Bagaimana ciri umum dan ciri bahasa pada teks diskusi

Teks diskusi mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas, antara lain menggunakan tanda hubung perlawanan, menggunakan kohesi leksikal dan kohesi gramatikal, mengawali dengan kalimat tanya, serta menggunakan kata modalitas.

Apa saja struktur dan kebahasaan teks diskusi?

Secara singkat, struktur teks diskusi adalah: Isu, argumen pendukung, argumen penentang dan kesimpulan.

Ciri kebahasaan teks diskusi ada berapa?

Ciri Kebahasaan Teks Diskusi Kebahasaan dalam teks diskusi dapat dikenali dengan beberapa ciri, di antaranya: Menggunakan istilah umum tentang topik diskusi. Memuat kata-kata yang menunjukkan perbandingan. Terdiri dari kata-kata yang mendukung atau menolak argumen.

Unsur apa saja yang ada dalam teks diskusi?

Salah satu ciri unsur kebahasaan di dalam teks diskusi adalah adanya kata modalitas….Jawaban:

  • Penggunaan Konjungsi Perlawanan.
  • Penggunaan Kohesi Leksikal dan Kohesi Gramatikal.
  • Penggunaan Modalitas.

Ada berapakah struktur teks diskusi Sebutkan dan jelaskan setiap struktur teks tersebut?

Struktur teks diskusi terdiri dari pendahuluan, isi, dan simpulan. Isi dari teks diskusi terdiri dari argumen yang mendukung pikiran utama, dan argumen yang menolak pikiran utama.

Bagaimana ciri umum dan ciri bahasa pada teks diskusi brainly?

Jawaban. Teks diskusi mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas, antara lain menggunakan tanda hubung perlawanan, menggunakan kohesi leksikal dan kohesi gramatikal, mengawali dengan kalimat tanya, serta menggunakan kata modalitas.

Bagaimana ciri umum pada teks diskusi?

Ciri- ciri teks diskusi adalah : Di dalam teks berisi isu / topik dan argumen – argumen yang dipaparkan baik mendukung maupun menentang. Sifat teks adalah argumentatif dan informatif karena berisi banyak informasi yang berisi opini dengan dikuatkan fakta.

ilmubindo.com | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan ciri kebahasaan teks diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 9. Semoga apa yang admin bagikan ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang ciri kebahasaan teks diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami ciri kebahasaan teks diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Bagaimana ciri umum dan ciri bahasa pada teks diskusi

Teks diskusi mempunyai ciri kebahasaan yang membedakannya dari teks-teks lain. Adapun beberapa ciri teks diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonsia adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan Kalimat Argumentatif

Kalimat argumentatif adalah kalimat yang berisi gagasan pribadi yang dikembangkan oleh penulisnya berupa pendapat, ide, dan opini. Tujuan kalimat argumentasi adalah menyakinkan dan memengaruhi pembaca atau pendengar agar memiliki pendapat yang sama dengan penulis. Oleh karena itu, penulis dalam menyampaikan kalimat argumentasi harus disertai fakta atau data yang mendukung gagasannya tersebut.

2. Menggunakan Kata Kajian dan Kata Populer

Kata kajian adalah yang perlu ditelaah lebih jauh lagi artinya karena tidak bisa langsung dipahami oleh semua orang. Kata kajian digunakan untuk suatu pengkajian atau kepentingan keilmuan. Kata kata kajian yang juga disebut kata ilmiah diserap dari bahasa asing atau daerah. Ciri-ciri kata kajian adalah sebagai berikut

a. Hanya dikenal orang tertentu (ilmuan, atau cendikia)

b. Dipakai dalam kegiatan-kegiatan ilmiah

Kata populer adalah kata-kata yang umum digunakan dalam masyarakat. Arti kata-kata populer atau umum diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Kata tersebut digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Ciri-ciri kata populer adalah sebagai berikut

a. Mudah diketahui, dimengerti, dan dipakai oleh masyarakat luas

b. Dipakai dalam kehidupan sehari-hari
 

Konjungsi adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat dan sebagainya dan tidak untuk tujuan atau maksud lain. Konjungsi tidak dihubungkan dengan objek, konjungsi tidak menerangkan kata, konjungsi hanya menghubungkan kata-kata atau hanya menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat dan sebagainya. Oleh karena itu kata yang sama dapat merupakan preposisi dalam bagian yang satu, adverb dalam bagian yang lain atau konjungsi dalam bagian yang lain pula.

