Apa saja jenis puisi rakyat yang kamu ketahui

Ada cukup banyak aneka macam puisi rakyat atau puisi lama yang diketahui. Macam macam puisi rakyat antara lain meliputi pantun, gurindam, seloka, karmina, talibun, dan syair. Setiap bentuk dari macam macam puisi rakyat memiliki aturan penulisan yang berbeda.

Puisi sendiri adalah karya sastra tulis yang dibuat dengan kata-kata indah untuk menceritakan suatu tema oleh pembuatnya. Puisi rakyat atau yang dikenal juga puisi lama adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh aturan tertentu. Sebagai contoh, puisi rakyat dengan bentuk pantun dan gurindam. Pada pantun, banyaknya baris dalam satu bait adalah empat baris. Sedangkan pada gurindam, banyaknya baris dalam satu bait adalah dua baris. Namun secara umum, aturan puisi rakyat atau puisi lama memenuhi beberapa syarat seperti berikut.

Baca Juga: Contoh Kalimat Ambigu

Setiap jenis pada macam macam puisi rakyat memiliki karakteristik yang menjadi keunikan satu jenis dengan jenis lainnya. Aturan pada macam macam puisi rakyat atau puisi lama secara umum mengikat pada banyak baris, suku kata, persajakan, dan irama/ritme.

Melalui aturan yang mengikat macam macam puisi rakyat (puisi lama), sobat idschool dapat mengenali puisi lama merupakan bentuk yang mana. Bagimana aturan yang mengikat pantun? Bagaimana aturan yang mengikat gurindam atau bentuk puisi lama lainnya? Sobat idschool dapat mencari tahu lebih lanjut melalui ulasan karakterisitk dan contoh dari setiap macam macam puisi rakyat di bawah.

Table of Contents

  • 1. Pantun
  • 2. Gurindam
  • 3. Seloka
  • 4. Karmina
  • 5. Talibun
  • 6. Syair

1. Pantun

Pantun merupakan salah satu dari macam macam puisi rakyat (puisi lama) yang cukup populer di tengah masyarakat. Tema dalam sebuah pantun beraneka ragam, misalnya pantun nasehat, jenaka, cinta, dan lain sebagainya. Sebuah pantun biasanya tidak bertuan atau tidak disertai dengan nama pembuatnya. Kondisi tersebut dikarenakan penyebaran pantun banyak dilakukan secara lisan, seperti karya sastra puisi lama pada umumnya.

Satu bait pantun terdiri dari empat baris dan mengikuti aturan yang berlaku. Baris pertama dan kedua dari sebuah bait pantun merupakan sampiran yang umunya berperan sebagai kalimat dekoratif dan tidak memiliki makna. Peran sampiram adalah untuk mengantarkan rima atau sajak. Sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi pantun, di dalamnya memuat tujuan dari pantun tersebut.

Aturan dalam sebuah bait pantun mengatur bagaimana ketentuan rima/persajakan, ritme/irama, dan banyak suku kata dalam satu baris. Ketentuan tersebut menjadi ciri-ciri pantun seperti yang terlihat pada daftar berikut.

Ciri-ciri pantun:

  • terdiri atas empat larik atau empat baris dalam satu bait
  • baris 1 dan 2 merupakan sampiran
  • baris 3 dan 4 merupakan isi
  • banyak suku kata dalam setiap baris adalah 8 – 12 suku kata
  • memiliki pola sajak a – b – a – b

Contoh pantun:

Terbang rendah burung peragam
Dari huma terbang ke hutan
Budaya daerah beraneka ragam
Mari bersama kita lestarikan

Langit indah berhias awan
Burung-burung hinggap di dahan
Sembahyang jangan terlewatkan
Cara mendapat kasih Tuhan

Baca Juga: Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru

2. Gurindam

Gurindam adalah salah satu jenis dari macam macam puisi rakyat yang mendapat pengaruh dari sastra Hindu dengan isi ajaran budi pekerti atau nasihat keagamaan. Kata gurindam berasal dari Bahasa Sankrit atau Sansekerta yaitu Kirindam yang artinya adalah perumpamaan.

