Bagaimana proses penyebaran Islam di Asia

Buku Teks

Abdullah, Taufik. “Pengantar ‘Kebangkitan Islam’ di Asia Tenggara?” In Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana Dan Kekuasaan, by Azyumardi Azra, 2nd ed. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2000.

Ali, Fachry, and Bahtiar Effendy. Merambah Jalan Baru Islam: Rekonstruksi Pemikiran Islam Indonesia Masa Orde Baru. Bandung: Mizan, 1990.

Arnold, T.W. The Preaching of Islam: A History of the Propagation of the Muslim Faith. Lahore: Sh. Muhammad Ashraf, 1975.

Asep Ahmad Hidayat, Samsudin, Dadan Rusmana, and Ajid Hakim. Studi Islam Di Asia Tenggara. Bandung: Pustaka Setia, 2013.

‘Aṭṭās, S.M. Naguib al-. Islam Dalam Sejarah Dan Kebudayaan Melayu. Kuala Lumpur: UKM, 1972.

———. Preliminary Statement on a General Theory of the Islamization of Malay-Indonesian Archipelago. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1969.

Azra, Azyumardi. Edisi Perenial Jaringan Ulama Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara Abad VII Dan XVIII: Akar Pembaruan Islam Indonesia. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013.

———. Renaisans Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana Dan Kekuasaan. 2nd ed. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2000.

Benda, Harry Jinrich. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit. Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.

C.C. Brown, trans. Sejarah Melayu. Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1970.

Crawfurd, John. History of Indian Archipelago. Edinburg, 1820.

Fang, Liaw Yock. Sejarah Kesusasteraan Melayu Klasik. Singapura: Pustaka Nasional, 1975.

Fāṭimī, S.Q. Islam Comes to Malaysia. Singapura: Malaysian Sociological Research Institute, 1963.

Fiderspiel, Howard M. Persatuan Islam, Pembaruan Islam Indonesia Abad XX. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996.

Geertz, Clifford. Abangan, Santri Dan Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya, 1981.

Hall, D.G.E. A History of South-East Asia. London: Macmillan, 1964.

Harrison, Brian. South-East Asia, A Short History. London, 1957.

Huda, Nor. Sejarah Sosial Intelektual Islam Di Indonesia. 1st ed. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015.

Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Ummat Islam : Bagian Ke-Satu Dan Ke-Dua. Translated by Ghufran A. Mas’adi. I. A History of Islamic Societies. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.

Jay, Robert. Santri, Abangan, Religious Schism in Rural Java. Harvard: Harvard University, 1957.

Kersten, Carool. Cosmopolitans and Heretics: New Muslim Intellectuals and the Study of Islam. London: Hurst & Company, 2011.

Majul, Cesar Adib. Muslims in the Philipines. Quezon: University of Philippines, 1973.

Marsden, William. The History of Sumatra. Kuala Lumpur: Oxford University Press, 1966.

Martin, Richard C. “Islām.” Encyclopedia of Islam and the Muslim World. USA: Macmillan Reference, 2004.

O’Brien, Peter, ed. “Veil.” In The Muslim Question in Europe, 104–43. Political Controversies and Public Philosophies. Temple University Press, 2016. http://www.jstor.org/stable/j.ctt1kft8dx.7.

Rabasa, Angel M., Cheryl Benard, Peter Chalk, C. Christine Fair, Theodore Karasik, Rollie Lal, Ian Leseer, and David Thaler. The Muslim World After 9/11. Santa Monica: RAND Corporation, 2004. http://www.rand.org/.

Reid, Anthony. Southeast Asia in the Age of Commerce. 2 vols. New Haven, CT: Yale University Press, 1988.

Ricklefs, Merle Calvin. Sejarah Indonesia Modern 1200 - 2004. Edited by Merle Calvin Ricklefs and Husni Syawie. Translated by Satrio Wahono, Bakar Bilfagih, Hasan Huda, Miftah Helmi, Joko Sutrisno, and Has Manadi. Jakarta: Serambi, 2005.

Vansina, Jan. Oral Tradition, A Study in Historical Methodology. Chicago: Aldine Publishing Co., 1965.

Wahid, Abdurrahman. “Pribumisasi Islam.” In Islam Indonesia Menatap Masa Depan, edited by Muntaha Azhari and Abdul Mun’im, 81. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1989.

Wertheim, W.F. Indonesian Society in Transition. Bandung: Sumur, 1956.

Jurnal Ilmiah

Azra, Azyumardi. “Intelektual Muslim Baru Dan Kajian Islam.” Studia Islamika: Indonesian Journal for Islamic Studies 19, no. 1 (2012): 191–202.

Drewes, G.J.W. “New Light on the Coming of Islam to Indonesia.” In BKI, 1968.

Hall, D. G. E. “Looking at Southeast Asian History.” The Journal of Asian Studies 19, no. 3 (1960): 243–53. https://doi.org/10.2307/2943485.

Ḥāmid, Isma ’īl. “A Survey of Theories on the Introduction of Islam the Malay Archipelago.” Islamic Studies 21, no. 3 (1982): 89–100. http://www.jstor.org/stable/20847210.

Hill, A.H., ed. “Hikayat Raja-Raja Pasai.” JMBRAS 33 (June 1960): 58–60.

John, A.H. “Sufism as a Category in Indonesian Literature and History.” JSAH Vol. 2, no. 2 (July 1961): 3.

Majul, Cesar Adib. “Theories on the Introduction and Expansion of Islam in Malaysia.” SJ Vol. 11, no. 4 (1964): 344.

Marrison, G.E. “The Coming of Islam to the East Indies.” JBRAS Vol. 24, no. 1 (1951): 31–36.

Sumanto Al-Qurtuby. “Southeast Asia: History, Modernity, and Religious Change.” Al-Albab 2, no. 2 (Desember 2013): 145–67.

Syauqi, Muhammad Labib. “Islam (Di) Nusantara; Esensi, Genealogi, Serta Identitasnya.” Analisis: Jurnal Studi Keislaman 15, no. 2 (Desember 2015): 321–33.

Testriono. “Is Indonesian Islam Different? Islam in Indonesia in a Comparative International Perspective.” Studia Islamika: Indonesian Journal for Islamic Studies 18, no. 1 (2011): 199–202.

Wilson, H.E. “The Islamization of South-East Asia: A Reassesment.” JHR Vol. 15, no. 1 (Agustus 1972): 5.

Winstead, R.O. “The Advent of Muhammadanism in the Malay Peninsula and Archipellago.” JMBRAS Vol. 77 (1917).

Makalah Ilmiah dan Artikel

Natsir, M. “Sekilas Proses Masuknya Islam Di Kalimantan Barat (Kalbar).” In Islam Di Borneo: Sejarah, Perkembangan, Dan Isu-Isi Kontemporer, edited by Jamil Hj. Hamali and et. al., 52–57. Universiti Teknologi MARA Serawak: Pusat Penerbit Universiti (UPENA) UT MARA, n.d.

Referensi Online danWawancara

Azra, Azyumardi. “Kajian Islam CUHK-1.” REPUBLIKA.CO.ID, Kamis, Oktober 2014, sec. Berita Kolom Resonansi. http://m.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/14/10/22/ndurfj-kajian-islam-cuhk-1.

Budi Sulistio. Majapahit Dan Islam Nusantara. Mp3a. Islam in Southeast Asia. SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta R-208, 2017.

Sejarah tentang kedatangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara berasal dari catatan para pengelana yang telah mengunjungi kawasan nusantara pada masa ratus tahun ke-7 Masehi. Gagasan ini didasarkan atas pernyataan pengelana Cina

Bukti masuknya Islam ke Nusantara

Bukti awal tentang agama Islam berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marco polo. Saat singgah di sebelah utara pulau Sumatera, dia menemukan suatu kota Islam bernama Perlakyang dikelilingi oleh daerah-daerah non-Islam. Hal ini diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.

Bukti kedua berasal dari Ibnu Batutah saat mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.

Bukti ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang mengunjungi Nusantara pada awal masa ratus tahun ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang masa ratus tahun ke-13 sudah mempunyai warga Muslim di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang. Selain itu di Pulau Jawa juga ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari masa ratus tahun ke-13.

Kelompok lain berpendapat bahwa Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara semenjak -tsing]] yang pergi ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut selang Arab, Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.

Bukti kelima menurut catatan Dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih(sebutan untuk kaum Muslim Arab dan Persia) pada masa ratus tahun ke-9 dan ke-10 sudah mempunyai di Kanton dan Sumatera.

Penyebaran Islam Di Nusantara

Penyebar Agama Islam menurut teori Gujarat, salah seorang pendukung teori ini merupakan Muhammad Fakir. Hal ini mampu dibuktikan, di mana teori ini mendasarkan argumentasi bahwa pada pengamatan terhadap bangunan relief nisan Sultan Malik Al Saleh yang memiliki kecocokan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat.

Penyebar Agama Islam menurut teori Makkah, salah seorang pendukung teori ini merupakan Sjech Ismail dari Makiyah. Hal ini mampu dibuktikan, bahwa himpunan masyarakat Nusantara pertama yang Islam merupakan menganut mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab istimewa di Makiyah.

Penyebar Agama Islam menurut teori Persia, salah seorang pendukung teori ini merupakan P.A. Hoessein Djajaningrat. Ha; ini mampu dibuktikan, bahwa mempunyai sebagian kecocokan hukum budaya istiadat yang hidup di kalangan warga Nusantara dengan bangsa Persia dengan mempunyainya peringatan Asyura di kalangan warga, dan hal ini merupakan suatu daya upaya budi untuk kaum Syi'ah.

Penyebar Agama Islam menurut teori para Sejarawan, salah satu penyebarnya merupakan Wali Songo yang mempunyai di Demak

Pesatnya Perkembangan Islam di Nusantara

Gagasan yang menyebabkan masyarakat nusantara banyak yang beragama Islam selang lain:

Faktor-faktor penyebab Agama Islam mampu cepat berkembang di Nusantara selang lain:

  • Syarat masuk agama Islam tidak berat, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat.
  • Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
  • Islam tidak mengenal sistem kasta.
  • Islam tidak menentang hukum budaya dan tradisi setempat.
  • Dalam penyebarannya dimainkan dengan jalan damai.
  • Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran agama Islam.

edunitas.com


Page 2

Sejarah tentang kedatangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara berasal dari catatan para pengelana yang telah mengunjungi daerah nusantara pada masa ratus tahun ke-7 Masehi. Gagasan ini didasarkan atas pernyataan pengelana Cina

Bukti masuknya Islam ke Nusantara

Bukti awal tentang agama Islam berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marco polo. Saat singgah di sebelah utara pulau Sumatera, dia menemukan suatu kota Islam bernama Perlakyang dikelilingi oleh daerah-daerah non-Islam. Hal ini diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.

Bukti kedua berasal dari Ibnu Batutah saat mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.

Bukti ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang mengunjungi Nusantara pada awal masa ratus tahun ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang masa ratus tahun ke-13 sudah mempunyai warga Muslim di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang. Selain itu di Pulau Jawa juga ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari masa ratus tahun ke-13.

Golongan lain berpendapat bahwa Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara semenjak -tsing]] yang pergi ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut selang Arab, Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.

Bukti kelima menurut catatan Dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih(sebutan bagi kaum Muslim Arab dan Persia) pada masa ratus tahun ke-9 dan ke-10 sudah mempunyai di Kanton dan Sumatera.

Penyebaran Islam Di Nusantara

Penyebar Agama Islam menurut teori Gujarat, salah seorang pendukung teori ini merupakan Muhammad Fakir. Hal ini mampu dibuktikan, di mana teori ini mendasarkan argumentasi bahwa pada pengamatan terhadap bangunan relief nisan Sultan Malik Al Saleh yang memiliki kecocokan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat.

Penyebar Agama Islam menurut teori Makkah, salah seorang pendukung teori ini merupakan Sjech Ismail dari Makiyah. Hal ini mampu dibuktikan, bahwa gugusan masyarakat Nusantara pertama yang Islam merupakan menganut mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab istimewa di Makiyah.

Penyebar Agama Islam menurut teori Persia, salah seorang pendukung teori ini merupakan P.A. Hoessein Djajaningrat. Ha; ini mampu dibuktikan, bahwa mempunyai sebagian kecocokan hukum budaya istiadat yang hidup di kalangan warga Nusantara dengan bangsa Persia dengan mempunyainya peringatan Asyura di kalangan warga, dan hal ini merupakan suatu budaya bagi kaum Syi'ah.

Penyebar Agama Islam menurut teori para Sejarawan, salah satu penyebarnya merupakan Wali Songo yang mempunyai di Demak

Pesatnya Perkembangan Islam di Nusantara

Gagasan yang menyebabkan masyarakat nusantara banyak yang beragama Islam selang lain:

Faktor-faktor penyebab Agama Islam mampu cepat berkembang di Nusantara selang lain:

  • Syarat masuk agama Islam tidak berat, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat.
  • Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
  • Islam tidak mengenal sistem kasta.
  • Islam tidak menentang hukum budaya dan tradisi setempat.
  • Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai.
  • Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran agama Islam.

edunitas.com


Page 3

Artikel ini merupakan anggota dari seri tentang:
Islam
Bagaimana proses penyebaran Islam di Asia
Bagaimana proses penyebaran Islam di Asia
Portal Islam

Sejarah tentang kedatangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara berasal dari catatan para pengelana yang telah mengunjungi daerah nusantara pada masa ratus tahun ke-7 Masehi. Gagasan ini didasarkan atas pernyataan pengelana Cina

Bukti masuknya Islam ke Nusantara

Bukti awal tentang agama Islam berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marco polo. Saat singgah di sebelah utara pulau Sumatera, dia menemukan suatu kota Islam bernama Perlakyang dikelilingi oleh daerah-daerah non-Islam. Hal ini diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.

Bukti kedua berasal dari Ibnu Batutah saat mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.

Bukti ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang mengunjungi Nusantara pada awal masa ratus tahun ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang masa ratus tahun ke-13 sudah mempunyai warga Muslim di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang. Selain itu di Pulau Jawa juga ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari masa ratus tahun ke-13.

Golongan lain berpendapat bahwa Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara semenjak -tsing]] yang pergi ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut selang Arab, Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.

Bukti kelima menurut catatan Dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih(sebutan bagi kaum Muslim Arab dan Persia) pada masa ratus tahun ke-9 dan ke-10 sudah mempunyai di Kanton dan Sumatera.

Penyebaran Islam Di Nusantara

Penyebar Agama Islam menurut teori Gujarat, salah seorang pendukung teori ini merupakan Muhammad Fakir. Hal ini mampu dibuktikan, di mana teori ini mendasarkan argumentasi bahwa pada pengamatan terhadap bangunan relief nisan Sultan Malik Al Saleh yang memiliki kecocokan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat.

Penyebar Agama Islam menurut teori Makkah, salah seorang pendukung teori ini merupakan Sjech Ismail dari Makiyah. Hal ini mampu dibuktikan, bahwa gugusan masyarakat Nusantara pertama yang Islam merupakan menganut mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab istimewa di Makiyah.

Penyebar Agama Islam menurut teori Persia, salah seorang pendukung teori ini merupakan P.A. Hoessein Djajaningrat. Ha; ini mampu dibuktikan, bahwa mempunyai sebagian kecocokan hukum budaya istiadat yang hidup di kalangan warga Nusantara dengan bangsa Persia dengan mempunyainya peringatan Asyura di kalangan warga, dan hal ini merupakan suatu budaya bagi kaum Syi'ah.

Penyebar Agama Islam menurut teori para Sejarawan, salah satu penyebarnya merupakan Wali Songo yang mempunyai di Demak

Pesatnya Perkembangan Islam di Nusantara

Gagasan yang menyebabkan masyarakat nusantara banyak yang beragama Islam selang lain:

Faktor-faktor penyebab Agama Islam mampu cepat berkembang di Nusantara selang lain:

  • Syarat masuk agama Islam tidak berat, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat.
  • Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
  • Islam tidak mengenal sistem kasta.
  • Islam tidak menentang hukum budaya dan tradisi setempat.
  • Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai.
  • Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran agama Islam.

edunitas.com


Page 4

Artikel ini merupakan anggota dari seri tentang:
Islam
Bagaimana proses penyebaran Islam di Asia
Bagaimana proses penyebaran Islam di Asia
Portal Islam

Sejarah tentang kedatangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara berasal dari catatan para pengelana yang telah mengunjungi daerah nusantara pada masa ratus tahun ke-7 Masehi. Gagasan ini didasarkan atas pernyataan pengelana Cina

Bukti masuknya Islam ke Nusantara

Bukti awal tentang agama Islam berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marco polo. Saat singgah di sebelah utara pulau Sumatera, dia menemukan suatu kota Islam bernama Perlakyang dikelilingi oleh daerah-daerah non-Islam. Hal ini diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.

Bukti kedua berasal dari Ibnu Batutah saat mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.

Bukti ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang mengunjungi Nusantara pada awal masa ratus tahun ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang masa ratus tahun ke-13 sudah mempunyai warga Muslim di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang. Selain itu di Pulau Jawa juga ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari masa ratus tahun ke-13.

Golongan lain berpendapat bahwa Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara semenjak -tsing]] yang pergi ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut selang Arab, Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.

Bukti kelima menurut catatan Dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih(sebutan bagi kaum Muslim Arab dan Persia) pada masa ratus tahun ke-9 dan ke-10 sudah mempunyai di Kanton dan Sumatera.

Penyebaran Islam Di Nusantara

Penyebar Agama Islam menurut teori Gujarat, salah seorang pendukung teori ini merupakan Muhammad Fakir. Hal ini mampu dibuktikan, di mana teori ini mendasarkan argumentasi bahwa pada pengamatan terhadap bangunan relief nisan Sultan Malik Al Saleh yang memiliki kecocokan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat.

Penyebar Agama Islam menurut teori Makkah, salah seorang pendukung teori ini merupakan Sjech Ismail dari Makiyah. Hal ini mampu dibuktikan, bahwa gugusan masyarakat Nusantara pertama yang Islam merupakan menganut mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab istimewa di Makiyah.

Penyebar Agama Islam menurut teori Persia, salah seorang pendukung teori ini merupakan P.A. Hoessein Djajaningrat. Ha; ini mampu dibuktikan, bahwa mempunyai sebagian kecocokan hukum budaya istiadat yang hidup di kalangan warga Nusantara dengan bangsa Persia dengan mempunyainya peringatan Asyura di kalangan warga, dan hal ini merupakan suatu budaya bagi kaum Syi'ah.

Penyebar Agama Islam menurut teori para Sejarawan, salah satu penyebarnya merupakan Wali Songo yang mempunyai di Demak

Pesatnya Perkembangan Islam di Nusantara

Gagasan yang menyebabkan masyarakat nusantara banyak yang beragama Islam selang lain:

Faktor-faktor penyebab Agama Islam mampu cepat berkembang di Nusantara selang lain:

  • Syarat masuk agama Islam tidak berat, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat.
  • Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
  • Islam tidak mengenal sistem kasta.
  • Islam tidak menentang hukum budaya dan tradisi setempat.
  • Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai.
  • Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran agama Islam.

edunitas.com


Page 5

Sejarah tentang kedatangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara berasal dari catatan para pengelana yang telah mengunjungi daerah nusantara pada masa ratus tahun ke-7 Masehi. Gagasan ini didasarkan atas pernyataan pengelana Cina

Bukti masuknya Islam ke Nusantara

Bukti awal tentang agama Islam berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marco polo. Saat singgah di sebelah utara pulau Sumatera, dia menemukan suatu kota Islam bernama Perlakyang dikelilingi oleh daerah-daerah non-Islam. Hal ini diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.

Bukti kedua berasal dari Ibnu Batutah saat mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.

Bukti ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang mengunjungi Nusantara pada awal masa ratus tahun ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang masa ratus tahun ke-13 sudah mempunyai warga Muslim di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang. Selain itu di Pulau Jawa juga ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari masa ratus tahun ke-13.

Golongan lain berpendapat bahwa Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara semenjak -tsing]] yang pergi ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut selang Arab, Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.

Bukti kelima menurut catatan Dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih(sebutan bagi kaum Muslim Arab dan Persia) pada masa ratus tahun ke-9 dan ke-10 sudah mempunyai di Kanton dan Sumatera.

Penyebaran Islam Di Nusantara

Penyebar Agama Islam menurut teori Gujarat, salah seorang pendukung teori ini merupakan Muhammad Fakir. Hal ini mampu dibuktikan, di mana teori ini mendasarkan argumentasi bahwa pada pengamatan terhadap bangunan relief nisan Sultan Malik Al Saleh yang memiliki kecocokan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat.

Penyebar Agama Islam menurut teori Makkah, salah seorang pendukung teori ini merupakan Sjech Ismail dari Makiyah. Hal ini mampu dibuktikan, bahwa gugusan masyarakat Nusantara pertama yang Islam merupakan menganut mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab istimewa di Makiyah.

Penyebar Agama Islam menurut teori Persia, salah seorang pendukung teori ini merupakan P.A. Hoessein Djajaningrat. Ha; ini mampu dibuktikan, bahwa mempunyai sebagian kecocokan hukum budaya istiadat yang hidup di kalangan warga Nusantara dengan bangsa Persia dengan mempunyainya peringatan Asyura di kalangan warga, dan hal ini merupakan suatu budaya bagi kaum Syi'ah.

Penyebar Agama Islam menurut teori para Sejarawan, salah satu penyebarnya merupakan Wali Songo yang mempunyai di Demak

Pesatnya Perkembangan Islam di Nusantara

Gagasan yang menyebabkan masyarakat nusantara banyak yang beragama Islam selang lain:

Faktor-faktor penyebab Agama Islam mampu cepat berkembang di Nusantara selang lain:

  • Syarat masuk agama Islam tidak berat, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat.
  • Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
  • Islam tidak mengenal sistem kasta.
  • Islam tidak menentang hukum budaya dan tradisi setempat.
  • Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai.
  • Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran agama Islam.

edunitas.com