Berdasarkan fungsinya konjungsi terbagi menjadi dua kelompok. Adapun jenis-jenis konjungsi tersebut adalah sebagai berikut.

Konjungsi antarklausa adalah kata hubung yang menghubungkan dua buah klausa atau lebih. Ada tiga macam konjungsi antarklausa yaitu konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi koordinatif.

Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis setara. Contoh konjungsi korelatif  antarklausa yaitu baik ... maupun, tidak ... tetapi, dan bukan ... melainkan.

2) Konjungsi Subordinatif

Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang memiliki hubungan sintaksis yang sama (bertingkat). Contoh konjungsi jenis ini adalah jika, agar, dan meskipun.

Konjungsi ini sama dengan konjungsi korelatif. Konjungsi ini menghubungkan dua buah klausa yang sejajar, tetapi konjungsi ini hanya terjadi pada klausa-klausa yang sederhana. Contoh konjungsi koordinatif adalah dan, tetapi, serta, atau.

b. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah kata hubung yang menghubungkan antara satu kalimat dan dan kalimat lain sehingga menjadi logis. Macam-macam konjungsi antarkalimat adalah sebagai berikut.

  1. Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, misalnya sebelum itu.
  2. Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya oleh karena itu dan oleh sebab itu.
  3. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya, misalnya namun dan akan tetapi.
  4. Konjungsi yang menguatkan keadaan sebelumnya, misalnya bahkan.
  5. Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, misalhnya sesungguhnya dan bahwasanya.
  6. Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, misalnya sebaliknya.
  7. Konjungsi yang menyatakan adanya peristiwa atau keadaan lain diluar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, misalnya tambahan pula, lagi pula, dan selain itu.
  8. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya, misalnya walaupun demikian, sungguh pun demikian, dan meskipun demikian.
  9. Konjungsi yang menyatakan konsekuensi atau akibat, misalnya dengan demikian, akibatnya, dan konsekuensinya. 
Demikianlah yang dapat admin bagikan tentang ciri kebahasaan teks diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 9. Semoga apa yang admin bagikan ini bermanfaat buat kemajuan belajar anak didik dalam memahami ciri kebahasaan teks diskusi. Selamat belajar dan semoga sukses. Terima kasih.

Bagaimana ciri umum dan ciri bahasa pada teks diskusi

Pada artikel ini, kita akan membahas secara dasar mengenai teks diskusi, struktur , kaidah kebahasaan serta contoh teks diskusi. Yuk kita belajar hari ini!

--

Ketika dihadapkan oleh masalah, tentu kalian pernah berdiskusi untuk memecahkan hal tersebut , bukan? Jika pernah, pasti kalian tahu, dong, kalau di setiap diskusi ada banyak gagasan yang akan dituangkan sebagai alternatif mencari jalan keluar. 

Nah, dalam suatu kegiatan berdiskusi formal pun demikian, gagasan atau ide biasanya akan dicatat dalam teks diskusi. Teks diskusi ini dibuat untuk mendokumentasikan, merangkum, atau menyimpan hal-hal penting dalam suatu pertemuan ilmiah agar dapat digunakan kembali saat dibutuhkan.

Baca juga: Membahas Teks Tanggapan Berisi Kritik dan Pujian

Pengertian Diskusi

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai apa itu teks diskusi, pertama mari terlebih dahulu kita ketahui apa itu diskusi. Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran dan pendapat sebagai respons dari suatu masalah. 

Jadi, dapat dikatakan pengertian teks diskusi adalah media yang digunakan untuk mencatat hal-hal penting tentang suatu masalah dalam pertemuan ilmiah tersebut. Adapun hal-hal yang terekam di dalamnya dapat berupa pendapat dari berbagai pihak yang muncul dalam diskusi, baik berupa persetujuan maupun penolakan. 

Oke, setelah kamu sudah mulai memahami apa itu diskusi dan bagaimana memulainya, sekarang kita coba pahami mengenai struktur teks diskusi.

Bagaimana ciri umum dan ciri bahasa pada teks diskusi

Baca juga: Contoh Cerpen Singkat dan Menarik Beserta Strukturnya

Tujuan Teks Diskusi

Seperti jenis teks lainnya yang kita pelajari di pelajaran B. Indonesia, teks diskusi juga memiliki tujuan khusus. Tujuan utama dari  teks diskusi adalah menyajikan pendapat, sudut pandang, atau perspektif yang berbeda terhadap suatu permasalahan.  Jadi, pihak yang berdiskusi kemudian akan saling bertukar pikiran dan mendapat perspektif yang beragam

Selain itu, teks diskusi juga bertujuan sebagai media untuk menguji gagasan diri sendiri, maupun menguji gagasan atau pendapat dari orang lain. Dengan terjadinya pertukaran gagasan, kita tentunya bisa mempelajari hal baru, dari sudut pandang orang lain yang mungkin tidak terlihat oleh kita.

Struktur Teks Diskusi

1. Pendahuluan (Isu)

Isu adalah unsur dalam teks diskusi yang berisi gambaran atau fenomena permasalahan yang akan dibahas dalam kegiatan diskusi. Misalnya saja, dalam pertemuan ini, permasalahan yang akan dibahas adalah pemilihan pengurus desa.

Dalam isu di teks diskusi, terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan, yakni:

  • Terdapat suatu pernyataan untuk membatasi topik yang dibahas
  • Mengandung latar belakang topik yang dibahas
  • Menyoroti sudut pandang berbeda yang akan dibahas

2. Isi (Rangkaian Argumen)

Ketika akan berdiskusi, tentunya kita punya latar belakang atau alasan dibalik kenapa kita harus berdiskusi. Umumnya ada permasalahan yang harus dicari solusinya melalui diskusi. Hal tersebut ialah rangkaian argumen. 

Dalam teks diskusi, isi atau rangkaian argumen adalah struktur yang berkaitan dengan pernyataan dan alasan logis dari berbagai pihak, yang digunakan untuk mendukung atau menolak suatu pendapat  mengenai permasalahan yang sedang dibahas dalam diskusi. Perlu diingat juga, rangkaian argumen dalam isi teks diskusi paling tidak harus memiliki dua macam pandangan yakni bagi yang pro dan kontra terhadap suatu kondisi/peristiwa.

Argumen ketika berdiskusi bersifat:

  • Berisi ide pokok atau pendapat, baik pro maupun kontra, serta alasan logis yang mendasari pendapat tersebut.
  • Disampaikan dengan bahasa yang persuasif.

Dalam hal ini, setiap peserta diskusi diberikan kebebasan untuk menyampaikan argumennya, selama tidak merugikan, menyakiti, dan mengancam peserta lainnya. Contoh: Calon pengurus desa seharusnya memiliki visi dan misi yang mengarah pada kemajuan desa di sektor pertanian. 

3. Simpulan atau saran

Simpulan dalam teks diskusi adalah rekapitulasi hasil, rekomendasi, atau solusi dari permasalahan yang sudah dibahas. Sebaiknya, hasil diskusi haruslah berisi rekomendasi atau jalan tengah untuk mencari solusi dari permasalahan yang sedang terjadi. 

Simpulan atau saran merupakan bagian akhir yang menjadi rekomendasi atau hasil dari diskusi yang didapat dari mengumpulkan atau mengelaborasi masing-masing argumen dari setiap orang yang terlibat dalam diskusi. Berikut poin penting dari simpulan:

  • Memuat simpulan argumen dari sisi pro dan kontra.
  • Memperlihatkan evaluasi argumen yang paling efektif.
  • Memuat rekomendasi atau jalan tengah yang tidak memihak terhadap persoalan yang dibahas.

Contoh: Pada akhirnya, semua kandidat pun dilantik untuk masa bakti 5 tahun ke depan.

Bagaimana ciri umum dan ciri bahasa pada teks diskusi

Baca juga:  Mengenal Teks Laporan Percobaan

Kaidah Kebahasaan Teks Diskusi

Dalam kaidah kebahasaan dari teks diskusi terdapat konjungsi pertentangan dan perbandingan. Konjungsi pertentangan adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat yang menyatakan pertentangan atau perlawanan. 

Adapun konjungsi perbandingan diartikan sebagai kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat yang menyatakan perbandingan. Dari kedua konjungsi tersebut, penggunaan tanda baca koma seringkali salah penempatan ketika menyusun sebuah kalimat dalam teks diskusi. Berikut ini beberapa poin yang perlu diperhatikan terlebih dahulu untuk menghindari kesalahan itu, ya!

1. Konjungsi Pertentangan

Konjungsi ini ditandai dengan kata sedangkan, tetapi, dan melainkan yang dalam penulisannya didahului tanda baca koma.

….,sedangkan…..

Mudahnya, konjungsi sedangkan digunakan di dalam kalimat yang subjeknya berbeda.

Contoh: Amir akan belajar Bahasa Indonesia, sedangkan Farhan akan belajar Bahasa Inggris.

….,tetapi….

Konjungsi tetapi digunakan di dalam kalimat yang subjeknya sama dan dapat dipasangkan dengan kata tidak.

Contoh: Gina berkeinginan pergi ke Bali, tetapi tidak memiliki waktu luang.

…..,melainkan….

Konjungsi melainkan digunakan di dalam kalimat yang subjeknya sama dan dapat dipasangkan dengan kata bukan.

Contoh: Dia bukan seorang Guru, melainkan seorang Dosen.

2. Konjungsi perbandingan

Hanya terdiri atas konjungsi … lebih …, daripada …. Konjungsi ini hanya digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda . Konjungsi lebih hanya dapat dipasangkan dengan konjungsi daripada.

Contoh: Haris lebih menyukai teh daripada kopi.

Baca juga: Pengertian dan Penulisan Daftar Pustaka yang Baik

---

Eits, sebelum masuk ke contoh teks diskusi, simak info singkat berikut ini dulu, yuk! Kita kenalan sama fitur ADAPTO. Fitur belajar yang menawarkan pengalaman belajar yang jauh lebih interaktif dan membuat kamu seperti memiliki guru privat sendiri di rumah. Klik banner di bawah untuk info lebih lanjut!

Bagaimana ciri umum dan ciri bahasa pada teks diskusi

Contoh Teks Diskusi

Ingin menulis sebuah teks diskusi, tapi masih buntu harus mulai dari mana? Tenang aja, kamu bisa coba simak satu contoh teks diskusi berikut ya! Jika sudah tergambar, kamu bisa tuh, langsung mulai kemukakan pendapatmu dalam sebuah teks diskusi!

Haruskah Surplus Pangan Didayagunakan?

Struktur Pendahuluan

Kebutuhan dasar manusia terdiri atas kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Itu artinya, sebelum memenuhi kebutuhan yang lain, ketiga kebutuhan ini, (yaitu) kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat tinggal harus dipenuhi lebih dulu, Sayangnya, bahkan kebutuhan dasar pun masih menjadi masalah yang sampai saat ini tidaklah mudah untuk dipecahkan, terutama terkait dengan kebutuhan pangan. 

Struktur Pendahuluan

FAO (Food and Agriculture Organization) sebagai organisasi pangan internasional mencatat bahwa angka malnutrisi di dunia masih tinggi, termasuk di Indonesia, Setidaknya pada tahun 2016 tercatat sebanyak 19,4 juta penduduk Indonesia mengalami malnutrisi. 

Di waktu yang bersamaan, Indonesia menjadi negara dengan pembuang makanan kedua terbanyak di dunia. Makanan-makanan yang dibuang tersebut berasal dari sisa makanan pesta, acara perusahaan atau perkantoran, restoran, bahkan sisa makanan rumah tangga. Apakah sisa makanan in sebegitu tidak berharganya sehingga harus dibiarkan membusuk begitu saja di tempat sampah? Ataukah ada cara lain untuk memberdayakannya?

Sebuah organisasi nirlaba telah berupaya memberikan solusi bagi permasalahan terkait pembuangan sisa makanan ini. Dengan slogan zero food waste dan zero hunger tampak jelas visi dan misi yang diusungnya. Mereka mengajak berbagai pihak untuk mendonasikan surplus dan sisa makanan tak tersentuh yang dihasilkan untuk disalurkan pada kelompok-kelompok yang membutuhkan mulai dari para pengungsi sampai kaum marginal. 

Dengan pendekatan 3R yang diterapkan, yakni re-distribute, re-process, dan re-cycle atau penyaluran kembali, pemrosesan kembali, dan daur ulang, organisasi in berkontribusi untuk menciptakan wajah Indonesia menjadi lebih baik. Organisasi ini tidak bekerja sendiri, mereka bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan suplai surplus makanan tak tersentuh, makanan yang tidak diproduksi secara sempurna, bahkan sisa sampah organik untuk disalurkan pada yang membutuhkan maupun didaur ulang sebagai makanan hewan. 

Itu artinya, semakin banyak makanan yang dikelola oleh organisasi ini, maka semakin banyak pula orang-orang yang telah terbuka matanya dan turut berkontribusi. Hal ini membawa dampak positif terhadap lingkungan sosial.

Selain bekerjasama dengan organisasi sejenis, kita juga bisa memulai dari diri kita sendiri. Setidaknya terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi pembuangan makanan antara lain dengan mengambil dan memesan makanan sesuai porsi yang diperlukan, menggunakan pola pikir makan untuk memenuhi kebutuhan, bukan sekadar pemenuhan keinginan. 

Kesadaran semacam ini akan membawa dampak positif terhadap lingkungan fisik karena mengurangi pembuangan sampah makanan. Sayangnya, tidak semua pihak sadar dengan fenomena ini. Masih ada saja pihak yang menyepelekan kelebihan makanan yang dihasilkannya. Sifat impulsif terhadap makanan menjadi faktor penyumbang sampah makanan terbesar dalam hal ini. 

Selain itu, sempitnya pola pikir dan anggapan bahwa memisahkan surplus makanan itu merepotkan dan tidak etis serta menurunkan gengsi juga memberikan kontribusi terhadap jumlah sampah makanan. Kalaupun surplus makanan itu disalurkan, sistem distribusi yang tidak efisien dapat membuat makanan menjadi busuk juga. 

Struktur Simpulan

Memberdayakan surplus makanan tidaklah sulit jika sudah muncul kesadaran dari diri sendiri, justru dengan diri sendiri yang memulai diharapkan akan menularkan pada orang-orang di sekitar kita hingga bekerjasama dengan pihak-pihak yang mengurusi hal ini. Pada akhirnya ini merupakan proses pembentukan pola pikir yang masih harus terus dilaksanakan untuk mengubah wajah Indonesia menjadi lebih baik dalam melihat dan menyikapi makanan.

Baca juga:  Teks Pidato: Pengertian, Tujuan, Struktur & Metodenya  

Gimana, materi belajar kali ini mudah nggak dipahami? Asalkan sudah memahami mengenai dasarnya, dan bisa mengidentifikasi teks diskusi, kamu sudah selangkah ini menjadi moderator diskusi yang baik dan layak ditugaskan untuk mencatat kegiatan diskusi!

Tentunya, kamu juga gak perlu khawatir karena sudah bisa mengerjakannya dengan baik, ya! Mau #JadiJuara? Yuk, belajar bersama dengan ruangbelajar. Tonton ribuan video belajar beranimasi dan kuis latihan untuk memudahkan kamu dalam memahami materi.

Bagaimana ciri umum dan ciri bahasa pada teks diskusi

Referensi:

Trianto, Agus dkk. 2018. Bahasa Indonesia (edisi revisi). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Artikel diperbarui 3 Februari 2022.