Apa tujuan Allah menciptakan manusia perempuan dan laki laki menurut kejadian 1 26 28 2 18 25

Manusia laki-laki dan perempuan diciptakan Allah sepadan atau sederajat. Manusia diciptakan Allah agar manusia mau dan mampu mengenal, melayani dan mengasihi Allah melalui segala ciptaannya.

Laki-laki dan perempuan dicipta secara berbeda namun keduanya adalah citra Allah. Allah tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Semua dicipta Allah baik adanya.

Tujuan Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan berbeda adalah supaya manusia dapat saling melengkapi. Manusia haruslah saling melengkapi dalam segala hal.

Dalam Kitab Kejadian, dijelaskan pula bahwa tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beranak cucu.

“Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan takhlukkanlah itu ...” (Kejadian 1:28).

Dalam hal beranak cucu, laki-laki dan perempuan haruslah saling melengkapi. Tujuan beranak cucu tidaklah mungkin terjadi jika dunia ini hanya diisi oleh laki-laki atau perempuan saja.

Perbedaan yang nampak secara jelas antara laki-laki dan perempuan adalah ciri-ciri kodrati (fisik) laki-laki dan perempuan. Berikut adalah contoh perbedaan ciri-ciri kodrati laki-laki dan perempuan:

Perempuan

Laki-laki

Memiliki rahim dan bisa mengandung

Tidak memiliki rahim

Tidak berjakun

Berjakun

Pinggul besar

Pinggul ramping

Badan lembut

Badan kekar

Berkelamin perempuan

Berkelamin laki-laki

Ciri-ciri yang berbeda itu bersifat saling melengkapi. Dalam hal tujuan keturunan laki-laki dan perempuan tidak dapat saling bertukar. Masing-masing memiliki perannya masing-masing. Tidaklah mungkin seorang laki-laki hamil karena tidak memiliki rahim dalam dirinya.

Laki-laki dan perempuan tidak dapat menolak ciri-ciri dan peran yang ada dalam dirinya dan perbedaan yang ada tidak bermaksud supaya laki-laki dan perempuan saling bermusuhan namun untuk saling melengkapi.

Laki-laki dan perempuan diciptakan Allah dalam martabat yang sama, artinya manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah. Manusia sebagai pribadi yang unik dikehendaki Allah agar mereka menjadi satu kesatuan yang saling memberi satu sama lain.

Untuk menjadi satu kesatuan yang saling memberi, laki-laki dan perempuan haruslah saling menghargai satu sama lain. Berikut adalah contoh bentuk saling menghargai antara perempuan dan laki-laki:

Saling mengasihi satu sama lain.

Tidak menganggap bahwa laki-laki lebih kuat dari perempuan.

Saling membantu.

Tidak merendahkan satu sama lain.

Dengan saling melengkapi dan saling menghargai, manusia dapat menjalankan tugasnya di dunia. Tugas manusia di dunia sama dengan tujuan Allah menciptakan manusia. Berikut adalah tugas manusia di dunia sebagaimana disebut dalam Kitab Kejadian 1:28; “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi".

Beranakcucu

Tugas pertama manusia adalah beranakcucu. Tugas itu merupakan tugas utama agar manusia bertambah banyak dan memenuhi bumi.

Berkuasa

Tugas yang lain adalah berkuasa. Berkuasa bukan berarti manusia menguasai segala sesuatu. Berkuasa berarti manusia mau menjaga dan merawat dunia dan segala yang diciptakan Allah di dalamnya.

Baris demi Baris

Apa artinya diciptakan menurut gambar Allah?

26 Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.

27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” 

“Pengakuan akan kuasa yang lebih tinggi daripada seseorang dalam artian apa pun bukanlah merendahkan; melainkan, itu memuliakan. Jika kita mau menyadari bahwa kita telah diciptakan menurut gambar Allah, kita tidak akan menemukan Dia sulit untuk didekati .… Pengetahuan ini, diperoleh melalui iman, akan mendatangkan ketenangan batin dan kedamaian yang mendalam.”

Konstruksi jamak ini membuatnya terdengar seperti Allah sedang berbicara kepada orang lain—karena demikianlah Dia. Joseph Smith mengajarkan, “Pada awalnya, kepala dari para Allah mengadakan sebuah sidang para Allah; dan mereka datang bersama-sama dan mengumpulkan [menyiapkan] sebuah rencana untuk menciptakan dunia dan orang-orangnya” (History of the Church, 6:308). Sidang ini mencakup Tuhan Yesus Kristus dan orang-orang lain (lihat Musa 2:26–27; Abraham 4:26–27).

“Allah Sendiri pernah seperti kita adanya sekarang, dan adalah Orang yang dipermuliakan, dan duduk di takhta di surga sana! Itulah rahasia besar-Nya. Jika tabir dikoyakkan pada hari ini, dan … jika Anda melihat Dia hari ini, Anda akan melihat-Nya seperti seorang manusia dalam bentuk—seperti Anda sendiri dalam segala pribadi, rupa, dan bentuk sebagai seorang manusia.”

“Manusia adalah anak Allah, yang dibentuk menurut gambar ilahi dan diberkahi dengan sifat-sifat ilahi, dan bahkan sebagai putra bayi dari ayah dan ibu fana mampu pada waktunya menjadi seorang pria, demikian juga keturunan yang belum berkembang dari orangtua selestial mampu, oleh pengalaman melalui usia dan keabadian, berkembang menjadi Allah.”

“Bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya seharusnya digunakan secara bertanggung jawab untuk menyokong keluarga manusia. Akan tetapi, semua adalah penjaga—bukan pemilik—terhadap bumi ini dan kelimpahannya serta akan bertanggung jawab di hadapan Allah untuk apa yang mereka lakukan terhadap ciptaan-ciptaan-Nya.”

“Semua pria dan wanita adalah dalam keserupaan dengan Bapa dan Ibu universal dan secara harfiah adalah para putra dan putri Tuhan.”

“Jenis kelamin merupakan ciri mutlak dari identitas dan tujuan pra dunia, kehidupan fana, dan kekal setiap orang.”

Metrics

  • visibility 25359 views
  • get_app 8639 downloads

Tujuan penciptaan manusia berdasarkan konteks Kejadian 1:26-28 yaitu manusia diciptakan untuk berhubungan dengan ciptaan yang lain dan juga kepada sesama manusia dimana Allah menghendaki manusia beranakcucu dan bertambah banyak memenuhi bumi. Allah menciptakan manusia untuk memenuhi rencana-Nya dan seluruh makhluk ciptaan-Nya memiliakan Dia. Gambar Allah yang ada pada manusia mencerminkan kepribadian Allah sebelum manusia jatuh dalam dosa. Dan manusia yang diciptakan segambar Allah memiliki tanggung jawab untuk menaklukkan segala ciptaan-Nya sebagai tanggung jawab atas kedaulatan Allah sebagai wakilnya di muka bumi.

[1:26]  1 Full Life : BERFIRMANLAH ALLAH, "BAIKLAH KITA".

Nas : Kej 1:26

Ungkapan ini mengandung suatu implikasi awal mengenai Allah tritunggal. Penggunaan bentuk jamak "kita" menunjukkan adanya kejamakan di dalam diri Allah (bd. Mazm 2:7; Yes 48:16). Penyataan mengenai ketritunggalan Allah baru menjadi jelas dalam PB

(lihat cat. --> Mat 3:17;

lihat cat. --> Mr 1:11).

[atau ref. Mat 3:17; Mr 1:11]

[1:26]  2 Full Life : BAIKLAH KITA MENJADIKAN MANUSIA.

Nas : Kej 1:26

Dalam Kej 1:26-28 kita membaca tentang penciptaan manusia; Kej 2:4-25 memberikan rincian yang lebih lengkap mengenai penciptaan dan lingkungan mereka. Kedua kisah ini saling melengkapi dan mengajarkan beberapa hal.

  1. 1) Baik laki-laki maupun wanita diciptakan secara khusus oleh Allah, mereka bukan hasil proses evolusi (ayat Kej 1:27; Mat 19:4; Mr 10:6).
  2. 2) Laki-laki dan wanita keduanya diciptakan menurut "gambar" dan "rupa" Allah. Berdasarkan gambar ini, mereka dapat menanggapi dan bersekutu dengan Allah dan secara unik mencerminkan kasih, kemuliaan dan kekudusan-Nya. Mereka harus melakukannya dengan mengenal dan menaati-Nya (Kej 2:15-17).
    1. (a) Manusia memiliki keserupaan moral dengan Allah, karena mereka tidak berdosa dan kudus, memiliki hikmat, hati yang mengasihi dan kehendak untuk melakukan yang benar (bd. Ef 4:24). Mereka hidup dalam persekutuan pribadi dengan Allah yang meliputi ketaatan moral (Kej 2:16-17) dan hubungan yang intim. Ketika Adam dan Hawa berdosa, keserupaan moral dengan Allah ini tercemar (Kej 6:5). Dalam proses penebusan, orang percaya harus diperbaharui kepada keserupaan moral itu lagi (bd. Ef 4:22-24; Kol 3:10).
    2. (b) Adam dan Hawa memiliki keserupaan alamiah dengan Allah. Mereka diciptakan sebagai makhluk yang berkepribadian dengan roh, pikiran, perasaan, kesadaran diri, dan kuasa untuk memilih (Kej 2:19-20; Kej 3:6-7; 9:6).
    3. (c) Sampai batas tertentu susunan jasmaniah laki-laki dan wanita itu menurut gambar Allah. Hal ini tidak berlaku untuk hewan. Allah memberikan kepada manusia gambar yang dengannya Dia akan tampil kepada mereka (Kej 18:1-2) dan bentuk yang akan dipakai Anak-Nya kelak (Luk 1:35; Fili 2:7; Ibr 10:5).
  3. 3) Penciptaan manusia dalam rupa Allah tidak berarti bahwa mereka adalah ilahi. Manusia diciptakan pada tingkat yang lebih rendah dan tergantung kepada Allah (Mazm 8:6).
  4. 4) Seluruh kehidupan manusia pada mulanya berasal dari Adam dan Hawa (Kej 3:20; Rom 5:12).

[1:28]  3 Full Life : BERANAKCUCULAH DAN BERTAMBAH BANYAK.

Nas : Kej 1:28

Laki-laki dan wanita ditugaskan untuk bertambah banyak dan menguasai bumi dan hewan.

  1. 1) Mereka diciptakan untuk membentuk hubungan keluarga. Maksud Allah dalam ciptaan yang dinyatakan ini menunjukkan bahwa bagi-Nya keluarga yang saleh dan mengasuh anak-anak merupakan prioritas utama di dunia ini

    (lihat cat. --> Ef 5:21;

    lihat cat. --> Tit 2:4-5;

    [atau ref. Ef 5:21; Tit 2:4-5]

    lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK).

  2. 2) Allah mengharapkan agar manusia mengabdikan segala sesuatu di bumi kepada-Nya dan mengelolanya untuk memuliakan Allah, sambil memenuhi maksud ilahi (bd. Mazm 8:7-9; Ibr 2:7-9).
  3. 3) Masa depan bumi diserahkan kepada kekuasaan mereka. Ketika mereka berdosa, mereka mendatangkan kehancuran, kegagalan, dan penderitaan atas ciptaan Allah (bd. Kej 3:14-24; Rom 8:19-22).
  4. 4) Yesus Kristus sendiri bekerja untuk memulihkan bumi kepada tempat dan fungsinya yang sempurna ketika Dia datang kembali pada akhir zaman ini (Rom 8:19-25; 1Kor 15:24-28; Ibr 2:5-8;

    lihat cat. --> Wahy 21:1).

    [atau ref. Wahy 21:1]