Show
Memahami sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara dari dalam dan luar negeri secara lengkap serta penjelasannya. Taruma atau Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan Hindu beraliran Wisnu tertua di Nusantara. Kerajaan ini diperkirakan berlokasi di wilayah Barat Pulau Jawa dan berkuasa pada abad ke 4 sampai abad ke 7 masehi. Banyak catatan atau bukti sejarah yang dapat dijadikan fakta mengenai berdirinya Terumanegara sebagai sebuah kerajaan. Bukti sejarah ini disebut juga sebagai sumber sejarah kerajaan Tarumanegara. Dalam melakukan penelitian sejarah, para ahli tentu membutuhkan sebuah obyek penelitian untuk membuktikan kebenaran berdirinya sebuah kerajaan. Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara cukup banyak ditemukan, baik itu sumber tertulis berupa catatan dari dalam dan luar negeri, atau pun sumber-sumber benda peninggalan sejarah berupa prasasti, candi dan benda bersejarah lainnya.
Nah, pada kesempatan kali ini kami akan menyebutkan dan menjelaskan sumber sejarah kerajaan Tarumanegara berupa catatan tertulis maupun benda peninggalan sejarah beserta gambarnya. Dengan membaca dan memahami pembahasan berikut ini diharapkan pemahaman dan pengetahuan sejarah kalian akan bertambah luas. Langsung saja simak ulasan dibawah ini. Baca Juga : Pada salah satu bukti atau sumber sejarah kerajaan Tarumanegara dijelaskan bahwasanya raja yang sangat terkenal bernama Purnawarman. Berikut ini sumber-sumber sejarah yang telah kami rangkum, dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sumber tertulis dan benda peninggalan sejarah. 1. Naskah Wangsakerta Salah satu sumber sejarah tertulis kerajaan Tarumanegara dari dalam negeri adalah naskah Wangsakerta. Pada naskah ini dijelaskan bahwasanya kerajaan Tarumanegara didirikan pada tahun 358 masehi oleh tokoh bernama Rajadirajaguru Jayasingawarman. Ia kemudian digantikan oleh putranya bernama Dharmayawarman yang berkuasa dari tahun 382 hingga 395 masehi. Selain menjelaskan pendiri dan raja pertama. Di dalam naskah Wangsakerta juga terdapat silsilah raja-raja Kerajaan Tarumanegara. Berikut ini raja-raja Tarumanegara versi naskah Wangsakerta, antara lain :
Selengkapnya : 12 Silsilah Raja Kerajaan Tarumanegara 2. Berita Fa Hien
Salah satu dari 3 sumber sejarah kerajaan Tarumanegara dari luar negeri adalah berita Fa Hien. Berita ini berasal dari China (Tiongkok), dalam bukunya berjudul Fa Kao Chi tahun 414 M menceritakan bahwasanya di daerah bernama Ye-Po-Ti hanya sedikit masyarakat yang beragama Buddha. Kebanyakan masyarakat beragama Hindu. Daerah Yo Po Ti dianggap sebutan Fa Hien untuk wilayah Jawadwipa. Namun ada juga yang beranggapan bahwa Ye Po Ti merupakan salah satu daerah di Lampung, Sumatera Selatan. 3. Berita dari Dinasti Sui
Berita dari luar selanjutnya berasal dari Dinasti Sui. Dalam berita ini diceritakan bahwasanya telah datang utusan dari To Lo Mo (Taruma) pada tahun 528 dan 538 masehi. Wilayah To Lo Mo sendiri terletak di sebelah selatan. 4. Berita dari Dinasti Tang Selain Dinasti Sui, terdapat juga berita yang berasal dari Dinasti Tang. Dalam berita ini juga dijelaskan telah datang utusan dari To Lo Mo, tepatnya pada tahun 666 dan 669 masehi. 5. Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Setelah sebelumnya dijelaskan 4 sumber sejarah kerajaan Tarumanegara berupa catatan tertulis dari luar dan dalam negeri. Berikut ini 7 buah prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian sejarah, antara lain :
