Apa yang anda ketahui tentang demand Side Inflation

Cost push inflation adalah tanda perekonomian dalam bahaya. Ini penjelasannya!

Beberapa dari Anda mungkin sempat kesulitan saat mengalami fenomena cost push inflation, dimana hampir seluruh harga barang naik secara pesat. Cash push inflation adalah suatu jenis inflasi yang keberadaannya cukup merugikan beberapa pihak.

Dalam dunia ekonomi, Sobat OCBC bisa menjumpai kurva cost push inflation yang menunjukkan sejauh apa terjadinya penurunan akibat lonjakan biaya produksi. Untuk mengetahui pengertian cost push inflation, contoh, serta penyebabnya, simak ulasan berikut dengan seksama!


Pengertian cost push inflation

Pernahkah Sobat OCBC menemukan sejumlah harga produk melonjak tinggi? Fenomena ini ternyata cukup umum dalam dunia ekonomi dan biasa dikenal dengan sebutan inflasi. Secara umum, fenomena inflasi terjadi karena beberapa sebab.

Sobat OCBC perlu tahu bahwa pada dasarnya ada 3 jenis inflasi yang dapat mempengaruhi status perekonomian suatu negara, antara lain demand pull inflation, cost push inflation dan mixed pull inflation. Namun, para ahli percaya bahwa dari ketiga jenis tersebut, cost push inflation adalah penyebab paling rawan untuk terjadi.

Cost push inflation adalah fenomena inflasi yang cukup besar dan keberadaannya dinilai dapat sangat merugikan banyak pihak. Salah satu penyebab cost push inflation adalah adanya depresiasi atau kontraksi pada sistem ekonomi.

Artinya, cost push inflation dapat terjadi jika kegiatan produksi dalam dunia ekonomi tengah mengalami penurunan hebat dan menjadikan perputaran uang dalam negeri kehilangan kestabilan sehingga berdampak pada kenaikan harga produk di pasaran.

Itulah mengapa banyak ahli menyatakan bahwa keberadaan cost push inflation adalah suatu tanda perekonomian dalam bahaya.

Fenomena ini secara umum terjadi karena cost push atau dorongan biaya (lonjakan biaya produksi) yang dapat dilihat melalui kurva cost push inflation. Apabila Anda masih mau menggali pengertian cost push inflation dan penyebabnya lebih lanjut, simak artikel berikut hingga tuntas!


Penyebab cost push inflation

Dalam dunia perekonomian, cost push inflation adalah fenomena yang dapat terjadi karena beberapa faktor utama, yaitu:

  1. Upah kerja besar
    Dalam proses produksi barang, cost push inflation biasanya terjadi karena upah pekerja dinilai terlalu besar namun tidak sebanding dengan kualitas produksinya. Fenomena tersebut dipercaya akan merugikan banyak pihak karena berpengaruh langsung pada nilai pendapatan perusahaan.

  2. Devaluasi
    Cost push inflation adalah fenomena ekonomi yang dapat terjadi akibat adanya praktik devaluasi. Mengacu pada pengertian menurut KBBI, devaluasi merupakan penurunan nilai mata uang terhadap mata uang negara lain secara sengaja oleh pemerintah.

    Fenomena ini juga bisa berdampak pada kenaikan harga bahan baku produksi yang diperoleh secara impor sehingga menyebabkan perputaran uang menjadi tak stabil.

  3. Harga bahan baku
    Sobat OCBC mungkin tahu bahwa kenaikan harga bahan baku juga dapat memengaruhi proses produksi dan menyebabkan cost push inflation. Nah, bahan baku yang dimaksud juga cukup beragam, seperti minyak atau sumber daya alam lain yang pasokannya mulai menipis.

  4. Pajak
    Penyebab cost push inflation selanjutnya adalah pajak. Fenomena yang dapat digolongkan kepada cost push inflation adalah produksi rokok. Seperti yang Anda ketahui, pajak bea rokok terkenal cukup tinggi bahkan kerap kali meningkat sewaktu-waktu.

    Dalam hal ini, beban pajak tersebut cenderung dijejalkan pada konsumen dengan menaikkan harga jual sehingga terjadilah fenomena cost push inflation.


Contoh cost push inflation

Setelah membaca pengertian cost push inflation dan penyebabnya, Sobat OCBC juga perlu mengetahui bagaimana kasusnya secara nyata. Untuk menjaga transparansi, biasanya pemerintah merilis data analisis fundamental ekonomi domestik baik data ekspor, impor, neraca perdagangan maupun inflasi setiap awal bulan.

Nah, dari laporan tersebut, salah satu contoh cost push inflation adalah penurunan besar-besaran hingga 0,50% pada ekonomi Indonesia akibat adanya krisis ekonomi global pada tahun 2015.

Bahkan, Agus DW Martowardojo, gubernur Bank Indonesia pada masa itu, turut menyatakan bahwa tahun 2015 merupakan tahun ujian bagi perekonomian Indonesia. Pihaknya menjelaskan bahwa inflasi tersebut terjadi sebab adanya fluktuasi harga pangan karena hasil panen tak sesuai harapan.


Jenis inflasi

Inflasi adalah fenomena yang tak bisa dipungkiri keberadaannya. Secara umum, terdapat lima jenis inflasi berdasarkan penyebabnya, termasuk cost push inflation. Agar Sobat OCBC paham secara menyeluruh, beberapa jenis inflasi selain cost push inflation adalah sebagai berikut.

  1. Demand pull inflation
    Jenis ini umumnya terjadi apabila terdapat demand (permintaan) barang yang tinggi. Artinya, tak peduli sebanyak apapun demand yang mencuat, produsen harus menyanggupi dan memenuhinya.

  2. Bottle neck inflation
    Singkatnya, bottle neck inflation merupakan kombinasi dua jenis inflasi yaitu demand pull inflation dan cost push inflation. Jenis inflasi satu ini dapat timbul sebab terdapat penawaran dan permintaan dalam dunia ekonomi sehingga kerap kali disebut garis tengah antara demand pull inflation dan cost push inflation.


Cara mengatasi inflasi

Seperti yang Sobat OCBC ketahui, kurva cost push inflation menunjukan seberapa besar kenaikan ongkos produksi yang menyebabkan penurunan agregat. Nah, agar lonjakan pada kurva tersebut tidak menyumbang dampak buruk bagi perekonomian, berikut beberapa cara mengatasi inflasi.

  • Meningkatkan daya tahan produksi khususnya dalam produktivitas pekerja maupun kualitas bahan-bahan pokok yang ada di dalam negeri.
  • Memanfaatkan harga barang dan pajak dengan sebaik mungkin.
  • Meningkatkan produktivitas usaha industri mikro yang berpeluang tinggi.
  • Cost push inflation adalah situasi yang muncul ketika konsumen terlalu sering membeli produk dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi perilaku konsumtif agar inflasi ini bisa teratasi.
  • Meningkatkan kegiatan impor dan mengurangi kegiatan ekspor.

Itulah ulasan lengkap mengenai pengertian, penyebab serta contoh cost push inflation yang mungkin kerap Anda jumpai. Setelah mengetahui bahwa cost push inflation adalah salah satu barometer penentu sehat atau tidaknya perekonomian negara, apakah menurut Sobat OCBC kondisi ekonomi di Indonesia sudah cukup sehat?


Baca Juga:


INFLANSI :

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum .Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain . Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan persentase yang sama. Inflasi merupakan kenaikan harga secara terus-menerus dan kenaikan harga yang terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa. Bahkan mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidak bersamaan. Yang penting kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan harga barang yang terjadi hanya sekali saja, meskipun dalam persentase yang cukup besar dan terus-menerus, bukanlah merupakan inflasi. Kenaikan sejumlah bentuk barang yang hanya sementara dan sporadis tidak dapat dikatakan akan menyebabkan inflasi. Dari kutipan di atas diketahui bahwa inflasi adalah keadaan di mana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terusmenerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat).

 Penyebab Inflasi, dapat dibagi menjadi :

1.  Demand Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang melebihi kenaikan penawaran agregat

2.  Supply Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang melebihi permintaan agregat

3.  Demand Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara kenaikan permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran agregat,sehingga harga menjadi meningkat lebih tinggi

4.  Supressed Inflation atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi semakin tidak relevan dalam kenyataan

Penggolongan Inflasi  :

1. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi

§  Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun)

§  Inflasi Sedang (antara 10-30% setahun)

§  Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun)

§  Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)

2. Berdasar Sebab musabab awal dari Inflasi

§  Demand Inflation, karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat

§  Cost Inflation, karena kenaikan biaya produksi

3. Berdasar asal dari inflasi

§  Domestic Inflatuon, Inflasi yang berasal dari dalam negeri

§  Imported Inflation, Inflasi yang berasal dari luar negeri

 Dampak Postitif Inflasi :

Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi. Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).

 Dampak Negatif Inflansi :

Pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.


RANGKUMAN :

Inflasi adalah : kecenderungan dari harga-harga umum untuk menaik secara umum dan terus menerus atau juga dapat dikatakan suatu gejala terus naiknya harga-harga barang dan berbagai faktor produksi umum,secara terus-menerus dalam periode tertentu.Perlu diingat bahwa kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.

Penyebab Inflasi, dapat dibagi menjadi :

1.  Demand Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat yang melebihi kenaikan penawaran agregat

2.  Supply Side Inflation, yaitu disebabkan oleh kenaikan penawaran agregat yang melebihi permintaan agregat

3.  Demand Supply Inflation, yaiti inflasi yang disebabkan oleh kombinasi antara kenaikan permintaan agregat yang kemudian diikuti oleh kenaikan penawaran agregat,sehingga harga menjadi meningkat lebih tinggi

4.  Supressed Inflation atau Inflasi yang ditutup-tutupi, yaitu inflasi yang pada suatu waktu akan timbul dan menunjukkan dirinya karena harga-harga resmi semakin tidak relevan dalam kenyataan


Page 2