Apakah sea games mempengaruhi kehidupan pariwisata di Indonesia

Kereta LRT Palembang. (Foto: Dok. PT KAI)

Palembang adalah salah satu dari dua kota tuan rumah Asian Games 2018. Ajang Asian Games merupakan pesta akbar olahraga dengan peserta negara-negara yang berada di Asia. Di Palembang sendiri nantinya akan ada 10 cabang olahraga yang akan dipertandingkan di Jakabaring Sport City, meliputi sepakbola wanita, tenis, voli pantai, kano/kayak, basket, menembak, triatlon, dayung, sepak takraw dan panjat tebing.

Selama berlangsungnya event olahraga akbar se-Asia ini, negara atau kota tuan rumah selalu mengalami peningkatan yang positif mulai dari pembangunan infrastruktur, industri pariwisata, hingga tingkat pengangguran. Berbagai persiapan pun tengah dilaksanakan untuk menyambut acara ini.

Pemerintah melalui Pemkot Palembang dan Jakarta telah melakukan sensus ekonomi penduduk di mana tujuan dari sensus ekonomi ini mengetahui bagaimana ekonomi masyarakat yang ada di Kota Palembang maupun Jakarta khususnya sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018 dimulai dan nantinya akan dibandingkan setelah Asian Games 2018. Menurut data BPS Februari 2017, ada peningkatan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 20,91 persen dibandingkan bulan Januari 2017 di kota Palembang. Peningkatan ini disebabkan karena makin terkenalnya Palembang di negara asing karena akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Wisatawan mancanegara yang datang ke Palembang kebanyakan berasal dari Malaysia dan Singapura yang di mana mereka adalah negara paling dekat dengan kota Palembang dan juga peserta dari Asian Games 2018.

Pelaksanaan Asian Games yang tinggal setahun itu juga berpotensi untuk mendatangkan keuntungan. Sumbernya bisa berasal dari sponsorship, hak siar televisi, maupun penjualan merchandise seperti kaos dan maskot hingga suvenir. Industri pariwisata pun diprediksi akan bergairah dengan event tersebut. Apalagi perilaku wisatawan Asia berbeda dengan Eropa. Wisatawan Asia dikenal mau mencoba apa pun, berani makan di pinggir jalan, hingga dikenal sangat gila belanja. Oleh karena itu, para pelancong diprediksi tidak hanya ingin menghabiskan waktu di arena pertandingan, tapi juga berkeinginan menjajal wisata belanja dan wisata kuliner, hingga wisata sejarah.

Berbeda dengan wisatawan asal Eropa yang terkadang lebih suka berdiam di hotel dan membaca buku. Selain itu, pelaksanaan Asian Games juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja part time (sukarelawan). Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menyebutkan dibutuhkan sebanyak 35 ribu sukarelawan yang akan ditempatkan di Jakarta, Palembang dan kota pendukung lainnya. Para sukarelawan ini nantinya akan diberi uang saku harian selama pelaksanaan Asian Games. Berkaca dari pengalaman selama ini, ajang sebesar Asian Games potensial untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi.

Menengok penyelenggaraan Asian Games sebelumnya, ada keuntungan ekonomis yang bakal diperoleh tuan rumah. Sebenarnya ini bukan pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah Event olahraga level Asia. Pada tahun 1962, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV tahun 1962. Saat itu, karena infrastruktur masih minim pengeluaran terbesar digunakan untuk membangun sarana dan prasarana. Warisannya pun dapat dilihat sampai sekarang seperti kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

Pertumbuhan Ekonomi dalam kaitannya dengan Asian Games diperkirakan akan meningkat di atas 10 persen, dan membuat pasar modal Indonesia menjadi semakin baik, selain itu seiring berjalannya waktu Asian Games akan mempengaruhi menguatnya rupiah. Hal ini juga akan membawa dampak baik bagi perekonomian Indonesia.

Pemrov Sumatera Selatan pun turut berbenah menyambut Asian Games 2018. Belanja modal sebesar Rp 20 triliun disiapkan pemerintah pusat untuk membangun sarana prasarana venue yang ada di kawasan Jakabaring Spor City (JSC) serta infrastruktur pendukung lainnya di kota Palembang. Infrastruktur tersebut antara lain pembangunan jalan tol Palembang-Inderalaya (Palindera) dan Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapalbetung), pembangunan flyover dan Jembatan Musi IV serta VI, serta Light rail transit (LRT). Belanja modal yang dikucurkan untuk pembangunan infrastruktur tersebut memang tidak akan mencapai titik impas saat event Asian Games usai, tetapi manfaatnya dapat digunakan oleh masyarakat dalam jangka panjang. Seperti wisma atlet yang nantinya akan digunakan sebagai apartemen.

Kini, tinggal semua pihak harus tanggap memanfaatkan potensi yang sudah di depan mata.

Logo Asian Games 2018 (kemlu.go.id)

Logo Asian Games 2018 (kemlu.go.id)

Jakarta (ANTARA News) - Penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September akan memengaruhi pariwisata dan perdagangan selain kesuksesan peningkatan ekonomi kerakyatan di sekitar arena pertandingan dan wisma atlet. "Indikator dampak ekonomi Asian Games dapat dilihat dari kehadiran stan-stan usaha kecil dan menengah di sekitar kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, ataupun Jakabaring Palembang," kata Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, Jumat. Gatot menjelaskan Indonesia berpeluang mendapatkan kunjungan wisata sebagai dampak Asian Games lebih banyak dibanding Asian Games Incheon 2014 menyusul biaya hidup di Indonesia lebih terjangkau dibanding Korea Selatan. "Keluarga atlet dan ofisial peserta Asian Games tentunya tidak hanya belanja di sekitar GBK atau Jakabaring saja, tetapi juga di tempat-tempat lain," kata Gatot. Peluang untuk meningkatkan dampak ekonomi Asian Games, lanjut Gatot, juga muncul dengan kehadiran para jurnalis dari 44 negara Asia selain jurnalis Tanah Air. "Para jurnalis itu tentu beraktivitas juga di luar arena pertandingan Asian Games. Mereka juga akan menyebarluaskan informasi tentang Indonesia ke negara masing-masing," kata Gatot. Namun, Gatot mengaku belum ada lembaga khusus di Indonesia yang mencatat dampak ekonomi penyelenggaraan Asian Games 2018 baik dari sektor pariwisata, usaha kecil dan menengah, maupun industri manufaktur. "Dampak ekonomi Asian Games baru dapat dihitung beberapa hari setelah upacara penutupan pada 2 September. Memang lebih baik jika ada lembaga khusus yang memantau ataupun memprediksi transaksi perdagangan saat Asian Games nanti," katanya. Gatot menambahkan kementerian-kementerian bidang ekonomi seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Perdagangan juga terlibat untuk menyukseskan Asian Games sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2016.

"Kami seringkali berkoordinasi dengan Badan Pusat Statistik untuk mengetahui dampak penyelenggaraan kejuaraan olahraga terhadap perekonomian masyarakat," ujar Gatot.

Pewarta: Imam SantosoEditor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © ANTARA 2018

Terkait

Baca juga

Terpopuler

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA