Apa yang terjadi jika suami istri jarang berhubungan intim?

Penelitian menemukan, orang-orang yang berhubungan seks sebulan sekali atau kurang, lebih berisiko sakit jantung dibandingkan dengan orang-orang yang berhubungan seks dua kali seminggu.

Salah satu alasannya mungkin seks bisa berperan sebagai olahraga (membakar kalori sekitar 5 kalori per menit) dan bisa menurunkan kecemasan atau depresi. Alasan lainnya, jika Anda lebih sering berhubungan seks, kondisi fisik dan mental dipercaya akan lebih baik.

Hormon endorfin yang dilepaskan tubuh saat melakukan aktivitas seksual juga nyatanya mampu menjaga kesehatan sel dan menangkal radikal bebas penyebab kerusakan organ, termasuk jantung.

Artikel lainnya: Berhubungan Seksual Bisa Timbulkan dan Hilangkan Migrain, Ini Faktanya!

2. Mudah Gelisah

Saat sedang stres, seks mungkin adalah hal terakhir yang ingin dilakukan. Padahal, seks saat sedang stres dapat membantu menurunkan kecemasan.

Seks tampaknya mengurangi jumlah hormon yang dikeluarkan tubuh sebagai respons stres. Nah, aktif secara seksual bisa membuat Anda lebih bahagia dan lebih sehat, yang mungkin dapat membantu mencegah kecemasan.

Selain itu, seks yang dilakukan secara rutin dipercaya dapat menjadi penghilang stres. Sementara itu, mereka yang frekuensi berhubungan intimnya kurang aktif dilaporkan mengalami lonjakan tekanan darah sebagai respons terhadap stres.

Rasa nyaman ketika berhubungan seks mampu membuat tubuh melepaskan endorfin, si pengusir stres. Dalam satu penelitian, ditemukan kalau orang yang berhubungan seks secara rutin terbukti memiliki tingkat stres yang lebih rendah ketimbang yang tidak melakukannya sama sekali.

Efek relaksasi ini umumnya langsung dapat dirasakan setelah selesai berhubungan seksual. Sebagian bahkan merasakan efek rileks yang setara seperti saat sedang meditasi.

Liputan6.com, Jakarta Hubungan dianggap kerap mengalami perubahan setelah periode bulan madu berakhir. Frekuensi seks pun kemungkinan besar menurun. Namun bagaimana jika hubungan pasutri malah berakhir tanpa seks dan apakah yang jadi penyebabnya?

"Kehidupan suami istri tanpa seks itu bisa menyebabkan tekanan emosional, rasa tidak aman, atau rasa ketidakpuasan pada hubungan secara keseluruhan," ujar terapis pernikahan dan keluarga dr. Dana McNeil dikutip Bustle, Minggu (17/10/21).

BACA JUGA: Menstruasi Bisa Datang Lebih Awal Usai Berhubungan Seksual, Benarkah Demikian?

BACA JUGA: Studi Ungkap Waktu Terbaik untuk Seks di Pagi Hari, Apa Saja Plus Minusnya?

Baca Juga

  • Serat Asmaragama, Tak Melulu Ajaran Soal Hubungan Seks
  • 7 Tips Tahan Lama di Ranjang Agar Hubungan Seks Tak Berakhir dengan Cepat
  • Pengakuan Drew Barrymore: Aku Bukan Orang yang Butuh Seks

Hubungan tanpa seks (sexless relationship) merupakan situasi di mana frekuensi seks mengalami penurunan dan biasanya menjadi masalah bagi salah satu pihak. Bagi kebanyakan orang, kepuasan seksual jadi hal yang penting untuk kesehatan hubungan jangka panjang.

Namun seringkali, masalah terbesarnya bukan terletak pada frekuensi seks itu sendiri lho. Melainkan pada kurangnya pemahaman dan pengakuan tentang hal tersebut.

"Banyak pasutri dengan polosnya mencoba meminimalkan masalah atau mengabaikan masalah tersebut karena mereka tidak tahu cara menanganinya. Bahkan ada juga yang merasa malu. Itu bisa jadi bumerang," ujar Dana.

Lalu, apa penyebabnya?

Dana menjelaskan bahwa ada beberapa alasan dibalik mengapa pasutri berhenti berhubungan seks. Alasan paling umum yang terjadi ialah karena kelelahan akibat rutinitas sehari-hari. Aktivitas sejak pagi hingga sore hari dinilai sudah cukup menguras tenaga para pasangan.

"Bagi sebagian orang, seks masuk dalam daftar aktivitas (to-do-list) yang membuat mereka berpikir bahwa melakukannya harus dengan totalitas. Sehingga keinginan tersebut seringkali menghilang setelah lelah bekerja atau beraktivitas," kata Dana.

Terlebih, konflik-konflik yang belum terselesaikan juga bisa menjadi penyebab dari menurunnya frekuensi seks pasutri sehari-hari. Bahkan, hal kecil seperti pekerjaan rumah pun bisa memicu pasutri kehilangan minat antar satu sama lain.

"Sehingga menarik diri dari keintiman dianggap bisa melindungi pasangan dan jadi cara untuk mengambil kembali kendali hubungan yang sedang tidak dalam situasi yang baik," ujar Dana.

Cedera fisik, obat-obatan, atau kondisi kesehatan tertentu pun bisa menjadi penyebab dibalik menurunnya frekuensi seks pasutri. Misalnya, saat pasangan sedang mengonsumsi obat untuk mengobati depresi, itupun mungkin menyebabkan penurunan libido.

Temukan kunci seks bahagia ala Zoya Amirin.

**Gempa Cianjur telah meluluhlantakkan Bumi Pasundan, mari bersama-sama meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Cianjur dengan berdonasi melalui: rekening BCA No: 500 557 2000 A.N Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih. Bantuan akan disampaikan dalam bentuk sembako, layanan kesehatan, tenda, dll. Kepedulian kita harapan mereka.

2 dari 3 halaman


Kondisi yang bisa diubah

Kabar baiknya, sexless relationship merupakan kondisi yang dapat diubah. Namun sebelumnya, para pasutri diharuskan untuk memahami terlebih dahulu inti masalah sebelum bergegas menyelesaikannya.

"Anda harus dapat mengidentifikasi keyakinan dan harapan seputar seks, juga peran yang Anda inginkan dalam hubungan. Mulailah dengan melakukan refleksi diri," ujar terapis pernikahan dan keluarga, Lesli Doares.

Setelah mengetahui sumber masalahnya, Anda dapat memulai percakapan yang terbuka dengan suami atau istri dan jujur dengannya tentang mengapa frekuensi di antara kalian berdua jadi masalah bagi Anda. Penting untuk melakukannya dengan cara yang tepat dan tidak menyudutkan mereka.

"Yang terpenting, terbukalah terhadap potensi bahwa perilaku Anda juga mungkin berkontribusi dalam masalah ini, dan cobalah untuk berempati dengan sudut pandang pasangan Anda. Ingat bahwa percakapan itu merupakan sesuatu yang jalan dua arah,” kata Lesli.

Artinya, Anda juga harus mau mendengarkan pikiran, perasaan, keyakinan, dan harapan pasangan. Dari sanalah, solusi biasanya bisa ditemukan.

Advertisement

3 dari 3 halaman


Infografis

Apa yang terjadi jika suami istri jarang berhubungan intim?

Perbesar

Infografis 4 Poin Utama Cegah Klaster Keluarga. (Liputan6.com/Abdillah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Apa akibat jarang melakukan hubungan suami istri?

Jadi, jarang berhubungan seks pun secara fisik turut menghilangkan efek-efek positif tersebut, Bunda. Misalnya jadi mudah stres, tekanan darah sulit terkendali dan menurunnya efektivitas sistem imun.

Berapa lama wanita bisa menahan hasrat seksualnya?

Survei yang dilakukan para ahli menemukan jika perempuan menginginkan hubungan intim yang mampu bertahan setidaknya hingga 25 menit bahkan lebih. Meski keinginan pada umumnya adalah sekitar 25 menit, rata-rata durasi hubungan intim yang berlangsung adalah sekitar 166 - 17 menit.

Berapa lama normalnya berhubungan suami istri?

Penelitian di Kanada dan Amerika menyatakan bahwa lama hubungan seksual yang 'cukup' adalah antara 3-7 menit, 'diinginkan' antara 7-13 menit, dan dianggap 'terlalu singkat' bila hanya memakan waktu antara 1-2 menit. Sedangkan hubungan seksual yang dianggap 'terlalu lama' adalah bila memakan waktu antara 10-30 menit.

Apakah berhubungan intim wajib bagi suami istri?

Dalam Islam, hubungan intim pasangan suami-istri adalah wajib. Hubungan intim bahkan menjadi ibadah yang memberikan pahala bagi pasangan suami istri yang melakukannya jika dilakukan dengan ikhlas.