Apa yang kamu ketahui mengenai mad tamkin

Ilmu tajwid adalah ilmu yang harus dipelajari oleh umat muslim. Untuk membaca Al-Qur’an dengan baik maka sahabat muslim perlu mempelajari ilmu tajwid. Pembahasan ilmu tajwid sangat luas, misalnya dari makhorijul huruf sampai macam bacaan. Salah satunya adalah mad tamkin.

Apa yang kamu ketahui mengenai mad tamkin

Penjelasan mad sangat luas dan banyak. Oleh karena itu, ketika mempelajarinya sahabat muslim perlu mengetahui berbagai perbedaan agar bisa mengidentifikasi dan membaca hukum bacaan dengan benar ketika membaca Al-Qur’an.

Baca Juga : Contoh Mad shilah Thawilah

Pengertian Mad Tamkin

Hukum mad far’i berjumlah 13, salah satunya adalah mad tamkin. mad tamkin terjadi saat terdapat huruf Wawu berharakat bertemu dengan huruf Wawu bersukun, serta huruf Ya berharakat bertemu dengan Ya bersukun.

Salah satu hal yang harus diperhatikan pada mad tamkin ialah adanya hukum mad thobi’i. Secara bahasa, mad tamkin dapat diartikan sebagai cara dalam memanjangkan bacaan atau mad pada huruf Ya dan huruf Wawu yang bertemu dengan huruf identik.

Dapat juga dikatakan memiliki kesamaan dalam satu segi makhraj dan segi sifat yaitu satu sukun dan satu yang berharakat. Pada kedua huruf yang sama tersebut memiliki bentuk yang tidak berada pada kata yang sama atau terpisah. Kata tamkin memiliki arti penetapan.

Penetapan yang dimaksudkan, yaitu:

  • Jika ada huruf hijaiyah dengan harakat kasrah lalu bertemu dengan huruf hijaiyah Ya sukun dan setelahnya terdapat huruf hijaiyah Ya berharakat.
  • Jika terdapat huruf hijaiyah dengan harakat dhammah lalu bertemu dengan huruf hijaiyah Wawu sukun dan setelahnya terdapat huruf hijaiyah Wawu berharakat.

Baca Juga : Contoh Mad Shilah

Berdasarkan penetapan tersebut, cara membaca kedua poin yaitu sama seperti membaca bacaan dengan hukum bacaan mad thabi’i dengan panjang 2 harakat atau 1 alif.

Pada pertemuan huruf hijaiyah yang ke-2 dan ke-3 dengan sifat serta makhraj sama, maka Anda perlu membacanya dengan 1 harakat saja. Selain itu, tidak dibaca dengan Idgham.

Salah satu hal yang perlu sahabat muslim ketahui adalah saat terjadi pertemuan dua huruf hijaiyah yang sama sifat dan makhrajnya pada kalimat yang terpisah (satu huruf sukun dan satu huruf berharakat) yang berlaku adalah hukum idgham mutamatsilain dan hukum idgham mitslain.

Seperti pada hukum idgham lainnya dengan ciri utama terdapat tanda tasydid hukum yang merupakan tasydid. Hal tersebut disebabkan terdapat hukum peleburan atau pertemuan pada kalimat atau kata.

Namun, hukum pertemuan dari dua huruf hijaiyah/idgham yang identik dengan simbol tasydid tidak berlaku dengan adanya  mad tamkin.

Hukum Bacaan Mad Tamkin

Suatu bacaan dapat dikatakan memiliki hukum mad tamkin yaitu ketika terdapat Ya tasydid dengan harakat fathah, yang bertemu dengan Ya mati dalam satu kalimat yang sama. Bacaan tersebut secara dua harakat atau satu alif, sama seperti cara membaca mad thabi’i.

Baca Juga : Contoh dan Huruf Mad Arid Lissukun

Agar sahabat muslim bisa mengetahui dengan jelas, berikut beberapa contoh dari hukum bacaan mad tamkin, yaitu:

ٱلَّذِىْ يُكَذِّبُ

Pada contoh tersebut dapat terlihat huruf Ya sukun dalam mad thabi’i bertemu dengan Ya dengan harakat dhommah. Dengan demikian, hukum bacaannya adalah mad tamkin.

ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟

Pada penggalan bacaan tersebut bisa sahabat muslim lihat bahwa huruf wawu sukun pada mad thabi’i bertemu dengan huruf wawu dengan harakat fathah. Hukum bacaan tersebut adalah mad tamkin.

Berikut beberapa contoh mad tamkin yang terdapat dalam Al-Qur’an, yaitu:

Bacaaan Surat Al-Qur’an
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ Ali Imran ayat 81
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ Asshof ayat 14
وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ Azzumar ayat 69
عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ Maryam ayat 58
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ Annisa’ ayat 86

Hukum Bacaan Mad Lainnya

Pada pembahasan mengenai mad terdapat beberapa jenis mad yang sulit dipahami dan terlihat sama antara satu dengan yang lainnya. Beberapa orang juga keliru dalam mengenali antara mad tamkin, mad badal, dan mad farqi. Berikut merupakan penjelasan ketiga jenis mad tersebut:

Baca Juga : Cara Membaca Qolqolah Sugro

Dalam bahasa Arab, tamkin dapat berarti penetapan, penguatan, atau pemantapan. Mad tamkin merupakan mad yang terjadi dikarenakan adanya Ya mati yang didahului oleh huruf Ya bertasydid dan berkasrah.

Syarat terjadinya mad tamkin yaitu jika tidak diikuti lagi dengan huruf hidup yang dimatikan (berada di akhir bacaan). Jika terjadi hal tersebut, maka hukum bacaan yang berlaku adalah mad ‘arid lissukun.

Cara membaca mad tamkin yaitu dengan memantapkan bunyi huruf Ya yang bertasydid dengan cara ditahan dan ditekan dengan panjang 2 harakat.

Badal memiliki arti dalam bahasa Arab yaitu ganti. Diberi nama mad badal yaitu karena terdapat huruf mad yang menggantikan hamzah sukun.

Ketika terdapat hamzah bertemu dengan mad dan dapat terjad saat ada dua huruf hamzah yang pertama dengan harakat sementara huruf hamzah kedua suku. Dengan demikian, hamzah yang kedua akan diganti dengan alif, wawu, atau Ya.

Farqi artinya memisahkan atau pembeda. Berdasarkan istilah, jika ada mad badal yang bertemu di tasydid di kalimat yang berbeda. Panjang mad farqi adalah enam harakat dengan cara membaca hamzah istifham, yang dipanjangkan enam harakat dan di-idgham ke huruf selanjutnya.

Baca Juga : Contoh dan Huruf Qalqalah Kubra

Hukum bacaan mad farqi dalam Al-Qur’an berjumlah sedikit, berbeda dengan hukum bacaan lainnya.

Walaupun masih banyak orang yang sulit membedakan bacaan antara mad, namun ternyata jika diperhatikan dan secara detail terdapat perbedaan yang jelas. Saat sulit mempelajari hukum bacaan, maka sahabat muslim bisa mencoba mencarinya sendiri dari Al-Qur’an untuk mempraktekkannya.

Mad Tamkin merupakan  salah satu bagian  dari 13 hukum Mad Far’i yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah Waw bersukun dan bertemu dengan huruf Waw Berharakat, dan ketika ada huruf hijaiyah Ya bersukun bertemu dengan huruf hijaiyah Ya Berharakat.  Kunci utama dari  hukum Mad Tamkin ini adalah sama seperti pada hukum-hukum Mad Far’i  yang lain,  yaitu terdapat pada Hukum Mad Thobi’i.

Dilihat dari segi  bahasa [etimologi], Mad Tamkin maksudnya adalah cara untuk memanjangkan bacaan [Mad] pada huruf hijiayah Waw dan huruf hijaiyah Ya ketika  bertemu dengan huruf hijaiyah yang identik, bisa dikatakan sama persis baik itu dari segi sifat dan juga dari segi mahrajnya; satu buah sukun dan satu lagi adalah berharakat. Dan kedua huruf hijaiyah yang sama persis dalam kasus ini, bentuknya tidak berada pada satu kalimat [kata] atau terpisah.

Akan tetapi, ada sebuah pernyataan lain yang memberikan definisi dari  Hukum Mad Tamkin, dan akan dijelaskan pada bagian di bawah ini :

Tamkin berarti penetapan

Penetapan disini terjadi ketika :

Mad tamkin merupakan salah satu dari berbagai macam mad far’i. Apa beda mad tamkin dengan mad thabi’i dan lainnya? simak artikel berikut sampai habis. Jangan lupa baca pula artikel SyariHub lainnya untuk menambah pengetahuan.

Pengertian

Mad Tamkin adalah salah satu cabang dari hukum Mad Far’i yang berlaku untuk huruf Waw Sukun bertemu Waw Berharakat, dan Ya Sukun bertemu Ya Berharakat. Kunci hukum Mad Tamkin sama seperti hukum-hukum Mad Far’i lainnya, yaitu terletak pada Hukum Mad Thobi’i (panjang 2 harakat)

Secara bahasa, Mad Tamkin adalah cara memanjangkan bacaan (Mad) pada huruf Waw dan Ya apabila bertemu dengan huruf yang identik, sama persis baik sifat dan mahrajnya; satu sukun dan satu lagi berharakat. Dan kedua huruf yang sama persis ini bentuknya terpisah atau tidak berada di dalam satu kata/kalimat. Contoh : huruf ya (ي) yang bertasydid dan berharakat kasrah (ي) saling berjejer.

3 Syarat Mad Tamkin

1. Ada huruf wau sukun sebelumnya dhammah dan setelahnya ada wau berharakat atau ya’ sukun sebelumnya kasrah dan setelahnya ya’ berharakat.

Contoh : قَالُوْا وَهُمْ – آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَات – فِيْ يَوْمٍ – الَّذِيْ يُوَسْوِسُ.

2.Apabila wau sukun sebelumnya wau berharakat dhammah atau ya’ sukun sebelumnya ya’ berharakat kasrah.

Contoh:يَلْوُوْنَ – يُحْيِيْ – لَا يَسْتَحْيِيْ.

3. Apabila ya’ sukun sebelumnya ya’ bertasydid dan berharakat kasrah.

Contoh:حُيِّيْتُمْ – عِلِيِّيْنَ – مِنَ النَّبِيِّيْنَ

Ukuran madnya 2 harakat. Namun dalam keadaan tertentu panjang bisa seperti bertemu hamzah atau huruf sukun. Ketika  bertemu hamzah maka hukumnya menjadi mad jaiz munfashil yang panjangnya 4-5 harakat. Contoh:لَا يَسْتَحْيِيْ أَنْ يَضْرِبَ

Ketika bertemu huruf sukun karena di waqafkan menjadi mad aridh lissukun yang panjang bisa 2, 4 atau 6 harakat. Contoh:لَفِيْ عِلِيِّيْنَ ۞ – مِنَ النَّبِيِّيْنَ ۞

Salah satu faidah adanya mad tamkin adalah untuk menghindari hukum idgham. Pada keadaan pertama yakni wau sukun bertemu dan wau dan ya’ sukun bertemu ya’ tidak terjadi idgham. Mengapa ya?Sebelumnya lanjut saya ingin bertanya.Apakah wau sukun bertemu dan ya’ sukun bertemu termasuk kategori mutamatsilain? Sebagaimana kita ketahui bahwa kalau ada huruf yang sama dimana yang pertama sukun dan yang kedua berharakat itu hukumnya wajib idgham. Nama idghamnya idgham mutamatsilain. Contohnya:قَدْ دَّخَلُوْا – فَمَا رَبِحَتْ تِّجَارَتُهُمْ – بَلْ لَّا

Bila ada yang menjawab bahwa wau sukun dan wau juga ya’ sukun bertemu ya’ termasuk mutamatsilain, berarti dia belum faham betul tentang makhraj. Saya ingatkan kembali bahwa wau’ dan ya’ sukun yang termasuk mad itu makhrajnya al-jauf.

Sedangkan wau’ berharakat dan wau lin makhrajnya asy-syafatain. Adapun ya’ berharakat dan ya’ lin makrajnya dari tengah lidah. Jadi intinya tidak termasuk mutamatsilain dan tidak ada idgham.Begitu pula dalam keadaan nomor kedua bahwa ya’ yang kedua sebenarnya berharakat tetapi dan menjadi ya’ mad karena termasuk ilat. Pada keadaan nomor tiga tidak bisa diidghamkan lagi karena ya’ yang pertama sudah bertasydid.

Contoh-contoh Mad Tamkin dalam Al-Qur’an

Contoh kata atau kalimat dalam Al-Quran yang mengandung mad tamkin adalah sebagai berikut: حُييتم (Bacaan latinnya: Huyayytum) dan النبيين (An-nabiyyiin).

Hukum bacaan mad tamkin terdapat dalam banyak ayat-ayat Al-Quran, di antaranya adalah sebagai berikut:

Apa yang kamu ketahui mengenai mad tamkin
Gambar : Al-qur’an Indonesia

1. QS. Ali Imran Ayat 75

وَمِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ مَنْ إِن تَأْمَنْهُ بِقِنطَارٍ يُؤَدِّهِۦٓ إِلَيْكَ وَمِنْهُم مَّنْ إِن تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَّا يُؤَدِّهِۦٓ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَآئِمًا ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا۟ لَيْسَ عَلَيْنَا فِى ٱلْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Bacaan latinnya: “Wa min ahlil-kitābi man in ta`man-hu biqinṭāriy yu`addihī ilaīk, wa min-hum man in ta`man-hu bidīnāril lā yu`addihī ilaika illā mā dumta ‘alaihi qā`imā, żālika bi`annahum qālụ laisa ‘alainā fil-ummiyyīna sabīl, wa yaqụlụna ‘alallāhil-każiba wa hum ya’lamụn”

Arti: “Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: “tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui,” (QS. Ali Imran [3]: 75).

2. QS. Ali Imran Ayat 79

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ ٱللَّهُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحُكْمَ وَٱلنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا۟ عِبَادًا لِّى مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِن كُونُوا۟ رَبَّٰنِيِّنَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ ٱلْكِتَٰبَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ

Bacaan latinnya: “Mā kāna libasyarin ay yu`tiyahullāhul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwata ṡumma yaqụla lin-nāsi kụnụ ‘ibādal lī min dụnillāhi wa lāking kụnụ rabbāniyyīna bimā kuntum tu’allimụnal-kitāba wa bimā kuntum tadrusụn”

Artinya: “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah”. Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya,” (QS. Ali Imran [3]: 79).

3. QS. Yusuf Ayat 101

رَبِّ قَدْ ءَاتَيْتَنِى مِنَ ٱلْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِى مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِى مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ

Bacaan latinnya: “Rabbi qad ātaitanī minal-mulki wa ‘allamtanī min ta`wīlil-aḥādīṡ, fāṭiras-samāwāti wal-arḍ, anta waliyyī fid-dun-yā wal-ākhirah, tawaffanī muslimaw wa al-ḥiqnī biṣ-ṣāliḥīn”

Artinya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta’bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh,” (QS. Yusuf [12]: 101).

4. QS. Az-Zumar Ayat 69

وَأَشْرَقَتِ ٱلْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلْكِتَٰبُ وَجِا۟ىٓءَ بِٱلنَّبِيّنَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Bacaan latinnya: “Wa asyraqatil-arḍu binụri rabbihā wa wuḍi’al-kitābu wajī`a bin-nabiyyīna wasy-syuhadā`i wa quḍiya bainahum bil-ḥaqqi wa hum lā yuẓlamụn”

Artinya: “Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan,” (QS. Az-Zumar [39]: 69).

5. QS. Al-Maidah Ayat 111

وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى ٱلْحَوَارِيِّبِنَ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِى وَبِرَسُولِى قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَٱشْهَدْ بِأَنَّنَا مُسْلِمُونَ

Bacaan latinnya: “Wa iż auḥaitu ilal-ḥawāriyyīna an āminụ bī wa birasụlī, qālū āmannā wasy-had bi`annanā muslimụn”

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu),” (QS. Al-Maidah [5]: 111).

Sekian ilmu mengenai mad tamkin yang bisa saya bagikan. Semoga bermanfaat. Namun, bagi anda yang masih belum bisa memahami cara membaca mad tamkin atau ilmu tajwid lain. Tenang !!! Syarihub menyediakan layanan belajar mengaji online untuk anak-anak hingga dewasa. Metode dalam belajar Al-qur’an antara lain metode Ummi, metode Iqro’, metode Wafa dan metode Tilawah. Oleh karena itu, ayo segera daftar sobat.

SyariHub mempunyai guru mengaji yang merupakan lulusan pesantren dan bersertifikasi loh sobat. Oleh karena itu, kualitas mengajarnya tidak bisa diragukan. Belajar mengaji online tentunya lebih menyenangkan.