Penebangan hutan dapat menyebabkan banjir karena

15 May 2021, 13:21 WIB

Apul Ìskandar | Nusantara

  MI/Apul Iskandar Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Asahan Toba Robert Tua Siregar.

BANJIR bandang yang terjadi Kamis (13/5) di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, disebabkan oleh kerusakan keseimbangan alam dan praktik penebangan hutan ilegal serta alih fungsi kawasan hutan di sekitar Kawasan Danau Toba. Hal ini dikatakan oleh Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Asahan Toba Robert Tua Siregar. "Luapan air yang mengakibatkan volume air menerjang ruas jalan dan wilayah Kota Parapat diduga karena kerusakan keseimbangan alam, praktik penebangan hutan ilegal dan tanaman baru HTI oleh TPL diduga menjadi biangnya," kata Robert yang juga Wakil Ketua Forum Danau Nusantara Indonesia dalam keterangannya, Sabtu (15/5). Forum DAS Asahan Toba sudah memprediksi potensi bencana yang akan melanda wilayah hutan Sibaganding sebagai hulu Kota Parapat. Hal ini karena semakin banyak kawasan yang telah dialihfungsikan terutama di hulu Sungai Batu Gagak. “Analisa potensi bencana telah banyak diterbitkan pada hasil riset. Untuk wilayah ini menjadi referensi untuk para pengambil keputusan. Belum lagi saat ini HTI yang di hulu oleh PT TPL baru melakukan penanaman dan juga lokasi terjadinya illegal logging,” ungkapnya. Selain itu banyaknya alih fungsi lahan di hulu akibat euforia destinasi wisata Danau Toba untuk pemukiman, untuk lokasi resort dan lainnya secara ilegal, menyebabkab pohon yang ada di sekitar kawasan tersebut pun ditebang. "Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya banjir di wilayah Sibaganding. Pemerintah semestinya kembali melihat rencana tata ruang wilayah. Karena fungsi hutan di hulu sungai tidak bisa dijadikan sebagai HTI atau fungsi lain. Sebaliknya harus menjadi kawasan lindung,'' jelas Robert. "Kawasan hutan di hulu sungai sudah mutlak harus dijaga. Pemerintah juga harus melihat, apakah alih fungsi kawasan hutan akan mempengaruhi daya dukung sungai atau tidak. Secara spasial wilayah hulu yang tidak dapat lagi menahan air akibat kondisi kerusakan hutan yang disinyalir menjadi salah satu penyebab bencana alam di Sibaganding sudah beberapa kali dibahas, dan disampaikan ke masyarakat. Kejadian banjir ini maka kita perlu melakukan rekonstruksi hutan, minimalisasi agar tak terjadi banjir lagi,” terangnya lagi. Robert yang juga seorang akademisi dan doktor specialist development planning area ini menjelaskan berdasarkan Jurnal Manajemen Hutan Tropika yang diterbitkan pada 2004, sebelumnya telah terjadi degradasi hutan dari hutan primer ke hutan belukar tua. "Sebagian besar (95%) dari hutan primer yang ada pada 1999 (2.046 Ha) telah berubah. Di antaranya seluas 1.449 Ha mengalami degradasi. Sedangkan sisanya mengalami deforestasi,'' jelasnya. Untuk itu pemerintah harus dengan segera mencari solusi agar banjir bandang tidak terjadi kembali. Mengingat saat ini Danau Toba merupakan destinasi wisata skala prioritas nasional.

“Sudahlah, marilah kita secara bersama untuk mempertahankan potensi ini. Jangan lagi bersifat parsial. Kita pertahankan lingkungan hulu yang dapat menyelamatkan wilayah tengah dan hilir, karena ini untuk kita semua,” ajaknya. (AP/OL-10)

Grace Eirin Senin, 27 September 2021 | 10:15 WIB

Hutan gundul mengakibatkan dampak negatif bagi bumi dan manusia. (Freepik/brgfx)

Bobo.id - Hutan yang gundul disebabkan oleh beberapa penyebab, namun sebagian besar karena ulah manusia. 

Hutan memiliki peran yang penting untuk kehidupan di bumi, ketika hutan berubah menjadi lahan gundul maka akan merugikan makhluk hidup. 

Masih ingatkah teman-teman apa saja fungsi hutan bagi kehidupan di bumi?

Pohon, seperti yang kita ketahui adalah sumber oksigen bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. 

Akar pada pohon juga berfungsi untuk menyerap dan menahan kandungan air di dalam tanah maupun air dari hujan.

Baca Juga: Dampak Penebangan Liar Terhadap Lingkungan, Materi Kelas 4 SD Tema 3

Sehingga dapat mencegah bencana banjir yang akan membahayakan penduduk dan makhluk hidup lain. 

Hutan juga merupakan tempat hidup sebagian hewan-hewan liar dan tempat tumbuhnya tanaman. 

Jika tidak ada hutan, hewan dan tumbuhan akan kehilangan tempat hidup dan makanannya. 

Ini menyebabkan banyaknya hewan dan tumbuhan yang terancam punah.

Lalu, apa saja penyebab dan dampak dari hutan gundul bagi bumi dan manusia? 

Page 2

Page 3

Freepik/brgfx

Hutan gundul mengakibatkan dampak negatif bagi bumi dan manusia.

Bobo.id - Hutan yang gundul disebabkan oleh beberapa penyebab, namun sebagian besar karena ulah manusia. 

Hutan memiliki peran yang penting untuk kehidupan di bumi, ketika hutan berubah menjadi lahan gundul maka akan merugikan makhluk hidup. 

Masih ingatkah teman-teman apa saja fungsi hutan bagi kehidupan di bumi?

Pohon, seperti yang kita ketahui adalah sumber oksigen bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. 

Akar pada pohon juga berfungsi untuk menyerap dan menahan kandungan air di dalam tanah maupun air dari hujan.

Baca Juga: Dampak Penebangan Liar Terhadap Lingkungan, Materi Kelas 4 SD Tema 3

Sehingga dapat mencegah bencana banjir yang akan membahayakan penduduk dan makhluk hidup lain. 

Hutan juga merupakan tempat hidup sebagian hewan-hewan liar dan tempat tumbuhnya tanaman. 

Jika tidak ada hutan, hewan dan tumbuhan akan kehilangan tempat hidup dan makanannya. 

Ini menyebabkan banyaknya hewan dan tumbuhan yang terancam punah.

Lalu, apa saja penyebab dan dampak dari hutan gundul bagi bumi dan manusia? 

Kamis, 09 September 2021 - 10:21 WIB

Wakil Ketua I DPRD Kotawarigin Barat (Kobar), Kalteng Mulyadin menilai salah satu penyebab banjir di sejumlah wilayah di Kobar adalah penebangan pohon tanpa kajian. iNews TV/Sigit

KOTAWARINGIN BARAT - Wakil Ketua I DPRD Kotawarigin Barat (Kobar), Kalteng Mulyadin menilai salah satu penyebab banjir di sejumlah wilayah Kobar adalah penebangan pohon tanpa kajian.

Menurutnya, penebangan tanpa kajian menyebabkan hutan gundul , sehingga tidak ada lagi kawasan sebagai serapan air.

"Musibah banjir di Kobar selalu terjadi di tempat yang sama dan hal itu menjadi langganan setiap tahunnya. Ini perlu pemikiran dari semua pihak terkait penyebabnya. Kita harus mencari solusi," ujar Mulyadin, Kamis (9/9/2021).Dikatakan, banjir salah satu bencana yang kerap melanda pada saat musim hujan tiba. Namun masyarakat sering kali melupakan bahwa banjir bisa terjadi akibat hal sepele. Seperti penebangan pohon tanpa kajian pada lingkungan. Saat intensitas curah hujan yang relatif tinggi, lanjut dia, sungai tidak mampu lagi menampung air yang melebihi kapasitas volume air sungai, karena tidak ada hutan yang mampu menyerap air.

