Dalam suatu riset, uji validitas dan reliabilitas menjadi konsep untuk mengevaluasi kualitas penelitian. Validitas digunakan untuk mengukur akurasi riset, sedangkan reliabilitas untuk menilai konsistensi pada isi hasil riset. Show
Keduanya sangat berperan penting dalam menentukan seberapa baik riset dijalankan. Mengetahui hal ini, sudah seharusnya mempertimbangkan bagaimana metode riset, dan rencana riset yang digunakan untuk mempertahankan akurasi dan konsistensi penelitian. Meski validitas dan reliabilitas tidak memiliki tujuan pengujian yang sama, namun keduanya sangat bergandengan erat. Suatu riset bisa dikatakan reliabel tanpa dinyatakan valid. Akan tetapi, riset yang valid sudah pasti reliabel. Lantas, bagaimana riset bisa dinilai melalui pengujian ini? Apa pula perbedaan antara reliabilitas dan validitas? Apa hubungan antara keduanya? Daripada bingung mempertanyakan hal-hal tersebut kepada diri sendiri, yuk langsung saja bedah sama-sama uraiannya di bawah ini! baca juga
Dari setiap riset yang selesai dijalankan, peneliti perlu melakukan pengujian ini untuk menilai kualitasnya. Supaya lebih paham arti dari keduanya, berikut penjelasan satu per satu dari validitas dan reliabilitas serta prinsip-prinsip dasarnya: 1. Arti Uji ValiditasPengujian ini terbagi menjadi dua, yaitu uji validitas faktor dan validitas item. Arti dari validitas sendiri adalah standar ukuran yang menunjukkan ketepatan atau akurasi dari instrumen yang digunakan. Hal ini menilai kesahihan bagaimana suatu prosedur instrumen riset hingga evaluasi. Kembali ke jenis-jenis uji validitas, untuk validitas item, tes dilakukan untuk melihat hubungan antara skor item dengan skor total item. Begitu juga dengan uji validitas faktor, yang menghubungkan skor faktor dengan skor total faktor. Namun uji validitas faktor hanya dilakukan apabila ditemukan lebih dari satu faktor. Dalam melakukan penilaian validitas, alat yang digunakan bernama SPSS. Prosedur penggunaan software ini dimulai dari input skor setiap variabel, lalu dianalisis menggunakan menu-menu yang ada. Saat melakukan uji validitas, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan, yaitu:
2. Arti Uji ReliabilitasUntuk mengetahui arti uji validitas dan reliabilitas secara lengkap, pahami juga arti reliabilitas itu sendiri. Uji reliabilitas adalah tes yang dilakukan untuk menilai atau memahami sesuatu yang menjadi objek ukur. Sedangkan reliabilitas yaitu standar keandalan pengukuran. Apabila nilai akurasi yang didapatkan tinggi, itu artinya penelitian tersebut dapat diandalkan. Semakin tinggi angka reliabilitas, semakin baik. Hubungan Antara Reliabilitas dan ValiditasKeduanya tidak bisa dipisahkan ketika hendak melakukan pengukuran kualitas riset dan instrumennya. Hubungan reliabilitas dan validitas bisa diuraikan melalui ilustrasi sebagai berikut, untuk lebih jelasnya pahami juga deskripsi masing-masing hubungan: 1. Asesmen Tidak Valid dan Tidak ReliabelIni artinya, hasil asesmen semulanya valid dan benar, akan tetapi jika dilakukan asesmen pada kesempatan selanjutnya, hasilnya akan tidak sama. 2. Asesmen Reliabel Tetapi Tidak ValidInstrumen dan prosedur asesmen sudah benar dan konsisten, namun konsep yang dicanangkan kurang tepat sehingga menjadi tidak valid. 3. Asesmen Tidak Reliabel Tetapi ValidUji validitas dan reliabilitas yang mendapatkan penilaian ini disebabkan karena adanya pertanyaan ambigu, perbedaan kultur dan bahasa responden, atau pertanyaan yang jawabannya bisa berubah di waktu berbeda. 4. Asesmen Reliabel dan ValidUntuk mendapatkan penilaian ini, dibutuhkan proses identifikasi yang tepat sesuai objek penelitian dan hasilnya konsisten walaupun berada pada waktu berbeda. Metode Pengujian Validitas dan ReliabilitasKetika melakukan uji validitas dan reliabilitas, digunakan dua formula berbeda. Untuk rumus validitas, berikut formulanya menggunakan Teknik Korelasi: 1. Formula Uji Validitas
2. Formula Uji ReliabilitasJika sudah mendapatkan jawaban atas validitas suatu riset dan instrumennya, lakukan juga pengujian reliabilitas menggunakan Split Half.
Contoh Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SPSSAplikasi SPSS ini dibutuhkan untuk memudahkan pengujian, aplikasi ini dapat diunduh dari internet apabila belum menginstalnya. Berikut contoh sederhana yang mudah untuk dipahami dalam penggunaan aplikasi SPSS Seorang peneliti hendak menguji validitas item pada instrumen yang dimilikinya. Ia mempunyai 10 buah data dan nilai dari setiap item yang akan dilakukan pengujian. Apabila diuraikan ke dalam tabel, maka seperti di bawah ini: 1. Uji ValiditasDalam pengujian ini, probabilitas kesalahan dari korelasi adalah hal yang dilihat untuk menentukan valid atau tidaknya sebuah instrumen. Hal ini dilambangkan sebagai Sig (nilai kesalahan). Nilai tersebut kemudian dikomparasi kembali dengan probabilitas kesalahan yang dilambangan dengan alpha (α). Adapun nilai alpha yang biasa dipilih bernilai 0,05. Apabila nilai Sig berada di bawah nilai alpha, maka item yang sedang diuji dinilai valid. Sebaliknya, jika nilai Sig lebih besar dari nilai alpha, berarti item instrumen tidak valid. Dari tabel contoh di atas, apabila diuji maka akan menghasilkan nilai Sig sebagai berikut: Pada tabel ini, item nomor 1 dan 6 dinyatakan tidak valid. 2. Uji ReliabilitasReliabilitas juga perlu diuji untuk mengetahui apakah suatu instrumen bisa diandalkan atau tidak. Cara mengujinya yaitu dengan membuat tabel seperti sebelumnya, namun tanpa menyertakan nilai item yang tidak valid. Contohnya berikut: Selanjutnya, lakukan uji koefisien reliabilitas menggunakan data-data yang valid. Berdasarkan nilai-nilai pada tabel, inilah perolehan nilai koefisien reliabilitasnya. Jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6, data bisa dianggap reliabel. KesimpulanSuatu riset penelitian perlu diukur akurasi dan reliabilitasnya menggunakan tes ini. Riset baru dapat diandalkan apabila mempunyai reliabilitas yang baik. Sebaliknya, butir-butir atau konsep yang membuat riset menjadi tidak valid atau reliabel maka harus dibuang dari dalam angket. Salah satu ciri di mana butir tersebut tidak reliabel adalah ketika jawabannya berbeda saat dijawab di waktu berbeda. Beruntungnya, untuk memudahkan pekerjaan penilaian ini, sekarang telah hadir software yang sangat membantu, seperti SPSS. PenutupAda kalanya hasil asesmen menunjukkan riset tidak reliabel atau tidak valid. Lakukan perbaikan sampai uji validitas dan reliabilitas menunjukkan hasil yang diinginkan. Sekian, semoga panduan ini bisa membantu! Apa yang membedakan antara reliabilitas dengan validitas?Perbedaan Validitas dan Reliabilitas
Validitas mengukur sejauh mana hasil bisa mengukur dengan benar apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas mengukur sejauh mana hasil yang sama bisa diulangi jika menggunakan kondisi yang sama.
Bagaimana cara mengetahui apakah instrumen penelitian yang kita pakai sudah valid atau reliabel?Instrumen dikatakan valid saat dapat mengungkap data dari variabel secara tepat dan tidak menyimpang dari keadaan yang sebenarnya. Instrumen dikatakan reliabel saat dapat mengungkapkan data yang bisa dipercaya (Arikunto, 2010).
Bagaimana cara menguji validitas?Langkah-langkah dalam pengujian validitas ini yaitu :. Buat skor total masing-masing variabel (Tabel perhitungan skor). Klik Analyze -> Correlate -> Bivariate (Gambar/Output SPSS). Masukan seluruh item variabel x ke Variabels.. Cek list Pearson ; Two Tailed ; Flag.. Klik Ok.. Mengapa Instrumen penelitian yang digunakan harus valid dan reliabel?Instrumen yang valid dan reliabel dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel pula sehingga membawa pada kesimpulan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya. Validitas mempermasalahkan sejauh mana pengukuran tepat dalam mengukur apa yang hendak diukur.
|