Apakah yang dilakukan Chadwick terkait dengan penemuan neutron

You're Reading a Free Preview
Page 3 is not shown in this preview.

Pada tahun 1914 para ilmuwan berhasil melakukan penyelidikan dan menunjukan bahwa dalam inti atom unsur yang bebeda terdapat jumlah proton yang berbeda-beda pula. Misal, pada inti atom hidrogen terdapat 1 proton. Muatan proton ini sama dengan muatan sebuah elektron, tetapi tandanya berlawanan, proton bermuatan + 1, yaitu 1,6 x 10-19 C sedangkan  elektron bermuatan -1 atau -1,6 x 10-19 C. Pada inti helium terdapat 2 buah proton, pada inti atom litium mempunyai 3 buah proton, dan sebagainya.

Apakah yang dilakukan Chadwick terkait dengan penemuan neutron
Alat percobaan Chadwick

Pada tahun 1913 Thomson menemukan gejala-gejala yang terjadi pada atom-atom unsur sejenis, yaitu adanya atom-atom yang massanya berbeda, peristiwa ini dinamakan isotop. Ditemukannya isotop ini membuktikan bahwa massa suatu atom tidak sesuai dengan massa proton dalam inti. Ini berarti bahwa dalam inti atom harus ada partikel lain selain proton.

Pada tahun 1932, James Chadwick menemukan partikel penyusun inti yang massanya sama dengan proton, tetapi tidak punya muatan. Partikel ini ditemukan melalui percobaan Chadwick dengan menebak lapisan tipis berilium dengan partikel α (alfa). Hasilnya adalah pancaran radiasi energi yang sangat tinggi. Partikel ini kemudian di namai dengan neutron.

Pada neutron tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan massa sebuah proton (massa neutron = 1,675 x 10-24 gram, sedangkan massa proton =1,673 x 10-24 gram). Jumlah neutron dalam inti tidak khas untuk setiap unsur. Artinya, dalam atom unsur walaupun jumlah neutronnya sama, tetapi jika jumlah protonnya berbeda sifatnya akan berbeda. Sebaliknya meskipun jumlah neutron  berbeda, tetapi jika jumlah protonnya sama, maka akan sama pula sifatnya.

James Chadwick (20 Oktober 1891 – 24 Juli 1974) ialah ilmuwan asal Inggris.

James ChadwickBerkas:Chadwick.jpgLahir(1891-10-20)20 Oktober 1891
Bollington, Cheshire, InggrisMeninggal24 Juli 1974(1974-07-24) (umur 82)
Cambridge, Cambridgeshire, InggrisWarga negaraBritania RayaAlmamaterUniversitas Manchester
Universitas CambridgeDikenal atasPenemuan neutronPenghargaanPenghargaan Nobel dalam Fisika (1935)
Medali Franklin (1951)Karier ilmiahBidangFisikaInstitusiUniversitas Teknik Berlin
Universitas Liverpool
Kolese Gonville dan Caius
Universitas Cambridge
Proyek ManhattanPembimbing akademikErnest Rutherford
Hans GeigerMahasiswa doktoralMaurice Goldhaber
Ernest C. Pollard
Charles Drummond Ellis

Chadwick dididik di Universitas Manchester, dan bekerja sama mengenai pemancaran sinar gamma dibimbing Ernest Rutherford. Saat Perang Dunia I pecah, ia sedang meneliti peluruhan sinar beta di Jerman. Chadwick ditahan pemerintah Jerman, karena dianggap sebagai musuh. Setelah perang, ia bergabung dengan Ernest Rutherford di Cambridge. Ia memakai hamburan partikel sinar alfa untuk membuktikan bahwa nomor atom suatu unsur kimia sama dengan muatan nuklir. Ia dan Rutherford mengajukan usul yang menyatakan bahwa dalam inti terdapat partikel tak bermuatan, tetapi mereka belum bisa mendeteksi partikel itu secara eksperimental sampai 1932. Pada tahun tersebut, Chadwick berhasil memperlihatkan keberadaan neutron.

Ia menerima Penghargaan Nobel dalam Fisika pada 1935. Selama Perang Dunia II, Chadwick memimpin kelompok ilmuwan Inggris mengembangkan bom atom.

  • Entri pada situs web Penghargaan Nobel.
  • Chadwick's article in Nature (10 May 1932: "The Existence of a Neutron")
  • Another letter (3 months earlier) from Chadwick to Nature Diarsipkan 2005-12-30 di Wayback Machine.
  • Annotated bibliography for James Chadwick from the Alsos Digital Library for Nuclear Issues Diarsipkan 2019-02-17 di Wayback Machine.
  • The Papers of Sir James Chadwick are held at the Churchill Archives Centre in Cambridge and are accessible to the public.
  

Artikel bertopik biografi Inggris ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=James_Chadwick&oldid=18594320"

Apakah yang dilakukan Chadwick terkait dengan penemuan neutron

Apakah yang dilakukan Chadwick terkait dengan penemuan neutron
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi sejarah peneuan proton, elektron, neutron, dan inti atom

KOMPAS.com – Pada masa lalu, ilmuan percaya bahwa atom adalah substansi terkecil yang menyusun segala macam materi dan tidak bisa dibagi menjadi lebih kecil lagi.

