Apa saja yang termasuk komponen kecerdasan emosi sebutkan?

Teka teki MOS awan kinton bersembunyi di balik semak semak hijau , pleaseee bantuannya semuanya

teka teki MPLS/MOS snack bunyi alam apa ya? tolong banget terimkasih ​

Latihan 5.4 Universitas Tunasjaya menyelenggarakan pendidikan tinggi di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Untuk kenyamanan dosen dan staf admi … nistrasi dan menghemat biaya, universitas mengangkat seorang kepala yang bertanggung jawab terhadap bagian transportasi. Hingga Februari, bagian transportasi mengoperasikan 20 mobil dan bulan lanjutanya di gamba ygy.Tolomg dikumpul hari ini (Siang jam 2)​

Upil dan Ipin disiarkan di saluran TV ?​

Tolong di bantu buat mos Pertanyaannya : Maksud dari Coklat Seribu itu makanan apa yah?

maksud dari "Biskuit kecebur got" ??​

ka ini maksud nya apa ya buat mpls ​

Maksud jadilah diri sendiri?​

teknologi dan sains tidak akan pernah menggantikan guru, terapi teknologi ditangan guru yang hebat adalah transformasional (geong couros), bagaimana p … endapat saudara tentang statement tersebut​

buatlah kalimat ucapan Terimakasih untuk pembimbing pkl​

Kecerdasan emosional merujuk pada kemampuan untuk merasakan, memahami, mengontrol, serta mengevaluasi emosi yang dirasakan oleh diri sendiri maupun orang lain. Kecerdasan emosional juga dikenal memiliki peran penting dalam kesuksesan suatu individu, Fellas! Berbagai studi sebelumnya menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan pengambilan keputusan dan juga pencapaian akademik.

Tapi, sebenarnya bagaimana sih cara untuk bisa memiliki kecerdasan emosional yang baik? Psikolog Daniel Goleman menyebutkan ada 5 komponen yang berperan krusial dalam meningkatkan kecerdasan emosional seseorang. Apa saja ya?

Self-Awareness (Kesadaran Diri)

Memiliki self-awareness atau kemampuan untuk menyadari dan memahami emosi diri sendiri adalah bagian krusial dari kecerdasan emosional. Hal ini juga termasuk menyadari bahwa tindakan, moods, dan emosi kamu bisa berdampak kepada orang lain. Individu yang self-aware juga mampu menemukan kekuatan dan kelemahannya, terbuka dengan pengalaman baru, serta belajar dari interaksinya dengan orang lain. Untuk bisa meningkatkan self-awareness, kamu harus bisa memonitor emosimu, mengenali reaksi emosional yang berbeda, serta mengidentifikasi secara tepat setiap emosi. Tak hanya itu, kamu juga harus bisa menemukan hubungan antara hal yang dirasakan dengan tindakan yang dilakukan.

Self-Regulation (Regulasi Diri)

Memiliki kecerdasan emosional tentu menuntut kamu untuk bisa meregulasi dan mengatur emosimu. Tapi, bukan berarti kamu harus menahan atau menyembunyikan apa yang kamu rasakan ya, Fellas. Lebih tepatnya, kamu harus bisa menemukan waktu dan tempat yang tepat dalam mengekspresikan emosimu. 

Kemampuan Sosial

Mampu berinteraksi sosial dengan baik tentu berperan penting dalam tingkat kecerdasan emosional seseorang. Sebab, memahami emosi tentunya tak terpaku hanya pada diri sendiri, tapi juga emosi yang ditunjukkan oleh orang lain. Tak hanya itu, mampu menggunakan informasi yang didapatkan dari pemahaman emosi tersebut dalam interaksi dan komunikasi sehari-hari juga penting, ya. Nah, beberapa kemampuan sosial yang bisa dikembangkan contohnya adalah mendengarkan secara aktif, kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal, atau kepemimpinan.

Empati

Empati merujuk pada kemampuan dalam memahami apa yang orang lain rasakan. Namun, bukan hanya mampu mengenali kondisi emosional saja ya, Fellas. Empati juga meliputi bagaimana respons kamu terhadap orang lain berdasarkan informasi tersebut. Apakah kamu akan merespons teman yang sedang bersedih dengan kehangatan dan kepedulian? Atau, mungkin meresponsnya dengan negatif? Empati pun berperan penting dalam kecerdasan emosional seseorang.

Motivasi

Individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi umumnya termotivasi oleh hal-hal lebih dari penghargaan eksternal, seperti ketenaran, uang, pengakuan, atau pujian. Mereka akan memiliki keinginan untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan di dalam dirinya, seperti mencari penghargaan internal atau bisa menyelaraskan diri dengan sebuah aktivitas.

Ditulis Oleh: Ria Khairunnisa

Diedit oleh: Qurrota Aini

Sumber:

Cherry, K. (2020, January 24). 5 Components of Emotional Intelligence. Retrieved from: //www.verywellmind.com/components-of-emotional-intelligence-2795438 

Cherry, K. (2020, June 3). What is Emotional Intelligence. Retrieved from: //www.verywellmind.com/what-is-emotional-intelligence-2795423 

Patton (1997) menyebutkan bahwa EQ mencakup semua sifat seperti: kesadaran diri, manajemen suasana hati, motivasi diri, mengendalikan impuls (desakan hati), dan keterampilan mengendalikan orang lain. Salovey (dalam Goleman, 2007) menyebutkan 5 wilayah utama kecerdasan emosi, yakni:

1. Mengenali emosi diri.

Kesadaran diri – mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi – merupakan dasar kecerdasan emosi. Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan.

2. Mengelola emosi.

Menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas adalah kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Orang-orang yang buruk kemampuannya dalam keterampilan ini akan terus-menerus bertarung melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan.

3.Memotivasi diri sendiri.

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional – menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati – adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Mampu menyesuaikan diri dalam “flow” memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

4.Mengenali emosi orang lain.

Empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional, merupakan “keterampilan bergaul” dasar. Orang yang empatik lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.

5. Membina hubungan.

Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan sosial akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan yang mulus dengan orang lain, mereka adalah bintang-bintang pergaulan.

Reuven Bar-On (dalam Stein dan Book, 2002) membagi kecerdasan emosi dalam 5 ranah, yakni:

1.Ranah intrapribadi.

Ranah kecerdasan emosi ini terkait dengan apa yang biasanya disebut “inner self” (diri terdalam, batiniah). Ranah ini melingkupi lima sub bagian, yaitu kesadaran diri emosional, sikap asertif, kemandirian, penghargaan diri, dan aktualisasi diri.

2. Ranah antarpribadi.

Ranah kecerdasan emosi ini berhubungan dengan apa yang dikenal sebagai keterampilan berinteraksi. Ranah ini terdiri dari empati, tanggung jawab sosial, dan hubungan antarpribadi.

3.Ranah penyesuaian diri.

Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan kemampuan untuk menilai dan menanggapi situasi yang sulit. Ranah ini meliputi pemecahan masalah, uji realitas, dan sikap fleksibel.

4. Ranah penanganan stres.

Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan kemampuan menanggung stres tanpa harus ambruk, hancur, kehilangan kendali, atau terpuruk. Ranah ini terdiri dari ketahanan menanggung stres dan pengendalian impuls.

5. Ranah suasana hati umum.

Ranah kecerdasan emosi ini berkaitan dengan pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan kita bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa yang kita rasakan. Ranah ini meliputi kebahagiaan dan optimisme.

Menurut Goleman (2001) dasar kecakapan emosi dan sosial adalah:

1. Kesadaran diri.

Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri; memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

2. Pengaturan diri.

Menangani emosi kita sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas; peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran; mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

3. Motivasi.

Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil insiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustrasi.

4. Empati.

Merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

5. Ketrampilan sosial.

Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial; berinteraksi dengan lancar; menggunakan keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk kerja sama dan bekerja dalam tim.

Selain itu, Goleman (2001) menyebutkan bahwa kecakapan emosi yang paling sering mengantar orang ke tingkat keberhasilan adalah:

  • Inisiatif, semangat juang, dan kemampuan menyesuaikan diri.
  • Pengaruh, kemampuan, memimpin tim, dan kesadaran politis.
  • Empati, percaya diri, dan kemampuan mengembangkan orang lain.

Berdasar uraian di atas, maka aspek-aspek kecerdasan emosi adalah mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi diri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan, dan penyesuaian diri

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA