Apakah janin 7 bulan masih bisa berubah posisi?

Normalnya, di usia 37 minggu kehamilan atau menjelang waktu kelahiran janin dalam perut Mama sudah dalam posisi siap lahir, yakni kepala berada di bawah mendekati lubang vagina dengan wajah menghadap ke bagian punggung. Posisi tersebut akan memudahkan si Kecil lahir saat proses persalinan terjadi.

Namun, dalam beberapa kasus, ada kemungkinan posisi bayi bisa terletak melintang atau terbalik di dalam perut. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu rahim Mama yang terlalu kecil, adanya fibroid rahim, air ketuban yang terlalu sedikit atau terlalu banyak, atau karena terjadi plasenta previa.

Penyebab Posisi Bayi Melintang Menjelang Kelahiran

Untuk mengatasi posisi bayi yang melintang, Mama bisa coba lakukan beberapa tips di bawah ini.

Cara Mengatasi Bayi Melintang

  1. Dengarkan musik yang bisa memicu pergerakan bayi
  2. Berenang adalah salah satu cara mengatasi posisi bayi melintang
  3. Pilih posisi tidur yang baik agar bayi tidak melintang
  4. Berbaring dengan posisi pelvic tilt
  5. Lakukan posisi forward-leaning inversion
  6. Lakukan teknik external cephalic version (ECV)
  7. Lakukan posisi knee chest

Itulah yang bisa dilakukan Ibu hamil agar posisi bayi tidak melintang jelang kelahiran.

Jangan Panik dan Selalu Cek ke Dokter

Posisi bayi transverse, horizontal, atau melintang saat di rahim yang sedang Mama jalani mungkin tidak separah yang dijalani. Faktanya, ada sekitar 2% hingga 13% yang berada di posisi tidak normal (malposition) pada trimester ketiga di mana sebagiannya akan kembali pada posisi normal. Bayi mungkin bisa berubah posisi menjadi vertex atau dapat dilahirkan dengan kepalanya yang keluar terlebih dahulu.

Maka dari itu, langkah yang tepat dalam melewati hal ini adalah dengan selalu konsultasi dengan dokter ahli kandungan yang menangani Mama. Pasalnya, bayi memang mengubah posisinya berkali-kali di dalam rahim, sehingga posisi bayi melintang mungkin akan berubah. Namun, dokter atau suster pasti akan mencatat pergerakan tersebut. Kemudian, apabila kondisinya mengkhawatirkan, barulah tindakan tertentu akan dilakukan.

External Cephalic Version (ECV)

Idealnya, si Kecil berada di posisi vertex. Tapi, jika dokter menganjurkan, Mama yang memasuki masa kehamilan 36 minggu akan menerima proses penanganan EVC atau external cephalic version. Metode ini dilakukan para ahli dengan cara memberikan tekanan di kepala dan juga pantat janin agar berubah posisi menjadi vertex.

Perlu ditekankan bahwa metode ini hanya dilakukan oleh para ahli kesehatan dan dapat memunculkan rasa sakit. Tapi, jangan khawatir karena dokter akan meresepkan obat pereda rasa sakit yang aman untuk dikonsumsi. Selain itu, komplikasi dari metode pengubahan posisi bayi melintang ini jarang menimbulkan komplikasi.

Pertimbangkan Proses Melahirkan C-section (Caesar)

Seperti banyaknya ibu yang mengandung, Mama mungkin juga menginginkan lahir secara pervaginam (atau lewat vagina). Proses ini sering disebut “kelahiran normal” atau “proses yang alami.” Padahal, komplikasi sering terjadi dan kelahiran secara c-section atau dengan membedah perut harus dilakukan. Jadi, kelahiran c-section bukanlah proses yang “tidak normal” atau mengurangi peran Mama sebagai seorang ibu.

Apabila posisi bayi melintang dan Mama dianjurkan untuk melewati proses melahirkan secara C-section, pastikan untuk tidak menolak dan memaksakan pervaginam. Pasalnya, hal yang terpenting merupakan keselamatan Mama dan juga janin, bukanlah metode yang dilakukan.

Kemudian, apabila Mama terbuka dengan pilihan ini saat akan melahirkan posisi bayi melintang nantinya, pastikan untuk mempersiapkan perencanaan yang matang. Mama mungkin akan diharuskan untuk beristirahat (bed rest) dan membutuhkan bantuan orang-orang terdekat untuk mengerjakan hal-hal lain yang biasa Mama kerjakan sebelum melahirkan. Sebagai tambahan, pusatkan perhatian pada konsumsi makanan, proses recovery, serta pemberian ASI pada sang buah hati.

Sebagai panduan, Mama dapat menggunakan salah satu tools kami, yakni Tes Potensi Caesar yang mempertimbangkan banyak hal dalam menghasilkan seberapa besar potensi kelahiran c-section. Bila hasilnya memang menunjukkan adanya potensi, segeralah untuk konsultasi dengan ahli kandungan yang menangani Mama di masa kehamilan. Semoga berhasil dan selamat, ya, Ma!

"Ibu sebaiknya ketahui berbagai jenis posisi bayi yang bisa dialami dalam kandungan. Mulai dari posisi kepala di bawah, posisi posterior, posisi melintang, hingga posisi sungsang. Pastikan ibu selalu melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memastikan posisi janin dalam kandungan melalui USG."

Halodoc, Jakarta – Saat hamil, pernahkah ibu merasa Si Kecil bergerak-gerak di dalam perut? Janin memang bisa bergerak dan beraktivitas selama berada di dalam kandungan. Pergerakan janin dapat mulai ibu rasakan sejak bulan keempat usia kehamilan. Kadang, Si Kecil akan menggerakan bagian tubuhnya, berputar-putar, atau bahkan menendang. Seiring bertambahnya usia kehamilan, gerakan janin akan terjadi lebih sering dan semakin kuat.

Nah, karena pergerakannya yang aktif, posisi janin dalam kandungan pun juga bisa berubah. Menjelang persalinan, posisi janin ini menjadi sangat penting, karena menentukan metode persalinan yang akan ibu jalani. Karena itu, yuk kenali berbagai macam posisi janin di dalam kandungan berikut.

1. Posisi Kepala Di Bawah

Ini adalah posisi janin yang paling umum terjadi pada kehamilan normal. Bila janin sudah berada dalam posisi ini, maka ibu dapat melahirkan secara normal, karena posisi kepala janin sudah menghadap pada jalan lahir. Usahakan agar janin sudah mulai bergerak menuju posisi ini saat memasuki usia kehamilan sembilan bulan. Sebab, bila kepala bayi sudah berada di bawah di bulan kedelapan, bayi akan merasa kesempitan di dalam rahim. 

2. Posisi Posterior

Walaupun posisi kepala bayi sudah berada di bawah, tapi ibu perlu tahu juga arah menghadap bayi. Normalnya, bayi menghadap ke arah tulang punggung agar ibu dapat melahirkan lebih lancar. Namun, ada kalanya bayi menghadap ke perut ibu. Posisi ini disebut juga sebagai posisi posterior.

Posisi bayi posterior biasanya bisa dilihat dari bentuk perut ibu yang tidak rata dan bergelombang di depan. Selain bisa menyebabkan nyeri punggung, posisi janin yang seperti ini juga akan menyulitkan ibu ketika melahirkan karena diameter kepala bayi lebih besar dan tidak bisa keluar dengan mudah.

3. Posisi Melintang

Posisi selanjutnya yang bisa terjadi pada janin adalah posisi melintang. Seperti namanya, janin membentuk posisi yang melintang dengan kepala dan kaki terdapat pada sisi kanan dan kiri perut ibu. Bila posisi bayi ini terjadi jauh sebelum hari persalinan, maka tidak menjadi masalah karena masih ada kemungkinan bayi dapat bergerak menuju posisi normal. Namun, bila janin masih dalam posisi melintang menjelang persalinan, kemungkinan besar diperlukan operasi caesar untuk persalinan.

Melahirkan bayi dengan posisi melintang dengan cara normal akan menyebabkan robeknya jalan lahir dan membahayakan, baik nyawa ibu maupun janin. Namun, bila masih memungkinkan, dokter kandungan dapat mengupayakan solusi terbaik mengenai metode persalinan untuk bayi ibu.

4. Posisi Sungsang

Terakhir, bayi juga bisa berada dalam posisi sungsang, yaitu kepala bayi terdapat di atas dan kaki di bawah. Posisi janin seperti ini sangat menyulitkan ibu untuk melahirkan secara normal. Karena itu, kebanyakan kasus bayi dengan posisi sungsang selalu dilahirkan melalui operasi caesar.

Sayangnya, cukup banyak ibu hamil yang memiliki bayi dengan posisi sungsang. American Pregnancy Association mencatat, terdapat 1 bayi dengan posisi sungsang dari setiap 25 kehamilan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko bayi berada dalam posisi sungsang:

  • Hamil anak kembar dua atau lebih.
  • Bentuk rahim yang tidak normal.
  • Merupakan kehamilan kedua atau lebih.
  • Memiliki riwayat melahirkan prematur.
  • Cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit.
  • Plasenta previa, yaitu kondisi di mana plasenta terletak di bawah rahim sehingga menutupi leher rahim.

Nah, itulah empat posisi janin dalam kandungan yang perlu ibu ketahui. Ibu juga bisa membicarakan masalah kehamilan yang ibu alami dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk berdiskusi dan minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Apakah kandungan 7 bulan masih bisa berputar kembali?

Di usia kandungan 7 bulan, seringnya posisi janin yang masih sungsang (bokong di bawah) masih bisa berputar. Selain karena pergerakannya yang wajar, posisi janin yang sungsang ini mungkin juga dipengaruhi oleh panjang tali pusatnya, jumlah cairan ketubannya, usia kandungannya, serta ukuran dan jumlah janinnya sendiri.

Apakah hamil 7 bulan posisi kepala bayi masih diatas?

Lebih jelasnya, Bunda simak ya penjelasan dokter berikut ini. Menurut penjelasan dr.Boy Abidin, Sp.OG(K), di usia kehamilan 28 minggu atau 7 bulan, posisi bayi dikatakan normal jika letak kepala sudah di bawah. Kalau letaknya sungsang berarti kepala bayi masih di atas dan bokong di bawah.

Usia kandungan 7 bulan posisi bayi seperti apa?

Kepala janin umumnya telah berada di bagian bawah rahim dengan posisi siap lahir.

Posisi janin berubah sampai usia berapa?

Pada usia 32-36 minggu posisi janin secara umum tidak akan berubah dan mulai memasuki pintu atas panggul sebelum itu posisi bayi masih dapat berubah ubah.