Hal tersebut kemudian dipatahkan ketika subpartikel atom seperti proton, elektron, dan neutron ditemukan.

Ketiga subpartikel tersebut merevolusi ilmu pengetahuan dan mengambangkan dunia modern manusia. Berikut adalah sejarah penemuan proton, elektron, neutron, dan juga inti atom berdasarkan sejarah:

Sejarah penemuan elektron

Teori atom yang dikemukakan John Dalton menyatakan bahwa atom adalah substansi terkecil yang tidak dapat dibagi. Hal tersebut dipecahkan oleh J.J. Thomson dengan penemuan elektronnya. Thomson melakukan penelitian menggunakan tabung sinar katoda.

Pada percobaan tersebut, Thomson menemukan bahwa sinar katoda terpengaruh oleh medan magnet dan medan listrik.

Dilansir dari Khan Academy, Thomson memperhatikan bahwa sinar katoda dibelokkan menjauhi pelat listrik yang bermuatan negatif dan menuju pelat yang bermuatan postif.

Baca juga: Gagasan Teori Atom Thomson

Hal tersebut menunjukkan sinar katoda memiliki partikel muatan negatif karena menolak muatan listrik positif, tetapi tarik-menarik dengan muatan listrik positif. Dari eksperimen tersebutlah Thomson menemukan partikel bermuatan negatif yang bernama elektron.

Selain menemukan keberadaa elektron, Thomson juga menemukan rasio massa terhadap muatan partikel sinar katoda. Ia menemukan bahwa massa elektron jauh lebih kecil dari masa atom yang dibentuknya.

Sejarah penemuan inti atom

Setelah penemuan elektron, Thomson mengemukakan teori atom. Teori Atom Thomson menyebutkan bahwa atom berisi muatan negatif yang tertanam dalam sup berupa muatan positif.

Hal ini kemudian dipatahkan oleh muridnya sendiri yaitu Ernest Ruterford dengan penemuan inti atom. Rutherfors melakukan eksperimen dengan cara menembak lapisan tipis emas dengan sinar alfa yang menghasilkan penyimpangan hamburan.

Apakah yang dilakukan Chadwick terkait dengan penemuan neutron

Eksperimen Rurherford mengawali penemuan neutron. Dalam eksperimennya, Rutherford berusaha untuk menghitung jumlah muatan positif dalam inti atom dan massa inti atom. Ia berharap massa muatan positif sama dengan massa atom mengingat massa elektron sangat kecil. Akan tetapi, ia mendapati bahwa massa inti atom hanya setengah dari massa atom.

Penelitian yang dilakukan Rutherford sukses mendapatkan beberapa hasil yang memuaskan, namun juga mendapatkan kejanggalan yaitu massa inti atom unsur selalu lebih besar daripada massa proton di dalam inti atom. Rutherford menduga bahwa terdapat partikel lain di dalam inti atom yang tidak bermuatan karena atom bermuatan positif disebabkan adanya proton yang bermuatan positif. Di tahun 1920, ahli fisika Amerika William Draper Harkins menduga adanya partikel lain dalam inti atom selain proton. Partikel tersebut mempunyai massa yang hampir sama dengan proton, tetapi tidak bermuatan. Ia menamakan partikel tersebut neutron. Oleh karena partikel tersebut tidak bermuatan, maka keberadaannya sulit dibuktikan.

Baru pada tahun 1932, James Chadwick menemukan partikel penyusun inti yang massanya sama dengan proton, tetapi tidak punya muatan. Partikel ini ditemukan melalui percobaan Chadwick dengan menembak lapisan tipis berilium dengan partikel α (alfa). Hasilnya adalah pancaran radiasi energi yang sangat tinggi. Partikel ini kemudian di namai dengan neutron.

Pada neutron tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan massa sebuah proton (massa neutron = 1,675 x 10-24 gram, sedangkan massa proton =1,673 x 10-24 gram). Jumlah neutron dalam inti tidak khas untuk setiap unsur. Artinya, dalam atom unsur walaupun jumlah neutronnya sama, tetapi jika jumlah protonnya berbeda sifatnya akan berbeda. Sebaliknya meskipun jumlah neutron  berbeda, tetapi jika jumlah protonnya sama, maka akan sama pula sifatnya.

Sumber :

https://fauzannoah.wordpress.com

https://tatangsma.com

Adanya partikel lain di dalam inti atom yang tidak bermuatan dibuktikan oleh James Chadwick pada tahun 1932. Chadwick melakukan penelitian dengan menembak logam berilium menggunakan sinar alfa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suatu partikel yang tak bermuatan dilepaskan ketika logam berilium ditembak dengan sinar alfa dan partikel ini disebut sebagai neutron. Neutron tak bermuatan dan bermassa 1 sma (pembulatan).


Post Views: 7985


Leave a comment