dan wanita-wanita kota itu pun telah membicarakannya, yakni bahwa istri Al ‘Aziz menggoda pelayannya, yaitu Yusuf.

Istri Al ‘Aziz pun mengetahui keadaan itu hingga ia marah dan ingin menunjukkan alasan terhadap tindakannya itu kepada kaum wanita yang membicarakan dirinya, dan bahwa ketampanan Yusuf itulah yang membuat dirinya melakukan hal itu.

• Ini Bacaan Niat Sholat Duha Bahasa Arab, Latin dan Indonesia Serta Doa Setelah Solat Dhuha

Maka istri Al ‘Aziz mengundang kaum wanita kepadanya dan ia telah mempersiapan untuk mereka tempat yang istimewa, ia juga telah memberikan masing-masing mereka sebilah pisau beserta buahnya, lalu istri Al ‘Aziz menyuruh Yusuf keluar.

Yusuf pun keluar menuruti perintah majikannya, maka ketika kaum wanita melihatnya, mereka semua terpesona dengan ketampanannya dan tanpa sadar mereka melukai tangan mereka dengan pisau, sampai-sampai mereka semua mengira bahwa Yusuf adalah seorang malaikat.

Istri Al ‘Aziz pun berkata, “Itulah orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk orang-orang yang hina.” (QS. Yusuf: 32)

Yusuf Memilih di Dalam Penjara

Maka kaum wanita pun menerima alasan  istri Al ‘Aziz, dan ketika Yusuf melihat keadaan seperti itu, ia berdoa, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf: 33)

Hampir saja terjadi fitnah di Madinah karena rasa cinta kaum wanita kepada Yusuf, maka pihak berwenang memandang bahwa Yusuf perlu dipenjarakan sampai waktu tertentu.

Mereka pun memenjarakan Yusuf dan tinggallah Yusuf di penjara selama beberapa waktu, dan ternyata ada pula dua orang yang masuk penjara bersamanya, yang satu sebagai tukang roti, sedangkan yang satu lagi tukang pemberi minum raja.

Keduanya melihat akhlak Nabi Yusuf yang begitu mulia dan ibadah yang dilakukannya yang mengagumkan sehingga keduanya mendatangi Yusuf dan menceritakan mimpi keduanya kepada Yusuf sebagaimana yang disebutkan Allah dalam kitab-Nya,

“Berkatalah salah seorang di antara keduanya, “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur.” Dan yang lainnya berkata, “Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.” berikanlah kepada kami takwinya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (menakwilkan mimpi).” (QS. QS. Yusuf: 36)

Maka Nabi Yusuf menakwil mimpi keduanya, namun sebelumnya Nabi Yusuf mengajak mereka beriman kepada Allah, beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu.

Selanjutnya, Ia menakwil mimpi mereka berdua, bahwa di antara mereka berdua ada yang akan keluar dari penjara dan kembali bekerja seperti semula memberi minum kepada raja, sedangkan yang satu lagi akan disalib dan burung akan memakan kepalanya.

Sebelum pemberi minum dikeluarkan dari penjara, Nabi Yusuf meminta kepadanya agar menyampaikan masalah dirinya kepada raja bahwa dia tidaklah bersalah dan bahwa dia dipenjara secara zalim agar Ia dimaafkan dan dikeluarkan dari penjara, tetapi setan membuat tukang pemberi minum raja ini lupa tidak menyebutkan masalah Yusuf kepada raja sehingga Yusuf tetap tinggal di penjara beberapa tahun lamanya. Maka berlalulah waktu dan terjadilah apa yang ditakwikan Yusuf itu terhadap keduanya. (*)

Editor: Bebet I Hidayat

Sumber: kisah muslim/Kompas TV