Artikel ini akan membahas apa itu alat incinerator dan manfaatnya, termasuk kelebihan dan kekurangan insinerator, serta tips perawatan yang tepat. Show
Limbah merupakan produk buangan dari kegiatan domestik maupun industri. Agar tidak memberikan efek buruk terhadap lingkungan sekitar, limbah harus dikelola dengan tepat dan sesuai standar. Salah satu cara untuk mengelola limbah adalah menggunakan incinerator atau insinerator. Apa itu Alat IncineratorIncinerator merupakan alat yang digunakan untuk membakar limbah dalam bentuk padat dan dioperasikan dengan memanfaatkan teknologi pembakaran pada suhu tertentu. Teknologi ini merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi timbunan limbah. Karena melibatkan pembakaran dengan suhu tinggi, energi panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan menjadi sumber listrik. Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah kandungan energi (heating value) limbah yang diolah. Faktor ini tak hanya menentukan kemampuan yang diperlukan dalam berlangsungnya proses pembakaran, tetapi juga mengetahui berapa energi yang diperoleh ketika proses insinerasi selesai dilakukan. Insinerator memiliki dua ruang bakar yakni Primary Chamber dan Secondary Chamber. Bagian pertama atau Primary Chamber menjalankan fungsi sebagai lokasi pembakaran limbah. Jumlah udara ketika proses pembakaran diatur kurang dari yang seharusnya sehingga material organik seperti metana dan karbon monoksida bisa terdegradasi. Temperatur dalam primary chamber berkisar antara 600-800oC. Untuk mencapai suhu tersebut, pemanasan dalam chamber dibantu oleh burner dan energi pembakaran limbah tersebut. Setelah proses pembakaran selesai, padatan sisa yang ditemukan berupa padatan tak terbakar seperti logam, arang, kaca serta abu. Sementara itu, gas hasil pembakaran yang tidak dapat dikelola di primary chamber akan dilanjutkan prosesnya di secondary chamber. Proses ini dilakukan agar nantinya gas yang dikeluarkan tidak mencemari lingkungan. Pembakaran di chamber kedua ini memiliki temperatur lebih tinggi yakni 800-1000oC. Ini memungkinkan gas-gas berbahaya terurai menjadi karbon dioksida dan hidrogen. Insinerator tersedia dalam banyak tipe yang bisa dibeli sesuai dengan kebutuhan. Namun, pada umumnya sering digunakan tipe aqueous waste injection, fluidized bed, single chamber, starved air unit dan rotary kiln.
Manfaat IncineratorManfaat IncineratorManfaat utama yang dirasakan bagi pengguna insinerator adalah efektivitasnya. Berdasarkan perhitungan, alat ini bisa menekan 90% volume dan 75% massa limbah, tergantung pada derajat recovery serta komposisi sampah. Memang teknologi ini bukan solusi akhir dalam sistem pengolahan limbah padat karena dalam prosesnya alat ini mengubah bentuk limbah padat menjadi bentuk gas. Namun, proses ini sangat efektif mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah besar. Meski tak meniadakan penggunaan lahan, insinerasi dapat digunakan untuk mengelola berbagai jenis sampah berbahaya. Misanya sampah medis maupun sampah B3 yang bisa dihilangkan dengan pembakaran pada temperatur tinggi. Kelebihan InsineratorBeberapa kelebihan yang bisa dirasakan ketika menggunakan Incinerator, yakni: 1. Hemat LahanLahan memang dibutuhkan sebagai tempat berdirinya infrastruktur insinerasi. Namun, luas lahan yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dibandingkan saat Anda mengelola limbah dengan metode sanitary landfill. 2. Mengurangi Sampah dengan SignifikanKetika mengelola limbah dengan menggunakan metode pembakaran di insinerator, maka pengurangan volume dan berat yang menjadi hasilnya. Dalam pengolahan limbah padat, pengurangan volume sampah mampu mencapai 95%. Adapun beratnya mampu berkurang hingga 80%. 3. Sumber Energi ListrikKetika proses pembakaran terjadi, panas dari dalam insinerator dapat digunakan sebagai sumber energi listrik. Bila melihat negara-negara maju, bukanlah hal yang asing untuk memperoleh pasokan listrik dari tenaga sampah. Namun demikian, ketika menjalankan kedua fungsi ini secara bersamaan, prosesnya lebih rumit sehingga membutuhkan tenaga berpengalaman. 4. Limbah Cepat TeratasiPenggunaan insinerator sangat cocok untuk mengatasi jumlah limbah yang besar dalam waktu singkat. Misalnya terdapat perusahaan yang volume produksi limbah padat hariannya cukup tinggi. Di sisi lain, mereka tidak memiliki cukup lahan untuk menimbunnya. Pengadaan insinerator adalah solusi tepat untuk jangka panjang daripada harus mencari lahan baru untuk menimbun limbah. Kekurangan InsineratorMeskipun banyak kelebihan, penggunaan insinerator juga memiliki kelemahan, antara lain: 1. Harga MahalHarga yang harus dibayarkan ketika membeli sebuah incinerator cukup mahal. Kisaran harganya mulai dari belasan juta hingga ratusan juta rupiah, tergantung pada kapasitas, spesifikasi serta kelengkapan fiturnya. Karena mahalnya harga alat ini, tidak semua industri mampu memilikinya. 2. Biaya Operasional MahalTak hanya harus mengeluarkan dana besar ketika membeli, biaya operasional insinerator pun terbilang mahal. Bila dihitung, biaya operasional pengelolaan satu ton sampah bisa mencapai hingga Rp400 ribu per ton sampah. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk proses pemeliharaan secara berkala. 3. Tidak dapat Memproses Semua Jenis Limbah PadatTidak semua jenis limbah padat dapat langsung dibakar dalam insinerator. Biasanya sebelum proses pembakaran, limbah harus disortir terlebih dulu. Limbah yang berpotensi memunculkan ledakan harus dihilangkan. Tak hanya itu, bahan-bahan yang memiliki peluang mengeluarkan asap bersifat racun juga harus dieliminasi. 4. Menghasilkan PolutanMasih dikhawatirkan bahwa hasil pembakaran dari insinerator menghasilkan polutan seperti karbon monoksida, asam hidroklorat serta partikel halus berupa abu. Bila terhirup oleh manusia dan hewan, polutan ini akan memberikan dampak negatif. Cara Perawatan InsineratorCara Perawatan InsineratorBagi Anda yang telah memiliki incinerator wajib merawatnya dengan baik supaya memperpanjang umur pemakaian. Berikut cara-cara perawatannya.
Karena pentingnya peran incinerator dalam proses pengolahan limbah padat, maka diperlukan seorang pengawas operator. Kehadiran pengawas ini untuk melakukan pengawasan secara berkala agar proses pembakaran limbah berjalan dengan lancar. Tak hanya itu, alat insinerator pun dapat berumur lebih panjang bila berada dalam penanganan yang tepat. Agar mendapatkan tenaga pengawas insinerator yang profesional dan terampil, Anda bisa mengikutkannya dalam pelatihan di Mutu Institute. Selain mendapatkan penjelasan terperinci, materi pelatihan pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan standar peraturan yang berlaku. Meskipun menghadirkan tenaga pengajar berkualitas, biaya pelatihan masih terjangkau. Tunggu apa lagi? Percayakan pelatihan tenaga profesional perusahaan Anda bersama Mutu Institute. Ingin mengikuti Pelatihan/Training? Belum dapat Lembaga Pelatihan yang terpercaya? Segera hubungi kami melalui atau 0819-1880-0007. Sarana insinerasi SYSAV di Malmö, Swedia yang dapat mengatasi sampah rumah tangga hingga 25 metrik ton perjam Insinerasi atau pembakaran sampah (bahasa Inggris: incineration) merupakan teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi yang lain dirumuskan sbg pengolahan termal. Insinerasi materiil sampah mengubah sampah dijadikan sisa dari pembakaran, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dibuat mesti dibersihkan dari polutan sebelum ditinggal ke atmosfer. Panas yang dibuat bisa dimanfaatkan sbg energi pembangkit listrik. Insinerasi dengan energy recovery merupakan salah satu teknologi sampah-ke-energi (waste-to-energy, WtE). Teknologi WtE yang lain merupakan gasifikasi, pirolisis, dan fermentasi anaerobik. Insinerasi juga bisa diterapkan tanpa energy recovery. Insinerator yang dibangun beberapa puluh tahun lalu tidak memiliki sarana pemisahan materiil berbahaya dan sarana daur ulang. Insinerator ini bisa menyebabkan bahaya kesehatan terhadap pekerja insinerator dan anggota yang terkait sekitar karena tingginya gas berbahaya dari bagian pembakaran. Biasanya insinerator macam ini juga tidak menghasilkan energi listrik. Insinerator mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini faedahnya insinerasi tidak sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sbg area pembuangan kesudahan, tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam banyak yang signifikan. Insinerasi memiliki banyak faedah untuk mengolah berbagai macam sampah seperti sampah medis dan beberapa macam sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia bisa hancur dengan temperatur tinggi. Insinerasi sangat populer di beberapa negara seperti Jepang di mana lahan merupakan sumber daya yang sangat langka. Denmark dan Swedia telah dijadikan pionir dalam memakai panas dari insinerasi untuk menghasilkan energi. DI tahun 2005, insinerasi sampah menghasilkan 4,8% energi listrik dan 13,7% panas yang dikonsumsi negara itu. Beberapa negara lain di Eropa yang mengandalkan insinerasi sbg pengolahan sampah merupakan Luksemburg, Belanda, Jerman, dan Prancis. Tipe insineratorInsinerator merupakan tempat untuk pembakaran sampah. Insinerator modern memiliki sarana mitigasi polusi seperti pembersihan gas. Terdapat beberapa tipe insinerator: piringan berkampanye, piringan tidak berkampanye, rotary kiln, dan fluidised bed Piringan berkampanyeSampah padat sedang dibakar di atas piringan berkampanye Salah satu macam insinerator merupakan piringan berkampanye (moving grate).Insinerator macam ini memungkinkan pemindahan sampah ke ruang pembakaran dan memindahkan sisa hasil pembakaran tanpa mematikan api. Satu wadah piringan berkampanye bisa membakar 35 metrik ton sampah perjam. Macam insinerator ini bisa berkampanye ribuan jam pertahun dengan hanya satu kali mandek, yaitu pada masa inspeksi dan perawatan. Sampah diintroduksi ke "mulut" insinerator, dan pada lubang di ujung yang lain sisa hasil pembakaran dikeluarkan. Udara yang dipakai dalam bagian pembakaran disuplai melewati celah piringan. Saluran udara ini juga bertujuan untuk mendinginkan piringan tersebut. Beberapa macam insinerator piringan berkampanye juga memiliki sistem cairan pendingin di dalamnya. Suplai udara pembakaran sekunder diterapkan dengan memompa udara menuju bidang atas piringan. Bila diterapkan dengan kecepatan tinggi, hal ini bisa memicu turbulensi yang memastikan terjadinya pembakaran yang lebih adun dan surplus oksigen. Turbulensi ini juga penting untuk pengolahan gas sisa hasil pembakaran sampah. Sarana insinerasi mesti didesain untuk memastikan bahwa gas sisa hasil pembakaran mencapai temperatur 850 oC selama dua detik untuk memecah racun kimia organik. Untuk lebih memastikan hal tersebut, biasanya diperlengkapi dengan pembakar yang pada umumnya memakai bahan bakar minyak, yang lalu dibakar ke insinerasi untuk memperoleh panas yang memadai. Gas sisa hasil pembakaran lalu didinginkan. Panas yang berada ditransfer dijadikan uap dengan memaparkannya pada sistem pompa cairan. Uap ini lalu digunakan untuk menggerakkan turbin. Gas yang telah melewati pendinginan dipompakan ke sarana sistem pembersihan. Piringan tetapIni merupakan tipe yang lebih tua dan sederhana. Piringan tetap yang tidak berkampanye berada di bidang bawah insinerator dengan bukaan pada bidang atas atau samping untuk memasukan sampah dan bukaan yang lain untuk memindahkan bahan yang tidak terbakar (abu, logam, dan sebagainya). Rotary kilnFulidized bedPenggunaan panasPanas yang dibuat oleh insinerator bisa digunakan untuk menciptakan uap yang bisa dipakai untuk menggerakkan turbin dengan maksud menghasilkan listrik. Total energi bersih yang dibuat dari satu ton sampah merupakan 3 MWh panas dan 2/3 MWh energi listrik. Untuk panas pembakaran pada insinerator menurut Amdal berada beberapa parameter yang mesti di perhatikan, yang pertama ialah efisiensi panas 40-80 %, kehilangan panas 19-55 % dan kebutuhan hidup bahan bakar 40-90%. Hal ini di utamakan nuntuk tercapainya bagian degradasi sampah yang optimal.[butuh rujukan] PolusiInsinerasi memiliki sejumlah output seperti sisa dari pembakaran dan emisi ke atmosfer berupa gas sisa hasil pembakaran. Sebelum melewati sarana pembersihan gas, gas-gas tersebut mungkin mengandung partikulat, logam berat, dioksin, furan, sulfur dioksida, dan asam hidroklorat. Dalam sebuah penelitian tahun 1994, Delaware Solid Waste Authority menemukan bahwa untuk sejumlah energi yang sama yang dibuat, insinerator menghasilkan hidrokarbon, SO2, HCl, CO, dan NOx lebih sedikit dibandingkan pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara, namun lebih banyak dari pada pembangkit listrik dengan bahan bakar gas dunia. Untuk sejumlah energi yang sama insineras menghasilkan hidrokarbon, SO2, HCl, CO, dan NOx. Berikut merupakan hasil analisa gas dari hasil pembakaran insinerasi Umumnya, pemecahan dioksin membutuhkan temperatur tinggi untuk memicu pemecahan termal terhadap ikatan molekular. Pembakaran plastik yang tidak mencapai temperatur yang dibutuhkan akan melepaskan dioksin dalam banyak signifikan ke udara. Insinerator modern didesain untuk mencapai pembakaran dengan suhu tinggi. Biasanya dilengkapi dengan pembakar yang memakai bahan bakar minyak. Temperatur yang dibutuhkan merupakan 850 oC dalam waktu setidaknya dua detik manfaat memecah dioksin. Emisi gas yang lain merupakan CO2 sbg hasil dari bagian pembakaran sempurna. Pada temperatur ruang dan tekanan atmosfer, satu ton sampah padat bisa menghasilkan 1 ton gas CO2. Bila sampah dibuang ke lahan pembuangan, satu ton sampah padat bisa menghasilkan 62 meter kubik metana karena dekomposisi anaerobik. Metana sejumlah ini memiliki efek rumah kaca dua kali lebih berbahaya dari pada 1 ton CO2. Bahan beracun yang lain yang keluar dari gas yang dibuat dari sisa pembuangan di selangnya sulfur dioksida, asam hidroklorat, logam berat, dan partikel halus. Uap yang terkandung dalam gas menciptakan bidang yang bisa terlihat dari gas yang umumnya transparan sehingga menyebabkan polusi bisa terlihat. Pembersihan gas sisa pembakaran yang bisa berpotensi dijadikan polutan diterapkan melewati berbagai bagian. Partikulat dikumpulkan dengan filtrasi partikel yang pada umumnya berupa electrostatic precipitator dan/atau baghouse filter. Yang terakhir umumnya sangat efisien untuk mengumpulkan partikel halus. Dalam penelitian oleh kementrian anggota yang terkait hidup Denmark pada tahun 2006, rata-rata emisi partikulat per energi yang dibuat oleh sampah yang dibakar berada di bawah 2,02 gram per Giga Joule. Pembersih gas asam digunakan untuk menghilangkan asam hidroklorat, asam nitrat, asam hidrofluorat, merkuri, timbal, dan logam berat yang lain. Sulfur dioksida bisa ditiadakan dengan desulfurisasi memakai cairan limestone yang diinjeksikan ke gas sisa hasil pembakaran sebelum menuju ke filtrasi partikel. Gas NOx merupakan gas yang lain yang mesti direduksi dengan katalis amonia di konverter katalitik atau dengan reaksi bertemperatur tinggi dengan amonia. Logam berat diadsorpsi dengan bubuk karbon aktif yang lalu dikumpulkan di filtrasi partikel. Insinerasi juga menghasilkan sisa dari pembakaran ringan yang bisa bercampur dengan udara di atmosfer dan sisa dari pembakaran padat, sama seperti ketika batu bara dibakar. Total sisa dari pembakaran yang dirpoduksi berkisar selang 4-10% volume dan 15-20% massa sampah sebelum dibakar. Sisa dari pembakaran ringan berkontribusi lebih pada potensi gangguan kesehatan karena bisa berbaur pada udara dan berisiko terhirup paru-paru. Berlainan dengan sisa dari pembakaran padat, sisa dari pembakaran ringan mengandung konsentrasi logam berat (timbal, kadmium, tembaga, dan seng) lebih banyak dari pada sisa dari pembakaran padat namun lebih sedikit kandungan dioksin dan furan. Sisa dari pembakaran padat jarang mengandung logam berat dan tidak dikategorikan sbg sampah berbahaya sehingga terjamin untuk dibuang ke lahan pembuangan sampah. Namun perlu diamati supaya pembuangan sisa dari pembakaran padat tidak mengganggu kondisi cairan tanah karena sisa dari pembakaran padat bisa terserap ke dalam tanah. Polusi yang lain merupakan bau, namun bau dan sisa dari pembakaran telah ditangani dengan adun pada sarana insinerasi terbaru. Sampah diterima dan disimpan dalam ruangan bertekanan udara rendah dengan saluran udara menuju ke dalam ruang pembakaran sehingga sangat kecil probabilitas bau akan lepas sama sekali menuju atmosfer dan menimbulkan ketidaknyamanan pada anggota yang terkait sekitar. Gagasan positif insinerasi
Gagasan negatif insinerasi
Tautan luaredunitas.com Page 2Sarana prasarana insinerasi SYSAV di Malmö, Swedia yang mampu mengatasi sampah rumah tangga hingga 25 metrik ton perjam Insinerasi atau pembakaran sampah (bahasa Inggris: incineration) adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya diartikan sebagai pengolahan termal. Insinerasi material sampah mengubah sampah dijadikan sisa dari pembakaran, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas ke atmosfer. Panas yang dihasilkan mampu dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik. Insinerasi dengan energy recovery adalah salah satu teknologi sampah-ke-energi (waste-to-energy, WtE). Teknologi WtE lainnya adalah gasifikasi, pirolisis, dan fermentasi anaerobik. Insinerasi juga mampu diperagakan tanpa energy recovery. Insinerator yang dibangun beberapa puluh tahun lalu tidak memiliki sarana prasarana pemisahan material berbahaya dan sarana prasarana daur ulang. Insinerator ini bisa menyebabkan bahaya kesehatan terhadap pekerja insinerator dan sekitar yang terkait sekitar karena tingginya gas berbahaya dari anggota pembakaran. Biasanya insinerator jenis ini juga tidak menghasilkan energi listrik. Insinerator mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini artiannya insinerasi tidak sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sebagai area pembuangan penghabisan, tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah yang signifikan. Insinerasi memiliki jumlah faedah untuk mengolah beragam jenis sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia mampu hancur dengan temperatur tinggi. Insinerasi sangat populer di beberapa negara seperti Jepang di mana lahan merupakan sumber daya yang sangat langka. Denmark dan Swedia telah dijadikan pionir dalam memakai panas dari insinerasi untuk menghasilkan energi. DI tahun 2005, insinerasi sampah menghasilkan 4,8% energi listrik dan 13,7% panas yang dikonsumsi negara itu. Beberapa negara lain di Eropa yang mengandalkan insinerasi sebagai pengolahan sampah adalah Luksemburg, Belanda, Jerman, dan Prancis. Tipe insineratorInsinerator adalah tempat untuk pembakaran sampah. Insinerator modern memiliki sarana prasarana mitigasi polusi seperti pembersihan gas. Terdapat beberapa tipe insinerator: piringan bangkit, piringan tidak bangkit, rotary kiln, dan fluidised bed Piringan bangkitSampah padat sedang dibakar di atas piringan bangkit Salah satu jenis insinerator adalah piringan bangkit (moving grate).Insinerator jenis ini memungkinkan pemindahan sampah ke ruang pembakaran dan memindahkan sisa hasil pembakaran tanpa mematikan api. Satu wadah piringan bangkit bisa membakar 35 metrik ton sampah perjam. Jenis insinerator ini bisa bangkit ribuan jam pertahun dengan hanya satu kali mandek, yaitu pada saat inspeksi dan perawatan. Sampah diintroduksi ke "mulut" insinerator, dan pada lubang di ujung lainnya sisa hasil pembakaran dikeluarkan. Udara yang digunakan dalam anggota pembakaran disuplai menempuh celah piringan. Aliran udara ini juga bertujuan untuk mendinginkan piringan tersebut. Beberapa jenis insinerator piringan bangkit juga memiliki sistem cairan pendingin di dalamnya. Suplai udara pembakaran sekunder diperagakan dengan memompa udara menuju anggota atas piringan. Jika diperagakan dengan kecepatan tinggi, hal ini bisa memicu turbulensi yang memastikan terjadinya pembakaran yang bertambah sama berat dan surplus oksigen. Turbulensi ini juga penting untuk pengolahan gas sisa hasil pembakaran sampah. Sarana prasarana insinerasi harus didesain untuk memastikan bahwa gas sisa hasil pembakaran mencapai temperatur 850 oC selama dua detik untuk memecah racun kimia organik. Untuk bertambah memastikan hal tersebut, biasanya diperlengkapi dengan pembakar yang pada umumnya memakai bahan bakar minyak, yang lalu dibakar ke insinerasi untuk mendapatkan panas yang memadai. Gas sisa hasil pembakaran lalu didinginkan. Panas yang benar ditransfer dijadikan uap dengan memaparkannya pada sistem pompa cairan. Uap ini lalu digunakan untuk menggerakkan turbin. Gas yang telah menempuh pendinginan dipompakan ke sarana prasarana sistem pembersihan. Piringan tetapIni adalah tipe yang bertambah tua dan sederhana. Piringan tetap yang tidak bangkit berada di anggota bawah insinerator dengan bukaan pada anggota atas atau samping untuk memasukan sampah dan bukaan lainnya untuk memindahkan bahan yang tidak terbakar (abu, logam, dan sebagainya). Rotary kilnFulidized bedPenggunaan panasPanas yang dihasilkan oleh insinerator mampu digunakan untuk membuat uap yang mampu digunakan untuk menggerakkan turbin dengan maksud menghasilkan listrik. Total energi bersih yang dihasilkan dari satu ton sampah adalah 3 MWh panas dan 2/3 MWh energi listrik. Untuk panas pembakaran pada insinerator menurut Amdal benar beberapa parameter yang harus di perhatikan, yang pertama ialah efisiensi panas 40-80 %, kehilangan panas 19-55 % dan konsumsi bahan bakar 40-90%. Hal ini di utamakan nuntuk tercapainya anggota degradasi sampah yang optimal.[butuh rujukan] PolusiInsinerasi memiliki sebanyak output seperti sisa dari pembakaran dan emisi ke atmosfer berupa gas sisa hasil pembakaran. Sebelum melewati sarana prasarana pembersihan gas, gas-gas tersebut mungkin benar pokoknya partikulat, logam berat, dioksin, furan, sulfur dioksida, dan asam hidroklorat. Dalam sebuah penelitian tahun 1994, Delaware Solid Waste Authority menemukan bahwa untuk sebanyak energi yang sama yang dihasilkan, insinerator menghasilkan hidrokarbon, SO2, HCl, CO, dan NOx bertambah sedikit dibandingkan pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara, namun bertambah jumlah dari pada pembangkit listrik dengan bahan bakar gas dunia. Untuk sebanyak energi yang sama insineras menghasilkan hidrokarbon, SO2, HCl, CO, dan NOx. Berikut merupakan hasil analisa gas dari hasil pembakaran insinerasi Umumnya, pemecahan dioksin membutuhkan temperatur tinggi untuk memicu pemecahan termal terhadap ikatan molekular. Pembakaran plastik yang tidak mencapai temperatur yang diperlukan akan membebaskan dioksin dalam jumlah signifikan ke udara. Insinerator modern didesain untuk mencapai pembakaran dengan suhu tinggi. Biasanya dilengkapi dengan pembakar yang memakai bahan bakar minyak. Temperatur yang diperlukan adalah 850 oC dalam waktu setidaknya dua detik artian memecah dioksin. Emisi gas lainnya adalah CO2 sebagai hasil dari anggota pembakaran sempurna. Pada temperatur ruang dan tekanan atmosfer, satu ton sampah padat bisa menghasilkan 1 ton gas CO2. Jika sampah dibuang ke lahan pembuangan, satu ton sampah padat bisa menghasilkan 62 meter kubik metana karena dekomposisi anaerobik. Metana sebanyak ini memiliki efek rumah kaca dua kali bertambah berbahaya dari pada 1 ton CO2. Bahan beracun lainnya yang keluar dari gas yang dihasilkan dari sisa pembuangan di selangnya sulfur dioksida, asam hidroklorat, logam berat, dan partikel halus. Uap yang terkandung dalam gas menciptakan anggota yang bisa terlihat dari gas yang umumnya transparan sehingga menyebabkan polusi bisa terlihat. Pembersihan gas sisa pembakaran yang bisa berpotensi dijadikan polutan diperagakan menempuh beragam anggota. Partikulat dikumpulkan dengan filtrasi partikel yang pada umumnya berupa electrostatic precipitator dan/atau baghouse filter. Yang terakhir umumnya sangat efisien untuk mengumpulkan partikel halus. Dalam penelitian oleh kementrian sekitar yang terkait hidup Denmark pada tahun 2006, rata-rata emisi partikulat per energi yang dihasilkan oleh sampah yang dibakar berada di bawah 2,02 gram per Giga Joule. Pembersih gas asam digunakan untuk menghilangkan asam hidroklorat, asam nitrat, asam hidrofluorat, merkuri, timbal, dan logam berat lainnya. Sulfur dioksida bisa dibubarkan dengan desulfurisasi memakai cairan limestone yang diinjeksikan ke gas sisa hasil pembakaran sebelum menuju ke filtrasi partikel. Gas NOx adalah gas lainnya yang harus direduksi dengan katalis amonia di konverter katalitik atau dengan reaksi bertemperatur tinggi dengan amonia. Logam berat diadsorpsi dengan bubuk karbon aktif yang lalu dikumpulkan di filtrasi partikel. Insinerasi juga menghasilkan sisa dari pembakaran ringan yang bisa bercampur dengan udara di atmosfer dan sisa dari pembakaran padat, sama seperti ketika batu bara dibakar. Total sisa dari pembakaran yang dirpoduksi berkisar selang 4-10% volume dan 15-20% massa sampah sebelum dibakar. Sisa dari pembakaran ringan berkontribusi bertambah pada potensi gangguan kesehatan karena bisa berbaur pada udara dan berisiko terhirup paru-paru. Tidak sama dengan sisa dari pembakaran padat, sisa dari pembakaran ringan benar pokoknya konsentrasi logam berat (timbal, kadmium, tembaga, dan seng) bertambah jumlah dari pada sisa dari pembakaran padat namun bertambah sedikit kandungan dioksin dan furan. Sisa dari pembakaran padat jarang benar pokoknya logam berat dan tidak dikategorikan sebagai sampah berbahaya sehingga lepas sama sekali dari bahaya untuk dibuang ke lahan pembuangan sampah. Namun perlu diperhatikan supaya pembuangan sisa dari pembakaran padat tidak mengganggu keadaan cairan tanah karena sisa dari pembakaran padat bisa terserap ke dalam tanah. Polusi lainnya adalah bau, namun bau dan sisa dari pembakaran telah ditangani dengan sama berat pada sarana prasarana insinerasi terbaru. Sampah diterima dan disimpan dalam ruangan bertekanan udara rendah dengan aliran udara menuju ke dalam ruang pembakaran sehingga sangat kecil kemungkinan bau akan lepas sama sekali menuju atmosfer dan menimbulkan ketidaknyamanan pada sekitar yang terkait sekitar. Gagasan positif insinerasi
Gagasan negatif insinerasi
Tautan luaredunitas.com Page 3Fasilitas insinerasi SYSAV di Malmö, Swedia yang mampu mengatasi sampah rumah tangga hingga 25 metrik ton perjam Insinerasi atau pembakaran sampah (bahasa Inggris: incineration) adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya diartikan sebagai pengolahan termal. Insinerasi material sampah mengubah sampah dijadikan sisa dari pembakaran, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas ke atmosfer. Panas yang dihasilkan mampu dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik. Insinerasi dengan energy recovery adalah salah satu teknologi sampah-ke-energi (waste-to-energy, WtE). Teknologi WtE lainnya adalah gasifikasi, pirolisis, dan fermentasi anaerobik. Insinerasi juga mampu dimainkan tanpa energy recovery. Insinerator yang dibangun beberapa puluh tahun lalu tidak memiliki fasilitas pemisahan material berbahaya dan fasilitas daur ulang. Insinerator ini bisa menyebabkan bahaya kesehatan terhadap pekerja insinerator dan lingkungan sekitar karena tingginya gas berbahaya dari anggota pembakaran. Biasanya insinerator jenis ini juga tidak menghasilkan energi listrik. Insinerator mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini artiannya insinerasi tidak sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sebagai area pembuangan penghabisan, tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah yang signifikan. Insinerasi memiliki jumlah artian untuk mengolah berbagai jenis sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia mampu hancur dengan temperatur tinggi. Insinerasi sangat populer di beberapa negara seperti Jepang di mana lahan merupakan sumber daya yang sangat langka. Denmark dan Swedia telah dijadikan pionir dalam menggunakan panas dari insinerasi untuk menghasilkan energi. DI tahun 2005, insinerasi sampah menghasilkan 4,8% energi listrik dan 13,7% panas yang dikonsumsi negara itu. Beberapa negara lain di Eropa yang mengandalkan insinerasi sebagai pengolahan sampah adalah Luksemburg, Belanda, Jerman, dan Prancis. Tipe insineratorInsinerator adalah tempat untuk pembakaran sampah. Insinerator modern memiliki fasilitas mitigasi polusi seperti pembersihan gas. Terdapat beberapa tipe insinerator: piringan bangkit, piringan tidak bangkit, rotary kiln, dan fluidised bed Piringan bangkitSampah padat sedang dibakar di atas piringan bangkit Salah satu jenis insinerator adalah piringan bangkit (moving grate).Insinerator jenis ini memungkinkan pemindahan sampah ke ruang pembakaran dan memindahkan sisa hasil pembakaran tanpa mematikan api. Satu wadah piringan bangkit bisa membakar 35 metrik ton sampah perjam. Jenis insinerator ini bisa bangkit ribuan jam pertahun dengan hanya satu kali mandek, yaitu pada saat inspeksi dan perawatan. Sampah diintroduksi ke "mulut" insinerator, dan pada lubang di ujung lainnya sisa hasil pembakaran dikeluarkan. Udara yang digunakan dalam anggota pembakaran disuplai menempuh celah piringan. Aliran udara ini juga bertujuan untuk mendinginkan piringan tersebut. Beberapa jenis insinerator piringan bangkit juga memiliki sistem cairan pendingin di dalamnya. Suplai udara pembakaran sekunder dimainkan dengan memompa udara menuju anggota atas piringan. Jika dimainkan dengan kecepatan tinggi, hal ini bisa memicu turbulensi yang memastikan terjadinya pembakaran yang bertambah adil dan surplus oksigen. Turbulensi ini juga penting untuk pengolahan gas sisa hasil pembakaran sampah. Fasilitas insinerasi harus didesain untuk memastikan bahwa gas sisa hasil pembakaran mencapai temperatur 850 oC selama dua detik untuk memecah racun kimia organik. Untuk bertambah memastikan hal tersebut, biasanya diperlengkapi dengan pembakar yang pada umumnya memakai bahan bakar minyak, yang lalu dibakar ke insinerasi untuk mendapatkan panas yang memadai. Gas sisa hasil pembakaran lalu didinginkan. Panas yang benar ditransfer dijadikan uap dengan memaparkannya pada sistem pompa cairan. Uap ini lalu digunakan untuk menggerakkan turbin. Gas yang telah menempuh pendinginan dipompakan ke fasilitas sistem pembersihan. Piringan tetapIni adalah tipe yang bertambah tua dan sederhana. Piringan tetap yang tidak bangkit berada di anggota bawah insinerator dengan bukaan pada anggota atas atau samping untuk memasukan sampah dan bukaan lainnya untuk memindahkan bahan yang tidak terbakar (abu, logam, dan sebagainya). Rotary kilnFulidized bedPenggunaan panasPanas yang dihasilkan oleh insinerator mampu digunakan untuk membuat uap yang mampu digunakan untuk menggerakkan turbin dengan maksud menghasilkan listrik. Total energi bersih yang dihasilkan dari satu ton sampah adalah 3 MWh panas dan 2/3 MWh energi listrik. Untuk panas pembakaran pada insinerator menurut Amdal benar beberapa parameter yang harus di perhatikan, yang pertama ialah efisiensi panas 40-80 %, kehilangan panas 19-55 % dan konsumsi bahan bakar 40-90%. Hal ini di utamakan nuntuk tercapainya anggota degradasi sampah yang optimal.[butuh rujukan] PolusiInsinerasi memiliki sejumlah output seperti sisa dari pembakaran dan emisi ke atmosfer berupa gas sisa hasil pembakaran. Sebelum melewati fasilitas pembersihan gas, gas-gas tersebut mungkin benar isinya partikulat, logam berat, dioksin, furan, sulfur dioksida, dan asam hidroklorat. Dalam sebuah penelitian tahun 1994, Delaware Solid Waste Authority menemukan bahwa untuk sejumlah energi yang sama yang dihasilkan, insinerator menghasilkan hidrokarbon, SO2, HCl, CO, dan NOx bertambah sedikit dibandingkan pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara, namun bertambah jumlah dari pada pembangkit listrik dengan bahan bakar gas dunia. Untuk sejumlah energi yang sama insineras menghasilkan hidrokarbon, SO2, HCl, CO, dan NOx. Berikut merupakan hasil analisa gas dari hasil pembakaran insinerasi Umumnya, pemecahan dioksin membutuhkan temperatur tinggi untuk memicu pemecahan termal terhadap ikatan molekular. Pembakaran plastik yang tidak mencapai temperatur yang diperlukan akan membebaskan dioksin dalam jumlah signifikan ke udara. Insinerator modern didesain untuk mencapai pembakaran dengan suhu tinggi. Biasanya dilengkapi dengan pembakar yang memakai bahan bakar minyak. Temperatur yang dibutuhkan adalah 850 oC dalam waktu setidaknya dua detik artian memecah dioksin. Emisi gas lainnya adalah CO2 sebagai hasil dari anggota pembakaran sempurna. Pada temperatur ruang dan tekanan atmosfer, satu ton sampah padat bisa menghasilkan 1 ton gas CO2. Jika sampah dibuang ke lahan pembuangan, satu ton sampah padat bisa menghasilkan 62 meter kubik metana karena dekomposisi anaerobik. Metana sejumlah ini memiliki efek rumah kaca dua kali bertambah berbahaya dari pada 1 ton CO2. Bahan beracun lainnya yang keluar dari gas yang dihasilkan dari sisa pembuangan di selangnya sulfur dioksida, asam hidroklorat, logam berat, dan partikel halus. Uap yang terkandung dalam gas menciptakan anggota yang bisa terlihat dari gas yang umumnya transparan sehingga menyebabkan polusi bisa terlihat. Pembersihan gas sisa pembakaran yang bisa berpotensi dijadikan polutan dimainkan menempuh berbagai anggota. Partikulat dikumpulkan dengan filtrasi partikel yang pada umumnya berupa electrostatic precipitator dan/atau baghouse filter. Yang terakhir umumnya sangat efisien untuk mengumpulkan partikel halus. Dalam penelitian oleh kementrian lingkungan hidup Denmark pada tahun 2006, rata-rata emisi partikulat per energi yang dihasilkan oleh sampah yang dibakar berada di bawah 2,02 gram per Giga Joule. Pembersih gas asam digunakan untuk menghilangkan asam hidroklorat, asam nitrat, asam hidrofluorat, merkuri, timbal, dan logam berat lainnya. Sulfur dioksida bisa ditiadakan dengan desulfurisasi menggunakan cairan limestone yang diinjeksikan ke gas sisa hasil pembakaran sebelum menuju ke filtrasi partikel. Gas NOx adalah gas lainnya yang harus direduksi dengan katalis amonia di konverter katalitik atau dengan reaksi bertemperatur tinggi dengan amonia. Logam berat diadsorpsi dengan bubuk karbon aktif yang lalu dikumpulkan di filtrasi partikel. Insinerasi juga menghasilkan sisa dari pembakaran ringan yang bisa bercampur dengan udara di atmosfer dan sisa dari pembakaran padat, sama seperti ketika batu bara dibakar. Total sisa dari pembakaran yang dirpoduksi berkisar selang 4-10% volume dan 15-20% massa sampah sebelum dibakar. Sisa dari pembakaran ringan berkontribusi bertambah pada potensi gangguan kesehatan karena bisa berbaur pada udara dan berisiko terhirup paru-paru. Berbeda dengan sisa dari pembakaran padat, sisa dari pembakaran ringan benar isinya konsentrasi logam berat (timbal, kadmium, tembaga, dan seng) bertambah jumlah dari pada sisa dari pembakaran padat namun bertambah sedikit kandungan dioksin dan furan. Sisa dari pembakaran padat jarang benar isinya logam berat dan tidak dikategorikan sebagai sampah berbahaya sehingga lepas sama sekali dari bahaya untuk dibuang ke lahan pembuangan sampah. Namun perlu diperhatikan supaya pembuangan sisa dari pembakaran padat tidak mengganggu keadaan cairan tanah karena sisa dari pembakaran padat bisa terserap ke dalam tanah. Polusi lainnya adalah bau, namun bau dan sisa dari pembakaran telah ditangani dengan adil pada fasilitas insinerasi terbaru. Sampah diterima dan disimpan dalam ruangan bertekanan udara rendah dengan aliran udara menuju ke dalam ruang pembakaran sehingga sangat kecil kemungkinan bau akan lepas sama sekali menuju atmosfer dan menimbulkan ketidaknyamanan pada lingkungan sekitar. Gagasan positif insinerasi
Gagasan negatif insinerasi
Tautan luaredunitas.com Page 4Fasilitas insinerasi SYSAV di Malmö, Swedia yang mampu mengatasi sampah rumah tangga hingga 25 metrik ton perjam Insinerasi atau pembakaran sampah (bahasa Inggris: incineration) adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya diartikan sebagai pengolahan termal. Insinerasi material sampah mengubah sampah dijadikan sisa dari pembakaran, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas ke atmosfer. Panas yang dihasilkan mampu dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik. Insinerasi dengan energy recovery adalah salah satu teknologi sampah-ke-energi (waste-to-energy, WtE). Teknologi WtE lainnya adalah gasifikasi, pirolisis, dan fermentasi anaerobik. Insinerasi juga mampu dimainkan tanpa energy recovery. Insinerator yang dibangun beberapa puluh tahun lalu tidak memiliki fasilitas pemisahan material berbahaya dan fasilitas daur ulang. Insinerator ini bisa menyebabkan bahaya kesehatan terhadap pekerja insinerator dan lingkungan sekitar karena tingginya gas berbahaya dari anggota pembakaran. Biasanya insinerator jenis ini juga tidak menghasilkan energi listrik. Insinerator mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini artiannya insinerasi tidak sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sebagai area pembuangan penghabisan, tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah yang signifikan. Insinerasi memiliki jumlah artian untuk mengolah berbagai jenis sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia mampu hancur dengan temperatur tinggi. Insinerasi sangat populer di beberapa negara seperti Jepang di mana lahan merupakan sumber daya yang sangat langka. Denmark dan Swedia telah dijadikan pionir dalam menggunakan panas dari insinerasi untuk menghasilkan energi. DI tahun 2005, insinerasi sampah menghasilkan 4,8% energi listrik dan 13,7% panas yang dikonsumsi negara itu. Beberapa negara lain di Eropa yang mengandalkan insinerasi sebagai pengolahan sampah adalah Luksemburg, Belanda, Jerman, dan Prancis. Tipe insineratorInsinerator adalah tempat untuk pembakaran sampah. Insinerator modern memiliki fasilitas mitigasi polusi seperti pembersihan gas. Terdapat beberapa tipe insinerator: piringan bangkit, piringan tidak bangkit, rotary kiln, dan fluidised bed Piringan bangkitSampah padat sedang dibakar di atas piringan bangkit Salah satu jenis insinerator adalah piringan bangkit (moving grate).Insinerator jenis ini memungkinkan pemindahan sampah ke ruang pembakaran dan memindahkan sisa hasil pembakaran tanpa mematikan api. Satu wadah piringan bangkit bisa membakar 35 metrik ton sampah perjam. Jenis insinerator ini bisa bangkit ribuan jam pertahun dengan hanya satu kali mandek, yaitu pada saat inspeksi dan perawatan. Sampah diintroduksi ke "mulut" insinerator, dan pada lubang di ujung lainnya sisa hasil pembakaran dikeluarkan. Udara yang digunakan dalam anggota pembakaran disuplai menempuh celah piringan. Aliran udara ini juga bertujuan untuk mendinginkan piringan tersebut. Beberapa jenis insinerator piringan bangkit juga memiliki sistem cairan pendingin di dalamnya. Suplai udara pembakaran sekunder dimainkan dengan memompa udara menuju anggota atas piringan. Jika dimainkan dengan kecepatan tinggi, hal ini bisa memicu turbulensi yang memastikan terjadinya pembakaran yang bertambah adil dan surplus oksigen. Turbulensi ini juga penting untuk pengolahan gas sisa hasil pembakaran sampah. Fasilitas insinerasi harus didesain untuk memastikan bahwa gas sisa hasil pembakaran mencapai temperatur 850 oC selama dua detik untuk memecah racun kimia organik. Untuk bertambah memastikan hal tersebut, biasanya diperlengkapi dengan pembakar yang pada umumnya memakai bahan bakar minyak, yang lalu dibakar ke insinerasi untuk mendapatkan panas yang memadai. Gas sisa hasil pembakaran lalu didinginkan. Panas yang benar ditransfer dijadikan uap dengan memaparkannya pada sistem pompa cairan. Uap ini lalu digunakan untuk menggerakkan turbin. Gas yang telah menempuh pendinginan dipompakan ke fasilitas sistem pembersihan. Piringan tetapIni adalah tipe yang bertambah tua dan sederhana. Piringan tetap yang tidak bangkit berada di anggota bawah insinerator dengan bukaan pada anggota atas atau samping untuk memasukan sampah dan bukaan lainnya untuk memindahkan bahan yang tidak terbakar (abu, logam, dan sebagainya). Rotary kilnFulidized bedPenggunaan panasPanas yang dihasilkan oleh insinerator mampu digunakan untuk membuat uap yang mampu digunakan untuk menggerakkan turbin dengan maksud menghasilkan listrik. Total energi bersih yang dihasilkan dari satu ton sampah adalah 3 MWh panas dan 2/3 MWh energi listrik. Untuk panas pembakaran pada insinerator menurut Amdal benar beberapa parameter yang harus di perhatikan, yang pertama ialah efisiensi panas 40-80 %, kehilangan panas 19-55 % dan konsumsi bahan bakar 40-90%. Hal ini di utamakan nuntuk tercapainya anggota degradasi sampah yang optimal.[butuh rujukan] PolusiInsinerasi memiliki sejumlah output seperti sisa dari pembakaran dan emisi ke atmosfer berupa gas sisa hasil pembakaran. Sebelum melewati fasilitas pembersihan gas, gas-gas tersebut mungkin benar isinya partikulat, logam berat, dioksin, furan, sulfur dioksida, dan asam hidroklorat. Dalam sebuah penelitian tahun 1994, Delaware Solid Waste Authority menemukan bahwa untuk sejumlah energi yang sama yang dihasilkan, insinerator menghasilkan hidrokarbon, SO2, HCl, CO, dan NOx bertambah sedikit dibandingkan pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara, namun bertambah jumlah dari pada pembangkit listrik dengan bahan bakar gas dunia. Untuk sejumlah energi yang sama insineras menghasilkan hidrokarbon, SO2, HCl, CO, dan NOx. Berikut merupakan hasil analisa gas dari hasil pembakaran insinerasi Umumnya, pemecahan dioksin membutuhkan temperatur tinggi untuk memicu pemecahan termal terhadap ikatan molekular. Pembakaran plastik yang tidak mencapai temperatur yang diperlukan akan membebaskan dioksin dalam jumlah signifikan ke udara. Insinerator modern didesain untuk mencapai pembakaran dengan suhu tinggi. Biasanya dilengkapi dengan pembakar yang memakai bahan bakar minyak. Temperatur yang dibutuhkan adalah 850 oC dalam waktu setidaknya dua detik artian memecah dioksin. Emisi gas lainnya adalah CO2 sebagai hasil dari anggota pembakaran sempurna. Pada temperatur ruang dan tekanan atmosfer, satu ton sampah padat bisa menghasilkan 1 ton gas CO2. Jika sampah dibuang ke lahan pembuangan, satu ton sampah padat bisa menghasilkan 62 meter kubik metana karena dekomposisi anaerobik. Metana sejumlah ini memiliki efek rumah kaca dua kali bertambah berbahaya dari pada 1 ton CO2. Bahan beracun lainnya yang keluar dari gas yang dihasilkan dari sisa pembuangan di selangnya sulfur dioksida, asam hidroklorat, logam berat, dan partikel halus. Uap yang terkandung dalam gas menciptakan anggota yang bisa terlihat dari gas yang umumnya transparan sehingga menyebabkan polusi bisa terlihat. Pembersihan gas sisa pembakaran yang bisa berpotensi dijadikan polutan dimainkan menempuh berbagai anggota. Partikulat dikumpulkan dengan filtrasi partikel yang pada umumnya berupa electrostatic precipitator dan/atau baghouse filter. Yang terakhir umumnya sangat efisien untuk mengumpulkan partikel halus. Dalam penelitian oleh kementrian lingkungan hidup Denmark pada tahun 2006, rata-rata emisi partikulat per energi yang dihasilkan oleh sampah yang dibakar berada di bawah 2,02 gram per Giga Joule. Pembersih gas asam digunakan untuk menghilangkan asam hidroklorat, asam nitrat, asam hidrofluorat, merkuri, timbal, dan logam berat lainnya. Sulfur dioksida bisa ditiadakan dengan desulfurisasi menggunakan cairan limestone yang diinjeksikan ke gas sisa hasil pembakaran sebelum menuju ke filtrasi partikel. Gas NOx adalah gas lainnya yang harus direduksi dengan katalis amonia di konverter katalitik atau dengan reaksi bertemperatur tinggi dengan amonia. Logam berat diadsorpsi dengan bubuk karbon aktif yang lalu dikumpulkan di filtrasi partikel. Insinerasi juga menghasilkan sisa dari pembakaran ringan yang bisa bercampur dengan udara di atmosfer dan sisa dari pembakaran padat, sama seperti ketika batu bara dibakar. Total sisa dari pembakaran yang dirpoduksi berkisar selang 4-10% volume dan 15-20% massa sampah sebelum dibakar. Sisa dari pembakaran ringan berkontribusi bertambah pada potensi gangguan kesehatan karena bisa berbaur pada udara dan berisiko terhirup paru-paru. Berbeda dengan sisa dari pembakaran padat, sisa dari pembakaran ringan benar isinya konsentrasi logam berat (timbal, kadmium, tembaga, dan seng) bertambah jumlah dari pada sisa dari pembakaran padat namun bertambah sedikit kandungan dioksin dan furan. Sisa dari pembakaran padat jarang benar isinya logam berat dan tidak dikategorikan sebagai sampah berbahaya sehingga lepas sama sekali dari bahaya untuk dibuang ke lahan pembuangan sampah. Namun perlu diperhatikan supaya pembuangan sisa dari pembakaran padat tidak mengganggu keadaan cairan tanah karena sisa dari pembakaran padat bisa terserap ke dalam tanah. Polusi lainnya adalah bau, namun bau dan sisa dari pembakaran telah ditangani dengan adil pada fasilitas insinerasi terbaru. Sampah diterima dan disimpan dalam ruangan bertekanan udara rendah dengan aliran udara menuju ke dalam ruang pembakaran sehingga sangat kecil kemungkinan bau akan lepas sama sekali menuju atmosfer dan menimbulkan ketidaknyamanan pada lingkungan sekitar. Gagasan positif insinerasi
Gagasan negatif insinerasi
Tautan luaredunitas.com Page 5Sarana prasarana insinerasi SYSAV di Malmö, Swedia yang mampu mengatasi sampah rumah tangga hingga 25 metrik ton perjam Insinerasi atau pembakaran sampah (bahasa Inggris: incineration) adalah teknologi pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya diartikan sebagai pengolahan termal. Insinerasi material sampah mengubah sampah dijadikan sisa dari pembakaran, gas sisa hasil pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum dilepas ke atmosfer. Panas yang dihasilkan mampu dimanfaatkan sebagai energi pembangkit listrik. Insinerasi dengan energy recovery adalah salah satu teknologi sampah-ke-energi (waste-to-energy, WtE). Teknologi WtE lainnya adalah gasifikasi, pirolisis, dan fermentasi anaerobik. Insinerasi juga mampu diperagakan tanpa energy recovery. Insinerator yang dibangun beberapa puluh tahun lalu tidak memiliki sarana prasarana pemisahan material berbahaya dan sarana prasarana daur ulang. Insinerator ini bisa menyebabkan bahaya kesehatan terhadap pekerja insinerator dan sekitar yang terkait sekitar karena tingginya gas berbahaya dari anggota pembakaran. Biasanya insinerator jenis ini juga tidak menghasilkan energi listrik. Insinerator mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini artiannya insinerasi tidak sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sebagai area pembuangan penghabisan, tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah yang signifikan. Insinerasi memiliki jumlah faedah untuk mengolah beragam jenis sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia mampu hancur dengan temperatur tinggi. Insinerasi sangat populer di beberapa negara seperti Jepang di mana lahan merupakan sumber daya yang sangat langka. Denmark dan Swedia telah dijadikan pionir dalam memakai panas dari insinerasi untuk menghasilkan energi. DI tahun 2005, insinerasi sampah menghasilkan 4,8% energi listrik dan 13,7% panas yang dikonsumsi negara itu. Beberapa negara lain di Eropa yang mengandalkan insinerasi sebagai pengolahan sampah adalah Luksemburg, Belanda, Jerman, dan Prancis. Tipe insineratorInsinerator adalah tempat untuk pembakaran sampah. Insinerator modern memiliki sarana prasarana mitigasi polusi seperti pembersihan gas. Terdapat beberapa tipe insinerator: piringan bangkit, piringan tidak bangkit, rotary kiln, dan fluidised bed Piringan bangkitSampah padat sedang dibakar di atas piringan bangkit Salah satu jenis insinerator adalah piringan bangkit (moving grate).Insinerator jenis ini memungkinkan pemindahan sampah ke ruang pembakaran dan memindahkan sisa hasil pembakaran tanpa mematikan api. Satu wadah piringan bangkit bisa membakar 35 metrik ton sampah perjam. Jenis insinerator ini bisa bangkit ribuan jam pertahun dengan hanya satu kali mandek, yaitu pada saat inspeksi dan perawatan. Sampah diintroduksi ke "mulut" insinerator, dan pada lubang di ujung lainnya sisa hasil pembakaran dikeluarkan. Udara yang digunakan dalam anggota pembakaran disuplai menempuh celah piringan. Aliran udara ini juga bertujuan untuk mendinginkan piringan tersebut. Beberapa jenis insinerator piringan bangkit juga memiliki sistem cairan pendingin di dalamnya. Suplai udara pembakaran sekunder diperagakan dengan memompa udara menuju anggota atas piringan. Jika diperagakan dengan kecepatan tinggi, hal ini bisa memicu turbulensi yang memastikan terjadinya pembakaran yang bertambah sama berat dan surplus oksigen. Turbulensi ini juga penting untuk pengolahan gas sisa hasil pembakaran sampah. Sarana prasarana insinerasi harus didesain untuk memastikan bahwa gas sisa hasil pembakaran mencapai temperatur 850 oC selama dua detik untuk memecah racun kimia organik. Untuk bertambah memastikan hal tersebut, biasanya diperlengkapi dengan pembakar yang pada umumnya memakai bahan bakar minyak, yang lalu dibakar ke insinerasi untuk mendapatkan panas yang memadai. Gas sisa hasil pembakaran lalu didinginkan. Panas yang benar ditransfer dijadikan uap dengan memaparkannya pada sistem pompa cairan. Uap ini lalu digunakan untuk menggerakkan turbin. Gas yang telah menempuh pendinginan dipompakan ke sarana prasarana sistem pembersihan. Piringan tetapIni adalah tipe yang bertambah tua dan sederhana. Piringan tetap yang tidak bangkit berada di anggota bawah insinerator dengan bukaan pada anggota atas atau samping untuk memasukan sampah dan bukaan lainnya untuk memindahkan bahan yang tidak terbakar (abu, logam, dan sebagainya). Rotary kilnFulidized bedPenggunaan panasPanas yang dihasilkan oleh insinerator mampu digunakan untuk membuat uap yang mampu digunakan untuk menggerakkan turbin dengan maksud menghasilkan listrik. Total energi bersih yang dihasilkan dari satu ton sampah adalah 3 MWh panas dan 2/3 MWh energi listrik. Untuk panas pembakaran pada insinerator menurut Amdal benar beberapa parameter yang harus di perhatikan, yang pertama ialah efisiensi panas 40-80 %, kehilangan panas 19-55 % dan konsumsi bahan bakar 40-90%. Hal ini di utamakan nuntuk tercapainya anggota degradasi sampah yang optimal.[butuh rujukan] PolusiInsinerasi memiliki sebanyak output seperti sisa dari pembakaran dan emisi ke atmosfer berupa gas sisa hasil pembakaran. Sebelum melewati sarana prasarana pembersihan gas, gas-gas tersebut mungkin benar pokoknya partikulat, logam berat, dioksin, furan, sulfur dioksida, dan asam hidroklorat. Dalam sebuah penelitian tahun 1994, Delaware Solid Waste Authority menemukan bahwa untuk sebanyak energi yang sama yang dihasilkan, insinerator menghasilkan hidrokarbon, SO2, HCl, CO, dan NOx bertambah sedikit dibandingkan pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara, namun bertambah jumlah dari pada pembangkit listrik dengan bahan bakar gas dunia. Untuk sebanyak energi yang sama insineras menghasilkan hidrokarbon, SO2, HCl, CO, dan NOx. Berikut merupakan hasil analisa gas dari hasil pembakaran insinerasi Umumnya, pemecahan dioksin membutuhkan temperatur tinggi untuk memicu pemecahan termal terhadap ikatan molekular. Pembakaran plastik yang tidak mencapai temperatur yang diperlukan akan membebaskan dioksin dalam jumlah signifikan ke udara. Insinerator modern didesain untuk mencapai pembakaran dengan suhu tinggi. Biasanya dilengkapi dengan pembakar yang memakai bahan bakar minyak. Temperatur yang diperlukan adalah 850 oC dalam waktu setidaknya dua detik artian memecah dioksin. Emisi gas lainnya adalah CO2 sebagai hasil dari anggota pembakaran sempurna. Pada temperatur ruang dan tekanan atmosfer, satu ton sampah padat bisa menghasilkan 1 ton gas CO2. Jika sampah dibuang ke lahan pembuangan, satu ton sampah padat bisa menghasilkan 62 meter kubik metana karena dekomposisi anaerobik. Metana sebanyak ini memiliki efek rumah kaca dua kali bertambah berbahaya dari pada 1 ton CO2. Bahan beracun lainnya yang keluar dari gas yang dihasilkan dari sisa pembuangan di selangnya sulfur dioksida, asam hidroklorat, logam berat, dan partikel halus. Uap yang terkandung dalam gas menciptakan anggota yang bisa terlihat dari gas yang umumnya transparan sehingga menyebabkan polusi bisa terlihat. Pembersihan gas sisa pembakaran yang bisa berpotensi dijadikan polutan diperagakan menempuh beragam anggota. Partikulat dikumpulkan dengan filtrasi partikel yang pada umumnya berupa electrostatic precipitator dan/atau baghouse filter. Yang terakhir umumnya sangat efisien untuk mengumpulkan partikel halus. Dalam penelitian oleh kementrian sekitar yang terkait hidup Denmark pada tahun 2006, rata-rata emisi partikulat per energi yang dihasilkan oleh sampah yang dibakar berada di bawah 2,02 gram per Giga Joule. Pembersih gas asam digunakan untuk menghilangkan asam hidroklorat, asam nitrat, asam hidrofluorat, merkuri, timbal, dan logam berat lainnya. Sulfur dioksida bisa dibubarkan dengan desulfurisasi memakai cairan limestone yang diinjeksikan ke gas sisa hasil pembakaran sebelum menuju ke filtrasi partikel. Gas NOx adalah gas lainnya yang harus direduksi dengan katalis amonia di konverter katalitik atau dengan reaksi bertemperatur tinggi dengan amonia. Logam berat diadsorpsi dengan bubuk karbon aktif yang lalu dikumpulkan di filtrasi partikel. Insinerasi juga menghasilkan sisa dari pembakaran ringan yang bisa bercampur dengan udara di atmosfer dan sisa dari pembakaran padat, sama seperti ketika batu bara dibakar. Total sisa dari pembakaran yang dirpoduksi berkisar selang 4-10% volume dan 15-20% massa sampah sebelum dibakar. Sisa dari pembakaran ringan berkontribusi bertambah pada potensi gangguan kesehatan karena bisa berbaur pada udara dan berisiko terhirup paru-paru. Tidak sama dengan sisa dari pembakaran padat, sisa dari pembakaran ringan benar pokoknya konsentrasi logam berat (timbal, kadmium, tembaga, dan seng) bertambah jumlah dari pada sisa dari pembakaran padat namun bertambah sedikit kandungan dioksin dan furan. Sisa dari pembakaran padat jarang benar pokoknya logam berat dan tidak dikategorikan sebagai sampah berbahaya sehingga lepas sama sekali dari bahaya untuk dibuang ke lahan pembuangan sampah. Namun perlu diperhatikan supaya pembuangan sisa dari pembakaran padat tidak mengganggu keadaan cairan tanah karena sisa dari pembakaran padat bisa terserap ke dalam tanah. Polusi lainnya adalah bau, namun bau dan sisa dari pembakaran telah ditangani dengan sama berat pada sarana prasarana insinerasi terbaru. Sampah diterima dan disimpan dalam ruangan bertekanan udara rendah dengan aliran udara menuju ke dalam ruang pembakaran sehingga sangat kecil kemungkinan bau akan lepas sama sekali menuju atmosfer dan menimbulkan ketidaknyamanan pada sekitar yang terkait sekitar. Gagasan positif insinerasi
Gagasan negatif insinerasi
Tautan luaredunitas.com Page 6
Republik Zambia yaitu sebuah negara yang terkurung daratan di Afrika bagian selatan. Negara yang tidak memiliki garis pantai ini berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo di sebelah utara; Tanzania di timur laut; Malawi di timur; Mozambik, Zimbabwe, Botswana, dan Namibia di selatan; dan Angola di barat. Zambia dahulu bernama Zambezia Utara dan pengahabisan Rhodesia Utara. Namanya sekarang berlandaskan sungai Zambezi. Bahasa resmi Zambia yaitu Inggris, yang dipergunakan dalam urusan resmi, bidang usaha, dan dalam pengajaran di sekolah-sekolah. Selain itu hadir delapan bahasa kawasan utama yang dipergunakan, yaitu : Cibemba, Chinyanja, Lunda, Chitonga, Kaonde, Silozi, Nkoya and Luvale. ProvinsiProvinsi di Zambia Zambia dibagi menjadi sembilan provinsi, yang pengahabisan dibagi menjadi 73 distrik. Berikut daftarnya:
Populasi kota utama
ReferensiLihat juga
Pranala luar
edunitas.com Page 7
Republik Zambia adalah sebuah negara yang terkurung daratan di Afrika bagian selatan. Negara yang tidak memiliki garis pantai ini berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo di sebelah utara; Tanzania di timur laut; Malawi di timur; Mozambik, Zimbabwe, Botswana, dan Namibia di selatan; dan Angola di barat. Zambia dahulu bernama Zambezia Utara dan pengahabisan Rhodesia Utara. Namanya kini berlandaskan sungai Zambezi. Bahasa resmi Zambia adalah Inggris, yang dipergunakan dalam urusan resmi, bidang usaha, dan dalam pengajaran di sekolah-sekolah. Selain itu hadir delapan bahasa kawasan utama yang dipergunakan, yaitu : Cibemba, Chinyanja, Lunda, Chitonga, Kaonde, Silozi, Nkoya and Luvale. ProvinsiProvinsi di Zambia Zambia dibagi menjadi sembilan provinsi, yang pengahabisan dibagi menjadi 73 distrik. Berikut daftarnya:
Populasi kota utama
ReferensiLihat pula
Pranala luar
edunitas.com Page 8
Republik Zambia adalah sebuah negara yang terkurung daratan di Afrika bagian selatan. Negara yang tidak memiliki garis pantai ini berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo di sebelah utara; Tanzania di timur laut; Malawi di timur; Mozambik, Zimbabwe, Botswana, dan Namibia di selatan; dan Angola di barat. Zambia dahulu bernama Zambezia Utara dan pengahabisan Rhodesia Utara. Namanya kini berlandaskan sungai Zambezi. Bahasa resmi Zambia adalah Inggris, yang dipergunakan dalam urusan resmi, bidang usaha, dan dalam pengajaran di sekolah-sekolah. Selain itu hadir delapan bahasa kawasan utama yang dipergunakan, yaitu : Cibemba, Chinyanja, Lunda, Chitonga, Kaonde, Silozi, Nkoya and Luvale. ProvinsiProvinsi di Zambia Zambia dibagi menjadi sembilan provinsi, yang pengahabisan dibagi menjadi 73 distrik. Berikut daftarnya:
Populasi kota utama
ReferensiLihat pula
Pranala luar
edunitas.com Page 9
Republik Zambia yaitu sebuah negara yang terkurung daratan di Afrika bagian selatan. Negara yang tidak memiliki garis pantai ini berbatasan dengan Republik Demokratik Kongo di sebelah utara; Tanzania di timur laut; Malawi di timur; Mozambik, Zimbabwe, Botswana, dan Namibia di selatan; dan Angola di barat. Zambia dahulu bernama Zambezia Utara dan pengahabisan Rhodesia Utara. Namanya sekarang berlandaskan sungai Zambezi. Bahasa resmi Zambia yaitu Inggris, yang dipergunakan dalam urusan resmi, bidang usaha, dan dalam pengajaran di sekolah-sekolah. Selain itu hadir delapan bahasa kawasan utama yang dipergunakan, yaitu : Cibemba, Chinyanja, Lunda, Chitonga, Kaonde, Silozi, Nkoya and Luvale. ProvinsiProvinsi di Zambia Zambia dibagi menjadi sembilan provinsi, yang pengahabisan dibagi menjadi 73 distrik. Berikut daftarnya:
Populasi kota utama
ReferensiLihat juga
Pranala luar
edunitas.com Page 10Tags (tagged): unkris, zakumi, lahir, 16, juni 1994 nama, maskot piala, dunia, 2010, hari pemuda, afrika selatan, pada, tahun 2010 zakumi, kumi sebuah, kata, berarti sepuluh dalam, berbagai bahasa, pranala luar fifa, s official, webpage, on zakumi, center, of studies, disiplin, jadwal kualifikasi pengundian, putaran final, siaran, zakumi center of, studies, program kuliah pegawai, kelas weekend, center of studies, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia Page 11Tags (tagged): unkris, zakumi, lahir, 16, juni 1994 nama, maskot piala, dunia, 2010, hari pemuda, afrika selatan, pada, tahun 2010 zakumi, kumi sebuah, kata, berarti sepuluh dalam, berbagai bahasa, pranala luar fifa, s official, webpage, on zakumi, center, of studies, disiplin, jadwal kualifikasi pengundian, putaran final, siaran, zakumi center of, studies, program kuliah pegawai, kelas weekend, center of studies, kelas eksekutif, indonesian, encyclopedia Page 12Tags (tagged): unkris, zakumi, lahir, 16, juni 1994 nama, maskot piala, dunia, 2010, hari pemuda, afrika selatan, pada, tahun 2010 zakumi, kumi sebuah, kata, berarti sepuluh dalam, berbagai bahasa, pranala luar fifa, s official, webpage, on zakumi, pusat, ilmu pengetahuan, disiplin, jadwal kualifikasi pengundian, putaran final, siaran, zakumi pusat ilmu, pengetahuan, program kuliah pegawai, kelas weekend, pusat ilmu pengetahuan, kelas eksekutif, ensiklopedi, bahasa indonesia, ensiklopedia Page 13Tags (tagged): unkris, zakumi, lahir, 16, juni 1994 nama, maskot piala, dunia, 2010, hari pemuda, afrika selatan, pada, tahun 2010 zakumi, kumi sebuah, kata, berarti sepuluh dalam, berbagai bahasa, pranala luar fifa, s official, webpage, on zakumi, pusat, ilmu pengetahuan, disiplin, jadwal kualifikasi pengundian, putaran final, siaran, zakumi pusat ilmu, pengetahuan, program kuliah pegawai, kelas weekend, pusat ilmu pengetahuan, kelas eksekutif, ensiklopedi, bahasa indonesia, ensiklopedia Page 14Tags (tagged): wasit piala dunia, fifa 2010, unkris, dunia fifa 2010, kemudian pada, 5, februari 2010 fifa, cesar torrentera, rivera, carlos batres leonel, leal carlos, martin, hansson henrik andren, stefan wittberg, viktor, world cup south, africa tm, referees, with assistant, pusat, ilmu pengetahuan, jerome, damon eddy maillet, concacaf joel, aguilar, benito wasit piala, dunia fifa, 2010, wasit, piala dunia fifa Page 15Tags (tagged): wasit piala dunia, fifa 2010, unkris, dunia fifa 2010, kemudian pada, 5, februari 2010 fifa, cesar torrentera, rivera, carlos batres leonel, leal carlos, martin, hansson henrik andren, stefan wittberg, viktor, world cup south, africa tm, referees, with assistant, pusat, ilmu pengetahuan, jerome, damon eddy maillet, concacaf joel, aguilar, benito wasit piala, dunia fifa, 2010, wasit, piala dunia fifa Page 16Tags (tagged): 2010 fifa world, cup referees, unkris, dunia fifa 2010, kemudian pada, 5, februari 2010 fifa, cesar torrentera, rivera, carlos batres leonel, leal carlos, martin, hansson henrik andren, stefan wittberg, viktor, world cup south, africa tm, referees, with assistant, center, of studies, jerome, damon eddy maillet, concacaf joel, aguilar, benito 2010 fifa, world cup, 2010, fifa world cup Page 17Tags (tagged): 2010 fifa world, cup referees, unkris, dunia fifa 2010, kemudian pada, 5, februari 2010 fifa, cesar torrentera, rivera, carlos batres leonel, leal carlos, martin, hansson henrik andren, stefan wittberg, viktor, world cup south, africa tm, referees, with assistant, center, of studies, jerome, damon eddy maillet, concacaf joel, aguilar, benito 2010 fifa, world cup, 2010, fifa world cup Page 18Tags (tagged): asian, football, confederation, unkris, burma, myanmar, republik, china, hong, kong, india, indonesia, bangladesh, bhutan, kirgizstan, maladewa, nepal, pakistan, asia, afc, afganistan, arab, saudi, australia, bahrain, u, 20, piala, dunia, , olimpiade, games, all, africa, center, of, studies, ofc, liga, champions, eropa, uefa, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedi Page 19Tags (tagged): asian, football, confederation, unkris, armenia, siprus, israel, seluruh, wilayahnya, terletak, velappan, malaysia, 1978, 27, dato, paul, mony, samuel, u, 16, turnamen, regional, asean, kejuaraan, sepak, bola, yaman, yordania, fifa, afc, menggunakan, nama, hong, kong, center, of, studies, tengah, karibia, concacaf, piala, emas, wanita, amerika, selatan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian, encyclopedia Page 20Tags (tagged): brazilian, football confederation, center, of studies, unkris, jos maria, marin, konfederasi sepak bola, brasil bahasa, teres, polis badan mengumumkan, pada 29, bernardes, 20 juni 1924, 19 desember, 1924, 7 oscar rodrigues, da, 25, 20, copa am rica, 8 kali, 1919, 1922 1949 1989, center of, studies, conmebol argentina bolivia, brasil chili, ekuador, kolombia brazilian football, confederation, football, program, kuliah pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian encyclopedia, encyclopedia Page 21Tags (tagged): list of football, federation, unkris, list, of football federation, of, football federation, de football, association, 208 anggota didirikan, selatan turnamen, utamanya, ialah copa america, concacaf, enam, anggota, tapi afc mengelompokkan, negara non, selatan turnamen utamanya, ialah cosafa, cup, wafu union of, center of, studies, amerika tengah turnamen, utamanya ialah, uncaf, nations cup list, of football, football Page 22Tags (tagged): list of football, federation, unkris, list, of football federation, of, football federation, de football, association, 208 anggota didirikan, selatan turnamen, utamanya, ialah copa america, concacaf, enam, anggota, tapi afc mengelompokkan, negara non, selatan turnamen utamanya, ialah cosafa, cup, wafu union of, center of, studies, amerika tengah turnamen, utamanya ialah, uncaf, nations cup list, of football, football Page 23Tags (tagged): daftar federasi sepak, bola, unkris, daftar, federasi sepak bola, federasi, sepak bola, de football, association, 208 anggota didirikan, selatan turnamen, utamanya, ialah copa america, concacaf, enam, anggota, tapi afc mengelompokkan, negara non, selatan turnamen utamanya, ialah cosafa, cup, wafu union of, pusat ilmu, pengetahuan, amerika tengah turnamen, utamanya ialah, uncaf, nations cup daftar, federasi sepak, sepak Page 24Tags (tagged): daftar federasi sepak, bola, unkris, daftar, federasi sepak bola, federasi, sepak bola, de football, association, 208 anggota didirikan, selatan turnamen, utamanya, ialah copa america, concacaf, enam, anggota, tapi afc mengelompokkan, negara non, selatan turnamen utamanya, ialah cosafa, cup, wafu union of, pusat ilmu, pengetahuan, amerika tengah turnamen, utamanya ialah, uncaf, nations cup daftar, federasi sepak, sepak Page 25
Portal Beberapa NegaraPortal Yang lain
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Kepulauan Bangka Belitung | Kepulauan Riau | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | Sumatera Barat | Sumatera Selatan | Sumatera UtaraJawa : Banten | DKI Jakarta | Jawa Barat | Jawa Tengah | Jawa Timur | Yogyakarta | Kalimantan : Kalimantan Barat | Kalimantan Selatan | Kalimantan Tengah | Kalimantan Timur | Kalimantan UtaraKepulauan Nusa Tenggara : Bali | Nusa Tenggara Barat | Nusa Tenggara TimurSulawesi : Gorontalo | Sulawesi Barat | Sulawesi Selatan | Sulawesi Tengah | Sulawesi Tenggara | Sulawesi UtaraKepulauan Keliruku : Keliruku | Keliruku UtaraPapua : Papua | Papua Barat Afganistan | Arab Saudi | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | Cina (Republik Rakyat Cina) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Jepang | Kamboja | Kazakhstan | Kepulauan Cocos (Keeling) (Australia) | Korea Selatan | Korea Utara | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Makau | Malaysia | Maladewa | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestina | Pulau Natal (Australia) | Qatar | Rusia | Singapura | Sri Lanka | Siria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor-Leste | Turki | Turkmenistan | Uni Emirat Arab | Uzbekistan | Vietnam | Yaman | Yordania Negara di Amerika Selatan Argentina | Bolivia | Brasil | Chili | Ekuador | Guyana | Kolombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaNegara dan Wilayah Teritorial di Amerika Utara Amerika Serikat | Antigua dan Barbuda | Bahama | Barbados | Belize | Dominika | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaika | Kanada | Kosta Rika | Kuba | Meksiko | Panama | Saint Kitts dan Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent dan GrenadinesWilayah Denmark : Greenland Wilayah Belanda : Aruba | Antillen Belanda Wilayah Perancis : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre dan Miquelon Wilayah Amerika Serikat : Kepulauan Virgin Amerika Serikat | Puerto Riko Wilayah Britania Raya : Anguilla | Bermuda | Kepulauan Cayman | Kepulauan Turks dan Caicos | Kepulauan Virgin Britania Raya | Montserrat Afrika Utara : Aljazair | Libya | Maroko | Mesir | Sudan | TunisiaAfrika Barat : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea-Bissau | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Pantai Gading | Senegal | Sierra Leone | Tanjung Verde | TogoAfrika Tengah : Afrika Tengah | Angola | Chad | Gabon | Guinea Khatulistiwa | Kamerun | Republik Demokrasi Kongo | Republik Kongo | Sao Tome dan PrincipeAfrika Timur : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Komoro | Madagaskar | Malawi | Mauritius | Mozambik | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweAfrika Selatan : Afrika Selatan | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial dan Wilayah Dependensi : Melilla | Reunion | Sahara Barat | Saint Helena Australasia : Australia | Kepulauan Cocos (Keeling) | Pulau Natal | Pulau Norfolk | Selandia Baru | Mikronesia : Guam | Kepulauan Mariana Utara | Kepulauan Marshall | Kiribati | Mikronesia | Nauru | PalauMelanesia : Fiji | Kaledonia Baru | Kepulauan Solomon | Papua Nugini | VanuatuPolinesia : Kepulauan Cook | Kepulauan Pitcairn | Polinesia Perancis | Samoa | Samoa Amerika | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis dan Futuna Daftar Portal Page 26Daftar Inti Ensiklopedia Dunia Berbicara Indonesia
Portal Beberapa NegaraPortal Yang lain
Sumatera : Bengkulu | Jambi | Kepulauan Bangka Belitung | Kepulauan Riau | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | Sumatera Barat | Sumatera Selatan | Sumatera UtaraJawa : Banten | DKI Jakarta | Jawa Barat | Jawa Tengah | Jawa Timur | Yogyakarta | Kalimantan : Kalimantan Barat | Kalimantan Selatan | Kalimantan Tengah | Kalimantan Timur | Kalimantan UtaraKepulauan Nusa Tenggara : Bali | Nusa Tenggara Barat | Nusa Tenggara TimurSulawesi : Gorontalo | Sulawesi Barat | Sulawesi Selatan | Sulawesi Tengah | Sulawesi Tenggara | Sulawesi UtaraKepulauan Keliruku : Keliruku | Keliruku UtaraPapua : Papua | Papua Barat Afganistan | Arab Saudi | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | Cina (Republik Rakyat Cina) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Jepang | Kamboja | Kazakhstan | Kepulauan Cocos (Keeling) (Australia) | Korea Selatan | Korea Utara | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Makau | Malaysia | Maladewa | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestina | Pulau Natal (Australia) | Qatar | Rusia | Singapura | Sri Lanka | Siria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor-Leste | Turki | Turkmenistan | Uni Emirat Arab | Uzbekistan | Vietnam | Yaman | Yordania Negara di Amerika Selatan Argentina | Bolivia | Brasil | Chili | Ekuador | Guyana | Kolombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | VenezuelaNegara dan Wilayah Teritorial di Amerika Utara Amerika Serikat | Antigua dan Barbuda | Bahama | Barbados | Belize | Dominika | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaika | Kanada | Kosta Rika | Kuba | Meksiko | Panama | Saint Kitts dan Nevis | Saint Lucia |Saint Vincent dan GrenadinesWilayah Denmark : Greenland Wilayah Belanda : Aruba | Antillen Belanda Wilayah Perancis : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre dan Miquelon Wilayah Amerika Serikat : Kepulauan Virgin Amerika Serikat | Puerto Riko Wilayah Britania Raya : Anguilla | Bermuda | Kepulauan Cayman | Kepulauan Turks dan Caicos | Kepulauan Virgin Britania Raya | Montserrat Afrika Utara : Aljazair | Libya | Maroko | Mesir | Sudan | TunisiaAfrika Barat : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea-Bissau | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Pantai Gading | Senegal | Sierra Leone | Tanjung Verde | TogoAfrika Tengah : Afrika Tengah | Angola | Chad | Gabon | Guinea Khatulistiwa | Kamerun | Republik Demokrasi Kongo | Republik Kongo | Sao Tome dan PrincipeAfrika Timur : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Komoro | Madagaskar | Malawi | Mauritius | Mozambik | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweAfrika Selatan : Afrika Selatan | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial dan Wilayah Dependensi : Melilla | Reunion | Sahara Barat | Saint Helena Australasia : Australia | Kepulauan Cocos (Keeling) | Pulau Natal | Pulau Norfolk | Selandia Baru | Mikronesia : Guam | Kepulauan Mariana Utara | Kepulauan Marshall | Kiribati | Mikronesia | Nauru | PalauMelanesia : Fiji | Kaledonia Baru | Kepulauan Solomon | Papua Nugini | VanuatuPolinesia : Kepulauan Cook | Kepulauan Pitcairn | Polinesia Perancis | Samoa | Samoa Amerika | Tokelau | Tonga | Tuvalu | Wallis dan Futuna Daftar Portal |