Ketujuh sumber sejarah kerajaan Tarumanegara berupa prasasti diatas keberadaannya sangat penting untuk mengungkap fakta-fakta menarik sejarah berdirinya kerajaan bercorak Hindu di Pulau Jawa ini. 6. Candi Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Kompleks percandian yang diduga bekas peninggalan kerajaan Tarumanegara yaitu kompleks percandian Batujaya di Karawang. Kawasan ini merupakan cagar budaya yang terletak di Kabupaten Karawang. Lokasi kompleks percandian ini berada di tengah-tengah sawah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperkirakan terdapat 62 situs candi di kompleks ini. 7. Arca Peninggalan Kerajaan Tarumanegara Selain prasasti dan candi, salah satu sumber sejarah kerajaan Tarumanegara berupa benda peninggalan sejarah yang dapat dimanfaatkan adalah arca. Arca peninggalan kerajaan Tarumanegara banyak ditemukan di daerah Banten, Jakarta dan Jabar. Itulah 13 Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara Dari Dalam dan Luar Negeri secara lengkap baik itu dalam bentuk catatan tertulis maupun benda peninggalan sejarah. Semoga informasi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca semua. Baca juga artikel menarik berkaitan dengan sejarah kerajaan-kerajaan Hindu Budha dan Islam di Indonesia. Share ke teman kamu:Tags : Kerajaan Related : 13 Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara Dari Dalam dan Luar NegeriKerajaan Tarumanegara terletak di Jawa barat, yaitu diantara sungai Citarum dan Cisadane. Kerajaan ini didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman. Kerajaan ini memiliki sumber sejarah utama yang berasal dari dalam dan luar negeri. Yang pertama ada sumber berita yang berasal dari naskah dalam negeri, yaitu naskah wangsakerta, lalu ada sember berita dari Cina, yaitu berita Fa Hien, berita dari Dinasti Sui dan berita dari Dinasti Tang, selain itu ditemukan juga 7 prasasti di wilayah Jawa Barat. Dengan demikian sumber sejarah dari Kerajaan Tarumanegara ialah naskah wangsakerta, 3 sumber berita dari Cina dan sumber sejarah berupa 7 buah prasasti. KOMPAS.com - Kerajaan Tarumanegara adalah sebuah kerajaan Hindu tertua setelah Kutai yang berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan Tarumanegara berdiri di wilayah Jawa Barat, tepatnya di dekat aliran Sungai Citarum. Baca juga: Jayasingawarman, Pendiri Kerajaan Tarumanegara Pendiri Kerajaan Tarumanegara bukan berasal dari Nusantara, tetapi Maharesi Jayasingawarman yang berasal dari India. Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Video Rekomendasi
Raja Jayasingawarman memberi nama kerajaannya Tarumanegara dari nama pohon tarum yang banyak tumbuh di daerah tersebut. Baca juga: Menengok 62 Candi Peninggalan Kerajaan Tarumanegara di Karawang Adapun masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara dicapai pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Beberapa bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara adalah berupa prasasti dan berita dari China, berikut adalah rangkumannya. 1. Prasasti CiaruteunPrasasti Ciaruteun ditemukan di tepi aliran Sungai Ciaruteun Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Prasasti Ciaruteun ini dikenal dengan adanya bekas jejak kaki Raja Purnawarman. Prasasti ini ditulis dalam aksara Wenggi atau Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Isi Prasasti Ciaruteun terdiri dari empat baris masing-masing 8 suku kata yang apabila diterjemahkan berbunyi: “Kedua jejak telapak kaki yang sepeti jejak telapak kaki Wisnu ini kepunyaan penguasa dunia yang gagah berani yang termasyhur Purnawarman Raja Tarumanagara.” 2. Prasasti Kebon KopiPrasasti Kebon Kopi ditemukan di Kampung Muara tidak jauh dari prasasti Ciaruteun ada sebuah prasasti di tengah perkebunan kopi milik Jonathan Rig. Pada Prasasti Kebon Kopi ini tertera dua buah ukiran telapak kaki gajah. Di atas prasasti ini hanya ada satu baris tulisan dengan aksara Palawa dengan bahasa Sansekerta, yang bila diterjemahkan berbunyi: “ dua jejak telapak kaki Airawata yang perkasa dan cemerlang, gajah kepunyaan penguasa Taruma yang membawakan kemenangan.” 3. Prasasti JambuPrasasti Jambu ditemukan di puncak bukit Koleangkak Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, pada kaki bukit mengalir sungai kecil Cikasungka yang terdapat perkebunan Jambu. Pada Prasasti Jambu di atas tulisan terdapat lukisan sepasang telapak kaki raja Purnawarman. Prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa dan berbahasa Sansekerta yang apabila diterjemahkan berbunyi: “Lukisan dua telapak kaki ini kepunyaan yang termasyhur setia dalam tugasnya (yaitu) raja tanpa tandingan yang dahulu memerintah Taruma bernama Sri Purnawarman yang baju perisainya tidak dapat ditembus oleh tumbak musuh-musuhnya, yang selalu menghancurkan kota (benteng) musuh yang gemar menghadiahkan makanan dan minuman lezat kepada mereka (yang setia kepadanya) tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya”. Prasasti Muara Cianten ditemukan di tepi Sungai Cisadane. Isi dari Prasasti Muara Cianten apabila diterjemahkan adalah sebagai berikut: "Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan begara dikembalikan kepada Raja Sunda." 5. Prasasti Pasir AwiPrasasti Pasir Awi ditemukan di kawasan hutan perbukitan Cipamingkir, Kabupaten Bogor. Isi Prasasti Awi bukan berupa aksara, melainkan berupa pahatan gambar dahan, ranting, daun, buah-buahan, serta sepasang telapak kaki. 6. Prasasti CidanghiyangPrasasti Cidanghiang ditemukan di Sungai Cidanghiang di desa Lebak Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang. Pada prasasti ini terdapat lukisan sepasang kaki Raja Purnawarman, yang apabila diterjemahkan isinya sebagai berikut: “Ini tanda penguasa dunia yang perkasa, prabu yang setia serta penuh kepahlawanan, yang menjadi panji segala raja, yang termashur Purnawarman.” 7. Prasasti TuguPrasasti Tugu prasasti ini ditemukan di Batutumpu, Desa Tugu Kecamatan Tarumajaya (Cilincing) di Kabupaten Bekasi. Isi Prasasti Tugu terdiri dari lima baris kalimat, beraksara Pallawa dan berbahasa Sansekerta yang apabila diartikan adalah sebagai berikut: “ Dahulu Sungai Cadhrabaga ini digali oleh Rajadirajaguru yang berlengan kuat (besar kekuasaannya), setelah mencapai kota yang mashur, mengalirlah ke laut. Dalam tahun ke 22 pemerintahannya makin sejahtera, panji segala raja yeng termashur Purnawarman, telah menggali saluran Sungai Gomati yang indah, murni airnya, mulai tanggal 8 bagian gelap bulan Palguna dan selesai tanggal 20 bagian terang bulan Caitra, selesai dalam 20 hari. Panjangnya 6122 busur mengalir ke tengah tengah tempat kakeknya, Sang Rajeresi. Setelah selesai dihadiahkan 1000 ekor sapi kepada para brahmana.” 8. Berita ChinaKeberadaan Kerajaan Tarumanegara juga tercatat dalam sebuah berita dari China, yaitu catatan penjelajah bernama Fa Hien. Nama lain Kerajaan Tarumanegara menurut catatan Fa Hien adalah To-lo-mo. Fa Hien diketahui membuat catatan tersebut pada awal abad ke-5 yang mencatat bahwa aspek ekonomi Kerajaan Tarumanegara berasal dari pertanian, peternakan, perburuan, dan perdagangan. Sumber: |