"Kami dan pemerintah daerah pernah sepakat akan melakukan relokasi pada pemukiman yang menjadi langganan banjir, tetapi masyarakat menolak karena sudah terbiasa dengan kondisi itu. Namun hal ini tetap harus disikapi, agar tidak ada lagi kawasan yang menjadi langganan banjir," sebutnya. Baca: Gempa Bumi M 5,3 Guncang Nabire Papua.

Menurut Mulyadin, untuk mengatasi masalah pembukaan hutan di bagian Hulu Sungai, pemerintah daerah segera untuk melakukan penghijauan di lahan kritis. Sebab keberadaan hutan sangat penting untuk keseimbangan lingkungan.

"Pemerintah daerah untuk melakukan pemetaan terhadap lahan-lahan kritis. Dengan anggaran yang tersedia, kita bisa melakukan penghijauan di lahan tersebut. Hal ini guna mengatasi masalah banjir yang setiap tahun selalu terjadi," pungkasnya. Baca Juga: Datangi Kantor Polisi, Ibu dari Anak yang Dilempar ke Sungai Minta Suaminya Dibebaskan.

Penebangan hutan dapat mengakibatkan banjir hal ini terkait dengan pohon yang memiliki fungsi meresap air yang jatuh ke tanah. Apabila air hujan tidak dapat terserap dengan sempurna, maka hal ini akan mengakibatkan resiko banjir terutama di daerah perbukitan karena tidak adanya tanaman yang menahan air hujan

Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan C.

Merdeka.com - Banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang berlebih yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah. Banjir adalah air dalam volume besar yang dapat menggenangi sebuah daerah.

Banjir dapat dikatakan sebagai aliran air yang tidak dapat tertampung lagi oleh sungai, aliran air, dan saluran irigasi yang lainnya. Biasanya air banjir merupakan air yang berasal dari sungai atau hujan lebat yang terus menerus sehingga dapat menyebabkan luapan.

Saat bencana ini terjadi, banyak orang kehilangan harta benda mereka, bahkan dapat menimbulkan korban jiwa. Karena hal tersebut, sudah sepatutnya kita sebagai manusia menjaga alam agar tidak ada lagi terjadinya banjir yang akan merugikan banyak orang.

Untuk mengetahui apa saja penyebab banjir, berikut ini merdeka.com merangkum 10 penyebab banjir dan solusi untuk mengatasinya yang dilansir dari berbagai sumber.

1. Penebangan Hutan Liar

Penebangan hutan secara liar merupakan salah satu penyebab banjir yang sangat umum. Penebangan hutan menjadikan lahan resapan air akan sangat berkurang dan dapat menimbulkan bencana seperti banjir ataupun tanah longsor.

Adanya daerah resapan air merupakan hal yang sangat penting dan dapat mencegah terjadinya bencana banjir tersebut. Oleh karena itu, sudah kewajiban kita tetap menjaga kelestarian hutan kita dan tidak menyebabkan hutan gundul yang dapat mengakibatkan banjir.

2. Sampah yang Dibuang Sembarangan

Penyebab banjir yang sering kita tidak sadari adalah kebiasaan akan membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan contohnya di sungai, akan dapat mengakibatkan mampetnya aliran air dan akibatnya air sungai akan meluap.

Hal tersebut menjadi sebuah pemicu terjadinya banjir yang dapat merugikan masyarakat ataupun menimbulkan kerugian harta benda ataupun korban jiwa.

3. Pemukiman yang Dibangun di Bantaran Kali

Penyebab banjir biasanya adalah kurang tertatanya pemukiman penduduk yang berada di daerah bantaran sungai. Hal negatif yang dapat timbul akibat hal tersebut adalah dapat membuat pendangkalan sungai karena kebiasaan buang sampah yang dilakukan para warganya dan dibuang langsung ke sungai.

Selain itu, keadaan tanah di sekitar kiri dan kanan bangunan bisa saja ambles dan menutup sisi-sisi sungai. Hal tersebut menyebabkan penyempitan aliran sungai dan rawan akan terjadinya banjir.

4. Daerah yang Memiliki Dataran Rendah

Biasanya banjir akan timbul pada daerah-daerah yang memiliki kontur tanah yang rendah. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa air akan mengalir dari tempat yang datarannya tinggi ke tempat yang datarannya lebih rendah. Kondisi tersebut memungkinkan terjadinya banjir akan lebih besar.

5. Curah Hujan yang Cukup Tinggi

Penyebab banjir dan solusi untuk mengatasinya yang berikutnya adalah tingginya intensitas curah hujan di suatu daerah. Jika hujan lebat terjadi telah berlarut-larut dalam waktu yang lama akan sangat berpotensi terjadi banjir. Terutama pada daerah-daerah yang juga memiliki kontur tanah yang rendah.

6. Pengaturan Drainase yang Diubah Tanpa Mengindahkan Amdal

Drainase merupakan salah satu infrastruktur yang penting bagi suatu kota dalam mencegah terjadinya banjir. Biasanya drainase banyak diubah tanpa mengindahkan amdal. Hal tersebut banyak terjadi di daerah perkotaan.

Daerah hutan atau rawa seharusnya juga dapat berguna untuk mengatasi banjir. Namun pada realitanya, banyak lahan yang telah dialih fungsi menjadi mall atau gedung-gedung perkantoran.

Penyeimbangan antara pembangunan di daerah kota dan kawasan drainase kota sebaiknya perlu dilakukan agar dapat mencegah terjadinya banjir.

7. Salah Sistem Kelola Tata Ruang

Kesalahan pada sistem tata kelola ruang di daerah perkotaan biasanya seringkali menyebabkan sering terjadinya banjir. Dengan adanya kesalahan tersebut, biasanya air akan sulit menyerap ke dalam tanah dan menyebabkan aliran air menjadi lambat. Sementara pada musim penghujan, air yang datang ke daerah tersebut akan lebih banyak jumlahnya dari biasanya sehingga dapat cepat menyebabkan banjir.

8. Tanah yang Tidak Mampu Menyerap Air

Ketidakmampuan tanah dalam melakukan penyerapan air biasanya disebabkan karena berkurangnya lahan hijau atau lahan terbuka lainnya yang ada di perkotaan. Hal tersebut mengakibatkan air masuk ke dalam saluran, sungai, danau, ataupun selokan. Apabila tempat-tempat tersebut sudah meluap, dapat dipastikan bahwa air yang meluap mengakibatkan banjir.

9. Pemakaian Air Tanah yang Tinggi

Penyebab banjir yang selanjutnya adalah adanya pemakaian air tanah yang tinggi. Potensi banjir di perkotaan biasanya disebabkan oleh mobilitas yang tinggi dan pembangunan yang pesat sehingga menyebabkan kebutuhan air di kota jauh lebih tinggi.

Pada faktanya, penggunaan air tanah yang masih dapat memunculkan problem baru, yakni permukaan tanah menjadi turun. Hal tersebut dikarenakan oleh jumlah air tanah yang berkurang. Permukaan tanah yang mengalami penurunan akan memperbesar risiko terjadinya banjir.

10. Tinggal di Daerah Resapan Air

Bagi sebuah perkotaan, daerah resapan air merupakan suatu kunci untuk mencegah terjadinya banjir. Namun kebanyakan saat ini daerah resapan air di perkotaan telah beralih fungsi sebagai pemukiman warga. Akibatnya daerah resapan air akan semakin sedikit dan akan memicu potensi banjir lebih tinggi pada saat datangnya musim penghujan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA