Bagaimana cara menjaga amanah atau titipan yang diberikan kepada kita brainly

Ada banyak bukti bahwa Allah SWT adalah Maha Pemberi kepada makhluk-Nya. Bukti-bukti tersebut adalah sebagai berikut: Allah SWT mencukupi kebutuhan semua makhluk-Nya dengan memberikan mereka rezeki sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Allah SWT mengabukan doa hamba-Nya yang bermunajat kepada-Nya cepat atau lambat.

Al-Karim artinya Allah Maha Pemurah. Al-Karim artinya Allah Maha Pemurah dengan sifat suka memberi atau dermawan. Al-Karim artinya juga berkaitan dengan sifat Allah SWT yang selalu memaafkan hamba-hamba-Nya yang sering berbuat dosa, mengabulkan permohonan hamba-Nya lebih dari yang diminta, hingga selalu menepati janji.

Al Qayyum termasuk dalam nama yang agung dengan arti Maha Berdiri Sendiri. Hal ini mengandung arti bahwa Allah SWT mandiri dan tidak membutuhkan semua makhluk karena Dia yang mengatur segalanya.

Jawaban: Al-Qayyum artinya Yang Berdiri Sendiri. Buktinya Allah menciptakan semua yg ada di bumi dan langit tanpa minta bantuan orang lain.

Pengertian al-qayyum adalah Allah Swt. berdiri sendiri selama-lamanya. Meskipun manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri, manusia harus bisa hidup mandiri dalam setiap kondisi dan situasi. Merapikan tempat tidur. Menyiapkan seragam dan peralatan sekolah sendiri.

Jawaban. Penjelasan: Contoh perilaku yang sesuai dengan Al-Qayyum adalah dengan bersikap mandiri, artinya sanggup melaksanakan sesuatu dengan baik secara sendiri.

c) Makna 4 al-Asmau al-Husna yaitu : Al-Mumit artinya Maha mematikan, Al- Hayyu artinya Maha hidup, Al-Qayyum artinya Maha berdiri sendiri, Al-Ahad artinya Maha esa.

Al-qayyum adalah salah satu al-asmaul husna atau nama-nama Allah yang baik dan indah. Al-qayyum artinya Yang Maha Berdiri atau Mandiri, yang berarti Allah Swt. berdiri sendiri tanpa bergantung pada siapa pun atau apa pun.

Jawaban: Contoh sikap yang mencerminkan sifat Allah Swt. al-Qayyum, yaitu mandiri dalam menghadapi sesuatu, tidak terlalu sering meminta pertolongan orang lain.

Makna asmaul husna AL-MUMIT adalah Yang Maha Mematikan, makna asmaul husna AL-HAYYU adalah Yang Maha Hidup, makna asmaul husna AL-QOYYUM adalah Yang Maha Mandiri, dan makna asmaul husna AL-AHAD adalah Maha Esa atau Maha Tunggal.

Cara mengimani bahwa Allah bersifat al-Qayyum, yaitu mengetahui kebesaran dan keagungan Allah Swt, segala perbuatan-Nya dalam puncak kesempurnaan, serta memperkuat iman dan taqwa kita kepada Allah Swt.

Salah satu perilaku terpuji yang akan muncul jika kita meneladani asmaul husna al qayyum dalam kehidupan sehari-hari adalah perilaku mandiri atau perilaku tidak menyusahakan orang lain.

Hikmah Mengimani Al-Qayyum

Allah Swt berdiri sendiri yang menunjukkan kesempurnaan tanpa membutuhkan siapapun dalam hal apapun. Hal tersebut sangat berbeda dengan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt tentu tidak mampu berdiri sendiri dan sangat bergantung kepada yang lain.

Apa yang dimaksud dengan As Salaam atau Maha Pemberi Keselamatan ? Allah swt. adalah As-Salam, artinya Dia terhindar dari segala kekurangan, dari segala aib dan kepunahan yang dialami oleh para makhluk. Atau Yang menyelamatkan kaum mukminin dari siksaan. Kata As-Salâm diulang dalam Al-Qur`an sebanyak 5 kali.

Jawaban: Kita harus melaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab amanah atau titipan tersebut. Kita wajib menjaga amanah yaitu bila diberikan tugas atau dititipkan sesuatu, kita harus menyelesaikan dan menjaganya. Bila dititipi barang, maka kita harus menjaga barang tersebut agar tidak rusak.

– Al Qowiy (الْقَوِىُّ)

Al Qowi artinya Allah maha kuat. Kekuatan dan kekuasaanNya sempurna sehingga tidak ada sesuatupun yang tidak bisa didapatkanNya.

Jawaban: Al Qawwiy maknanya adalah yang maha kuat. Al Qayyum maknanya adalah mandiri, yaitu berdiri tanpa bergantung pada makhluknya.

Ar Razaq artinya Allah Maha Pemberi Rezeki. Sebagai salah satu nama yang termaktub dalam Asmaul Husna, Ar Razaq menunjukkan satu kesempurnaan sifatNya dalam memberi kemurahan bagi makhluk ciptaanNya. “Rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan Allah agar makhlukNya bisa hidup.

Allah SWT memiliki sifat Al Qayyum karena senantiasa mengurus semua kebutuhan Makhluk-Nya dan menjaga hamba-Nya. Dikutip dari buku yang sama, ada beberapa surat dalam Alquran yang menjelaskan sifat Allah Al Qayyum. 1. Surat Al Baqarah ayat 255.

Al-Hayyu artinya Allah Maha Hidup.

Senantiasa mendahulukan prasangka baik pada siapapun. Melerai dan menasehati teman apabila melihat mereka berkelahi atau tidak saling bertegur sapa. Menyelesaikan masalah apapun dengan kepala dingin dan menghindari kekerasan.

Allah tidak beranakk dan tidak pula diperanakkan. Al-wahhab itu artinya allah maha pemberi jadi semua rezeki semua harta makanan yang kita miliki itu semua dari alllah sungguh allah itu maha penyayang dan maha pemberi.

Berikut merupakan bukti bahwa allah memiliki sifat Al-Ahad adalah sebagai berikut : Tidak ada satupun yang bisa hidup tanda Allah SWT. Tidak ada sesuatu yang setara dengan Allah SWT. tidak ada siapapun yang mampu menandingi keilmuannya.

Sedangkan bukti Allah memiliki asmaul husna al qawiyyu secara dalil naqli adalah firman Allah dalam surah asy syura ayat ke 19. Lafadz dari firman Allah dalam surah asy syura ayat ke 19 adalah وَهُوَالْقَوِيُّ الْعَزِيزُ.

Al Wahhab adalah salah satu nama asmaul husna yang memiliki arti baik. Seperti yang kita ketahui, Allah SWT memiliki 99 nama baik dan mulia yang disebut dengan asmaul husna. Nama-nama yang mulia ini menandakan sifat yang dimiliki oleh Allah SWT. Al Wahhab artinya yang maha pemberi.

Baca Juga:  Apa Yang Dimaksud Dengan Faktur

Dalil Al Hayyu dalam Al Quran Surat Al Furqon Ayat 58

Dalil lain yang menyebut Asmaul Husna Al Hayyu dalam Al Quran ada dalam surat Al Furqan: 58. Artinya: Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.

Al Khaliq artinya Yang Maha Pencipta. Al Khaliq merupakan satu dari 99 Asmaul Husna yang menjadi nama atau sifat baik Allah SWT. Al Khaliq berarti membawa segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada.

Melansir dari buku yang bertajuk Rahasia Keajaiban Asmaul Husna oleh Syafi’ie el-Bantanie, Al Ahad artinya Yang Maha Esa. Hal ini mengandung makna bahwa Allah SWT itu tunggal, tidak beranak, juga tidak diperanakkan. Allah SWT tidak serupa dengan siapa pun.

Allah Al Wahhab artinya Allah Maha Pemberi karunia kepada semua makhluk-Nya tanpa diminta.

Allah Al-Wahhâb artinya Allah yang Maha Memberi tanpa mengharap kembali. Allah-lah yang memberikan berbagai kasih sayang dan kenikmatan kepada seluruh makhluk-Nya, baik yang beriman kepada-Nya atau mengingkari-Nya.

Salah satu asmaul husna tersebut tentu mengandung arti salah satu sifat yang dimiliki Allah. Al Latif artinya Yang Maha Lembut, bagaimana penjelasannya? Mari simak pemaparan lengkapnya dalam artikel berikut.

Berikut ini adalah contoh sikap atau perilaku yang mencerminkan sifat Al-Fattah Allah SWT: Menjadi pribadi penyayang dan pengasih. Menyayangi orang tua, saudara, teman, sesama. Gemar menolong, menjadi rahmat bagi orang lain dengan meringankan bebannya semampu kita.

Bukti bahwa Allah bersifat Al-Wahhab

1. Allah SWT menyediakan udara untuk manusia bernafas. 2. Allah SWT menyediakan bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan untuk manusia makan. 3. Allah SWT memberikan manusia kelengkapan panca indera, agar manusia dapat melihat, merasakan, dan mendengar.

allah bisa melakukan apa yang ia kehendaki bukti adanya allah yang bersifat al qawwiyu adalah adanya alam semesta dan segala isinya,adanya planet diluar angkasa,adanya pergantian siang dan malam…

Al Wahhab artinya Maha Pemberi Karunia. Sikap meneladani Al Wahhab dapat ditunjukkan dengan sikap pemurah baik dalam berbagi rezeki maupun ilmu pengetahuan kepada orang lain. Sikap ini mendidik kita untuk tidak bergantung kepada orang lain karena memberi itu lebih baik dari pada menerima.

Jakarta -

Salah seorang yang dirindukan surga adalah orang yang menjaga amanah. Allah SWT berfirman (yang artinya): Orang-orang yang menunaikan amanah dan menepati janji...mereka itulah yang mewarisi, yakni mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya (QS al-Mu'minun [23]: 8-11).

Karena itu salah satu ciri Mukmin sejati adalah memiliki sifat amanah. Lawannya adalah khianat. Kedua sifat ini mustahil berkumpul pada diri seseorang, sebagaimana sabda Rasulullah saw., "Tak mungkin berkumpul pada kalbu seseorang kekufuran dan keimanan, dusta dan kejujuran, amanah dan pengkhianatan." (HR Ahmad).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan demikian orang amanah tak akan berkhianat. Sebaliknya, pengkhianat sulit diharapkan bersikap amanah.

Amanah itu banyak. Menjadi Muslim itu amanah. Menjadi ayah dan suami itu amanah. Menjadi istri dan ibu adalah amanah. Menjadi anak juga amanah. Menjadi pimpinan, karyawan, PNS, guru, pedagang, pejabat, penguasa, dll. Semua adalah amanah. Semua pasti dimintai pertanggungjawaban. Sabda Rasul saw., "Setiap orang dari kalian adalah pemimpin. Setiap orang dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban." (HR Muslim).

Amanah itu ada pada seluruh perintah dan larangan Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT telah mengharamkan sikap mengkhianati amanah ini, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Jangan pula kalian mengkhianati amanah-amanah kalian. Padahal kalian tahu (QS al-Anfal [8]: 27).

Menurut Ibnu Abbas ra. ayat di atas bermakna, "Janganlah kalian mengkhianati Allah SWT dengan meninggalkan kewajiban-kewajiban-Nya. Janganlah kalian mengkhianati Rasul saw. dengan meninggalkan sunnah-sunnahnya. Janganlah kalian bermaksiat kepada keduanya." (Al-Qinuji, Fath al-Bayan, 1/162).

Banyak teladan sifat amanah salafush-shalih yang selayaknya kita contoh. Umar bin al-Khaththab ra., misalnya. Saat menjadi khalifah, beliau pernah dihadiahi minyak wangi kesturi dari penguasa Bahrain. Beliau lalu menawarkan kepada para sahabat, siapa yang bersedia untuk menimbang sekaligus membagi-bagikan minyak wangi kesturi itu kepada kaum Muslim. Saat itu, istri beliau, Atikah ra., yang pertama kali menawarkan diri. Namun, beliau dengan lembut menolaknya. Sampai tiga kali istri beliau menawarkan diri, beliau tetap menolak keinginan istrinya. Beliau kemudian, berkata, "Atikah, aku hanya tidak suka jika engkau meletakkan tanganmu di atas timbangan, lalu engkau menyapu-nyapukan tanganmu yang berbau kesturi itu ke tubuhmu. Sebab dengan demikian berarti aku mendapatkan lebih dari yang menjadi hakku yang halal." (Al-Kandahlawi, Fadha-il A'mal, hlm. 590).

Begitulah sikap amanah sang Khalifah. Jangankan korupsi. Sekadar kecipratan minyak wangi yang bukan haknya pun tak sudi.

Dalam riwayat lain, Amirul Mukminin Umar bin al-Khaththb ra. pernah menjodohkan salah satu putranya, Ashim, dengan seorang gadis anak penjual susu yang amanah. Kisahnya bermula saat sang Khalifah, sebagaimana kebiasaannya, berkeliling malam hari untuk memantau keadaan rakyatnya. Tak sengaja beliau mendengar percakapan dua orang wanita, ibu dan putrinya, di sebuah gubuk kecil. Ibunya, sang penjual susu, merintahkan putrinya untuk mencampur susu dengan air. Kata ibunya, "Toh Amirul Mukminin tidak akan tahu." Namun, putrinya berkata, "Amirul Mukminin memang tidak akan tahu perbuatan curang tersebut. Namun, Tuhannya Amirul Mukminin, Allah SWT, pasti tahu."

Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. yang secara diam-diam mendengar percakapan itu pun bergegas pulang. Beliau lalu meminta putranya, `Ashim, untuk segera menikahi putri penjual susu tersebut karena ia gadis yang shalihah (Abdullah bin Abdul Hakam, Sirah `Umar bin `Abdil `Aziz, hlm. 23).

Ustadz Fatih Karim

Founder Cinta Quran Foundation, Co-Founder QuranBest, IG : @fatihkarim

(erd/erd)