Jakarta - Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) adalah organisasi yang terdiri dari 10 negara di Asia Tenggara dan fokus bergerak di ranah politik hingga ekonomi. Pembentukan ASEAN mendorong berbagai kerja sama antar negara anggota salah satunya di bidang pendidikan. Show Dikutip dari Modul Ilmu Pengetahuan Sosial yang disusun oleh Tenia Kurniawati dan Andri Setiawan, tujuan kerja sama negara ASEAN di bidang pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas dan daya saing pendidikan di kancah internasional. Kerja sama ini dapat dilakukan baik secara bilateral atau dua pihak maupun multilateral atau lebih dari dua pihak. Bentuk kerja sama negara ASEAN di bidang pendidikan dapat berupa beasiswa pendidikan, pertukaran pelajar, pertemuan delegasi kementerian dan guru-guru dari setiap negara anggota, olimpiade. Contoh Kerja Sama Negara ASEAN di Bidang PendidikanBiasanya dilakukan dalam kegiatan ASEAN University Network bagi pelajar maupun mahasiswa yang memiliki ketertarikan dengan sistem belajar di negara anggota ASEAN. ASEAN University Network dibentuk sejak 1995 lalu. Durasi pertukaran pelajar tergantung kesepakatan lembaga pendidikan yang mengadakan, bisa dalam waktu 1 semester atau hanya 3 bulan. Negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam saling memberi beasiswa pendidikan untuk pelajar maupun mahasiswa. Misalnya Indonesia memberikan beasiswa pendidikan kedokteran, bahasa, hingga seni. Kemudian Singapura memberi beasiswa komunikasi bahari, pengelolaan jasa pelabuhan udara, dan lainnya. Dikutip dari pemaparan Abigail Lanceta dari Sekretariat ASEAN dengan judul ASEAN Cooperation on Education and the SDG 4, ada 400 beasiswa S1 yang disediakan untuk program Pilot Intra-ASEAN Scholarships Selain itu, ASEAN juga bekerja sama dengan negara luar kawasan Asia Tenggara misalnya dengan Jepang dalam program beasiswa ASEAN-Japan Scholarship Fund. Jika kamu tertarik untuk menjalani pendidikan di Eropa maka ada program ASEAN-EU Cooperation and Scholarships Day yang dapat kamu coba. Ada juga berbagai olimpiade seperti sains dan matematika dalam lingkup kawasan Asia Tenggara. Misalnya Olimpiade Sains Nasional Pertamina yang juga melibatkan mahasiswa di kawasan ASEAN. Untuk menjalin kerja sama antar Kementerian Pendidikan, dibentuklah The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). Tujuan utamanya adalah memajukan kualitas dan kesetaraan pendidikan di ASEAN. Dikenal juga dengan program ASEAN Council of Teachers (ACT) yaitu pertemuan guru-guru dari berbagai negara anggota ASEAN. Acara tersebut menjadi ajang diskusi dan berbagi ide pengembangan antar pendidik dalam lingkungan belajar. ASEAN Declaration on Strengthening Education for out of school Children and Youth pada 2016 lalu di Laos. Salah satunya programnya memperkuat kualitas guru, pelatihan, pertukaran dan jejaring guru yang terlibat dalam pendidikan inklusif. Dilansir laman resmi Kemdikbud, tahun 2021 lalu, diadakan pertemuan East Asian Summit Education Ministers Meeting ke-5 sebagai salah satu rangkaian dari pertemuan ASEAN Plus Three Education Ministers Meeting. Tujuan pertemuan ini adalah memantau rencana kerja sama pendidikan yaitu ASEAN Plus Three (APT) dan East Asian Summit (EAS). Acara ini dihadiri berbagai delegasi kementerian dimana mereka berdiskusi terkait tantangan di sektor pendidikan selama COVID-19 berlangsung. Pertemuan ini membuahkan hasil berupa kerja sama pendidikan dan pelatihan teknis dan vokasi (TVET) dan pemanfaatan teknologi digital untuk kompetensi belajar. Tantangan kerja sama regional ASEAN dalam bidang pendidikan ini adalah beragamnya sistem pendidikan masing-masing negara kemudian perubahan kebijakan prioritas pada tingkatan negara. Simak Video "Didampingi Gibran, Menpora Cek Kesiapan Venue ASEAN Para Games" (pal/pal) Page 2Jakarta - Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) adalah organisasi yang terdiri dari 10 negara di Asia Tenggara dan fokus bergerak di ranah politik hingga ekonomi. Pembentukan ASEAN mendorong berbagai kerja sama antar negara anggota salah satunya di bidang pendidikan. Dikutip dari Modul Ilmu Pengetahuan Sosial yang disusun oleh Tenia Kurniawati dan Andri Setiawan, tujuan kerja sama negara ASEAN di bidang pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas dan daya saing pendidikan di kancah internasional. Kerja sama ini dapat dilakukan baik secara bilateral atau dua pihak maupun multilateral atau lebih dari dua pihak. Bentuk kerja sama negara ASEAN di bidang pendidikan dapat berupa beasiswa pendidikan, pertukaran pelajar, pertemuan delegasi kementerian dan guru-guru dari setiap negara anggota, olimpiade. Contoh Kerja Sama Negara ASEAN di Bidang PendidikanBiasanya dilakukan dalam kegiatan ASEAN University Network bagi pelajar maupun mahasiswa yang memiliki ketertarikan dengan sistem belajar di negara anggota ASEAN. ASEAN University Network dibentuk sejak 1995 lalu. Durasi pertukaran pelajar tergantung kesepakatan lembaga pendidikan yang mengadakan, bisa dalam waktu 1 semester atau hanya 3 bulan. Negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam saling memberi beasiswa pendidikan untuk pelajar maupun mahasiswa. Misalnya Indonesia memberikan beasiswa pendidikan kedokteran, bahasa, hingga seni. Kemudian Singapura memberi beasiswa komunikasi bahari, pengelolaan jasa pelabuhan udara, dan lainnya. Dikutip dari pemaparan Abigail Lanceta dari Sekretariat ASEAN dengan judul ASEAN Cooperation on Education and the SDG 4, ada 400 beasiswa S1 yang disediakan untuk program Pilot Intra-ASEAN Scholarships Selain itu, ASEAN juga bekerja sama dengan negara luar kawasan Asia Tenggara misalnya dengan Jepang dalam program beasiswa ASEAN-Japan Scholarship Fund. Jika kamu tertarik untuk menjalani pendidikan di Eropa maka ada program ASEAN-EU Cooperation and Scholarships Day yang dapat kamu coba. Ada juga berbagai olimpiade seperti sains dan matematika dalam lingkup kawasan Asia Tenggara. Misalnya Olimpiade Sains Nasional Pertamina yang juga melibatkan mahasiswa di kawasan ASEAN. Untuk menjalin kerja sama antar Kementerian Pendidikan, dibentuklah The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). Tujuan utamanya adalah memajukan kualitas dan kesetaraan pendidikan di ASEAN. Dikenal juga dengan program ASEAN Council of Teachers (ACT) yaitu pertemuan guru-guru dari berbagai negara anggota ASEAN. Acara tersebut menjadi ajang diskusi dan berbagi ide pengembangan antar pendidik dalam lingkungan belajar. ASEAN Declaration on Strengthening Education for out of school Children and Youth pada 2016 lalu di Laos. Salah satunya programnya memperkuat kualitas guru, pelatihan, pertukaran dan jejaring guru yang terlibat dalam pendidikan inklusif. Dilansir laman resmi Kemdikbud, tahun 2021 lalu, diadakan pertemuan East Asian Summit Education Ministers Meeting ke-5 sebagai salah satu rangkaian dari pertemuan ASEAN Plus Three Education Ministers Meeting. Tujuan pertemuan ini adalah memantau rencana kerja sama pendidikan yaitu ASEAN Plus Three (APT) dan East Asian Summit (EAS). Acara ini dihadiri berbagai delegasi kementerian dimana mereka berdiskusi terkait tantangan di sektor pendidikan selama COVID-19 berlangsung. Pertemuan ini membuahkan hasil berupa kerja sama pendidikan dan pelatihan teknis dan vokasi (TVET) dan pemanfaatan teknologi digital untuk kompetensi belajar. Tantangan kerja sama regional ASEAN dalam bidang pendidikan ini adalah beragamnya sistem pendidikan masing-masing negara kemudian perubahan kebijakan prioritas pada tingkatan negara. Simak Video "Didampingi Gibran, Menpora Cek Kesiapan Venue ASEAN Para Games" [Gambas:Video 20detik] (pal/pal) tirto.id - Pembentukan ASEAN, sebagai organisasi kawasan yang memayungi kerja sama antar-negara yang berada di Asia Tenggara tidak terlepas dari situasi global setelah Perang Dunia II. Salah satu yang paling berpengaruh adalah persaingan Amerika Serikat dan Uni Soviet selama perang dingin. Persaingan antara blok barat (AS) dan timur (Uni Soviet) itu membuat Asia Tenggara menjadi area kontestasi 2 negara adikuasa, baik dalam bentuk pengaruh ideologi maupun militer. Contoh paling nyata dari puncak persaingan tersebut adalah perang saudara di Vietnam. Karena persaingan kedua blok berpotensi mengganggu stabilitas dan keamanan negara-negara di Asia Tenggara, muncul gagasan membentuk sebuah organisasi yang diharapkan mempersatukan negara-negara di kawasan ini.
Maka, sebelum ASEAN terbentuk, sebenarnya sudah ada beberapa organisasi sejenis yang berdiri di Asia Tenggara. Misalnya, SEATO (South East Asia Treaty Organization) pada 1954, Association of Southeast Asia (ASA) pada 1961, dan Malaysia-Philipina-Indonesia (Maphilindo) pada 1963.
Baca juga: Kondisi Geografis Negara ASEAN & Karakteristik: Letak, Luas, Iklim ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations (Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) resmi berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967. Pada tanggal itu, mengutip laman resmi ASEAN, lima wakil negara-negara Asia Tenggara menandatangani Deklarasi Bangkok (Deklarasi ASEAN). Kelimanya adalah: Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik; Wakil Perdana Menteri yang saat itu juga menjabat Menteri Pertahanan dan Menteri Pembangunan Nasional Malaysia Tun Abdul Razak); Menteri Luar Negeri Filipina Narciso R. Ramos; Menteri Luar Negeri Thailand Thanat Khoman; serta Menteri Luar Negeri Singapura Sinnathamby Rajaratnam.
Deklarasi Bangkok menjadi fondasi sekaligus penanda resmi berdirinya satu organisasi kawasan di Asia Tenggara yang bernama ASEAN. Pada mulanya, pendirian ASEAN dimaksudkan untuk menjadi sarana implementasi dari poin-poin dalam Deklarasi Bangkok. Isi Deklarasi Bangkok yang ditandatangani oleh 5 "bapak pendiri" ASEAN pada 8 Agustus 1967 itu terdiri atas 5 poin, yakni:
Pendirian ASEAN sekaligus memulihkan ketegangan di antara sebagian negara anggota. Hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura pun segera pulih setelah ketegangan selama beberapa tahun. Namun, konflik antara negara-negara ASEAN juga tidak benar-benar sirna. Sebagai contoh adalah perselisihan Filipina dan Malaysia terkait dengan kedaulatan atas Sabah sempat mengeras justru setelah ASEAN berdiri. Meskipun demikian, setiap negara ASEAN berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan cara damai dan berdasarkan perspektif mengakomodasi kepentingan bersama. Karena itu, ASEAN tetap bisa menjalankan fungsi sebagai peletak kerangka kerja sama dan dialog regional.
Baca juga: Keunggulan Negara-negara ASEAN: Indonesia, Malaysia, Singapura ASEAN terus berkembang sejak 1967, baik dari segi jumlah anggota maupun agenda utama yang diusung oleh organisasi kawasan tersebut. Ambil contoh, pada 1976, 5 negara anggota ASEAN itu juga menyepakati Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) yang menjadi landasan bagi semua anggota untuk hidup berdampingan secara damai. Mengutip buku Association of South East Asian Nations (ASEAN): Sejarah Konstitusi dan Integrasi Kawasan (2014) karya Koesrianti, Sekretariat ASEAN kemudian dibentuk pada 24 Februari 1976 dan berkedudukan di Jakarta. Hartono Rekso Dharsono dari Indonesia saat itu dipilih sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN pertama. Organisasi regional ini lantas semakin memberikan harapan terwujudnya kerja sama dan perpaduan bangsa-bangsa di Asia Tenggara yang memiliki ragam berbeda-beda.
Setelah itu, negara-negara Asia Tenggara lainnya turut bergabung dengan ASEAN. Merujuk laman Kemenlu RI, Brunei Darussalam resmi menjadi anggota ke-6 pada 7 Januari 1984.
Baca juga: Persamaan dan Perbedaan Negara-Negara ASEAN: Ekonomi-Pemerintahan Kemudian, Vietnam bergabung menjadi anggota ke-7 ASEAN pada Juli 1995. Berikutnya, Laos dan Myanmar resmi masuk dalam jajaran anggota ASEAN pada 2 tahun kemudian. Setelah itu, giliran Kamboja menjadi anggota ke-10 ASEAN pada 30 April 1999. Pada tahun 2011, Timor Leste mendaftarkan diri sebagai anggota ASEAN. Namun, status keanggotaan negara yang merdeka dari Indonesia pada 2002 itu masih menjadi pembahasan 10 anggota resmi ASEAN. Bentuk Kerja Sama ASEAN di Berbagai BidangNegara-negara ASEAN selama ini telah menjalin kerja sama secara aktif di berbagai bidang. Kerja sama itu meluas dari bidang ekonomi, politik, sosial-budaya, hingga keamanan dan Pendidikan. Bentuk kerja sama yang ada di antara negara-negara anggota ASEAN sangat beragam. Kerja sama itu dibentuk untuk mengatasi masalah serta menampung sekaligus mewujudkan keinginan negara-negara anggota ASEAN. Jika diringkas, tujuan dari berbagai bentuk kerja sama negara-negara ASEAN di berbagai bidang adalah sebagai berikut:
Mengutip modul IPS terbitan Kemendikbud, berikut ini bentuk-bentuk kerja sama negara-negara ASEAN di berbagai bidang.
Infografik SC Bentuk Kerja Sama Negara ASEAN. tirto.id/Fuad 1. Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang Politik dan Keamanan Kerja sama negara-negara ASEAN di bidang politik dan keamanan contohnya menyepakati adanya ZOPFAN, Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation/TAC in Southeast Asia), dan Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara (Treaty on Southeast Asian Nuclear Weapon-Free Zone/SEANWF). Selain itu, kerja sama negara-negara ASEAN di bidang politik telah mewujudkan ASEAN Regional Forum (ARF) yang membahas kasus-kasus terkini yang menjadi perhatian di Asia Tenggara. Contoh bentuk kerja sama negara-negara ASEAN di bidang politik dan keamanan adalah:
2. Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang Sosial dan Budaya Kerja sama negara-negara ASEAN di bidang sosial-budaya bertujuan menciptakan kerukunan dan kemajuan bersama. Kerja sama ASEAN di bidang sosial-budaya tersebut dilaksanakan oleh COSD (Committee on Social Development). Contoh bentuk kerja sama ASEAN di bidang sosial-budaya adalah sebagai berikut:
3. Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang Pendidikan Kerja sama antara negara-negara ASEAN di bidang pendidikan selama ini terus dijalankan dalam bentuk bilateral dan multirateral. Kerja sama dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Asia Tenggara dan meningkatkan daya saing internasional negara-negara anggota ASEAN. Contoh bentuk kerja sama negara-negara ASEAN di bidang pendidikan adalah:
4. Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang Ekonomi Kerja sama negara-negara ASEAN di bidang ekonomi terus berkembang. Puncaknya adalah ketika pemimpin negara-negara ASEAN bersepakat untuk membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015. Istilahnya adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kesepakatan itu bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN di tengah persaingan ketat ekonomi Asia, terutama dengan adanya kebangkitan ekonomi China (Tiongkok) dan India. Selain itu, MEA juga dibentuk untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di kawasan Asia Tenggara dibutuhkan untuk memperluas lapangan pekerjaan, meningkatkan perkembangan industri dan mengerek pertumbuhan ekonomi. MEA dibentuk untuk mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN, yakni: tercapainya wilayah ASEAN yang aman dengan tingkat dinamika pembangunan yang lebih tinggi dan terintegrasi; pengentasan masyarakat ASEAN dari kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai kemakmuran yang merata dan berkelanjutan. Karena itu, MEA memiliki 4 karakterisik utama, yaitu pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, dan kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, serta kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global. Secara bertahap, MEA membuka peluang satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara anggota ASEAN. Selain itu, akan dibentuk pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, ahli keteknikan, guru, akuntan, dan lain sebagainya. Pembentukan MEA akan membuka peluang tenaga kerja asing dari negara-negara ASEAN mengisi berbagai posisi di Indonesia, misalnya, yang kekurangan sumber daya manusianya. Maka, kondisi ini diharapkan mendorong penduduk Asia Tengara dapat bersaing untuk menjadi tenaga kerja di negara-negara ASEAN. Dengan demikian, kegiatan ekonomi berupa produksi, distribusi, dan konsumsi akan semakin luas dan bersaing bebas antarnegara-negara ASEAN.
Baca juga
artikel terkait
ASEAN
atau
tulisan menarik lainnya
Addi M Idhom
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|