Puisi lama dengan bentuk gurindam terdiri dari dua baris dama satu bait dengan sajak yang sama. Baris pertama dalam suatu bait merupakan suatu permasalahan, dan baris kedua merupakan solusi dari masalah tersebut. Antara baris pertama dan kedua dalam satu bait mempunyai hubungan sebab-akibat. Isi dari gurindam pada umumnya berupa nasehat, filosofi hidup, atau kata-kata mutiara.

Ciri-ciri gurindam:

  • terdiri dari dua baris dalam satu bait yang memiliki hubungan sebab akibat
  • baris pertama merupakan masalah/persoalan dan merupakan isi gurindam
  • baris kedua merupakan solusi/jawaban
  • banyak suku kata dalam satu baris ada 10 – 14 suku kata
  • memiliki pola sajak a – a, b – b, c – c, dan seterusnya
  • Isi gurindam biasanya berupa nasehat, filosofi hidup, atau kata-kata mutiara

Salah satu gurindam cukup terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Hajj. Gurindam dua belas tersebut memiliki dua belas pasal dengan isi nasehat yang beragam.

Contoh gurindam:

Gurindam Dua Belas Pasal Satu:
Barang siapa tiada memegang agama,|
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,


Maka ia itulah orang yang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah,


Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

Barang siapa mengenal diri,


Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.

Barang siapa mengenal dunia,


Tahulah ia barang yang terpedaya.

Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia mudarat.

Puisi adalah karya sastra dengan Bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi padu dan pemilihan kata kias. Salah satu jenis puisi yang banyak beredar di masyarakat Indonesia adalah puisi rakyat. Apa itu puisi rakyat dan apa saja ciri maupun jenisnya? Kita simak penjelasannya yuk!

Puisi rakyat merupakan kesusastraan rakyat warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Puisi ini merupakan jenis puisi lama, sehingga terikat dengan struktur dan ciri baik dalam hal panjang dan pendek suku kata, lemah tekanan suara, maupun rima serta isi.

Dalam puisi rakyat ini ada beberapa ciri khusus yang membedakan dengan puisi lain pada umumnya, yaitu merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya, penyampaiannya lewat mulut ke mulut jadi merupakan sastra lisan, dan sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Disamping itu ada beberapa aturan-aturan yang ada dalam puisi lama, antara lain jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), banyak suku kata tiap baris, dan irama.

(Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Membaca Puisi)

Berdasarkan aturan-aturan tersebut ada beberapa jenis puisi rakyat, diantaranya pantun, syair dan gurindam. Untuk lebih jelasnya mengenai ketiga jenis puisi tersebut, berikut penjelasannya:

Pantun

Pantun merupakan bentuk puisi Indonesia (melayu) yang terdiri atas sampiran da nisi, tiap baitnya biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak a-b-a-b. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah, dimana dalam Bahasa Tagalog pantun disebut tonton, dalam Bahasa Jawa disebut tuntun.

Contoh : pisang emas dibawa berlayar (a), masak sebiji di atas peti (b), hutang emas boleh dibayar (a), hutang budi dibawa mati (b).

Syair

Kata syair berasal dari Bahasa Arab “syu’ur” yang berarti perasaan. Syair umumnya ditulis untuk menceritakan sesuatu sehingga, syair memiliki bait yang sangat banyak. Adapun jenis syair yaitu syair agama, syair kiasan, syair romantic, dan syair sejarah.

Contoh : semua manusia kan pasti mati (a), baik petani ataupun menteri (a), mari kita bercermin diri (a), agar kita tak sampai merugi (a).

Gurindam

Jenis puisi rakyat yang terakhir adalah gurindam. Ini adalah salah satu bentuk puisi lama dan memiliki pengaruh sastra Hindu. Guridam terdiri atas dua bait dan tiap baitnya terdiri atas dua baris, yang memiliki rima a-a. Sekilas, guridam terlihat sama dengan karmina atau pantun kilat namun pada guridam baris pertamanya adalah sebab atau syarat sementara baris kedua merupakan akibat atau tujuan dan umumnya dipakai untuk menyampaikan nasihat.

Contoh : belajar janganlah ditunda-tunda (persoalan), karena kamu tidak akan kembali muda (jawaban), jika kamu terus menunda (sebab), hilanglah sudah kesempatan berharga (akibat).

Halo, Quipperian! Apakah kamu pernah mendengar jenis puisi rakyat seperti pantun, gurindam, atau syair? Puisi jenis merupakan salah satu puisi lama atau klasik yang memiliki karakteristik tersendiri di setiap tempat. Dengan luas geografi Indonesia yang begitu luas, puisi rakyat yang kita miliki bervariasi dan telah diwariskan secara turun temurun serta hingga nilai budaya.

Lalu, apa yang membedakan puisi rakyat dengan jenis puisi lainnya? Melalui ulasan di Quipper Blog kali ini, kita akan belajar mengenal materi ini lebih dalam mulai dari pengertian, ciri, jenis, struktur, hingga kepada contohnya. Yuk, simak penjelasannya di sini!

Pengertian Puisi Rakyat

Merujuk pada buku “Bahasa Indonesia Modul 7 Puisi Rakyat” yang dipublikasikan di laman Kemdikbud, puisi rakyat ialah warisan bangsa yang berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam, yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti. 

Kemudian menurut James Danandjaja, puisi rakyat merupakan kesusastraan rakyat yang sudah ditentukan bentuknya, biasanya terdiri dari beberapa deret kalimat, atau berbentuk mantra (dibacakan lisan), panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama.

Ciri-Ciri Puisi Rakyat

Untuk memahami karakteristik puisi ini secara mendalam, sebenarnya akan lebih baik jika mempelajari pantun, gurindam, dan syair secara spesifik. Namun, pada umumnya puisi rakyat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Nama pengarang tidak dikenal atau tidak diketahui.
  • Disebut juga sastra lisan karena penyampaiannya dari mulut ke mulut.
  • Memiliki aturan jumlah baris per bait dan jumlah kata per baris.
  • Terdapat rima atau pengulangan bunyi di awal maupun akhir.

Jenis-Jenis Puisi Rakyat

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jenis puisi rakyat di antaranya pantun, gurindam, dan syair. Apapun cerita rakyat yang berkembang di suatu daerah dan diwariskan sejak lama dan turun-temurun seperti gurindam, mantra, bidal, peribahasa, perumpamaan, pepatah, seloka, hingga puisi saduran dari Arab Parsi. 

Struktur Puisi Rakyat

Untuk memahami struktur dari puisi ini dengan lebih mudah, akan dijelaskan dengan spesifik dari setiap jenisnya dalam bentuk tabel berikut ini:

No. Jenis Struktur
1. Pantun
  • Terdiri dari dua larik sampiran dan dua larik isi. Dua larik pertama adalah pengantar dan yang keduanya ialah isi.
  • Makna dua larik pertama dan dua larik terakhir tidak berhubungan.
  • Berdasarkan jenis kalimatnya, dua larik pertama dapat berdiri sendiri dan dua terakhir adalah saran.
2. Gurindam
  • Memiliki dua larik yang saling berhubungan.
  • Menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat.
  • Memiliki bunyi awal dan akhir yang sama (rima).
3. Syair
  • Setiap bait terdapat empat baris dengan rima a-a-a-a.
  • Keempat larik merupakan bait-bait yang saling berkaitan.
  • Diksi yang digunakan bersifat simbolik.

Menyimpulkan Isi Puisi Rakyat

Seperti yang kita ketahui bahwa puisi rakyat juga digunakan sebagai alat komunikasi yang mengandung banyak makna seperti nasihat, dan nilai-nilai kehidupan. Lalu, bagaimana caranya untuk menyimpulkan isi puisi ini? Mari kita pelajari bersama melalui contoh pantun di bawah ini!

Air surut memungut bayam 

Sayur diisi ke dalam kantung 

Jangan diikuti tabiat ayam 

Bertelur sebiji riuh sekampung

Dari pantun di atas, setidaknya terdapat beberapa kata yang memiliki makna sulit dan perlu disimpulkan. Beberapa kata tersebut antara lain, surut (berkurang), tabiat (tingkah laku), dan riuh (sangat ramai). Kemudian coba simpulkan sendiri menurut pemikiran Quipperian. Misalnya: Saat kita mendapatkan kesuksesan, hendaklah tetap rendah hati dan tidak membesar-besarkannya.

Contoh Puisi Rakyat

Agar Quipperian semakin memahami jenis puisi yang satu ini, berikut beberapa contoh yang penting untuk diketahui.

1. Pantun

Air surut memungut bayam 

Sayur diisi ke dalam kantung 

Jangan diikuti tabiat ayam 

Bertelur sebiji riuh sekampung

Contoh pertama ini berasal dari puisi melayu lho, Quipperian. Dahulu kala pantun merupakan puisi rakyat atau senandung yang dinyanyikan, kemudian berkembang hingga ke bentuk yang sekarang ini. Adapun ciri-ciri dari pantun, yaitu:

  • Setiap bait terdiri dari 4 baris.
  • Tiap barisnya terdiri atas 8-12 suku kata.
  • Baris 1 dan 2 adalah sampiran, sedangkan baris 3 dan 4 adalah isi.
  • Memiliki rima akhir di tiap baris a-b-a-b.

2. Gurindam

a. Barang siapa bekerja keras

Maka hasilnya akan selaras

b. Tak ada waktu berputus asa

Yakinlah hasilnya tak sia-sia

c. Jika hendak mengenal orang mulia, 

lihatlah kepada kelakuan dia.

Contoh kedua ini dibawa oleh sastrawan Hindu yang berasal dari India. Adapun istilah dari bahasa India dari Gurindam adalah Kirindam, yang artinya perumpamaan. Dahulu kala, Gurindam dijadikan sebagai nilai agama dan moral di masyarakat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman saat ini Gurindam dijadikan sebagai warisan budaya. 

Bila melihat contoh di atas, adapun beberapa ciri-ciri gurindam ialah sebagai berikut:

  • Memiliki 2 baris dalam 1 bait.
  • Setiap baris memiliki 10-14 suku kata.
  • Tiap baris memiliki rima sama dengan sajak A-A, B-B, C-C, D-D.
  • Baris pertama berisi soal, masalah atau perjanjian.
  • Baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah, atau perjanjian pada baris yang pertama.
  • Isinya berupa nasihat, filosofi hidup, dan kata-kata mutiara.

3. Syair

Syair Perahu

Inilah gerangan suatu madah 

Mengarangkan syair terlalu indah 

Membetuli jalan tempat berpindah 

Di sanalah iktikat diperbetuli sudah 

Wahai muda kenali dirimu 

Ialah perahu tamsil hidupmu 

Tiadalah berapa lama hidupmu 

Ke akhirat jua kekal hidupmu 

Hai muda arif budiman 

Hasilkan kemudi dengan pedoman 

Alat perahumu jua kerjakan 

Itulah jalan membetuli insan 

Perteguh jua alat perahumu 

Hasilkan bekal air dan kayu 

Dayung pengayuh taruh di situ 

Supaya laju perahumu itu 

Sudahlah hasil kayu dan ayar 

Angkatlah pula sauh dan layar 

Pada beras bekal jantanlah taksir 

Niscaya sempurna jalan yang kabir 

Karya: Hamzah Fansuri

Contoh yang terakhir adalah syair yang berasal dari Persia. Awal mula syair masuk ke tanah air bersamaan dengan masuknya ajaran Islam. Adapun kata syair tersebut berasal dari Bahasa Arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang memiliki arti perasaan yang menyadari. 

Kemudian seiring perkembangan zaman, terdapat perubahan syair yang menjadi puisi lama khas Melayu yang secara tidak langsung tidak lagi berpatokan pada tradisi sastra syair Arab.

Berikut ciri-ciri syair yang penting untuk Quipperian ketahui:

  • Setiap bait terdiri dari 4 baris.
  • Setiap bait memiliki 8-14 suku kata.
  • Memiliki sajak a-a-a-a.
  • Semua baris adalah isi.
  • Penggunaan bahasanya berupa kiasan.

Itulah ulasan lengkap mengenai puisi rakyat mulai dari, pengertian, ciri, jenis, struktur, contoh, hingga cara menyimpulkannya. Semoga Quipperian terbantu setelah membaca artikel ini dan lebih mengenal puisi rakyat.

Agar semakin semangat belajarnya, jangan lupa untuk tetap belajar bersama Quipper Video. Jika belum berlangganan, bisa daftar sekarang di sini. Kamu bisa belajar bareng tutor profesional berpengalaman, lewat rangkuman, contoh soal, dan ulasan video. Seru banget! Buruan daftar, ya!

[spoiler title=SUMBER]

  • ditsmp.kemdikbud.go.id/
  • kelaspintar.id/
  • serupa.id/
  • seputarpengetahuan.co.id/
  • pelajaran.co.id/[/spoiler]

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA