Jakarta - Fawatihus Suwar adalah cabang ilmu dalam Al Quran yang digunakan untuk mempelajari pembuka surat-surat. Salah satunya yang terdapat dalam Q.S Maryam. Apa maknanya? Fawatihus Suwar terdiri dari dua kata. Seperti dijelaskan oleh Juhana Nasrudin dalam bukunya yang berjudul Kaidah Ilmu Tafsir Al Quran Praktis, menurut bahasa fawatih adalah jamak dari fatihah yang berarti pembukaan atau awalan. Sedangkan as-suwar adalah jamak dari kata as-surah yakni sekumpulan ayat Al Quran yang mempunyai awalan dan akhiran.
1. Pembukaan dengan pujian kepada Allah (al-istiftah bi al-tsana) 2. Pembukaan dengan huruf yang terputus-putus (Istiftah bi al-huruf al-muqatha'ah) 3. Pembukaan dengan panggilan (al-istiftah bi al-nida) 4. Pembukaan dengan kalimat khabariah (al-istiftah bi al-nida) 5. Pembukaan dengan sumpah (al-istiftah bi al-jumal al-khabariayyah) 6. Pembukaan dengan syarat (al-istiftah bi al-qasam) 7. Pembukaan dengan kata kerja perintah (al-istiftah bi al-amr) 8. Pembukaan dengan pertanyaan (al-istiftah bi al-istifham) 9. Pembukaan dengan doa (al-istiftah bi al-du'a) 10. Pembukaan dengan alasan (al-istiftah bi al-ta'lil)
Surat Maryam merupakan surat ke-19 dalam Al Quran. Surat ini temasuk dalam golongan surat Makkiyah. Surat yang terdiri dai 98 ayat ini menceritakan tentang perjuangan Maryam saat melahirkan Isa Alaihisalam. Surat Maryam tergolong dalam pembukaan dengan huruf yang terputus-putus. Yaitu kelompok yang terdiri dari 5 huruf (Al-Mukhaamasatu). Rangkaian ini terdiri dari huruf Kah, Ha, Ya, 'Ain, dan Shad. Sebagai berikut, كٓهيعٓصٓ Arab-latin: kāf hā yā 'aīn ṣād
Ibrahim Al-Ibyariy dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Sejarah Al Quran menerangkan bahwa para mufassir dari kalangan tasawuf berpendapat bahwa tiap huruf tersebut merupakan pengganti kalimat yang saling berhubungan. Sebagai berikut:
Demikian pembahasan singkat soal Fawatihus Suwar dalam surat Maryam. Simak Video "KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!" [Gambas:Video 20detik] (erd/erd)
A. Pendahuluan Ilmu fawatihis suwar adalah ilmu cabang ulumul qur’an yang khusus membahas pembukaan surah-surah al-qur’an. Ilmu ini penting sekali untuk dipelajari supaya orang akan bisa mengetahui rahasia/hikmah Allah Swt di dalam pembukaan surah-surah kitab al-qur’an.[1] Dalam catatan As-Suyuthi, ada kurang lebih 20 pendapat yang berkaitan dengan persoalan ini. Dilafalkan secara terpisah sebanyak huruf yang berdiri sendiri. Huruf Al-muqaththa‘ah (huruf yang terpotong potong ) di sebut fawatih suwar (pembukaan surat) menurut as-suyuthi tergolong dalam ayat mutasyabihah. Itulah sebabnya, banyak telaah tafsir untuk mengungkapkan rahasia yang terkandung di dalamnya.[2] Di antara ulama yang mengarang ilmu ini adalah Abdul adhim bin abdul wahid, yang terkenal dengan sebutan ibnu ishba’. Beliau menulis kitab Al-Khawaathirus syawabih fi Asraaril fawaatih.[3]
Menurut bahasa fawatih adalah jamak dari kata fatihah, yang berarti pembukaan atau permulaan atau awalan. Sedangkan kata as-suwar adalah jamak dari kata as-surah yaitu sekumpulan ayat-ayat Al-qur’an yang mempunyai awalan dan akhiran. Fawatihus Suwar adalah beberapa pembukaan dari surah-surah Al-qur’an atau beberapa macam awalan dari surah-surah Al-qur’an. Sebab, seluruh surah al-qur’an yang berjumlah 114 buah surah itu dibuka dengan sepuluh macam pembukaan, tidak ada satu surahpun yang keluar dari sepuluh macam pembukaan itu. Dan tiap-tiap macam pembukaan itu mempunyai rahasia/hikmah sendiri-sendiri, hingga perlu sekali untuk dipelajari. Istilah fawatihus suwar ini sering dijumbuhkan orang dengan al-huruful muqaththa’ah (huruf terputus-putus yang terdapat di permulaan surah-surah al-qur’an) seperti Dr. Shubhi Ash-Shahih dalam kitabnya Mabahits fi’Ulumil Qur’an. Karena itu, perlu ditegaskan bahwa fawatihus suwar itu berbeda dengan huruful muqaththa’ah yang hanya mempunyai salah satu macam dari fawatihus suwar yang ada sepuluh macam yang hanya menjadi pembahasan dari 29 surah dari 114 surah-surah Al-qur’an.
