Apa sebab kekalahan kaum muslimin dalam Perang Uhud apa hikmah dibalik kekalahan tersebut

INHILKLIK.COM, PEKANBARU - Dalam Perang Uhud, kaum muslimin mengalami kekalahan. Bahkan, Rasulullah SAW terluka, dan harus dilindungi beberapa sahabat.

Namun, selalu ada hikmah dibalik kekalahan tersebut. Kebenaran Islam semakin menyebar ke berbagai wilayah. Pasca kekalahan tersebut, Islam bangkit kembali dan semakin kuat.

Dalam catatan Philip K. Hitti dalam bukunya "History of the Arabs", sejak kekalahan di Uhud, seruan dakwah Islam selalu mendapatkan sambutan. Sejak saat itu, Islam sudah menjadi negara, dengan Rasulullah SAW sebagai pemimpinnya.

Pada tahun 627 Masehi atau 5 Hijriah, kaum kafir Quraisy yang mendapatkan kemenangan di Perang Uhud kembali menyerang kaum muslimin di Madinah. Mereka bersekutu dengan tentara bayaran dari suku Badui dan Abissinia.

Pasukan gabungan ini bergerak untuk menyerang Madinah. Namun, ketika sampai di Kota Madinah, pasukan ini melihat sesuatu yang tak pernah mereka lihat sebelumnya.

Di sekeliling Kota Madinah, telah menganga parit yang membatasi pasukan penyerang dan pasukan muslim. Strategi penggalian parit ini dilakukan kaum muslimin atas usulan seorang sahabat, Salman Al-Farisi.

Karena dikelilingi parit, perang ini disebut juga dengan nama Perang Khandaq (parit). Perang berakhir sebulan kemudian, setelah pasukan kafir Quraisy mundur. Perang ini memakan korban 20 orang.

Setelah peperangan Khandaq, Rasulullah SAW mengambil tindakan tegas kepada suku Yahudi, Bani Qiraidzah. Suku ini bersekongkol dengan kaum kafir Quraisy yang menyerang Madinah. Padahal, mereka terikat dengan perjanjian damai Piagam Madinah.

Suku Yahudi Bani Nadhir yang juga bersekongkol dengan kaum kafir Quraisy juga ikut diusir dari Madinah.

Suku Yahudi Khaibar, yang menduduki daerah oasis di utara Madinah, menyerah dan bersedia membayar upeti pada tahun 628.

Dalam waktu yang tak begitu lama dari kekalahan di Uhud, Islam dibawah pimpinan Rasulullah sudah menjadi kekuatan utama di tanah Arab. Bahkan, pada tahun 630 Masehi atau 5 Hijriah, pasukan muslim menaklukkan Kota Mekkah.

Brilio.net - Perang Uhud terjadi setelah suatu perang yang umat muslim mengalami kemenangan besar, yaitu Perang Badar. Dalam perang sebelumnya itu, Kaum Quraisy mengalami kekalahan telak karena jumlah mereka kurang lebih 1000 orang sedangkan yang dilawan hanya sepertiganya, maka Perang Uhud ini adalah ajang pembalasannya. Nabi Muhammad yang pada dasarnya telah mengkhawatirkan dan mengira akan adanya serangan balasan mendapat surat dari pamannya, Abbas yang menguatkan persangkaannya itu. Dikabarkan dalam surat tersebut, pasukan Quraisy yang berjumlah lebih dari tiga ribu orang telah berangkat menuju basis kaum muslim di Madinah. Waktu persiapan beliau hanya dua minggu sebelum pecahnya peperangan. Berdasarkan musyawarah yang digelar Nabi, diputuskanlah untuk bergerak keluar Madinah dan tidak hanya menunggu di dalam kota menerapkan strategi bertahan. Pengusul pendapat ini mayoritas adalah kaum muda yang tidak ikut pada Perang Badar didasari keinginginan memperoleh kemenangan serupa. Kala itu telah terkumpul pasukan sebanyak 1000 orang. Namun tiba-tiba, persis sebelum perang dimulai, salah seorang sahabat yaitu Abdullah ibnu Ubayy yang tidak sependapat dengan keputusan tersebut mengambil langkah mundur, beserta 300 orang yang di bawah komandonya. Abdullah ibnu Ubay telah mendapat label munafik karena berkali-kali melakukan pengkhianatan pada Nabi Muhammad. Pesan Nabi sebelum perang adalah agar para pemanah yang diposisikan di atas bukit tidak meninggalkan posnya apapun kondisinya, menang atau kalah. Tujuannya agar pasukan musuh tidak mengambil alih lokasi strategis yang bisa dengan leluasa menyerang musuh tersebut. Namun dari sinilah kekalahan umat muslim bermula.Awal pertempuran berjalan baik. Pasukan Quraisy dapat dipukul mundur oleh pasukan pemanah muslim dari atas bukit. Pasukan Quraisy banyak yang berjatuhan, mereka kemudian mundur dengan meninggalkan tunggangan serta barang bawaan mereka. Kondisi ini dilihat sebagian pasukan muslim sebagai kemenangan yang jelas, serta rampasan perang telah memanggil-manggil mereka, termasuk sekitar 40 orang pemanah yang juga tergiur oleh harta yang tak bertuan tersebut. Khalid ibnu Walid yang kala itu belum bergabung bersama Islam, setelah menyaksikan pergerakan pasukan muslim segera mengomandoi pasukannya untuk menaiki bukit dan menyerang pasukan muslim dari situ. Serangan balik yang tak terduga itu menimbulkan keterceraian serta kekalutan. Sebagian masih melancarkan perlawanan namun tak tentu akan bergerak ke mana.

Ketidakpatuhan pasukan pemanah ini menyebabkan pasukan Nabi Muhammad harus mundur. Tujuh puluh orang gugur dari pasukan Islam, sedangkan dari pasukan Quraisy hanya 20 orang. Kerugian lainnya adalah terjatuhnya Muhammad yang menyebabkan pipinya terluka oleh rantai dari penutup kepalanya sendiri, giginya pun tanggal satu. Beruntung beberapa sahabat sigap segera memapah beliau ke atas kuda agar dapat menyelamatkan diri.

PERLU JUGA KAMU BACA:

Kisah Nabi Zakaria, tak henti-hentinya berdoa akhirnya dikaruniai anak

Apa sebab kekalahan kaum muslimin dalam Perang Uhud apa hikmah dibalik kekalahan tersebut

Ini asal usul nama Muhammad

Bukan Khadijah cinta pertama Muhammad, tapi ini lho wanita itu

Di zaman Muhammad SAW, imsak ditandai selesainya bacaan Qur'an 50 ayat

Undian yang menyelamatkan ayah Muhammad SAW

Pemuda ini lebih memilih Muhammad daripadanya orangtuanya sendiri

BERITA TERKAIT YANG WAJIB KAMU BACA:

Kisah terenyuh Sunan Giri, saat bayi dibuang ke laut oleh kakeknya

Kisah Wali Sanga, alat musik tradisional bikin orang masuk Islam

'Tapa ngeli', cara Sunan Muria menyebarkan ajaran Islam

Ternyata Fatahillah bukan Sunan Gunung Jati, ini penjelasannya

Ini asal usul falsafah dahsyat Moh Lima besutan Sunan Ampel

Tokoh punakawan, peninggalan Sunan Kalijaga sewaktu berdakwah

Kisah Sunan Kudus yang berhasil sembuhkan wabah penyakit di Arab

Shalat minta hujan Sunan Gresik selamatkan gadis yang akan jadi tumbal

Ini penjelasan kenapa semua Wali Songo terletak di pesisir utara Jawa

Begini ceritanya kenapa Raden Paku akhirnya bisa dipanggil Sunan Giri

Kisah Sunan Drajat yang selamat setelah ditolong ikan cucut

Ingin hidup damai? Terapkan Catur Piwulang ajaran Sunan Drajat ini

Perang Uhud adalah salah satu pertempuran paling besar dalam sejarah umat Islam. Ada ratusan pasukan sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi korban, dan bahkan Nabi Muhammad SAW pun terluka.

Lokasinya adalah di Jabal Uhud, yang merupakan bukit yang bernilai sejarah pada sejarah Islam.

Pasukan umat muslim yang bergerak di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW pun bertempur totalitas melawan musyrikin Makkah.

Kisahnya termasuk pilu jika dibandingkan perang lainnya. Jabal Uhud yang bersejarah kemudian disebut bahwa kelak akan dilihat kembali di surga.

Jemaah haji yang berkunjung ke tanah suci biasanya juga menyempatkan untuk ziarah ke Jabal Uhud.

Baca juga: Kisah Komunitas Warga Armenia yang Pernah Mewarnai Sejarah Indonesia

Ada beberapa hal yang bisa memicu terjadinya perang di Jabal Uhud

Perang Uhud terjadi tahun 3 Hijriyah/625 M di Madinah antara pasukan muslim dan kaum kafir Quraisy dari Makkah. Perang tersebut adalah peperangan kedua yang berlangsung di antara muslim dan kafir Quraisy.

Pecahnya peperangan di Jabal Uhud tidak lepas dari peristiwa kekalahan yang dialami kaum kafir Quraisy pada Perang Badar tahun sebelumnya. Perang Uhud disebabkan karena beberapa hal yaitu;

  • Niat untuk balas dendam dari kaum kafir Quraisy, khususnya Abu Sufyan karena kekalahan pada saat Perang Badar.
  • Adanya perasaan dengki kaum kafir Quraisy kepada perkembangan Islam di Madinah
  • Kaum kafir Quraisy ingin menghilangkan pengaruh Nabi Muhammad SAW di Madinah

Nabi Muhammad SAW sempat bermusyawarah untuk menentukan strategi perang

Pasukan yang dibawa oleh kaum Quraisy adalah tidak kurang dari 3.000 orang yang di dalamnya dibagi menjadi 200 orang pasukan berkuda, 700 orang pasukan dengan unta. Selebihnya merupakan pasukan infanteri dan pemanah.

Sementara itu, pasukan muslim yang dipimpin Nabi Muhammad SAW membawa sekitar 1.000 orang pasukan yang merupakan gabungan beberapa kaum dari Madinah.

Tanggl 13 Syawal 3 H, Nabi Muhammad SAW dan pasukan mengadakan suatu musyawarah dengan tujuan menentukan strategi terbaik dalam peperangan.

Setelah musyawarah didapatkan hasil atau ketetapan bahwa kaum muslim melancarkan perangnya di luar kota agar masyarakat Madinah tetap aman.

Baca juga: Kisah Violet Jessop, Korban Selamat dari Tenggelamnya Kapal Titanic

Abdullah bin Ubay berkhianat dan membawa pasukan untuk membelot ke pihak musuh

Satu kejadian yang membekas dalam sejarah adalah pengkhianatan yang dilakukan Abdullah bin Ubay saat perjalanan menuju ke Jabal Uhud.

Awalnya Abdullah bin Ubay berada dalam pasukan kaum muslim bersama Nabi Muhammad SAW.

Di tengah perjalanan Abdullah bin Ubay membelot ke pasukan musuh dengan mengajak 300 pasukan, jadi pasukan Rasulullah yang awalnya 1.000 orang prajurit, kemudian menjadi sebanyak 700 orang prajurit yang masih bertahan.

Setelah peristiwa pengkhianatan, Nabi Muhammad SAW segera menyerukan agar kaumnya tetap merapatkan barisan untuk menghadapi Perang Uhud, tanpa harus digoyahkan karena pengkhianatan.

Perang pun berjalan dengan heroik dan penuh perjuangan yang tidak gentar mengorbankan nyawa. Sayap kanan pasukan berjaga di kaki Jabal Uhud, sedangkan untuk sayap kiri ada di kaki Jabal Ainain.

Pasukan muslim masih terbawa euforia kemenangan di Perang Badar tahun sebelumnya

Di barisan belakang pasukan kaum muslimin ada 14 orang wanita yang juga bertugas untuk memberikan air minum untuk prajurit yang haus dan mengobati yang luka karena pertempuran. Salah satu wanita yang bertugas yaitu Fatimah binti Rasulullah.

Pada mulanya, sekitar tujuh hari pertama, pasukan kaum muslim bisa membuat kaum kafir Quraisy kewalahan dan terpaksa mundur, walau ternyata aksi mundur yang dilakukan hanyalah bagian dari suatu strategi.

Kaum kafir Quraisy segera kembali lagi untuk melakukan penyerangan mendadak, sampai kaum muslim pun dikepung dari segala penjuru.

Di saat yang sama, euforia kemenangan kaum muslim di Perang Badar setahun sebelumnya ternyata masih melekat di antara pasukan muslimin.

Tidak sedikit di antaranya yang terlalu percaya diri ‘menyambut’ datangnya musuh di Madinah tanpa memperhatikan kekuatan barisan sendiri.

Ada beberapa pelajaran penting yang didapatkan dari Perang Uhud

Selain jumlah pasukan yang tidak imbang, di dalam pasukan muslimin sendiri justru terjadi beberapa perdebatan internal yang menyebabkan kekompakan pasukan berkurang.

Kaum muslimin berusaha tetap mempertahankan posisinya dan juga melindungi Rasulullah sebagai pemimpin.

Meski telah berusaha keras ternyata perang tetap memakan korban, termasuk dari kalangan sahabat serta keluarga Rasulullah.

Pasukan musuh yang jumlahnya lebih banyak ternyata menunjukkan kekuatan sampai menjelang akhir.

Hal itu tidak lepas dari peran Khalid bin Walid sebagai panglima perang yang terkenal piawai. Saat perang, Khalid bin Walid belum memeluk Islam.

Perang Uhud berakhir saat Khalid bin Walid menyeru pasukan kafir Quraisy mundur dan segera mengumumkan tentang kemenangan mereka.

Kekalahan pasukan kaum muslimin di Jabal Uhud memberi pelajaran penting, khususnya untuk tidak berkhianat, menghindari perseteruan saat genting, dan disiplin melaksanakan strategi perang yang telah disepakati.