Macam-macam fawatihus suwar itu telah diinvertarisir imam Al-Qasthalani dalam kitabnya Lathaiful isyaratin menjadi 10 macam pembahasan. Oleh Syekh Syihabun Abu Syamal Al Muqqadasi (wafat 665 H), sepuluh macam fawatihus suwar dinadhamkan/disyairkan dalam dua bait syair sebagai berikut: اَثْنَى عَلَى نَفْسِهِ سُبْحَانَهُ بِثُبُوْ * تِ المَدْحِ وَالسَلْبِ لَمَّااسْتَفْتَحَ السُّوْر وَالأَمْرِشَرْطِ النِّدَاءِالتَّعْلِيْلِ وَالقَسَمِ * دُعَاءِحُرُوفِ التَّهَجِّى اسْتَفْهِمِ الخَبَرَ “Allah Swt memuji kepada Dzatnya sendiri dengan tetapnya pujian, dan bersihnya Allah (dari sifat tercela) ketika Dia membuka surah-surah al-Qur’an. Dan (dibuka dengan) amar, syarat, nida’, ta’lil, kosam, do’a, dan huruf-huruf tahajji serta istifham dan jumlah khabariyah.”[4] Jadi fawatihus suwar atau pembukaan-pembukaan dari 114 surah-surah al-Qur’an itu terdapat 10 macam, diantaranya:
Pujian kepada Allah Swt itu ada 2 macam yaitu:
– Surah al-Fatihah dengan lafal ” أَلْحَمْدُلِلَهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ “ – Surah al- An’am dengan lafal ” أَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ خَلَقَ السَّموَاتِ وَالأَرْضَ “ – Surah al- Kahfi dengan lafal ” أَلحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتبَ “ – Surah as-Saba’ dengan lafal ” أَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَالأَرْضِ ” – Surah Fathir dengan lafal ” أَلحَمْدُلَلّه الَّذِيْ فَاطِرِالسَّموَاتِ والْأَرْضَ “ b. Memakai lafal تَبَارَكَ yang terdapat dalam 2 surah yaitu: – Surah al-Furqan dengan lafal ” تَبَارَكَ الَّذيْ نَزَّلَ الْفُرْقأنَ عَلَى عَبْدِهِ ” – Surah al-Mulk dengan lafal” تَبَارَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ “
– Surah al-Isra’ dengan lafal سُبْحنَ الَّذِيْ اَسْرى بِعَبْدِهِ لَيْلًا Artinya: “ maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam”. – Surah al- A’ala dengan lafal سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلىَ Artinya: “ sucikanlah nama Tuhanmu yang paling tinggi”. – Surah al-Hadid dengan lafal سَبَّحَ لِلهِ مَافِى السَّموَاتِ وَالأَرْضِ Artinya: “ semua yang ada dilangit dan yang ada dibumi bertasbih pada Allah ( menyatakan kebesaran Allah”. – Surah al-Hasyr dengan lafal سَبَّحَ لِلهِ مافِى السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ Artinya: “ telah bertasbih kepada Allah apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi”. – Surah ash-Shaaffu dengan lafal[6] سَبَّحَ لِلهِ مَا فِى السَّموَاتِ وَمَا فِى اًلأَرْضِ Artinya: “ telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”. – Surah al-Jumu’ah dengan lafal يُسَبِّحُ لِلهِ ما فِى السَّموَاتِ وَمَا فِى الأَرْضِ Artinya: “ telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”. – Surah at-Taghabuun dengan lafal يُسَبِّحُ لِلهِ ما فِى السَّمواتِ وَما فِى الأَرْضِ Artinya: “ telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada dilangit dan apa saja yang ada dibumi”.
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surah dengan memakai 14 huruf dengan tanpa diulang yang terkumpul dalam kalimat نَصِّ حَكِيْمٌ قَاطِعٌ لَهُ سِرِّ , yang terdiri dari huruf-huruf أ, ح, ر, س, ص, ط, ع, ق, ك, ل, م, ن, ه, ي. Jika dihitung dengan memasukkan huruf-huruf yang berulang-ulang, maka akan berjumlah 78 huruf. Penggunaan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surah-surah al-Qur’an disusun dalam 14 rangkaian dan terdiri dari 5 kelompok sebagai berikut[7]:
– Surah shaad dengan lafal ص. وَالقُرْانِ ذِالذِّكْرِ Artinya: “ shaad, demi al-Qur’an yang mempunyai keagungan”. – Surah qaaf dengan lafal ق. وَالقُرْانِ المَجِيدِ Artinya: “ qaaf, demi al-Qur’an yang sangat mulia”. – Surah al-Qalam dalam lafal[9] ن. وَالقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُوْنَ Artinya: “ nuun, demi kalam dan apa yang mereka tulis”.
– Surah Ghafir atau al-Mu’min – Surah As-Sajdah – Surah Az-Zuhruf – Surah Ad-Dukhan – Surah Al-Jatsiyah – Surah Al-Ahqaf
– Surah al-Baqarah – Surah Ali-Imran – Surah Al-Ankabut – Surah Ar-Rum – Surah Luqman – Surah As-Sajdah
– Surah Yunus – Surah Hud – Surah Yusuf – Surah Ibrahim – Surah AL-hijr
Pada dasarnya, terdapat dua macam pendapat dari para ulama’ mengenai huruf- huruf muqatho’ah:
Hikmah keberadaan huruful muqotha’ah yang merupakan bagian dari ayat-ayat mutasyabihat adalah:
Nida’ (panggilan) itu ada 3 macam, yaitu:
– Surah Al-Maidah – Surah Al-Hujurat
Hikmah atau rahasia dari pembukaan surah-surah dengan memakai nida’ adalah untuk memberikan perhatian, peringatan baik kepada Nabi Saw atau umat beliau dan untuk menjadi pedoman dan petunjuk dalam mengarungi laut kehidupan didunia ini.
Jumlah Khabariyyah diawal surah-surah Al-Qur’an ada dua macam, yaitu:
– Surah At-Taubah dengan lafal ” بَرَاءَةٌمِنَ اللّهِ وَرَسُوَلِهِ “ – Surah An-Nur dengan lafal ” سُوْرَةٌ اَنْزَلْنهَا وَفَرَضْنهَا “ – Surah Az-Zumar dengan lafal ” تَنْزِيْلُ الكِتبِ مِنَ اللّهِ العَزِيْزِالحَكيْمِ “ – Surah Muhammad dengan lafal ” الَّذِيْنَ كَفَرُوَا وَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّهِ “ – Surah Al-Fath dengan lafal ” إِنَّافَتَحْنَالَكَ فَتْحًا مُبِيْنًا “ – Surah Ar-Rahman dengan lafal ” اَلرَّحْمنُ عَلَّمَ الٌقُرْانَ “ – Surah Al-Haqqah dengan lafal ” الْحَآقَّةُ مَاالحَآقَّةُ “ – Surah Nuh dengan lafal ” إِنَّااَرْسَلْنَانُوْحًاإِلَى قَوْمِهِ “ – Surah Al-Qadr dengan lafal ” إِنَّااَنْزَلْنهُ فِى لَيْلَةِالقَدْرِ “ – Surah Al-Qaqi’ah dengan lafal ” أَالْقَارِعَةُ مَاالْقَارِعَةُ “ – Surah Al-Kautsar dengan lafal” إِنآَاَعْطَيْنَاكَ الكَوْثَرَ “
– Surah Al-Anfal dengan lafal ” يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ الأَنْفالِ “ – Surah An-Nahl dengan lafal ” أَتَى أَمْرُاللّهِ فَلَاتَسْتَعجِلُوْهُ “ – Surah Al-Anbiya’ dengan lafal ” إِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ “ – Surah Al-Mu’minun dengan lafal ” قَدْاَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ “ – Surah Al-Qamar dengan lafal ” إِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُوَانْشَقَّ القَمَرُ “ – Surah Al-Mujadilah dengan lafal ” قَدْسَمِعَ اللّهُ قَوْلَ الَّتِى تُجَادِلُكَ “ – Surah Al-Ma’arij dengan lafal ” سَأَلَ سَآئِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ “ – Surah Al-Qiyamah dengan lafal ” لَآأُقْسِمُ بِيَوْمِ القِيَامَةِ “ – Surah Al-Balad dengan lafal ” لَآأُقْسِمُ بِهذَالْبَلَدِ “ – Surah Abas dengan lafal ” عَبَسَ وَتَوَلَّى “ – Surah Al-Bayyinah dengan lafal ” لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْامِنْ أَهْلِ الكِتبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ “ – Surah At-Takatsur dengan lafal ” اَلْهكُمُ الـتَّكَاثُرُ ” Hikmah dari pembukaan surah dengan jumlah ini ialah memperingatkan Nabi Saw. dan umat islam agar memperhatikan firman-firman Allah serta mengamalkan dan menjadikannya sebagai pedoman.
Sumpah Allah yang dipakai dalam pembukaan surah al-Qur’an itu ada 3 macam, dan terdapat dalam 15 surah[17], diantaranya:
Terdapat dalam 8 surah, yaitu: – Surah Ash-Shaaffat dengan lafal ” وَالصَّفّتِ صَفَّا “ – Surah An-Najm dengan lafal ” وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى “ – Surah Al-Mursalaat dengan lafal ” وَالْمُرْسَلتِ عُرْقًا “ – Surah An-Nazi’at dengan lafal “وَالنَّزِعتِ غَرْقًا “ – Surah Al-Buruj dengan lafal ” وَالسَّمَاءِذَاتِ البُرُوْجِ “ – Surah Ath-Thariq dengan lafal ” وَالسَّمَاءِوَالطَّارِقِ “ – Surah Al-Fajr dengan lafal ” وَالَفَجْرِوَلَيَالٍ عَشْرٍ “ – Surah Asy-Syams dengan lafal ” وَالشَّمْسِ وَضُحهَا “
– Surah Adz-Dzariyat dengan lafal ” وَالذَّارِيتِ ذَرْوًا “ – Surah Ath-Thur dengan lafal ” وَالطُّوْرِوَكِتبٍ مَسْطُزْرٍ “ – Surah At-Tin dengan lafal ” وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِ “ – Surah Al-‘Adiyat dengan lafal ” وَالْعدِيتِ ضَبْحًا “
– Surah Al-Lail dengan lafal ” وَالَّيْلِ أِذَايَغْشَى “ – Surah Adh-Dhuha dengan lafal ” وَالضُّحَى “ – Surah Al-‘Ashr dengan lafal ” وَالْعَصْرِ “ Hikmah atau rahasia Allah Swt membuka beberapa surah dalam kitab-Nya dengan memakai sumpah-sumpah tersebut sebagai berikut:[18]
Syarat-syarat yang dipakai Allah sebagai pembukaan surah-surah Al-Qur’an ada 2 macam dan digunakan dalam 7 surah, sebagai berikut:
– Surah At-Takwir dengan lafal ” إِذَالشَّمْسُ كُوِّرَتْ “ – Surah Al-Infithar dengan lafal ” إِذَالشّمآءٌفَطَرَتْ “ – Surah Al-Insyiqaq dengan lafal ” إْذَالسَّمآءٌانْشَقَّتْ “
– Surah Al-Waqi’ah dengan lafal ” إِذَا وَقَعَتِ الوَاقِعَةِ “ – Surah Al-Munafiqun dengan lafal ” إِذَا جَاءَكَالمُنفِقُرْنَ “ – Surah Az-Zalzalah dengan lafal ” إِذَازُلْزِلَتِ الأَرْضُ زُلْزَالَهَا “ – Surah An-Nashr dengan lafal ” إِذَاجَاءَنَصْرُاللّهِ وَالْفَتْحِ “
Ada 6 fi’il amar yang dipakai untuk membuka surah-surah al-Qur’an, yang terdiri dari 2 lafal dan digunakan untuk membuka 6 surah-surah sebagai berikut[19]:
Hikmah dari pembukaan surah-surah dengan memakai amar/perintah adalah untuk memberikan perhatian, peringatan, dan petunjuk serta pedoman dalam berbagai pranata kehidupan dan peribadatan, agar manusia dapat selamat dan berbahagia didunia dan di akhirat kelak.
Bentuk pertanyaan/ istifham yang dipakai sebagai pembukaan dari 6 surah-surah al-Qur’an itu ada 2 macam sebagai berikut:
– Surah Ad-Dahru, dengan lafal: ” هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِيْنٌ مِنَ الدَّهْرِ ” Artinya: “ bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa”. – Surah An-Naba’, dengan lafal: ” عَمَّ يَتَسآءَلُوْنَ. عَنِالنَّبَإِالعَظِيْمِ ” Artinya: “ tentang apakah mereka saling bertanya-tanya. Tentang berita yang besar”. – Surah Al-Ghasyiyyah, dengan lafal: ” هَلْ أَتكَ حَدَيْثُ مُوْسَى ” Artinya: “ sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan”. – Surah Al-Ma’un, dengan lafal: ” أَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ ” Artinya: “ tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama”.
– Surah al-Insyirah dengan lafal ” أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرْكَ “ – Surah Al-Fiil dengan lafal ” أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحبِ الفِيْلِ “ Hikmah pembukaan surah-surah al-Qur’an dengan pertanyaan- pertanyaan ini untuk memberikan peringatan, perhatian dan petunjuk-petunjuk kepada umat manusia ke arah kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat. Do’a atau harapan yang digunakan sebagai pembukaan dari 3 surah ada 2 macam sebagai berikut[21]:
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِّيْنَ ” Artinya: “ kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang”.
” وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَ ةٌ “ Artinya: “ kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela
Hikmah pembukaan dengan do’a/harapan yaitu untuk memberi perhatian, peringatan dan petunjuk kepada semua umat manusia.
Seperti yang digunakan untuk membuka surah Al-Quraisy[22], dengan lafal: ” لإِيْلفِ قُرَيْشٍ ” Artinya: “karena kebiasaan orang-orang Quraisy” Hikmah dari pembukaan ini seperti tiga hikmah sebelumnya yaitu untuk memberi perhatian, peringatan dan petunjuk kepada umat manusia.
[1]Abdul Djalal, Ulumul Qur’an,(dunia ilmu: Surabaya, 2009),167.
[2]Rosihan Anwar, Ulum Al-Qur’an, (Pustaka Setia: Bandung, 2008), 129.
[4]Abdul Djalal, Ululul Qur’an, ( Dunia Ilmu: Surabaya, 2009), 169.
[7]Abdul Djalal, Ulumul Qur’an,( Dunia Ilmu: Surabaya, 2009), 173.
[8]Rosihan Anwar, Ulum Al-Qur’an, ( Pustaka Setia: Bandung, 2008), 129.
[12]Rosihan Anwar,Ulum Al-Qur’an, ( Pustaka Setia: Bandung, 2008), 130.
[13]Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Dunia Ilmu: Surabaya, 2009), 200.
[17]Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, ( Dunia Ilmu: Surabaya, 2009), 188-190.
[21]Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Dunia Ilmu: Surabaya, 2009), 197. |